5. hadiah...

Semua sudah selesai praktek olahraga kita bersiap-siap untuk pulang,hari ini memang sangat melelahkan kita berjalan cukup jauh dan sampai di sana harus lari dua putaran, ditambah lagi pulang nya harus jalan kaki alamat ini kaki bengkak dan mati rasa sampai di rumah. karena aku tipe yang malas olahraga pasti otot-otot kakiku shok, tapi ya sudahlah gak ada gunanya mengeluh

Kita ber empat janjian makan bakso di warung deket lapangan mau mengisi amunisi sebelum pulang karena batrenya sudah lemah apa lagi Dewi dari tadi dia sudah menggerutu katanya sudah hampir pingsan harus segera makan hahahaha ada-ada saja dewi ini.Memang dia tukang makan..

"Ayo cepetan keburu pingsan ni.!!" ajak Dewi

"Sabar ihhh ini masih betulin tali sepatu " jawab ku sambil membetulkan ikat sepatu ku yang sudah hampir lepas

Anak-anak yang lain sudah banyak yang sudah kembali ke sekolah karena sesudah praktek jam istirahat setelah itu masih ada pelajaran lagi.

Kita sudah melangkah meninggalkan lapangan tiba-tiba Ifa menyenggol bahuku, aku pun menoleh ke arahnya

"Liat di pojok selatan Diana lagi ngedeketin Arga hahaha.."

Sontak kami ber tiga menoleh ke arah yang di tunjukkan Ifa, di sana ada Arga dan temannya, juga ada Diana bersama geng nya. aku melihat Diana memegang tangan Arga akan tetapi Arga langsung menepis tangan Diana. kami tertawa kasian sekali Diana, cewek paling populer di sekolah ternyata ada juga yang menolak dia, biasanya dia yang selalu menolak cowok yg mendekati nya apa lagi cowok yang di bawah standar dia, biasanya dia langsung meludah di depan nya dan berkata "Ihhh najis." dia melihat ilfil dan jijik, kadang aku juga sering melihat dia kenak senggol teman sekelas waktu keluar ruangan dia langsung mengibaskan seragam nya sambil berkata " Iew jijik." kata dia sambil begidik. aku benci liat sifat dia yang sangat sombong itu seolah-olah dia paling cantik, padahal menurut ku sih dia biasa saja masih banyak cewek di sekolah ku yang lebih cantik dari dia tapi mereka tidak terlalu menonjol kan diri mereka lebih memilih tampil sederhana tidak seperti dia yang selalu ingin tampil perfect

"Kasian..." kata Tifa, kita ber tiga tertawa

"Udah jangan urusin urusan orang. lapar nih." kata dewi sehingga membuat kita sadar tidak seharusnya mengurusi urusan orang

"Ayok." Ajak ku.Kita pergi dari lapangan menuju ke kedai bakso di sebrang jalan, ternyata di sana ada Irsyad, Nafi, Gani,dan juga Abi mereka makan bakso juga, tangan Nafi melambai memanggil kita

"Ngumpul di sini.!!" ajaknya

Aku meng acungkan jempol tanda setuju kita melangkah menuju mereka aku duduk di samping Irsyad dia termasuk paling populer di kelas ku, kulitnya yang kuning Langsat, hidung mancung, bibir tebel dan merah alami pokoknya dia sempurna sebagai laki-laki tapi sayang nya aku tidak pernah tertarik sama dia sudah aku anggap saudara.

"capek Ir ." rengek ku "Kakiku ini lho kayaknya udah gak kuat melangkah." lanjut ku lagi, memang betul rasanya kakiku sudah mati rasa dan berat untuk melangkah.

"Jangan lebay deh." jawab Irsyad sambil mengacak rambut ku "Makanya jangan sering ngatain Dewi" tambah Irsyad, aku hanya tertawa sedang kan Dewi hanya cemberut

"Kasihan anakku sini Abi pijitin" kata Abi.

"Dih ogah." jawabku ketus yang lain hanya tertawa, ternyata sangat sederhana untuk bahagia, dengan gurauan hal random seperti ini saja kita sudah sangat bahagia.

Tifa sudah selesai memesan kita menunggu pesanan datang, kata Tifa biar gak ribet di samain aja toh kita pemakan segala hal dengan catatan yang sudah di olah dan halal di makan hahaha..

Pesanan pun datang ternyata pesanan kita bakso dan es jeruk. semua ini memang favorit kita ber empat, Aku langsung minum es jeruk nya.rasanya tenggorokan ku di aliri minum dari syurga sangat menyegarkan

"Ahhh segerr nya.." seru ku sambil memejamkan mata rasa kecut, manis dan di padu dengan segarnya es perpaduan sangat sempurna Perfect .

"Kayak yang gak minum 1 tahun " celetuk abi di jengah melihat ku yang lebay

"Biarin haus tau.." jawab ku sambil menjulurkan lidah

Kita makan bakso dengan lahab, sambil bercerita aku terlalu fokus sama bakso ku sehingga tidak sadar kalau semua teman-teman ku sudah tidak ada yang bersuara.

"Irsyad tisu." pintaku tampa menoleh aku masih khusuk menyeruput kuah bakso yang gurih dan agak kental karena sudah ku tambah saos,kecap dan sambal, dia menyodorkan tisu yang ku minta, Aku mengambil nya langsung membersihkan mulut ku.

"Kok pada diem ??" tanya ku aku heran biasanya semua cerewet dan ada saja hal-hal random yang membuat kita tertawa. Aku menoleh ke samping, Ternyata bukan Irsyad yang di sebelah ku tetapi Arga.

"Lho yg lain mana?" aku bingung tiba-tiba aku hanya berdua sama Arga, mereka kemana tega banget ninggalin aku berdua sama Arga,

Ternyata mereka sudah ada di depan pintu.

"Rin, Kita ke sekolah duluan ya..." seru mereka sambil cekikikan, kurang ajar mereka awas nanti di sekolah tak ku pitek semua,

"Aku gimana?" tanya ku.

"Tu ada Arga yang mau nungguin" jawab Dewi

"Ish gak setia kawan nih ..." jawab ku

Mereka tertawa "bye..Rin yang anteng ya bareng Arga" aku hanya cemberut

"Arga semangatt. !! yang sabar ya ngadepin Rina, dia emang bebal... Jangan menyerah " nasehat Dewi.

Aku hanya cemberut dan memutar bola mataku malas, nyebelin banget mereka aku di tinggal kan dengan orang asing yg baru bertemu beberapa kali, sedang kan Arga dia hanya tersenyum dan mengangguk.

Mereka benar-benar pergi meninggalkan kita berdua, aku kembali fokus ke bakso ku, sayang kalau tidak di habiskan. cari uang susah orang tua ku hanya petani, akhirnya aku sudah selesai memakan bakso ku, sekarang lagi minum es jeruk. Aku menoleh ke samping melihat Arga, dia menatapku tampa berkedip.

"Mau ??" tawar ku sambil menyodorkan es jeruk ku. Dia mengangguk dan langsung mengambil es jeruk ku dan meminumnya dari bekas sedotanku, aku hanya cengo dan kaget dengan reaksi dia, apa-apaan dia minum bekas sedotan ku

"Itu bekas ku Arga." rengek ku, dia tersenyum seraya berkata

" Terus kenapa manis, lebih manis dari biasa yang aku minum " jawab nya dengan lugas, dia tertawa kecil setelah nya. Aku memutar bola mata ku malas, mulai nih perayu ulung bisikku dalam hati.

"Manisnya perkataan mu melebihi gula, sudah suhu kayaknya tapi gak mempan." kata ku

Dia hanya tertawa, dan tiba-tiba menyodorkan kotak kecil berwarna soft pink padaku, aku memandang kotak itu lama

"Apa?"

"Hadiah yang aku janjikan tadi waktu kamu mau berlari"

Aku menyodorkan kembali ke arahnya seraya berkata.

"Pertama lariku kurang cepat jadi aku tidak menang, kedua itu bukan lomba dan terakhir atas dasar apa kamu memberi kan hadiah untuk ku.??" tanya ku serius, kita tidak punya hubungan spesial untuk apa dia memberikan ku hadiah

Dia membuka kotak itu, ternyata isinya sebuah gelang putih terbuat dari titanium, gelangnya simpel dan cantik, Arga langsung mengambil tangan kananku dan memasangnya, sementara aku berusaha menarik tangan ku,

"Aku gak mau Arga. "

"Harus mau aku memaksa, tidak ada penolakan, awas kalau di buka, ini aku belikan khusus untuk kamu, cantik kan" katanya sambil memegang tangan ku dia tersenyum bangga karena telah berhasil memasang kan gelang itu di tangan ku...

"Ish nyebelin ternyata kamu." gerutu ku sambil cemberut

"Biarin " katanya jumawa, seperti nya dia bangga telah memasangkan gelang itu di tanganku.

"Ayo kembali ke sekolah" katanya

"Tunggu aku mau bayar dulu " kataku.

"sudah aku bayar tadi." jawabnya.

Aku merogoh saku bajuku" berapa?"

"Gak usah itu buat jajan kamu di sekolah "

"Tapi ... Aku mau bayar."

"Gak usah Rina.. Ayo keburu masuk kamu.. "

"Ya Udah makasih"

"Hem.."

Aku tersenyum sambil memasukkan uang itu kembali ke saku ku lumayan kan gratis jadi uang aman hehehe..

Kita beriringan keluar dari warung bakso setelah mengucapkan terima kasih kepada penjual bakso.

"Jalan kaki ya. Motor ku sudah di bawa Dani tadi." kata arga

"Hem ". Jawab ku

Tidak ada yang kami bicarakan di perjalanan kembali ke sekolah selama lima menit sunyi hanya suara kendaraan berlalu lalang, aku lihat Arga mencuri-curi pandang ke arah ku.

Tapi aku pura-pura tidak tau aku masih bingung mau bicara apa, kita baru kenal dan dia sudah sok akrab dan parahnya lagi aku suka perhatian-perhatian kecil yang dia berikan ya walaupun aku malu untuk mengakuinya

"Rin.Aku mau ngomong"

"Ya ngomong aja.. Gak di larang kok"

"Aku... Aku... Aku suka kamu.."

"What's... Kamu gila ya .. Kita ini baru bertemu beberapa kali, dan kita masih belum berkenalan secara resmi..mana ada orang langsung suka kalau tidak pernah bertukar cerita dan belum tau sifat masing-masing "

kata sambil terbelalak kaget

"Oke mungkin kamu tidak percaya dan sulit untuk menerima, tapi ini kenyataan aku langsung suka pertama liat kamu yang berpelukan bersama ke tiga teman mu itu, Mulai saat itu aku selalu berusaha ada di sekitar mu, Tapi kamu terlalu sibuk dengan duniamu sendiri sehingga tidak pernah merasakan kehadiran ku di dekat mu"

"Aku suka dengan semua yang ada pada diri kamu Nirina, ketika kamu cemberut merajuk sama teman-temanmu, ketika kamu tertawa lepas disaat bercerita dengan mereka padahal hanya hal-hal receh yang kalian ceritakan tapi kenapa kamu bisa sebahagia itu.."

"Aku selalu memperhatikan semua yang kamu lakukan dan aku suka semua nya tentang diri mu. Semua nya alami dan natural tidak. Ada yang di buat-buat "

Aku diam. Aku hanya mendengar kan apa yang di katakan oleh Arga, Arga berbalik ke arah ku dan memegang ke dua tanganku, reflek aku menepis tangan nya.

"Sory... " dua segera menjauh kan tangannya

"Beri aku kesempatan Nirina untuk memperjuangkan perasaan ku setidaknya sampai KKN ini selesai kalo kamu tidak luluh oke aku menyerah,Izinkan aku berjuang please..!!" ucapnya dengan wajah memelas

Hipnotis apa yang dilakukan nya sehingga aku mengangguk, dia melompat "yeeee"seru nya sambil bergoyang.tawa ku pecah tidak bisa geli ku melihat dia sebahagia itu

"Ehh.Sory jangan ilfil, aku bahagia, Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. terimakasih sudah memberikan ku kesempatan"

"Ya..." jawab ku

"Jangan pernah kaget ya dengan semua kejutan-kejutan yg akan aku lakukan..aku sudah punya beribu-ribu rencana untuk meluluhkan mu Rina..."

"Ya, Silahkan lakukan apa mau mu asal tidak melewati batas "

"Siap" serinya sambil memberi tanda hormat aku hanya tertawa kecil melihat hal random yang dia lakukan, tidak terasa kita sudah sampai di gerbang sekolah...

"Sampai jumpa Nirina.ingat aku slalu ya..." kata nya sambil berlalu pergi, Aku hanya tersenyum dan aku terus melangkah ke kelas ku.

Awas saja mereka yang meninggal kan ku berdua sama Arga sehingga membuat ku Harus terjebak dengan ungkapan cinta nya.

tapi apa yang akan dilakukan Arga, aku penasaran tetapi hanya menyimpan nya dalam hati.

Terpopuler

Comments

bundanya key

bundanya key

Suka sama cerita nya.

2025-05-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!