Setuju untuk pergi

Di tengah kota yang sangat sibuk tampak seorang wanita tengah berjalan di sebuah trotoar dengan handphone yang ada di tangannya. Mata wanita itu tampak fokus pada ponselnya bahkan ia tidak terlalu menyadari sekitarnya.

'Tawanan cinta kaisar,' itu adalah judul web novel yang begitu terkenal akhir-akhir ini. Menceritakan tentang pemeran utama wanita yang menjadi tawanan perang dari kaisar tiran.

Cerita bermulai dengan pemeran utama wanita yang merupakan putri negara tetangga harus menjadi tawanan perang. Awalnya kaisar yang merupakan pemeran utama pria sering menyiksanya hingga di tengah cerita pria itu justru jatuh hati pada sang putri. Kisah cinta yang cukup menguras emosi para pembaca.

"Wah, kaisar biadab ini benar-benar harus di musnahkan. Jika aku punya suami sepertinya maka sudah ku ceraikan saja dari awal," gumam gadis itu tanpa menyadari jika saat ini sebuah mobil dengan rem blong tengah menuju ke arahnya.

"AWAS!"

"BUGH," tubuh gadis itu terpental beberapa meter. Darah mulai keluar dari kepalanya dengan begitu deras. Diakhir Mira hanya bisa melihat ke arah ponselnya yang berada tidak jauh darinya.

'Padahal aku belum membaca endingnya,' batin Mira sebelum ia benar-benar menutup matanya.

Disisi lain di dalam kamar yang cukup sederhana seorang gadis masih memejamkan matanya dengan rapat. Hingga beberapa saat kemudian kelopak matanya mulai bergerak lalu terbuka menampilkan manik mata biru.

Beberapa saat ia hanya menatap atap kamarnya dengan pandangan yang sulit di artikan.

"Sial, jadi selama ini aku hidup di dalam novel itu ternyata," gumam Annete saat mengingat kehidupan yang sebelumnya.

'Di novel itu kaisar memang telah memilki permaisuri yang tidak terlalu di sorot. Wanita itu tidak mempermasalahkan hubungan kaisar dengan sang putri karena sudah wajar bagi suatu kekaisaran untuk memiliki banyak selir,' batinnya saat mengingat cerita tersebut.

"Akh, aku harus bercerai apapun yang terjadi. Menjadi permaisuri dan suami yang mencintai orang lain bukanlah hal yang ku suka. Jadi ayo bercerai bagaimanapun caranya!" tampaknya tekat Annete begitu kuat kali ini.

Hingga beberapa saat pintu terbuka menampilkan sosok baron dan juga istrinya.

"Kamu sudah sadar sayang, oh astaga ibu benar-benar khawatir padamu," ujar Baroness yang langsung memeluk erat Annete.

"Ayah juga khawatir padamu nak," tambah Baron Kartazen.

"Aku tidak apa-apa tenang saja, aku tadi sangat terkejut hingga jatuh pingsan hehehe," jelasnya pada dua orang tersebut.

"Huh syukurlah," kali ini Baroness Kartazen bisa bernafas lega.

Annete menatap dua orang yang begitu ia sayangi di dunia ini.

'Jika aku bercerai maka bagaimana dengan mereka berdua?' batinnya. Ia tahu betul bagaimana kondisi keluarga Baron Kartazen yang begitu miskin jauh dari kata bangsawan. Dengan putri tunggal mereka menjadi permaisuri maka akan membuat keluarga ini menjadi jauh lebih baik. Bahkan bisa menjadi bangsawan yang sangat terhormat di kekaisaran.

"Ini semua pasti karena pernikahan itu bukan? Annete ayah sama sekali tidak masalah jika kamu memang tidak menginginkan pernikahan ini. Walaupun kita hanya bangsawan tingkat rendah, tapi kita juga masih seorang bangsawan," jelas Baron Kartazen dengan mengelus rambut Annette.

"Tapi ayah, ji-jika Annete bercerai maka keluarga kita...."

"Apa yang kamu pikirkan, apa kamu berpikir bahwa aku akan mengorbankan putri ku yang tersayang hanya demi sebuah jabatan? Tentu saja tidak, kamu jauh lebih berharga dari itu semua," potong Baron Kartazen yang di tambah dengan anggukan kepala dari Baroness.

"Kita sudah sangat bahagia dengan hidup begini jadi kita bisa tetap hidup seperti ini saja," tambah Baroness.

"Hiks, hiks, hiks, huaaaaa hiks, hiks, hiks," tangisnya membuat pasangan suami istri itu menjadi begitu panik.

"Apa ada yang sakira Anne? Kepala mu sakit? Atau kaki? Pundak? Bagaimana ini, ce-cepat panggilkan tabib!" Baroness benar-benar tidak tahu harus berkata apa sedangkan Baron sudah akan meninggalkan ruangan untuk memanggil tabib.

"Ber-berhenti hiks, aku tidak apa-apa," ujar Annete yang menghentikan aksi dua orang tersebut.

"Huh syukurlah," gumam Baron Kartazen.

"Jadi kenapa kamu menangis?" tanya Baroness.

"Hmm tidak apa-apa, hanya terharu karena telah memiliki kalian di dunia ini," gumam Alana dengan menghapus air mata di sudut matanya.

Baron dan juga Baroness terdiam sejenak sebelum akhirnya tersebut bahagia.

"Kami juga beruntung karena memiliki putri sepertimu Annete," jawab Baroness lalu memeluk Annete dengan erat.

"Kenapa hanya kalian berdua saja yang berpelukkan? Aku juga ingin ikut," ujar Baron Kartazen yang berhasil membuat dua wanita itu memandangnya lalu tertawa.

"Hahaha baiklah, sekarang kamu juga kesini," pinta Baroness.

"Baiklah hehehe."

Baron lantas ikut bergabung dalam pelukan hangat tersebut. Sedangkan Annete benar-benar merasa bersyukur bisa memiliki keluarga yang sangat menyayanginya.

Hingga akhirnya disinilah mereka bertiga yaitu di depan dua orang kesatria yang membawa perintah dari kekaisaran.

"Ehem, maaf mungkin tadi ada sedikit masalah hingga kita harus menghentikan pembicaraan kita," ujar Baron Kartazen.

"Tidak masalah tuan baron, baiklah saya akan membawa nona Annete Reverie Kartazen ke kekaisaran untuk mela..."

"Tidak aku tidak mau," tolak Annete memotong ucapan sang kesatria.

'Dengan menikah dengannya maka itu sama saja dengan neraka,' batinnya.

"Maaf maksud Anda?" tanya kesatria tersebut memastikan.

"Saya, saya tidak ingin menjadi permaisuri, saya masih terlalu bodoh dan juga tidak menguasai banyak hal di tambah saya di sangat pemalas menjadikan orang seperti saya menjadi permaisuri mungkin akan membuat kekaisaran ini menjadi buruk di masa depan. Jadi, lebih baik mencari nona muda dari keluarga lain yang jauh lebih terhormat dan juga lebih unggul di bandingkan saya," jelas Alana.

Mendengar hal tersebut Baron dan juga Baroness tersenyum lembut. Siapa sangka Annete yang begitu jarang berpikir kali ini justru berpikir dan menggunakan alasan yang cukup masuk akal.

Kesatria tersebut tampak menghela nafas sejenak.

"Maaf nona, ini adalah pilihan kaisar secara langsung. Kami sebagai kesatrianya sama sekali tidak memiliki kekuasaan untuk itu."

Mendengar hal tersebut wajah Annete menegang.

'Apa benar-benar tidak bisa?' batinnya.

"Tapi saya sarankan Anda ikut ke istana terlebih dahulu lalu Anda bisa menyampaikannya langsung kepada beliau, karena saat ini Anda sudah resmi menikah dengan yang mulia," jelas pria tersebut.

'Dunia apa ini, dengan mudahnya menikah tanpa kehadiran dua belah pihak bahkan juga tanpa persetujuan sama sekali,' gerutu Annete yang hanya bisa ia telah dalam hati.

Annete terdiam sejenak lalu menatap ayah dan ibunya. Kedua orang tersebut hanya tersenyum dengan menganggukkan kepala pelan. Seakan-akan mengatakan 'lakukan apapun yang membuatku bahagia maka kami akan selalu mendukung mu.'

Alana memejamkan matanya sejenak lalu menarik nafas dalam.

"Baiklah saya akan pergi," jawabnya.

'Ternyata bercerai dan menjadi janda sungguh sulit di lakukan,' batinnya.

Terpopuler

Comments

Eka suci

Eka suci

otor nya masih terjerat allana 🤭 Annette Thor dah ganti cerita walaupun idenya sama

2025-06-18

1

Seven sweet

Seven sweet

Mampir nih thor

2025-06-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!