"Aku mohon, ibu. Restuilah putrimu ini!"
Malam berikutnya, Ling Yi memutuskan untuk memulai perjalanan barunya dalam misi menemukan jawaban atas pertanyaan yang mulai menghantui pikirannya, yang tak lain adalah mengenai kemampuan khusus yang ia dapatkan sebagai warisan leluhur dari sang ayah. Ia merasa, ada alasan tertentu di balik datangnya kemampuan khusus yang pada dirinya itu, dan ia pun yakin, bahwa ia bisa menjadikan kemampuan khususnya itu sebagai senjata utama untuk bisa membalaskan dendam.
Berbekal api obor di tangannya, serta abu kremasi sang ibu yang ia bawa di dalam tasnya, Ling Yi terus bersikeras mengumpulkan tekad dalam dirinya, melangkah seorang diri melewati jalanan gelap dan sunyi di dalam hutan yang sebelumnya pernah di ceritakan oleh sang ayah.
Di saat menyaksikan proses kremasi ibunya yang juga berlangsung dengan bantuan para warga desa, Ling Yi terbayang-bayang dengan pesan sang ayah semasa ia kecil. Ia masih mengingatnya dengan jelas, di saat hidupnya itu masih berada dalam kedamaian, ayahnya pernah berpesan pada dirinya mengenai kemampuan khususnya itu.
"Ling Yi, suatu hari nanti, akan tiba saatnya bagi kamu untuk mewarisi kemampuan khusus yang sama seperti ayah. Dan di saat kekuatan itu datang padamu, ayah berjanji, ayah akan memperkenalkanmu pada guru ayah,"
"Dia adalah seorang pertapa yang baik hati, yang tinggal jauh di dalam hutan. Dialah yang sudah mengajarkan ayah semasa ayah masih muda dulu, hingga ayah bisa menguasai kemampuan itu seperti sekarang ini. Oleh karena itu, ayah juga ingin, suatu hari nanti, kamu bisa bertemu dan berguru juga dengannya."
Kurang lebih, begitulah isi pesan sang ayah yang sampai sekarang masih membekas dalam pikiran Ling Yi, yang pada akhirnya menjadi pendorong utama bagi Ling Yi untuk memulai perjalanannya malam ini.
"Terima kasih, ayah. Jangan khawatir. Sekarang, akan ku temukan pertapa itu dengan usahaku sendiri!"
"Tunggu aku, ayah. Aku pasti akan menemukanmu!"
Tekad Ling Yi pun semakin membara seiring banyaknya langkah yang ia lalui. Dan di tengah-tengah kesibukannya yang berkutik dengan pikirannya sendiri, tiba-tiba, Ling Yi mendengar suara langkah kaki yang berat dari balik pepohonan di sebelahnya. Saat menoleh, Ling Yi pun mendapati seorang wanita tua dengan wajah misterius yang melangkah menghampirinya.
"Ling Yi, sudah lama aku menunggu kedatanganmu," ucap nenek tua itu dengan suara yang lembut.
Ling Yi pun tercengang dengan perkataan wanita tersebut.
"N-nenek ini siapa, ya? Kenapa nenek bisa mengenalku?" tanya Ling Yi dengan heran.
Nenek misterius itu hanya tersenyum sayu menatapnya.
"Tidak perlu bingung, semuanya sudah di takdirkan oleh dewa. Ayo, ikut aku. Ada sesuatu yang ingin aku tunjukkan padamu,"
Rasa penasaran pun akhirnya membawa Ling Yi melangkah mengikuti sang nenek, hingga tak lama berselang, mereka berdua berakhir di sebuah gua yang tersembunyi di ujung sungai bebatuan di tengah hutan.
"Di sinilah tempatku tinggal. Ayo, masuklah!" ajak nenek itu dengan ramah, lalu melanjutkan langkahnya memasuki gua tersebut.
Dan lagi-lagi, Ling Yi menuruti rasa penasarannya tanpa berpikir panjang. Alhasil, baru saja melangkah masuk, Ling Yi pun sudah di buat terkejut bukan main, oleh suara gemuruh yang datang dari arah belakangnya. Dengan mata terbelalak, Ling Yi pun berbalik, dan menyaksikan ratusan bebatuan gunung berdatangan dari segala arah, membentuk sebuah tembok yang kokoh hingga menutup rapat keseluruhan pintu gua tersebut, membuat pandangannya gelap gulita seketika.
"I-ini... bagaimana bisa? Tempat apa ini? Siapa nenek tadi sebenarnya?"
Begitulah pekik Ling Yi dalam hatinya, dengan ketakutan dan penasaran yang semakin memuncak.
Tak lama dari itu, Ling Yi kembali di kejutkan dengan keadaan gua itu yang tiba-tiba menyala terang berkat si penghuni rumah yang sukses menyalakan obor penerang di setiap sudut tempat tinggalnya itu hanya dengan satu gerak sapuan tangan. Ling Yi pun berbalik seketika, dan kembali di buat tercengang, saat mendapati bahwa gua yang semula gelap itu ternyata telah benar-benar sukses di sulap menjadi tempat layak huni, dengan peralatan rumah tangga yang cukup lengkap, meskipun sederhana.
"Kemari, duduklah! Kamu pasti sudah sangat penasaran denganku, kan?" ucap si penghuni rumah yang sudah terduduk manis di atas salah satu bebatuan gua yang cukup besar.
Ling Yi pun memberanikan diri dan melangkah mendekati wanita itu, hingga berakhir terduduk manis di bebatuan tepat di hadapan sang nenek. Matanya terus menatap tajam penuh waspada, memperhatikan setiap inci dari wajah wanita tua di hadapannya itu.
"Selamat datang di rumahku, Ling Yi. Kalau aku tidak salah, kamu pasti putri dari Ling Chen, kan?"
"B-benar, nek. Tapi, bagaimana nenek bisa tau tentangku, dan juga ayahku?"
"Tidak sulit membedakan aura antara seorang anak dengan ayahnya sendiri, Ling Yi. Dan sebenarnya, aku ini, adalah seorang pertapa yang pernah menjadi gurunya Ling Chen, ayahmu sendiri,"
"A-apa? Jadi, orang yang aku cari-cari sejak tadi itu dia? Tapi, apa benar dia orangnya?"
"Ngomong-ngomong, aku juga bisa mendengar suara hatimu itu, lho," sahut sang nenek tiba-tiba sambil terus tersenyum ramah.
"A-apa? B-benarkah? M-maafkan aku, nek. Aku tidak bermaksud-"
"Haha... tidak apa-apa, nak. Aku tau itu. Mulai sekarang, panggil saja aku nenek Shifu, ya?"
Ling Yi pun tersenyum merekah menatap wanita itu, dan mengangguk.
"Baiklah, nenek Shifu," sahutnya.
"Ternyata ayah benar. Selain hebat, ternyata nenek Shifu juga orang yang sangat baik," batin Ling Yi sembari menggugurkan semua rasa takut dalam dirinya.
"Hm... Ternyata kamu sudah dewasa, ya? Aku tak menyangka kalau Ling Chen akan memiliki putri secantik dirimu,"
"Ah tidak kok. Nenek Shifu bisa aja,"
"Haha... baiklah. Jadi, selain karena kemampuan khusus yang baru saja kamu sadari, apa saja yang sudah membawamu pergi mencariku?"
Ling Yi pun memasang wajah seriusnya, dan mulai menceritakan kisahnya pada nenek Shifu.
"Beberapa hari lalu, rumahku di bakar oleh sekelompok prajurit misterius. Mereka berpakaian serba hitam, dan mereka juga memiliki kemampuan khusus, layaknya bukan manusia biasa. Mereka membakar habis seisi rumahku, menangkap ayahku, dan juga membunuh ibuku,"
"Jadi sekarang, aku ingin memperdalam kemampuan khususku ini, dan membalaskan dendamku pada mereka! Aku mohon, nenek Shifu. Terimalah aku sebagai muridmu!"
Dengan lantang, Ling Yi pun memohon pada nenek Shifu dan membungkukkan tubuhnya. Beruntung sang nenek begitu menyambutnya dengan ramah, dengan senyuman sayu yang setia terukir di wajah keriputnya itu.
"Baiklah, aku mengerti. Mulai sekarang, aku akan menerimamu sebagai muridku," sahutnya lembut.
Ling Yi pun mendongak menatapnya dengan mata berbinar.
"B-benarkah? Sungguh?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
ꪻ꛰͜⃟ዛ༉❤️⃟Wᵃf•ʙͨᴜͥɴͨɴͥʏ⍣⃟❍¹⁸➢
pasti ini ya, pria misteriusnya/Doge/
2025-05-30
4
Rania Venus Aurora
semangat ya thor..., aku bacanya pelan /Grin/
2025-05-24
3
Obito Uchiha
xiao feng keren! ling yi sebenernya punya kekuatan luar biasa, sayangnya dia gak berani nyerang orang dengan itu. mau marathon dari sini. saya kasih hadiah bunga mawar, semangat ya
2025-05-26
2