Part 5 : Menjalani hukuman

Bima melangkah menyusuri lorong-lorong sekolah dan berjalan menuju ruang perpustakaan sekolah. Hukuman yang diberikan oleh pa Suryo hanya merapikan ruang perpustakaan. Hukuman yang cukup ringan. Di depan pintu perpustakaan, Bima membuka pintu tersebut. Iapun masuk ke dalam ruangan perpustakaan, di sana ia mendapati ibu Intan yang sedang piket di ruangan perpustakaan.

Ia melangkah menghampiri bu Intan yang nampaknya sedang sibuk menyalin di buku besar.

" Selamat pagi bu Intan..." sapa Bima tersenyum ramah.

" Pagi..." balas bu Intan menoleh ke arah suara.

" Kamu, Bima. Ada perlu apa kamu kesini, bukannya hari ini pelajaran sedang berlangsung di kelas? " tanya bu Intan sambil mengernyitkan keningnya ketika melihat kedatangan Bima di perpustakaan pada jam pelajaran berlangsung.

Tanpa perlu menjelaskan sesuatu Bima menyerahkan selembar kertas yang diterimanya dari pa Suryo. Bu Intan meraih lembar kertas tersebut dari tangan Bima, setalah membaca sejenak isi dari lembar kertas tersebut, bu Intan menoleh kembali ke arah Bima.

" Tidak biasanya kamu seperti ini, Bima. Tapi ibu tidak akan banyak bertanya. Lakukanlah tugas dari pa Suryo ya. " ucap bu Intan sambil tersenyum bijak.

" Baik, bu Intan. " Bima mengangguk sambil tersenyum.

Bima berjalan menuju ke arah rak-rak buku perpustakaan. Ia merapikan susunan buku-buku yang terlihat berantakan. Setelah beberapa jam kemudian, akhirnya tugas Bima selesai. Ia melihat jam yang melingkar di pergelangan kanannya,

" Aku harus ke kelas..." gumamnya.

Bima melangkah menuju meja bu Intan.

" Bu Intan, tugas saya sudah selasai dan saya mohon pamit ingin ke kelas, karena sudah masuk pada jam pelajaran ketiga. " ujar Bima setelah sampai di hadapan bu Intan.

" Ia Bima..." jawab Bu Intan sambil menganggukan kepala pelan.

Bima melangkah keluar dari ruangan perpustakaan, setelah berpamitan dengan bu Intan. Kembali menyusuri lorong-lorong sekolah dan menaiki tangga menuju kelasnya yang berada di lantai 2. Sesampainya depan kelas, ia masuk ke dalam setelah sebelumnya membuka pintu kelas yang tertutup rapat. Seketika semua mata mengarah kepadanya. Bima menutup kembali pintu kelas dan melangkah santai menghampiri kursi duduknya, tanpa memperdulikan pandangan penuh pertanyaan di pikiran teman-teman sekelasnya melihat kehadirannya yang tidak biasanya seperti saat ini. Bima memang selama ini tidak pernah terlambat masuk karena termasuk murid yang disiplin penuh. Bima sudah menduduki kursinya dan meletakkan tas disisi kursinya.

" Gue pikir, lo nggak masuk hari ini..." ujar Fatur yg memang duduknya berada di sebelahnya.

" Gue kesiangan...Ya gini deh jadi telat masuk, untungnya pa Suroso bermurah hati bukain pintu gerbang buat gue. " ucap Bima sambil mengeluarkan buku dan alat tulis dari tasnya.

" Wah, pa Suroso nggak adil banget sih, kenapa lo telat dibukain, coba kalau gue atau yang lainnya telat, pa Suroso tetap nggak mau buka itu pintu gerbang walau kita merajuk minta belas kasihan. " ujar Fatur lagi dengan nada kesal mengingat betapa alotnya merayu pa Suroso agar membukakan pintu gerbang.

Mendengar itu Bima hanya tertawa.

" Tapi, kenapa lo...." kalimat Fatur menggantung ketika terlihat pintu kelas kembali terbuka. Pa Edi, guru kimia masuk ke dalam kelas.

Pa Edi, berjalan menuju mejanya dan meletakkan buku yang dibawanya di atas meja, sambil menyapa semua murid dalam kelas dan di jawab dengan kompak oleh murid-muridnya.

" Hari ini ulangan ya. " lanjut pa Edi berdiri di hadapan para muridnya.

Mendengar pernyataan dari pa Edi yang mendadak seperti itu, menimbulkan keriuhan dan protes karena ketidak siapan mereka. Hanya Bima saja diam tanpa bicara. Bukan karena ia sudah siap dengan ulangan mendadak tapi pikirannya masih berputar dengan wanita di kafe itu. Namun sebenarnya tanpa persiapan belajarpun, Bima merupakan salah satu murid yang tidak perlu diragukan kepintarannya. Tampan dan pintar merupakan nilai plus bagi Bima itulah kenapa Bima sangat di puja-puja wanita di sekolahnya.

Keputusan pa Edi untuk ulangan tidak bisa ditolak, akhirnya mereka menerima dengan hati bergumam kesal.

*****

bel jam pulang sekolah berbunyi. Nampak dari luar semua pintu kelas dari lantai 1 sampai lantai 3 terbuka semua. Semua murid-murid dan guru yang berada dalam kelas serentak keluar dari dalam ruang kelas. Keriuhan terjadi di sekitar lorong sekolah oleh suara mereka karena senang rasa penat setelah seharian berkutat dengan pelajaran akhirnya berakhir. Bahkan ada beberapa yang berlarian sepanjang lorong dan tangga menambah keriuhan sekitar sekolah. Nampak Bima keluar dari kelas beserta kedua sahabatnya yaitu Fatur dan Rio. Mereka bertiga bercengkrama dan sesekali bersenda gurau di sepanjang lorong sekolah, menuruni tangga hingga menuju tempat parkiran motor.

" Ok, sampai ketemu di gelanggang..." ujar Bima sesampainya di parkiran. Iapun mengenakan jaket dan helmnya, setelah itu ia duduk diatas motornya.

" Ok..." ujar Fatur dan Rio kompak.

Bima menyalakan motornya lalu melajukan keluar dari tempat parkir menuju pintu gerbang sekolah. Disusul oleh Fatur dan Rio.

*****

" Sza...."

Szasza menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang dimana suara itu berasal. Nampak ayu setengah berlari menghampiri szasza berdiri menunggu dirinya.

" Sza, nanti sore sekolah kita ada pertandingan basket. Kita nonton yuk, sudah lama kita tidak datang setiap ada pertandingan. " ajak ayu setelah berdiri berhadapan dengan szasza. Ayu menunggu jawaban szasza sambil menatap penuh harap. Szasza hanya diam, ada keraguan di hatinya untuk mengiyakan ajakan ayu untuk melihat pertandingan basket setingkat nasional, dimana hari ini adalah pertandingan penentuan merebut juara 1. Szasza sedang malas untuk pergi kemanapun ataupun sekedar menonton pertandingan basket yang selalu diikuti oleh szasza dan ayu, apalagi kalau sekolah mereka terlibat dalam lomba pertandingan basket.

" Sza..." ayu sedikit merajuk karena sekian detik szasza belum juga mengiyakan ajakannya.

" Aku jemput ya..." lanjut ayu sekali lagi masih berusaha membujuk szasza.

" Aku sedang tidak ingin pergi, yu..." ujar szasza malas menanggapi ajakan ayu.

" Kamu nih kenapa sih, sudah 2 bulan ini kita jarang sekali pergi bersama-sama, biasanya kau yang selalu bersemangat kalau sekolah kita sedang bertanding basket dengan sekolah lain. " ujar ayu masih dengan usahanya supaya szasza mau ikut melihat pertandingan tersebut dan kini sambil meraih dan menggenggam lengan kanan szasza.

" Baiklah, janji jemput aku ya..." ujar szasza akhirnya mengiyakan ajakan ayu.

" Siap, bos..." ujar ayu senang sambil meletakkan tangan kanan ke keningnya dengan sikap hormat.

Melihat sikap temannya ini, szasza jadi tertawa geli.

" Kamu ya..." ucap szasza disela tawanya.

Merekapun kembali berjalan keluar dari pintu gerbang halaman sekolah. Sambil berjalan beriringan, sesekali terdengar tawa diantara mereka berdua. Sesampainya depan pintu gerbang sekolah. Ayu dan szasza menghampiri mobil hitam yang terparkir di depan gebang sekolah. Nampak pa Biyan, supir papa ayu sedang berdiri di samping mobil menunggu anak majikannya pulang sekolah.

" Sza, aku duluan ya. "

" Ok..." balas szasza sambil tersenyum.

Pa Biyan membukakan pintu mobil belakang mobil. Ayu langsung naik ke dalam mobil dan duduk di belakang kursi supir. Pa Biyan segera berjalan memutari mobil dan membuka pintu depan dan duduk dikursi supir.

" Bye, sza...aku jemput nanti sore. " ujar ayu dari balik kaca mobil yang terbuka sambil melambaikan tangannya kepada szasza.

" Bye..." szaszapun membalas lambaian ayu.

Episodes
1 Part 1 Patah Hati
2 Part 2 Pertemuan Pertama
3 Part 3 Rencana Study
4 Part 4 Terlambat sekolah
5 Part 5 : Menjalani hukuman
6 Part 6. Pertandingan basket 1
7 Part 7 Pertandingan Basket 2
8 Part 8. Kehilangan Jejak
9 Part 9. Tidak pernah menduga
10 Part 10. Kenapa Jantungku berdegup
11 Part 11. Kau wanita masa depanku.
12 Part 12. Berteman denganku.
13 Part 13 Helm untuk Szasza.
14 Part 14. Meminta nomor handphone Szasza
15 Part 15. Szasza ku.
16 Part 16. Cemburu
17 Part 17. Diabaikan
18 Part 18. Perubahan Bima
19 Part 19. Tidak Semangat
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22.
23 Part 23.
24 Part 24.
25 Part 25.
26 Part 26. Pesta Naila.
27 Part 27.
28 Part 28.
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31.
32 Part 32.
33 Part 33.
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84.
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Part 1 Patah Hati
2
Part 2 Pertemuan Pertama
3
Part 3 Rencana Study
4
Part 4 Terlambat sekolah
5
Part 5 : Menjalani hukuman
6
Part 6. Pertandingan basket 1
7
Part 7 Pertandingan Basket 2
8
Part 8. Kehilangan Jejak
9
Part 9. Tidak pernah menduga
10
Part 10. Kenapa Jantungku berdegup
11
Part 11. Kau wanita masa depanku.
12
Part 12. Berteman denganku.
13
Part 13 Helm untuk Szasza.
14
Part 14. Meminta nomor handphone Szasza
15
Part 15. Szasza ku.
16
Part 16. Cemburu
17
Part 17. Diabaikan
18
Part 18. Perubahan Bima
19
Part 19. Tidak Semangat
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22.
23
Part 23.
24
Part 24.
25
Part 25.
26
Part 26. Pesta Naila.
27
Part 27.
28
Part 28.
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31.
32
Part 32.
33
Part 33.
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84.
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!