Part 2 Pertemuan Pertama

Sementara di kafe S

Bima yang bertubrukan dengan szasza tadi sedang duduk dengan Rio dan Fatur temannya. Saat ke dua temannya bersenda gurau, sedang ia hanya terpaku diam sambil tangannya tanpa henti memainkan sedotan dalam gelas yang berisi jus.

Melihat hal itu, ke 2 temannya merasa aneh karena sejak kejadian di pintu tadi, Bima lebih banyak diam.

"Bima... Lo kenapa sih, sejak masuk tadi diam aja. Ada apa...?" tanya Rio.

Ia nih, kenapa sih...?" tanya Fatur sambil mengernyitkan dahi karena merasa heran dengan sikap Bima.

Bima sontak kaget dengan pertanyaan ke 2 temannya. Bima tidak langsung menjawab pertanyaan ke 2 temannya tapi sedotan yang sejak tadi hanya di putar-putar kini ia masukkan ke dalam mulutnya dan menyeruput jusnya.

Setelah di rasa tenggorokannya basah oleh jus tersebut, barulah Bima menatap ke 2 temannya.

" Gue ga kenapa-kenapa, memangnya ada apa ?" tanya balik Bima kepada 2 temannya itu.

Bima sengaja bertanya balik, supaya tidak terlihat oleh ke 2 temannya bahwa ia sejak tadi memikirkan wanita yang bertabrakan dengannya tadi. Entah kenapa saat melihat wajah wanita itu, ada perasaan yang aneh di hatinya.

" Di tanya malah tanya balik. Lo itu sejak masuk ke kafe tadi, cuma diam aja. Pasti ada yang lo pikirin. Katakan. Jangan bohongi kita. "ujar Fatur sedikit kesal karena Bima bertanya balik.

"Udah gue bilang, ga kenapa-kenapa, memangnya ga boleh kalo gue diam aja. Lagian gue lagi males ngobrol. " elak Bima dengan meyakinkan ke 2 temannya bahwa ia tidak apa-apa, dan berusaha menutupi kebohongannya, karena Bima tidak ingin ke 2 temannya mengetahui yang sebenarnya, bisa runyam jadinya, habislah nanti dijadikan bahan ejekan oleh ke 2 temannya ini. Seorang Bima telah jatuh cinta pada pandangan pertama. Benarkah dirinya jatuh cinta. Tapi Bima menampik pikiran itu. Dirinya belum yakin benar. Karena selama ini, dirinya termasuk acuh kepada semua wanita. Tapi bukan berarti ia tidak menghargai wanita. Tidak terpikirkan olehnya keinginan memiliki kekasih seperti teman-temannya. Rio dan Fatur juga sudah memiliki kekasih, hanya dirinya yang masih berstatus jomblo. Bukan tidak laku. Dirinya termasuk pria yang di idolakan di sekolahan, siapa yang tidak kenal dengan Bima Prasetyo. Tampan dan pandai di segala kurikulum. Dan dia bintang di lapangan basket. Tidak sedikit wanita sekolah tergila-gila dan bahkan ada yang sampai berani terus terang mengungkapkan perasaan pada dirinya. Bima dengan sopan menolak.

" Apa lo mikirin cewek yang nabrak lo tadi ya..." seloroh Rio yang membuat Bima tersontak mendengar celoteh Rio.

" Wah ia tuh, benarkan yang dikatakan Rio..." ujar Fatur membenarkan pernyataan Rio.

" Apaan sih, jangan suka menduga pikiran orang, lo tuh bukan paranormal..." ujar Bima menangkis pernyataan Rio dan Fatur.

" Sudah sore, kita pulang aja. " ujar Bima kembali. Bima segera beranjak dari duduknya, dan berjalan menuju kasir untuk membayar minuman. Rio dan Fatur akhirnya ikut beranjak dari duduknya melihat Bima pergi begitu saja meninggalkan mereka yang masih kesal karena tidak puas dengan jawaban Bima yang sepertinya menutupi sesuatu. Mereka paham betul bagaimana Bima. Tapi di sisi lain, merekapun tidak bisa memaksa kehendak agar Bima mau bercerita. Mungkin nanti tanpa di minta Bima pasti akan terus terang.

Merekapun pergi menuju pintu kafe setelah Bima selesai membayar di kasir.

Di parkiran motor kafe S, Bima, Rio dan Fatur menghampiri motor mereka masing-masing. Tanpa berkata-kata apapun, mereka sibuk memakai jaket dan helm. Setelah itu mereka duduk diatas motor masing-masing.

" Rio..Fatur..gue duluan ya."

" Ok..Bim. " ujar Rio dsn Fatur bersamaan.

Bimapun langsung melajukan motor besarnya ke jalan disusul oleh Rio dan Fatur.

Di persimpangan jalan mereka berpisah.

Sesampainya depan rumah besar bergaya Eropa klasik dan bercat putih, Bima memelankan laju motornya, sambil menyapa ramah security yang sedang berjaga di pintu gerbang rumahnya.

" Sore pa Pardi..."

" Sore den Bima..."sambut pa Pardi melihat anak majikannya sudah pulang sambil membungkukkan tubuhnya.

" Pulangnya sore sekali, den."

" Ia, pa Pardi. Tadi habis latihan basket dan mampir ke kafe dengan Rio dan Fatur. " jawab Bima sambil tersenyum ramah.

" Bima masuk ke dalam ya pa Pardi."

" Ia, den..." kembali pa Pardi membungkukkan tubuhnya.

Melihat kebiasaan pa Pardi yang selalu membungkukkan tubuhnya seperti itu membuat Bima menggelengkan kepalanya. Sebenarnya Bima tidak begitu suka dengan kebiasaan pa Pardi seperti itu, berungkali ia menegurnya jangan lakukan hal seperti itu. Itu hanya memberikan kesan bahwa terlalu merendahkan diri.

" Maaf den Bima, pa Pardi tidak bisa merubah kebiasaan, dan ini hanya sebagai wujud hormat pa Pardi sebagai bawahan kepada majikan saja, den." jawab pa Pardi ketika itu.

Bima memasukkan motornya ke dalam garasi. Dan turun dari atas motor setelah memutar kontak kunci motornya.

Bima melangkahkan kakinya ke dalam rumah melalui pintu tembusan dari ruang garasi.

Bima langsung melangkahkan kakinya menuju kamarnya yang berada di lantai 2. Bima tahu pada jam saat ini, papa, mama dan mas Denni pasti belum pulang dari kantor. Keluarga yang sibuk. Tapi walaupun mereka sehari-hari sibuk dengan rutinitas, papa dan mama tidak pernah lupa kewajiban mereka sebagai orang tua. Kasih sayang tetap mereka curahkan kepada kedua anaknya. Bimapun tidak pernah merasa kehilangan dan memprotes kesibukan papa dan mamanya.

Bima membuka pintu kamarnya dan menutup kembali setelah ia sudah masuk ke dalam kamar. Bima menaruh tasnya di rak khusus untuk tas. Disana tertata beberapa tas ransel miliknya. Dan ia menaruh kunci motor dan hp diatas nanas yang berada di sisi ranjang tidur. Setelah melepaskan sepatu dan kaus kakinya, Bima merebahkan tubuhnya dengan posisi kaki yang menggantung di ranjang. Kedua tangannya ia sisipkan di belakang kepalanya sebagai bantalan kepalanya. Ia menatap langit-langit kamar dengan pikiran yang menerawang kembali saat di kafe tadi. Terlintas kembali wajah wanita yang bertabrakan dengannya.

" Ah kenapa wajahnya masih mengganggu pikiranku. " batin Bima.

" Benar kata Rio dan Fatur, ada apa denganku."

Bima mengusap-usap wajahnya berkali-kali, berusaha menghilangkan bayangan wajah wanita yang di kafe tadi.

"Maaf..." kembali terngiang ucapan maaf dari wanita itu masih dengan wajah yang tertunduk, mungkin karena merasa bersalah. Padahal kesalahan bukan murni dari wanita itu, karena kesalahan ada pada dirinya juga karena pada saat melalui pintu ia berjalan sambil bersenda gurau dengan Rio dan Fatur. Walau wanita itu dengan wajah tertunduk, Bima masih bisa melihat jelas wajahnya.

" Sial, kenapa jadi begini..." ujar Bima kesal.

Bima bangun dari rebahannya. Bima melihat jam diatas nakas. Sudah pukul 18.00. Ia harus mandi. Bima beranjak dari ranjang dan berjalan menuju pintu kamar mandi.

Episodes
1 Part 1 Patah Hati
2 Part 2 Pertemuan Pertama
3 Part 3 Rencana Study
4 Part 4 Terlambat sekolah
5 Part 5 : Menjalani hukuman
6 Part 6. Pertandingan basket 1
7 Part 7 Pertandingan Basket 2
8 Part 8. Kehilangan Jejak
9 Part 9. Tidak pernah menduga
10 Part 10. Kenapa Jantungku berdegup
11 Part 11. Kau wanita masa depanku.
12 Part 12. Berteman denganku.
13 Part 13 Helm untuk Szasza.
14 Part 14. Meminta nomor handphone Szasza
15 Part 15. Szasza ku.
16 Part 16. Cemburu
17 Part 17. Diabaikan
18 Part 18. Perubahan Bima
19 Part 19. Tidak Semangat
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22.
23 Part 23.
24 Part 24.
25 Part 25.
26 Part 26. Pesta Naila.
27 Part 27.
28 Part 28.
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31.
32 Part 32.
33 Part 33.
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84.
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Part 1 Patah Hati
2
Part 2 Pertemuan Pertama
3
Part 3 Rencana Study
4
Part 4 Terlambat sekolah
5
Part 5 : Menjalani hukuman
6
Part 6. Pertandingan basket 1
7
Part 7 Pertandingan Basket 2
8
Part 8. Kehilangan Jejak
9
Part 9. Tidak pernah menduga
10
Part 10. Kenapa Jantungku berdegup
11
Part 11. Kau wanita masa depanku.
12
Part 12. Berteman denganku.
13
Part 13 Helm untuk Szasza.
14
Part 14. Meminta nomor handphone Szasza
15
Part 15. Szasza ku.
16
Part 16. Cemburu
17
Part 17. Diabaikan
18
Part 18. Perubahan Bima
19
Part 19. Tidak Semangat
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22.
23
Part 23.
24
Part 24.
25
Part 25.
26
Part 26. Pesta Naila.
27
Part 27.
28
Part 28.
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31.
32
Part 32.
33
Part 33.
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84.
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!