"Apa benar itu Zara"tanya nya dengan nada tinggi
"Nggak pa"
Dari belakang Serly yang baru turun dari kamar nya langsung menyaut pembicaraan mereka
"Tadi Serlly lihat dia pergi sama cowok pa,tapi Serly nggak tau itu cowok siapa"sahut Serly sambil berjalan ke arah mereka
Mendengar itu Zara langsung melihat ke arah serlly dengan tatapan yang tak bisa di artikan, lagi-lagi Serly memfitnah diri nya di depan papa nya membuat papa nya semakin membenci Zara.
"Zara,kamu sudah berani bohong sama papa"bentak nya
Zara tak menjawab hanya bisa terdiam dan pasrah dengan tuduhan Serly
"Zara"
"Zara capek pa,Zara membeli diri pun Zara tetap salah di mata papa"ujar nya dan berjalan pergi ke arah kamar nya
"Zara papa belum selesai"teriak nya
"Papa mau apa lagi,mau pukul Zara,ya udah ini pukul pa"teriak Zara sambil mendekat ke arah papa nya
Melihat itu Sarah dan Serly pun merasa bahagia karena rencana mereka berhasil membuat dito dan Zara bertengkar.
"Kamu benar-benar anak pembangkang Zara"
Plak....plak
"Wow"ujar Sely pelan
Zara memegang pipi nya yang terasa panas dan sakit akibat tampar dari papa nya itu,Zara berusaha menahan diri agar tak menangis di depan mereka.
"Sekarang udah puas kan pa kalau udah Zara mau istirahat"ujar nya dengan santai dan berjalan pergi menuju ke kamar nya
"Lihat anak kamu sekarang pa,sudah berani sekali menentang kamu,ini pasti Karena lelaki yang sedang dekat dengan nya yang menyuruh dia membangkang seperti ini,papa jangan biarkan Zara salah pergaulan"ujar Sarah memperkeruh suasana
"Papa nggak akan biarkan Zara jadi wanita pembangkang seperti ini"
Mendengar itu Sarah dan Serly pun kembali tersenyum rencana mereka berhasil membuat Dito semakin jauh dari Zara.
*****
Setiba nya di kamar Zara tak kuat lagi menahan air mata nya yang perlahan jatuh membasahi pipi nya.
Zara berjalan ke arah balkon kamar nya sambil melihat bintang yang bersinar begitu indah
"Ma,Zara rindu"dengan air mata yang Terus mengalir deras di Pipi nya
"Zara mau ikut mama,papa nggak pernah peduli sama Zara ma,dia hanya peduli sama Serly dan nggak pernah Anggap Zara ada"
"Dan hari ini papa pukul Zara lagi ma karena dia"
"Papa nggak pernah percaya sama Zara ma,di mata nya Zara selalu salah"
Zara kembali memegang pipi nya yang masih terasa perih, kepala nya yang tiba-tiba kembali pusing setetes darah lagi-lagi keluar dari hidung ny,zara mengambil tisu dan mengelap darah yang keluar dari hidung nya,Zara memandang tisu yang penuh darah itu.
"Apa papa bakalan khawatir sama aku kalau dia tau aku sakit atau papa akan tetap nggak peduli sama aku walaupun aku pergi dari kehidupan mereka"
"Papa kan masih punya kakak Angga sama Serly akau yakin dia tetap nggak akan peduli meskipun aku pergi dari kehidupan mereka"
Tok...tok
"Ini bi Ira non"
Zara Langsung menghapus air mata nya"Masuk aja bi"teriak nya
Pintu di buka menampilkan sosok bi Ira,bi Ira berjalan ke arah Zara sambil memegang Nampan yang berisi makanan di tangan nya
"Ini non bibi bawain non makanan,bibi lihat dari pulang tadi non belum ada makan,bibi letakin di meja ya"izin bi Ira
zara mengangguk kepala nya sebagai jawaban
"Makasih yah bi,oh iya bi mulai malam ini Zara akan terus makan di kamar,nanti biar bibi aja seterus nya yang antarin Zara makan"pesan nya
"Sama-sama non,iya non siap"
Kali ini Zara bertekad untuk menjauhi mereka semua dan akan bersikap cuek,Zara akan memulai hidup baru nya.
****
Suasan di meja makan kali ini sedikit berbeda dari biasa nya,kali ini seperti ada sesuatu yang hilang.
Dito melihat anak-anak nya,alis nya mengerut saat tak mendapati Zara di meja makan itu
"Bik"panggil nya
"Iya tuan"
"Di mana Zara?, kenapa dia nggak ikut makan di sini juga"
Mendengar itu membuat Sarah dan Serly nampak kesal, mereka sudah berusaha payah membuat Dito membenci Zara tapi ternyata Dito masih juga menanyakan keberadaan Zara.
"Ngapain sih pa, nyariin dia paling dia sibuk ngejalang"sambung Angga
"Angga nggak boleh ngomong gitu sama adik sendiri"tegur Sarah yang berpura-pura peduli dengan zara
"Maaf tuan,non Zara udah pergi ke sekolah dari 1 jam yang lalu"ujar bi Ira
"Ngapain dia pagi-pagi banget ke sekolah"ujar Serly memanasi suasana
"Tadi kata Non Zara mau ngerjain tugas yang belum sempat ia kerja kan tuan"jelas bi ira menjelaskan agar non Zara nggak di marahin terus
"Udah lah pa,buat apa mikirin dia lagian dia juga Udah besar,nggak perlu juga kita pikirin nanti juga pulang sendiri"ujar Angga
Mendengar itu Dito tak melanjutkan perkataan nya lagi ada rasa khawatir di hati nya terhadap Zara bagaimana pun dia anak perempuan satu-satu nya.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Shyt Ro
lnjut trus kak alur nya udah bagus tetap konsisten dan smngt💪💪
2025-05-22
0