MULAI BERUBAH

"Stop bantu anak yatim itu!" sengak Melina bahkan sampai mendelik. Saat itu tak sengaja mama masuk kamar Arfan untuk membicarakan kelanjutan studinya ke luar atau mau kerja dulu, Arfan sedang ke kamar mandi, ponsel diletakkan di atas kasur, saat mama masuk bertepatan dengan ponsel itu menyala. Pop up chat menuliskan nama Ayuna dengan pesan Gak Usah.

"Keterlaluan kamu mau bantu dia, sok banget kamu. Sedangkan uang jajan kamu aja mama transfer, dengan mudahnya kamu kasih ke dia!" ucap Melina geram, melihat chat Arfan pada Ayuna. Ia memaksa putra sulungnya untuk membuka password ponsel, dan membuka room chat Ayuna. Mata beliau mendelik seketika, mengetahui Arfan sangat perhatian pada Ayuna. Hampir tiap hari menanyakan nomor rekening sang sepupu, yah Arfan masih berniat mentransfer uang jajan buat Ayuna, mesi sang sepupu sudah bekerja. "Jangan bikin dia manja, atau bergantung sama kamu. Mama sudah rela kamu beri dia motor. Ya kalau dia butuh uang biar dia kerja!"

"Ma, mama berdosa sama dia. Semua yang mama dan Om Yasa punya ini milik dia. Mama tahu dia jungkir balik hidup di luar sana karena keserakahan kalian. Pak Poh kurang baik apa, Ma sama keluarga kita sampai mama tega merebut semua milik anak Pak Poh!" Arfan kesal, ia sedikit meninggikan suara agar sang mama terbuka pikirannya, apa yang beliau lakukan itu salah besar.

"Dia sudah cukup enak menikmati hasil jerih payah kakak mama, sejak kecil dia gak pernah hidup susah, sedangkan kamu dan anak Om Yasa hidup berkecukupan saja."

"Ma, wajar dia hidup enak. Pak Poh menata sedemikian rupa agar sang anak tercukupi, sedangkan mama dan Om Yasa, gengsi aja digedein, beli mobil bagus, rumah gede, banyak koleksi baju branded dan sepatu yang sebenarnya tidak sesuai dengan gaji mama. Saat mama dan Om Yasa banyak hutang, Pak Poh juga yang kasih jatah pada ponakan-ponakannya. Pak Poh tidak membantu kalian karena Pak Poh tahu percuma kalian dibantu, gali lubang tutup lubang perkara hutang bakal terus kalian lakukan."

"Kurang ajar kamu! Mama melakukan semua ini juga demi kebaikan kamu dan adik kamu! Jangan sok gak mau menikmati harta Pak Poh kamu!"

Arfan tersenyum sinis, "Memang, Arfan gak mau menikmatinya sendiri, sebisa mungkin Arfan memberikan uang atau apapun yang dibutuhkan Ayuna agar dia tidak sengsara. Ini hartanya."

"Bego jangan dibiarkan. Gak usah sok baik, pikirkan hidup kamu sendiri!" ucap Melina lalu keluar kamar Arfan dengan membanting pintu keras.

Arfan hanya bisa memejamkan mata, menahan emosi agar tak berkata lebih kasar kepada sang mama. Entah haru bagaimana lagi menyadarkan sang mama bahwa keserakahan akan menjadi boomerang bagi keluarganya kelak.

Ah... Jangan menunggu kelak deh, sekarang saja sudah terlihat efeknya. Kedai milik Pak Poh mulai mengalami penurunan omzet, padahal saat dipegang Pak Poh selalu ramai, program makan gratis setiap jumat pun sudah dihapus. Emang ya, usaha boleh sama tapi rezeki jelas beda pada tiap orang.

Arfan suntuk di rumah, apalagi setelah pertengkaran di rumah. Ia pun keluar berniat mengunjungi Ayuna saja. Ini weekend, pasti jam mengajar privat agak siang.

Ia hanya melewati sang mama tanpa pamit, bahkan sang adik meneriakinya untuk sarapan tak digubris. Muak dengan kelakuan anggota keluarganya yang ongkang-ongkang di rumah milik Ayuna.

Sampai di pelataran kos Ayuna, Arfan kembali menghela nafas berat. Pemandangan di depan mata membuatnya berprasangka jelek. Rajendra bersama Ersa mengobrol dengan santai di depan kos. Ersa berdiri dan Rajendra duduk di atas motor. Entah apa yang mereka bicarakan, terlihat asyik sekali.

Arfan melirik jam tangannya, pukul setengah 9 pagi dan Rajendra sudah bertengger di depan kos Ayuna. Gak mungkin dia barusan datang, pasti sudah setengah jam yang lalu atau bahkan lebih.

"Di mana, Mbak?" tanya Arfan melalui panggilan telepon.

"Aku di rumah Joyce, mamanya minta tolong aku, karena gak bisa antar Joyce lomba modeling di mall. Ada apa, Fan?"

"Tadi diantar Rajendra?"

"Enggak, berangkat sendiri. Rajendra ada proyek sama dosennya, udah berangkat keluar kota sejak kemarin sore."

Arfan tertawa sinis, Ayuna jelas ditipu. Namun Arfan tak mau ikut campur sekarang, sebaiknya menyusun rencana untuk membuktikan hubungan Rajendra dengan Ersa di belakang Ayuna. "Bagus deh, lebih baik gak bergantung sama dia," ucap Arfan sebelum mengakhiri panggilannya.

Arfan pun segera memakai helm, mulai menyalakan mesin motor, dan melaju pesat melewati dua calon pengkhianat itu dengan mengeber motor. Terlihat dari spion baik Ersa dan Rajendra menatapnya. "Brengsek kalian!" lirih Arfan.

Sedangkan Ayuna dan Joyce berada di mobil, diantar sopir keluarga Joyce menuju mall. "Mbak, aku menor gak sih?" tanya Joyce untuk kesekian kalinya. Pagi ini, anak didik Ayuna itu tampil sangat cantik. Didandani oleh MUA profesional, Joyce siap berlenggak-lenggok di atas catwalk bertema wonderful Indonesia. Dia memakai kostum ala Srikandi, lengkap dengan busur panah. Riasannya memang dibuat bold, dan Joyce merasa tak nyaman.

"Enggak kok, udah pas!" ujar Ayuna sembari menyodorkan cermin yang ia bawa. Joyce pun mengangguk.

"Mama sekarang makin sibuk, Mbak. Tiap hari ada aja meeting sampai lupa kalau punya anak."

"Hish, gak boleh ngomong gitu. Beliau kerja kan buat kamu, Joy!"

"Ya memang sih, tapi kasih waktu 3 jam buat dampingi anak lomba apa susahnya sih! Toh aku udah bilang dari lama loh!"

"Udah, gak usah badmood gitu. Nanti malah ke bawa saat catwalk."

"Ya tapi pengen nangis, Mbak!"

"Eh, eh gak boleh. Riasan kamu rusak nanti!" cegah Ayuna gelagapan, mana bibir Joyce sudah ditekuk lagi. Siap mewek. "Sabar, Joy!"

"Gak enak tahu Mbak kalau gak ada orang tua di samping kita!"

Ayuna langsung terpaku. Badannya merinding seketika, bayangan mengantarkan kedua jenazah orang tuanya muncul seketika hingga Ayuna memejamkan mata sebentar lalu menggelengkan kepala beberapa kali. Joyce menyadari hal itu.

Kini ia yang harus menyadarkan tutornya itu. "Mbak gak pa-pa?" tanya Joyce dengan menyodorkan sebotol air mineral.

Meski sedikit pusing, Ayuna pun menjawab tidak apa-apa. "Benar banget, Joy. Setiap anak pasti merasa gak enak kalau gak ada orang tua!" ucap Ayuna dengan senyum yang dipaksakan, kondisinya sudah kembali normal. Sekarang Joy yang mendengar curhatan Ayuna seksama.

"Apalagi anak yatim kayak Mbak gini, kesepian!" ucap Ayuna sambil menoleh ke arah Joyce yang merasa bersalah membahas orang tua. Anak SMP itu tahu kalau Ayuna sudah tidak memiliki orang tua.

"Mbak maaf!" ucap Joy merasa bersalah. Ayuna pun menggeleng.

"Gak pa-pa, Joy. Mbak harus terbiasa!" ucap Ayuna sambil tersenyum manis.

Episodes
1 TANTE LUCKNUT
2 RENCANA
3 LOWONGAN KERJA
4 PART-TIME
5 MULAI BERUBAH
6 MASIH CURIGA
7 KENCAN
8 HAMPIR
9 LADANG CUAN
10 PINDAH
11 JURAGAN SKINCARE
12 MASIH DEG-DEG AN
13 KESAN PERTAMA
14 STALKER
15 KARIER BARU
16 ADA APA DENGAN RAJENDRA?
17 KACUNG
18 TAK ADA KABAR
19 RUMAH SAKIT
20 KREATOR EMBER
21 TRAVELING OTAK
22 CFD
23 MUSUH BARU
24 SAYANG
25 EMAIL MISTERIUS
26 BERTEMU
27 PENGAKUAN
28 VERSI TERBARU
29 STRONG GIRL
30 TAK SENGAJA BERTEMU
31 KASUS BARU
32 SAKIT
33 PERAWAT PRIBADI
34 TAWARAN KEMBALI
35 BELI MOBIL
36 BUKAN DOUBLE DATE
37 GIRLS DAY OUT
38 SHOPPING
39 BANDARA
40 FIX TERIMA
41 OBROLAN
42 CAMER
43 PANUTAN
44 WALI NIKAH
45 DADAKAN
46 SAH
47 UNBOXING
48 MASIH PANAS
49 RESEPSI
50 KESEKIAN KALI
51 PINDAHAN
52 CURHAT DENGAN MERTUA
53 PAMIT
54 PERKARA ANAK
55 DEAL
56 IBRAM VS META
57 PERDEBATAN
58 MELEDEK JOMBLO
59 ABSURD
60 TERCYDUK MENGINTAI
61 OTW BANDUNG
62 KENCAN
63 TERHARU
64 BLOKIR
65 MINDSET META
66 SAY HELLO
67 NASIHAT META
68 GOES TO DUFAN
69 MELANGGAR ATURAN
70 PERKARA CHAT
71 LEWAT LAGU
72 KEDAI BURYAM
73 PERTENGKARAN ANEH
74 NGAMBEK
75 OMELAN AKMAL
76 BENALU
77 DEEP TALK
78 MAAF
79 STAYCATION
80 HARAPAN BARU
81 DUNIA NYATA
82 SISI LAIN IBRAM
83 SEKELUMIT AKTIVITAS
84 DOSEN PEMBIMBING BARU
85 SUMPAH GANTENG
86 MOMENT DI CAFE
87 DUGAAN
88 KADO SPESIAL
89 MAKAN MALAM
90 MENANGIS
91 DRAMA BUMIL
92 CALON PELAKOR
93 MATI KUTU
94 PASANGAN BARU?
95 3 PEREMPUAN
96 TASYAKURAN
97 SIDANG
Episodes

Updated 97 Episodes

1
TANTE LUCKNUT
2
RENCANA
3
LOWONGAN KERJA
4
PART-TIME
5
MULAI BERUBAH
6
MASIH CURIGA
7
KENCAN
8
HAMPIR
9
LADANG CUAN
10
PINDAH
11
JURAGAN SKINCARE
12
MASIH DEG-DEG AN
13
KESAN PERTAMA
14
STALKER
15
KARIER BARU
16
ADA APA DENGAN RAJENDRA?
17
KACUNG
18
TAK ADA KABAR
19
RUMAH SAKIT
20
KREATOR EMBER
21
TRAVELING OTAK
22
CFD
23
MUSUH BARU
24
SAYANG
25
EMAIL MISTERIUS
26
BERTEMU
27
PENGAKUAN
28
VERSI TERBARU
29
STRONG GIRL
30
TAK SENGAJA BERTEMU
31
KASUS BARU
32
SAKIT
33
PERAWAT PRIBADI
34
TAWARAN KEMBALI
35
BELI MOBIL
36
BUKAN DOUBLE DATE
37
GIRLS DAY OUT
38
SHOPPING
39
BANDARA
40
FIX TERIMA
41
OBROLAN
42
CAMER
43
PANUTAN
44
WALI NIKAH
45
DADAKAN
46
SAH
47
UNBOXING
48
MASIH PANAS
49
RESEPSI
50
KESEKIAN KALI
51
PINDAHAN
52
CURHAT DENGAN MERTUA
53
PAMIT
54
PERKARA ANAK
55
DEAL
56
IBRAM VS META
57
PERDEBATAN
58
MELEDEK JOMBLO
59
ABSURD
60
TERCYDUK MENGINTAI
61
OTW BANDUNG
62
KENCAN
63
TERHARU
64
BLOKIR
65
MINDSET META
66
SAY HELLO
67
NASIHAT META
68
GOES TO DUFAN
69
MELANGGAR ATURAN
70
PERKARA CHAT
71
LEWAT LAGU
72
KEDAI BURYAM
73
PERTENGKARAN ANEH
74
NGAMBEK
75
OMELAN AKMAL
76
BENALU
77
DEEP TALK
78
MAAF
79
STAYCATION
80
HARAPAN BARU
81
DUNIA NYATA
82
SISI LAIN IBRAM
83
SEKELUMIT AKTIVITAS
84
DOSEN PEMBIMBING BARU
85
SUMPAH GANTENG
86
MOMENT DI CAFE
87
DUGAAN
88
KADO SPESIAL
89
MAKAN MALAM
90
MENANGIS
91
DRAMA BUMIL
92
CALON PELAKOR
93
MATI KUTU
94
PASANGAN BARU?
95
3 PEREMPUAN
96
TASYAKURAN
97
SIDANG

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!