LOWONGAN KERJA

"Apa?" tanya Ayuna bingung saat Arfan menyodorkan ponselnya.

"Beri nomor rekening Mbak!" sudah keputusan Arfan, diam-diam akan membantu kakak sepupunya ini, meski harus bersitegang dengan sang mama. Ketakutan akan sumpah serapah yang diucapkan Ayuna kemarin begitu dalam, sampai masuk ke alam bawah sadar Arfan. Hatinya berontak, tak mau hidup sengsara hingga nanti, keputusan terbaik adalah mengembalikan harta Ayuna meski tidak semua. Sebisa mungkin Arfan akan mengembalikannya.

"Buat?"

"Transfer kebutuhan kamu lah, Mbak!"

"Ck, buat apa sih, Fan. Gak usah."

"Mbak. Kamu gak pernah hidup susah sejak lahir, Pak Poh selalu mengutamakan kebutuhan kamu, Mbak. Tapi sekarang, kamu hidup sendiri, belum ada pemasukan, uang 10 juta kemarin jelas gak cukup, Mbak."

"Ya memang gak cukup, Fan. Cuma aku juga bakal nyari kerja. Gak mungkin aku diam, nangis meratapi nasib begitu aja."

"Ya makanya buat pegangan kamu sebelum dapat kerja, Mbak. Biarkan mama dan keluarga lain tega sama kamu, tapi aku enggak. Sumpah, Mbak aku sangat takut doamu kemarin dikabulkan sangat cepat kepada kami. Toh aku juga punya hati nurani kali, Pak Poh sering banget kasih barang-barang, bahkan saat aku kuliah pun aku sering dikasih uang jajan, aku bukan tipe orang yang gak tahu terimakasih."

Ayuna hanya diam, mengamati ekspresi sang sepupu, tampak kalau dia memang tulus ingin membantu, hanya saja hati kecil Ayuna enggan berhubungan lagi dengan keluarganya, termasuk Arfan. "Aku gak mau berhutang budi, Fan. Sudah cukup kamu bawa motor buat aku, selebihnya biarkan aku hidup mandiri."

"Kenapa, Mbak? Apa karena Rajendra?"

Ayuna tak paham, kenapa Arfan menyinggung Rajendra dalam permasalahan ini. "Kenapa dengan Rajendra?"

Arfan menggeleng, lalu menunduk sebentar, seolah sulit mengungkapkan tentang Rajendra. "Kamu menolak bantuanku karena sudah mendapat dari Rajendra?"

"Oh itu, gak juga. Rajendra juga mau menanggung hidupku, Fan. Hanya saja aku tolak."

"Alasannya?"

Ayuna mengedikkan bahu. "Aku gak mau berhutang budi dengan siapa pun, meski dengab pacarku sendiri. Sejak kejadian aku diusir, aku sudah tidak percaya dengan orang lain, dan mengharuskan aku untuk hidup di kakiku sendiri."

"Kerja?"

Ayuna mengangguk. "Kerja apa?" tanya Arfan kemudian. "Kamu terlahir menjadi seorang putri loh, Mbak. Yakin kamu mau kerja."

Ayuna tertawa. Putri? Putri yang terbuang iya. "Dulu tuan putri, sekarang upik abu, Fan."

Keduanya pun tertawa, takdir kok ya sekejam ini menimpa Ayuna. Entah kebahagian apa yang akan ia dapatkan kelak, hingga saat ini harus berperang dengan sakit hati dan air mata.

"Karena kamu udah bawa motorku mungkin daftar ojol kali ya, lebih cepat dapat uang ketimbang jadi tutor privat!"

"Aku gak setuju, Mbak. Skill naik motor kamu tuh masih pemula banget, rawan jatuh atau kecelakaan di jalan, Mbak. Lebih baik menjadi tutor privat saja, nanti aku kasih tahu lowongannya, teman-temanku juga banyak jadi tutor privat."

"Nah kalau lowongan kerja begini aku mau dibantu, link pertemananku cetek banget soalnya."

"Beres! Selain tutor, mau kerja apa? Bilang aja, bakal aku bantu, setidaknya tenaga."

"Mungkin jualan online, skin care!"

Arfan mengangguk, "Lebih setuju yang ini sih, apalagi modal wajah udah mumpuni, nanti aku bawakan tripod dan kamera di rumah Mbak."

Ayuna tertegun. "Fan?"

"Kenapa?"

"Kamu melakukan ini gak mau menghancurkan aku lebih dalam lagi kan?"

"Enggak, aku gak sejahat mama. Aku masih punya hati nurani, Mbak. Aku adik sepupu kamu, yang siap sedia membantu kamu. Dan tolong, sebelum minta bantuan ke Rajendra, minta tolonglah kepadaku dulu."

"Sepertinya kamu gak suka dengan dia? Ada masalah apa?"

Arfan menggeleng, "Bukan gak suka, Mbak. Hanya saja aku gak mau kamu bergantung pada laki-laki yang belum tentu jadi suami kamu, Mbak. Khawatir saja dia sudah membantu, eh kalian putus."

"Ya Allah, Fan. Doamu loh!" protes Ayuna tak terima, Arfan pun tertawa. Setidaknya hari ini ia bisa melihat berbagai ekspresi Ayuna. Ternyata gadis itu masih tertawa.

Iya tertawa, terpaksa dan berusaha tertawa. Selebihnya menangis. Ayuna tidak bohong, ia hanya manusia biasa yang gak sanggup hidup sendiri tanpa keluarga, ia juga ingin menjerit memprotes sama Allah kenapa semua dihilangkan. Bukankah sang ayah dulu mencari nafkah dengan cara yang halal, kenapa harus dihilangkan semua.

Sepulang dari kampus, Ayuna hanya bisa merebahkan diri. Menatap langit-langit kamar, otaknya kosong sesaat, ponsel ia biarkan begitu saja meski bunyi notif pesan masuk atau panggilan telepon beruntun. Ayuna hanya butuh introspeksi diri, beristighfar sebanyak mungkin, setidaknya menata hati agar segera menerima takdir dengan lapang dada. Di depan semua orang ia bisa tegar, tapi kalau sendiri begini ya menangis.

Puas menangis, ia pun segera membersihkan diri dan bersiap beribadah menjelang petang. Duduk di atas sajadah menjadi rutinitas baru bagi Ayuna. Hatinya sangat lega setelah mengucap amin. Segala macam harapan, protes dan keluh kesah diutarakan secara langsung kepada sang pencipta. Meski masih ada ragu, namun tak dipungkiri ada ketenangan. Sedih dan tangis mungkin masih ada, tapi ia berjanji esok hari dirinya lebih siap dan segera berbenah diri.

"Iya kenapa, Fan?" jawab Ayuna menerima panggilan dari sang sepupu, setelah sholat isya dan puas curhat sama Allah, Ayuna mulai mengurus ponselnya.

"Dari mana aja, Mbak. Baru angkat telepon, udah berapa kali aku telepon gak ada jawaban," protesnya sedikit marah, ah lebih tepatnya khawatir.

"Ada apa?" tanya Ayuna to the point, ia tak mau membuka banyak aktivitas pada siapa pun, termasuk pada Arfan.

"Jawab dulu, Mbak dari mana?"

"Ck, habis sholat, Fan. Pulang dari kampus aku di kos aja!" jawab Ayuna sedikit kesal. Arfan pun memaklumi, dekat dengan sang pencipta adalah tujuan terbaik di semua situasi, apalagi dalam keadaan terpuruk begini.

"Ponakan teman kuliahku cari guru privat, SMP, mau bahasa inggris sama matematika, boleh tuh dicoba, rumahnya dekat dengan kos Mbak juga. Maunya Jumat sampai Minggu. Udah aku kasih nomor kontaknya di chat wa. Segera hubungi ya Mbak!" lapor Arfan.

Ayuna tersenyum tipis, sangat terharu. Pasti Arfan setelah bertemu tadi siang langsung ekskusi cari lowonga kerja. "Terimakasih, Fan, udah merepotkan kamu."

"Mbak ngomong apa sih, aku gak repot sama sekali kok. Rizekinya Mbak Ayuna aja, pas aku balik ke kampus bertemu temanku minta rekom tutor privat, ponakannya gak mau kalau ke bimbel."

"Ya pokoknya makasih banget, Fan."

"Oke. Sama-sama, ingat kalau butuh apa-apa bilang aku, gak usah sungkan. Hubungi aku dulu!"

"Iya."

"Udah makan malam?"

"Hah?" setiap ditanya makan, pasti Ayuna baru ingat soal makan. "Belum, habis ini mungkin cari makan sama Ersa."

"Gak usah, tunggu aja, habis ini aku mampir ke kos Mbak!"

Tut. Arfan menutup panggilan begitu saja tanpa mau mendengar respon kakak sepupunya itu.

Episodes
1 TANTE LUCKNUT
2 RENCANA
3 LOWONGAN KERJA
4 PART-TIME
5 MULAI BERUBAH
6 MASIH CURIGA
7 KENCAN
8 HAMPIR
9 LADANG CUAN
10 PINDAH
11 JURAGAN SKINCARE
12 MASIH DEG-DEG AN
13 KESAN PERTAMA
14 STALKER
15 KARIER BARU
16 ADA APA DENGAN RAJENDRA?
17 KACUNG
18 TAK ADA KABAR
19 RUMAH SAKIT
20 KREATOR EMBER
21 TRAVELING OTAK
22 CFD
23 MUSUH BARU
24 SAYANG
25 EMAIL MISTERIUS
26 BERTEMU
27 PENGAKUAN
28 VERSI TERBARU
29 STRONG GIRL
30 TAK SENGAJA BERTEMU
31 KASUS BARU
32 SAKIT
33 PERAWAT PRIBADI
34 TAWARAN KEMBALI
35 BELI MOBIL
36 BUKAN DOUBLE DATE
37 GIRLS DAY OUT
38 SHOPPING
39 BANDARA
40 FIX TERIMA
41 OBROLAN
42 CAMER
43 PANUTAN
44 WALI NIKAH
45 DADAKAN
46 SAH
47 UNBOXING
48 MASIH PANAS
49 RESEPSI
50 KESEKIAN KALI
51 PINDAHAN
52 CURHAT DENGAN MERTUA
53 PAMIT
54 PERKARA ANAK
55 DEAL
56 IBRAM VS META
57 PERDEBATAN
58 MELEDEK JOMBLO
59 ABSURD
60 TERCYDUK MENGINTAI
61 OTW BANDUNG
62 KENCAN
63 TERHARU
64 BLOKIR
65 MINDSET META
66 SAY HELLO
67 NASIHAT META
68 GOES TO DUFAN
69 MELANGGAR ATURAN
70 PERKARA CHAT
71 LEWAT LAGU
72 KEDAI BURYAM
73 PERTENGKARAN ANEH
74 NGAMBEK
75 OMELAN AKMAL
76 BENALU
77 DEEP TALK
78 MAAF
79 STAYCATION
80 HARAPAN BARU
81 DUNIA NYATA
82 SISI LAIN IBRAM
83 SEKELUMIT AKTIVITAS
84 DOSEN PEMBIMBING BARU
85 SUMPAH GANTENG
86 MOMENT DI CAFE
87 DUGAAN
88 KADO SPESIAL
89 MAKAN MALAM
90 MENANGIS
91 DRAMA BUMIL
92 CALON PELAKOR
93 MATI KUTU
94 PASANGAN BARU?
95 3 PEREMPUAN
96 TASYAKURAN
97 SIDANG
Episodes

Updated 97 Episodes

1
TANTE LUCKNUT
2
RENCANA
3
LOWONGAN KERJA
4
PART-TIME
5
MULAI BERUBAH
6
MASIH CURIGA
7
KENCAN
8
HAMPIR
9
LADANG CUAN
10
PINDAH
11
JURAGAN SKINCARE
12
MASIH DEG-DEG AN
13
KESAN PERTAMA
14
STALKER
15
KARIER BARU
16
ADA APA DENGAN RAJENDRA?
17
KACUNG
18
TAK ADA KABAR
19
RUMAH SAKIT
20
KREATOR EMBER
21
TRAVELING OTAK
22
CFD
23
MUSUH BARU
24
SAYANG
25
EMAIL MISTERIUS
26
BERTEMU
27
PENGAKUAN
28
VERSI TERBARU
29
STRONG GIRL
30
TAK SENGAJA BERTEMU
31
KASUS BARU
32
SAKIT
33
PERAWAT PRIBADI
34
TAWARAN KEMBALI
35
BELI MOBIL
36
BUKAN DOUBLE DATE
37
GIRLS DAY OUT
38
SHOPPING
39
BANDARA
40
FIX TERIMA
41
OBROLAN
42
CAMER
43
PANUTAN
44
WALI NIKAH
45
DADAKAN
46
SAH
47
UNBOXING
48
MASIH PANAS
49
RESEPSI
50
KESEKIAN KALI
51
PINDAHAN
52
CURHAT DENGAN MERTUA
53
PAMIT
54
PERKARA ANAK
55
DEAL
56
IBRAM VS META
57
PERDEBATAN
58
MELEDEK JOMBLO
59
ABSURD
60
TERCYDUK MENGINTAI
61
OTW BANDUNG
62
KENCAN
63
TERHARU
64
BLOKIR
65
MINDSET META
66
SAY HELLO
67
NASIHAT META
68
GOES TO DUFAN
69
MELANGGAR ATURAN
70
PERKARA CHAT
71
LEWAT LAGU
72
KEDAI BURYAM
73
PERTENGKARAN ANEH
74
NGAMBEK
75
OMELAN AKMAL
76
BENALU
77
DEEP TALK
78
MAAF
79
STAYCATION
80
HARAPAN BARU
81
DUNIA NYATA
82
SISI LAIN IBRAM
83
SEKELUMIT AKTIVITAS
84
DOSEN PEMBIMBING BARU
85
SUMPAH GANTENG
86
MOMENT DI CAFE
87
DUGAAN
88
KADO SPESIAL
89
MAKAN MALAM
90
MENANGIS
91
DRAMA BUMIL
92
CALON PELAKOR
93
MATI KUTU
94
PASANGAN BARU?
95
3 PEREMPUAN
96
TASYAKURAN
97
SIDANG

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!