"PT Multi Internasional?"
Hanna nampak menatap lowongan pekerjaan di sebuah surat kabar di mana sedang di butuhkan seorang sekretaris berpengalaman, ia yang tak memiliki pengalaman sebagai sekretaris terlihat mempertimbangkan untuk memasukkan lamarannya atau tidak.
Setelah berpikir matang-matang akhirnya wanita itu ingin mencoba melamar dengan pengalaman sebagai manager toko di tempatnya bekerja sebelumnya.
Semoga saja ia di terima namun jika tidak mungkin ia akan mempertimbangkan untuk kembali ke kota tempat tinggalnya sebelumnya meskipun dengan resiko keluarganya akan membencinya karena ia telah di pecat.
Setelah mengirim lamaran melalui sebuah email yang tertera kini wanita itu nampak termenung, ia tak menyangka mantan kekasihnya semasa kuliah dulu telah begitu sukses saat ini dan akan segera menikah sedangkan dirinya masih saja seperti ini.
Di usianya yang beranjak 25 tahun ia bahkan belum memikirkan untuk menikah, pikirannya hanya untuk mencari uang dan uang saja. Perawan tua juga tidak buruk daripada cepat menikah tapi mendapatkan suami yang salah gumamnya membahagiakan dirinya sendiri.
Lagipula siapa yang mau dengan wanita sepertinya, bukan orang kaya dan tak secantik Sofie. Kulitnya juga tak seputih dan terawat seperti wanita itu bahkan pakaian yang ia kenakan juga tak modis.
Ting
Sebuah notifikasi tiba-tiba membuyarkan lamunannya dan wanita itu pun segera mengecek pesan email yang masuk ke dalam laptopnya.
"Aku di terima?" ucapnya tak percaya ketika melihat pesan email balasan atas surat lamaran yang ia kirim sebelumnya.
"Bagaimana mungkin aku bisa di terima?" imbuhnya yang masih tak percaya karena ia dengan jujur mencantumkan jika belum pernah berpengalaman sebagai seorang sekretaris.
Apa mungkin Tuhan kasihan padanya karena sebelumnya telat di pecat dengan begitu tak terhormat? Rasanya pengabdiannya selama bertahun-tahun di perusahaannya tak terlihat hanya karena masalah kecil.
Hanna benar-benar bahagia saat ini dan ia yakin ini semua hadiah dari Tuhan karena ia bukan seorang pendendam, ia ikhlas atas apa yang di lakukan perusahaan terhadapnya dan atas perlakuan kejam oleh mantan kekasihnya itu. Ia pun juga tak bisa marah dan ia anggap itu adalah hukuman atas perbuatannya dulu.
Tapi ia berharap takkan bertemu dengan pria itu lagi, kisah mereka telah usai dan ia ingin menjalani hidupnya dengan tenang begitu juga dengan sang mantan kekasih yang sebentar lagi juga akan menikah.
"Aku selalu berdoa semoga kamu bahagia," gumamnya namun tiba-tiba perutnya terasa keroncongan dan ia lupa telah melewatkan makan siangnya karena terlalu fokus mencari lamaran pekerjaan di beberapa surat kabar sejak pagi hari.
"Astaga, aku lupa berbelanja." Hanna melihat lemari pendinginnya yang nampak kosong, kemudian wanita itu pun segera bersiap-siap pergi ke supermarket tak jauh dari tempatnya tinggal untuk membeli bahan makanan.
Saat sedang memilih beberapa sayuran segar ia tak sengaja bertemu dengan Sofie yang kebetulan juga sedang berbelanja di tempat yang sama.
"Sofie?"
"Hanna?"
"Apa kamu sedang berbelanja?" tanya wanita itu kemudian.
Hanna menatap wanita cantik yang terlihat anggun dengan setelan rok pendek dan juga kaos tak jauh darinya itu, kulitnya yang putih membuat semua mata nampak meliriknya.
"Hm, sama seperti kamu." sahutnya seraya melirik ke arah troli belanjaan wanita itu, nampak beberapa daging dan juga sayuran ada di dalam sana.
"Malam ini aku dan Jiro berencana makan malam jadi aku ingin masak makanan kesukaannya," ucap Sofie memberitahu ketika Hanna menatap belanjaannya.
Hanna mengangguk kecil, selain cantik Sofie memang pandai memasak karena dulu saat SMA wanita itu mengikuti sebuah kursus memasak. Sofie benar-benar wanita sempurna di matanya, cantik, tinggi, kaya, pandai memasak jadi pantas saja mantan kekasihnya itu jatuh cinta padanya.
"Baiklah, sepertinya aku sudah selesai. Sampai jumpa lagi Sofie," Hanna pun kembali mendorong troli belanjaan pergi.
"Hanna tunggu!" Sofie langsung menghentikan wanita itu.
"Aku ingin minta maaf untuk semalam, kamu jadi kehilangan pekerjaan gara-gara kami." Sofie nampak merasa bersalah menatap sahabatnya waktu sekolah itu.
Hanna tersenyum kecil. "Tidak apa-apa mungkin masa kerjaku di sana memang sudah waktunya habis," ucapnya tak mempermasalahkannya. Toh itu juga karena kesalahannya sendiri yang kurang berhati-hati.
Sofie nampak iba menatapnya. "Jika mau kamu bisa bekerja di butikku kebetulan aku sedang membutuhkan admin di sana," tawarnya kemudian. Bahkan wanita itu juga memiliki butik benar-benar sempurna gumam Hanna.
Hanna kembali tersenyum menatapnya. "Terima kasih Sofie, tapi aku sudah mendapatkan pekerjaan. Kebetulan tadi ada lowongan sekretaris di surat kabar jadi aku langsung memasukkan CV dan rupanya aku di terima," tukasnya dengan wajah bahagianya.
"Benarkah? Syukurlah aku ikut senang mendengarnya," Sofie pun merasa lega karena bagaimana pun juga wanita itu kehilangan pekerjaannya karena kekasihnya.
"Baiklah, aku harus pergi." Hanna pun kembali mendorong trolinya, perutnya makin keroncongan dan ia tak bisa menahannya lagi.
"Hanna, apa kamu baik-baik saja jika aku menikah dengan Jiro?" ucap Sofie tiba-tiba hingga membuat langkah Hanna terhenti.
Wanita itu pun nampak memejamkan matanya sejenak kemudian berbalik badan menatapnya. "Tentu saja, hubungan kami sudah lama berakhir jadi jangan khawatirkan hal itu." sahutnya seraya mengulas senyumnya seakan ia ikut bahagia dengan hubungan mereka.
Sofie terlihat lega, kemudian di genggamnya tangan wanita itu. "Terima kasih Hanna," ucapnya kemudian.
Hanna mengangguk kecil kemudian segera berlalu pergi ke kasir untuk membayar barang-barangnya, sesekali wanita itu melirik ke arah Sofie yang nampak kembali memilih belanjaannya. Wanita cantik itu terlihat sedang melakukan panggilan video dan sepertinya bersama calon suaminya.
"Move on lah Hanna bagaimana pun sulitnya itu," gumamnya seraya memejamkan mata karena merasakan dadanya begitu sesak.
Selang beberapa hari, Hanna pun bersiap untuk interview. Semoga saja wawancaranya hari ini lancar dan ia berhasil mendapatkan pekerjaan jika tidak mungkin ia akan terpaksa pulang dengan segala resiko yaitu di benci oleh sang ayah yang hanya menjadikannya sebagai mesin uang.
Setelah merias tipis wajahnya, wanita itu pun segera berlalu pergi agar tidak ketinggalan kereta. Ia memang tak memiliki kendaraan dan kemanapun selalu menggunakan transportasi umum.
30 menit kemudian Hanna berhenti di stasiun yang ia tuju dan wanita itu kembali berjalan kaki selama beberapa menit untuk sampai di kantor tujuannya.
Hujan yang semalaman turun membuat jalanan berlubang di penuhi oleh air dan juga lumpur jadi itu membuat Hanna nampak berhati-hati agar tidak sampai menginjaknya karena bisa mengotori pakaiannya.
Saat wanita itu hendak menyeberang tiba-tiba sebuah mobil lewat dengan sedikit kencang hingga membuat air kubangan yang ada di hadapannya itu langsung mun crat mengenai roknya.
"Astaga bagaimana ini?" gumamnya ketika melihat roknya basah bercampur lumpur, ia tidak mungkin kembali pulang karena beberapa menit lagi jadwal interview dan jika terlambat maka ia tidak akan mendapatkan kesempatan itu lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Niͷg_Nσͷg
Astagaa 🤦♀️ sepertinya ujian hidupmu akan terus menerus menghampirimu han? tapi tak masalah..jadikan ujian sebagai motivasi hidupmu, semakin banyak ujian datang, akan menjadikanmu semakin kuat jika kamu mampu bertahan dengan sabar.
Waduhh sepertinya habis kena semprotan lumpur..habis ini kena semprotan bos kamu han? 🙊 aku kagum sama semangat juangmu dalam menjalani hidup han? tapi kamu lemah dan rapuh..kalau sudah menghadapi manusia2 di sekelilingmu, kalau di injak bls injak dong..jangan diam saja 🤭
sofie manusia bunglon, rubah betina...sok asyik, sok baik..padahal kamulah yang sudah menghancurkan hanna...penjahat sok jadi pahlawan 🤦♀️
2025-05-20
16
Nurlaela
Hanna move on, memang JiRO bukan untukmu, kehidupanmu masih panjang Hanna raih cita cita dengan kerja kerasmu bukan tekanan orang, carilah kebahagian lain toh bukan pajiro aja masih ada Rubicon, Lexus, dan lainnya😅😅😅😅...masih abu-abu karena disini yang terlihat jelek cuma Hanna karena mengaku selingkuh, si Sofie diam tak tahulah...tapi selembut secantik apapun, pintar masak juga tapi ngank srek gitu...terserah JiRO mau nikah sama Sofie juga...bisakah kisah JiRO itu jangan kaya bapaknya deh...cukup nikah sekali saja ya dengan si SOP terserah asal jangan menganggu Hanna lagi biar dia dengan hidupnya sendiri soal masalalu dan apa yang dilakukan dulu biarlah berlalu...jadilah wanita tangguh Hanna...
2025-05-24
0
moms D'ana
Sofie si minyak goreng sok baik pdhl berhati iblis.....Hanna jg kalo bisa jangan terlalu naif lah harus jadi wanita kuat....jangan menye² kalo ketemu Jiro
2025-05-20
5