EPISODE 4: TATAPAN MATA YANG MENYIMPAN RASA BERSALAH

Itu… sepertinya adalah liontin giok yang pecahannya ditemukan Lin Muwan di makam kuno sesaat sebelum dirinya terkubur di makam tersebut. Giok ini masih dalam bentuk yang utuh, tidak pecah seperti sebelumnya. Dia yakin itu giok yang sama.

Mengapa sangat kebetulan?

Liontin giok yang utuh… Lin Muwan, Permaisuri Qing…. identitas Lin Muwan yang disandangnya saat ini, bukankah itu adalah nama orang yang dimakamkan di makam kuno tersebut?

Lin Muwan merasakan ketakutan dalam hatinya. Jika benar sesuai dugaannya, kemungkinan dia pergi ke zaman ketika pemilik makam kuno yang ia temukan hidup.

Dia datang ke masa kerajaan kuno yang tidak tercatat dalam sejarah itu masih eksis. Identitas dan tubuh yang ditempatinya sekarang ternyata adalah Lin Muwan yang makamnya runtuh.

Fakta baru ini membuatnya meraba-raba tentang masa depan yang akan datang. Lin Muwan tahu akan akhir dari nasib Lin Muwan yang ini.

Tetapi, dia tidak tahu siapa yang kelak akan menjadi kaisar dan menobatkannya sebagai Permaisuri Qing, membangun makam megah untuknya dan mengabadikan kisah hidupnya dalam relief-relief di dinding makam.

Murong Changfeng sangat membencinya, jika dia jadi kaisar, Lin Muwan pasti mati di tangannya. Orang yang akan menjadi permaisurinya pastilah Sheng Jiayin mengingat dia telah mencapai posisi kaisar pada saat itu dan bisa melakukan apapun yang dia inginkan.

Apakah itu adalah Murong Zhiyang sang Pangeran Keempat, atau justru Murong Tianlei sang Pangeran Kedua yang dua-duanya belum pernah ditemui?

Lin Muwan merasakan firasat bahwa hidupnya akan sulit di sini. Masa depannya sulit ditentukan jika dia mengingat akhir dari sosok Lin Muwan yang makamnya runtuh setelah ditemukan olehnya.

Mungkinkah ini adalah akibat dari perilaku jahatnya yang memasuki makam kuno milik orang tanpa izin?

Mungkinkah roh Lin Muwan yang asli masih ada di makam tersebut setelah sekian ratus tahun berlalu?

Mungkinkah roh Lin Muwan yang asli menuntut balas karena dia mengganggu tidur tenangnya dan menariknya ke masa lalu untuk merasakan bagaimana kehidupannya berlalu di masa itu?

Lin Muwan bergidik hingga suara pelayan menyadarkannya.

“Nona, Kaisar memanggil semua keluarga kekaisaran dan para menteri ke lapangan utama.”

Lin Muwan menggangguk. “Bantu aku berganti pakaian.”

Perburuan tahunan yang diadakan oleh Kaisar saat ini masih berlangsung. Setelah dua hari terlewati, sekarang adalah saat puncak ketika pada peserta perburuan memanen hasil buruan paling banyak.

Pada hari ketiga ini, semua peserta akan diperbolehkan memburu apapun yang ada di dalam hutan dan menyerahkan hasilnya ke lapangan utama setelah matahari terbenam.

Lin Muwan melihat sekeliling. Tatapan jijik dan benci ia dapatkan dari orang-orang yang dengan sengaja melihatnya seperti barang kotor.

Di panggung kecil yang teduh, Lin Muwan dapat melihat sosok Kaisar duduk bersama jajaran menteri dan beberapa selirnya.

Para peserta perburuan adalah anak-anak para menteri dan juga para pangeran termasuk Murong Changfeng, berdiri di samping kuda mereka. Di samping Murong Changfeng berdiri seorang pemuda gagah yang fitur wajahnya mirip dengan Kaisar.

Itu pasti Pangeran Keempat, Murong Zhiyang. Lalu, di manakah Pangeran Kedua, Murong Tianlei?

“Nona, Pangeran Kedua sedang sakit dan tidak ikut perburuan,” pelayan baik hati yang tadi ditemuinya berkenan berbisik memberitahu.

“Ah, jadi begitu. Lalu, siapakah wanita muda yang berdiri di sisi kanan Pangeran Kesembilan?”

“Itu adalah Nona Zhou Ying, putri Guru Agung Kekaisaran, kecantikan nomor dua di ibu kota. Dia juga sahabat masa kecil Pangeran Kesembilan.”

Lin Muwan menggangguk mengerti. Si dingin kasar bernama Murong Changfeng itu ternyata dikelilingi wanita cantik yang menjadi impian pemuda ibu kota. Pantas saja dia begitu sombong dan mendominasi.

“Changfeng, di mana selirmu?” Kaisar tua tiba-tiba bertanya soal Lin Muwan kepada putra kesembilannya.

“Benar, Saudara Kesembilan, di mana selir kecilmu itu? Jangan-jangan kau meninggalkannya di tenda sendirian seperti malam tadi?”

Murong Changfeng tampak tidak senang meski dia harus menahannya.

“Saudara Keempat pandai bercanda. Akan sangat merepotkan jika seorang wanita terlibat dalam perburuan seperti ini.”

Zhou Ying tiba-tiba menyela, “Pangeran Kesembilan, bukankah aku juga seorang wanita?”

Gelak tawa Kaisar terdengar. Murong Changfeng menekuk wajahnya sementara ekspresi puas tergambar di wajah Murong Zhiyang.

“Putra Kesembilan, panggil selirmu kemari!”

“Ayahanda, Saudara Kesembilan tidak perlu repot-repot memanggilnya. Dia ada di sini,” Murong Zhiyang menyela. Kepalanya menoleh ke tempat Lin Muwan berada.

Si pelayan baik hati segera memperingatkan Lin Muwan, “Nona, Kaisar memanggilmu.”

“Ah? Oh, baiklah.”

Lin Muwan maju tanpa menghiraukan tatapan benci dan tidak suka dari orang-orang di sekitarnya. Dia membungkuk kepada Kaisar dengan penuh hormat dan gestur sealami mungkin.

Kepala tertunduknya sesekali berhasil membuatnya mencuri pandang ke arah Kaisar dan Lin Muwan cukup terkejut.

Sama sekali tidak ada tatapan kebencian yang tertuju padanya seperti yang ia dapat dari Murong Changfeng. Sebaliknya, tatapan Kaisar terhadapnya seperti menyimpan sebuah keprihatinan dan penyesalan mendalam.

Diam-diam Lin Muwan bertanya-tanya, apakah ini ada hubungannya dengan kudeta Keluarga Hua tiga tahun lalu? Mata keriput Kaisar seperti menyimpan…. rasa bersalah.

“Lin Muwan, aku dengar kau terluka. Apakah kau baik-baik saja?” suara Kaisar menyambangi telinganya dari jarak dekat.

“Terima kasih atas perhatian Kaisar, saya baik-baik saja.”

Kaisar terdiam sesaat. Dia seperti punya banyak kata yang ingin diucapkan, tapi tertahan hingga dia mengendapkannya di perutnya.

“…. Baguslah jika kau baik-baik saja. Changfeng, bawa selirmu bersamamu.”

Murong Changfeng menujukkan sikap protes diikuti tatapan tidak suka dari Zhou Ying. Namun, Kaisar melambaikan tangannya, menolak segala bentuk protes sampai Murong Changfeng terdiam.

Berpikir untuk waktu yang lama, pria itu lantas berkata, “Ayahanda, kuda ini hanya mampu menopang satu orang. Aku sudah menyiapkan kendaraan lain untuknya.”

“Oh? Apa itu?”

“Zifang, bawa kemari!”

Zifang, pengawal Murong Changfeng datang menuntun seekor keledai. Murong Changfeng memberi Lin Muwan seekor keledai gemuk yang pendek.

Jangankan berlari cepat, berjalan pun tampaknya akan sulit apalagi sambil ditunggangi orang. Sudut mulut Lin Muwan berkedut, tatapan mengejek dan tawa mengejek datang kepadanya dari orang-orang di sekitarnya.

Murong Changfeng sialan!

“Nona, silakan.”

Lin Muwan menerima tali keledai dengan senyum canggung. Diam-diam hatinya mengumpat kasar. Melihat ekspresi mengejek di wajah Murong Changfeng, Lin Muwan berang.

“Kalau begitu, perburuan dimulai!”

Para peserta perburuan terbagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama dipimpin Murong Zhiyang, kelompok kedua dipimpin Murong Changfeng, dan kelompok ketiga dipimpin oleh Zhou Ying.

Ketiga kelompok menempuh rute masing-masing, namun di tengah jalan, Zhou Ying menghampiri rombongan Murong Changfeng.

“Pangeran Kesembilan, bagaimana jika kita berkompetisi?”

“Oh? Kompetisi seperti apa yang kau inginkan?”

Zhou Ying memandang Lin Muwan dari atas kuda. Senyum jahat muncul di wajahnya.

“Ada objek yang lebih menarik diburu daripada serigala dan harimau. Siapa yang dapat menaklukannya lebih dahulu dia yang akan menang. Bagaimana menurutmu, Pangeran?”

Mereka sepaham soal objek perburuan yang dimaksud. Lin Muwan merasakan seluruh tubuhnya menggigil. Bahkan jika dia adalah seorang budak rendahan, apakah mereka benar-benar harus membunuhnya?

Kedua bajingan itu menyamakannya dengan binatang perburuan!

“Menarik. Tidak masalah,” ucap Murong Changfeng.

Zhou Ying menyeringai. “Lin Muwan, larilah sejauh yang kau bisa! Tapi, jangan pernah berpikir untuk lolos!”

Lin Muwan meludahkan air liurnya. “Bajingan!”

Dengan kondisinya saat ini, mustahil melawan kedua bajingan itu secara fisik. Lin Muwan harus lari sembunyi jika ingin selamat.

Mengabaikan tatapan marah Murong Changfeng, dia menarik tali kekang di keledai gemuk dan memaksanya menjauhi kedua bajingan itu.

Terpopuler

Comments

𓆩❤𓆪✿✧༺°zãnzên°༻✧❀ଘ😇ଓ

𓆩❤𓆪✿✧༺°zãnzên°༻✧❀ଘ😇ଓ

kok ngeseli kabeh seh 😡😡 sabar lin ntar hempaskan semua 😆😆

2025-05-16

3

forgetmenot87

forgetmenot87

jangan" ayahnya lin muwan di jadikan kambing hitam atas peristiwa kudeta,dan kaisar mengetahuinya,tapi tidak bisa menolong keluarga lin muwan.Jadi hanya menjadikan lin muwan sebagai selir pangeran 9,bentuk untuk menyelamatkan nyawanya.

2025-07-09

0

Alan Banghadi

Alan Banghadi

Tinggalkan saja muring Changfeng ini benar2 bikin muak😡😡😡

2025-05-24

1

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 EPISODE 1: MAKAM PERMAISURI QING
3 EPISODE 2: SELIR PANGERAN KESEMBILAN
4 EPISODE 3: AKAR KEBENCIAN
5 EPISODE 4: TATAPAN MATA YANG MENYIMPAN RASA BERSALAH
6 EPISODE 5: MENYINGKIRKAN HARGA DIRI
7 EPISODE 6: RINTIHAN DI TENGAH MALAM
8 EPISODE 7: KEINGINAN YANG KUAT
9 EPISODE 8: BISAKAH KITA BERGEGAS?
10 EPISODE 9: BODOH, KAU MAU MATI?
11 EPISODE 10: TERJAGA SEPANJANG MALAM
12 EPISODE 11: MENEMUKAN JALAN KELUAR
13 EPISODE 12: SEPERTI JALAN BUNTU
14 EPISODE 13: STRATEGI MURAHAN
15 EPISODE 14: PISAU YANG TIDAK DIASAH
16 EPISODE 15: KUNJUNGAN PANGERAN KEDUA
17 EPISODE 16: APAKAH OTAK PANGERAN KESEMBILAN SUDAH RUSAK?
18 EPISODE 17: CEPATLAH, JANGAN MENUNDA WAKTUKU!
19 EPISODE 18: PUTRA KESEMBILAN MEMANG BURUK
20 EPISODE 19: APAKAH KAU MEMBENCIKU?
21 EPISODE 20: BAGAIMANA RASANYA MENELAN AIR KOLAM?
22 EPISODE 21: SUNGGUH TIDAK LAYAK
23 EPISODE 22: TERIMA KASIH SUDAH MEMPERHATIKAN KEGEMARANKU!
24 EPISODE 23: ADIK IPAR, PERLUKAH AKU BANTU?
25 EPISODE 24: KERAGUAN YANG MUNCUL SETELAH TIGA TAHUN
26 EPISODE 25: SELIR KURUS SEKALI
27 EPISODE 26: PANGERAN, MARI LEPASKAN!
28 EPISODE 27: DIA BARU SAJA PATAH HATI
29 EPISODE 28: TIDAK SENGAJA BERTEMU
30 EPISODE 29: KESEPAKATAN
31 EPISODE 30: MENJADI RUMIT
32 EPISODE 31: TEMPAT DUDUK
33 EPISODE 32: BERBALIK ARAH
34 EPISODE 33: MENJEBAK TANPA RAGU
35 EPISODE 34: DISKUSI MALAM
36 EPISODE 35: PERMOHONAN IZIN
37 EPISODE 36: KAU MAU MEMATAHKAN PINGGANGMU?
38 EPISODE 37: ADEGAN MALAM
39 EPISODE 38: KAU HARUS MENGURUSKU DENGAN BAIK
40 EPISODE 39: MAKAN SIANG
41 EPISODE 40: TIDAK TAHU CARA MEMINTA MAAF
42 EPISODE 41: MENGEMBALIKAN BARANG
43 EPISODE 42: MENGHILANGKAN PRASANGKA
44 EPISODE 43: KEMATIAN YANG DISESALKAN
45 EPISODE 44: DUA KEMUNGKINAN
46 EPISODE 45: TUAN PUTRI RONG'AN
47 EPISODE 46: TIDAK MUDAH DIHADAPI
48 EPISODE 47: BERANI KALIAN SENTUH DIA!
49 EPISODE 48: TIDAK HATI-HATI
50 EPISODE 49: PERINGATAN
51 EPISODE 50: KESEPAKATAN KEDUA
52 EPISODE 51: TIDAK SEMUDAH ITU, NAK!
53 EPISODE 52: SEGERA BERKEMAS, KITA PERGI TAMASYA!
54 EPISODE 53: BERANI KAU MENYIRAMKU?
55 EPISODE 54: GERBANG LIANGZHOU
56 EPISODE 55: HANYA ADA SATU KAMAR
57 EPISODE 56: TIDAK MAU PERGI SENDIRI
58 EPISODE 57: MEREKA MERAMPAS TANAH KAMI
59 EPISODE 58: MENGINTIP ORANG
60 EPISODE 59: PETUNJUK TIDAK TERDUGA
61 EPISODE 60: GUDANG HARTA
62 EPISODE 61: TIDAK BISA TIDUR
63 EPISODE 62: KEMBALI LEBIH AWAL
64 EPISODE 63: AYAHANDA, SAATNYA MENEPATI JANJI!
65 EPISODE 64: KEBENARAN DI BAWAH BUTIRAN SALJU
66 EPISODE 65: KERELAAN YANG TIDAK ADA TANDINGANNYA
67 EPISODE 66: AKU TIDAK INGIN MEMPERSULITMU
68 EPISODE 67: MENIKAHLAH DENGAN PANGERAN KEEMPAT!
69 EPISODE 68: KAU TIDAK MEMENUHI SYARAT!
70 EPISODE 69: JANGAN MEMBUANGKU
71 EPISODE 70: MEMENUHI PANGGILAN
72 EPISODE 71: PILIHAN
73 EPISODE 72: TIDAK HARI INI
74 EPISODE 73: MELEBARKAN SAYAP
75 EPISODE 74: MARI MENCARI KEADILAN!
76 EPISODE 75: APAKAH SUDAH MUSIM SEMI?
77 EPISODE 76: MAU MENONTON PERTUNJUKAN?
78 EPISODE 77: KEPALA BABI DAN INDUK SERANGGA
79 EPISODE 78: KEHILANGAN KEBAJIKAN
80 EPISODE 79: MEMINDAI TARGET
81 EPISODE 80: YANG LAMA TAK BERSUA
82 EPISODE 81: AYO BERSIHKAN PANDANGAN!
83 EPISODE 82: ADIK YANG BAIK
84 EPISODE 83: MAJULAH DENGAN BERANI!
Episodes

Updated 84 Episodes

1
PROLOG
2
EPISODE 1: MAKAM PERMAISURI QING
3
EPISODE 2: SELIR PANGERAN KESEMBILAN
4
EPISODE 3: AKAR KEBENCIAN
5
EPISODE 4: TATAPAN MATA YANG MENYIMPAN RASA BERSALAH
6
EPISODE 5: MENYINGKIRKAN HARGA DIRI
7
EPISODE 6: RINTIHAN DI TENGAH MALAM
8
EPISODE 7: KEINGINAN YANG KUAT
9
EPISODE 8: BISAKAH KITA BERGEGAS?
10
EPISODE 9: BODOH, KAU MAU MATI?
11
EPISODE 10: TERJAGA SEPANJANG MALAM
12
EPISODE 11: MENEMUKAN JALAN KELUAR
13
EPISODE 12: SEPERTI JALAN BUNTU
14
EPISODE 13: STRATEGI MURAHAN
15
EPISODE 14: PISAU YANG TIDAK DIASAH
16
EPISODE 15: KUNJUNGAN PANGERAN KEDUA
17
EPISODE 16: APAKAH OTAK PANGERAN KESEMBILAN SUDAH RUSAK?
18
EPISODE 17: CEPATLAH, JANGAN MENUNDA WAKTUKU!
19
EPISODE 18: PUTRA KESEMBILAN MEMANG BURUK
20
EPISODE 19: APAKAH KAU MEMBENCIKU?
21
EPISODE 20: BAGAIMANA RASANYA MENELAN AIR KOLAM?
22
EPISODE 21: SUNGGUH TIDAK LAYAK
23
EPISODE 22: TERIMA KASIH SUDAH MEMPERHATIKAN KEGEMARANKU!
24
EPISODE 23: ADIK IPAR, PERLUKAH AKU BANTU?
25
EPISODE 24: KERAGUAN YANG MUNCUL SETELAH TIGA TAHUN
26
EPISODE 25: SELIR KURUS SEKALI
27
EPISODE 26: PANGERAN, MARI LEPASKAN!
28
EPISODE 27: DIA BARU SAJA PATAH HATI
29
EPISODE 28: TIDAK SENGAJA BERTEMU
30
EPISODE 29: KESEPAKATAN
31
EPISODE 30: MENJADI RUMIT
32
EPISODE 31: TEMPAT DUDUK
33
EPISODE 32: BERBALIK ARAH
34
EPISODE 33: MENJEBAK TANPA RAGU
35
EPISODE 34: DISKUSI MALAM
36
EPISODE 35: PERMOHONAN IZIN
37
EPISODE 36: KAU MAU MEMATAHKAN PINGGANGMU?
38
EPISODE 37: ADEGAN MALAM
39
EPISODE 38: KAU HARUS MENGURUSKU DENGAN BAIK
40
EPISODE 39: MAKAN SIANG
41
EPISODE 40: TIDAK TAHU CARA MEMINTA MAAF
42
EPISODE 41: MENGEMBALIKAN BARANG
43
EPISODE 42: MENGHILANGKAN PRASANGKA
44
EPISODE 43: KEMATIAN YANG DISESALKAN
45
EPISODE 44: DUA KEMUNGKINAN
46
EPISODE 45: TUAN PUTRI RONG'AN
47
EPISODE 46: TIDAK MUDAH DIHADAPI
48
EPISODE 47: BERANI KALIAN SENTUH DIA!
49
EPISODE 48: TIDAK HATI-HATI
50
EPISODE 49: PERINGATAN
51
EPISODE 50: KESEPAKATAN KEDUA
52
EPISODE 51: TIDAK SEMUDAH ITU, NAK!
53
EPISODE 52: SEGERA BERKEMAS, KITA PERGI TAMASYA!
54
EPISODE 53: BERANI KAU MENYIRAMKU?
55
EPISODE 54: GERBANG LIANGZHOU
56
EPISODE 55: HANYA ADA SATU KAMAR
57
EPISODE 56: TIDAK MAU PERGI SENDIRI
58
EPISODE 57: MEREKA MERAMPAS TANAH KAMI
59
EPISODE 58: MENGINTIP ORANG
60
EPISODE 59: PETUNJUK TIDAK TERDUGA
61
EPISODE 60: GUDANG HARTA
62
EPISODE 61: TIDAK BISA TIDUR
63
EPISODE 62: KEMBALI LEBIH AWAL
64
EPISODE 63: AYAHANDA, SAATNYA MENEPATI JANJI!
65
EPISODE 64: KEBENARAN DI BAWAH BUTIRAN SALJU
66
EPISODE 65: KERELAAN YANG TIDAK ADA TANDINGANNYA
67
EPISODE 66: AKU TIDAK INGIN MEMPERSULITMU
68
EPISODE 67: MENIKAHLAH DENGAN PANGERAN KEEMPAT!
69
EPISODE 68: KAU TIDAK MEMENUHI SYARAT!
70
EPISODE 69: JANGAN MEMBUANGKU
71
EPISODE 70: MEMENUHI PANGGILAN
72
EPISODE 71: PILIHAN
73
EPISODE 72: TIDAK HARI INI
74
EPISODE 73: MELEBARKAN SAYAP
75
EPISODE 74: MARI MENCARI KEADILAN!
76
EPISODE 75: APAKAH SUDAH MUSIM SEMI?
77
EPISODE 76: MAU MENONTON PERTUNJUKAN?
78
EPISODE 77: KEPALA BABI DAN INDUK SERANGGA
79
EPISODE 78: KEHILANGAN KEBAJIKAN
80
EPISODE 79: MEMINDAI TARGET
81
EPISODE 80: YANG LAMA TAK BERSUA
82
EPISODE 81: AYO BERSIHKAN PANDANGAN!
83
EPISODE 82: ADIK YANG BAIK
84
EPISODE 83: MAJULAH DENGAN BERANI!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!