EPISODE 2: SELIR PANGERAN KESEMBILAN

Rasa sakit tidak tertahankan memaksa Lin Muwan menemukan kembali kesadarannya yang sempat hilang akibat tertimpa reruntuhan makam kuno.

Lin Muwan perlahan membuka matanya, melihat pemandangan hijau gelap dari dedaunan pohon yang rimbun di atasnya.

Rintik-rintik hujan jatuh mengenai wajahnya, membasahi kelopak matanya. Dia mengedipkannya berkali-kali untuk menyingkirkan tetesan air hujan dari matanya.

Lin Muwan tidak bisa bergerak. Seluruh tubuhnya remuk redam seperti baru dibanting dari atas tebing.

Rasa sakit yang lebih parah berasal dari bahu kanannya. Dari samping matanya, dia melihat sebuah anak panah tertancap di bahu kanannya, merobek kain dan kulitnya.

“Nona… Xiu’er, Xiu’er tidak bisa melindungi nona lagi…”

Suara lemah dari seorang perempuan muda yang ada di samping Lin Muwan berhasil membuatnya sadar bahwa bukan hanya dia sendiri di sini.

Apa yang terjadi? Mengapa dia ada di tengah hutan lebat yang diguyur hujan dalam keadaan terluka? Bukankah tempat terakhir ketika dia harusnya mati adalah makam kuno yang runtuh?

Lin Muwan khawatir tentang suatu hal. Dia memaksakan diri untuk menolehkan kepala ke samping hanya untuk melihat seorang gadis muda dengan tiga panah tertancap di punggungnya jatuh telungkup di dekatnya. Gadis itu mengulurkan tangannya kepada Lin Muwan seperti hendak meraihnya, namun tidak sampai karena dia tidak bertenaga.

Darah dari tubuh gadis itu menggenang bercampur air hujan. Xiu’er, gadis muda di sampingnya sudah tidak bergerak.

Di tengah guyuran hujan, Lin Muwan tidak melihat adanya tanda-tanda kehidupan pada gadis tersebut. Apakah gadis itu baru saja mati?

Lin Muwan memaksakan diri untuk bicara, tapi tenggorokannya sakit hingga suaranya tercekat seperti orang bisu.

Seluruh tubuhnya sakit ketika dia mencoba bergerak. Tusukan anak panah di bahu kanannya menembus pembuluh darah, merobek kulitnya dan menyebarkan rasa sakit yang sangat hebat.

Situasi macam apa ini?

Lin Muwan sangat ingin memahami apa yang terjadi pada dirinya, tetapi dia sama sekali tidak punya tenaga. Seluruh syarafnya seperti terputus dan dia jadi lumpuh.

Tubuhnya berbaring telentang menghadap langit gelap yang terlihat di sela-sela dedaunan, menatap bingung pada tetesan hujan yang terus turun ke wajahnya.

Apakah… ini adalah mimpi sebelum dia mati? Apakah ini adalah mimpi sebelum dia pergi ke akhirat?

Lin Muwan tidak memahaminya. Tiba-tiba dia merasa sangat lelah dan mengantuk. Rasa sakit di bahunya telah membuatnya tersadar selama beberapa waktu, tetapi tenaga yang tersisa di tubuhnya tidak mampu menopang kesadarannya.

Dia khawatir jika tertidur, dia tidak akan bangun lagi, namun, dia benar-benar tidak bisa menahannya. Meski dia mencoba menahan kelopak matanya yang berat, dia tidak dapat bertahan.

Kepalanya tiba-tiba sakit luar biasa. Kumpulan memori acak yang tidak dikenal bermunculan seperti sebuah potongan puzzle.

Lin Muwan seperti melihat dirinya sendiri dalam versi lain, dengan kehidupan yang sangat jauh berbeda dari kehidupan yang dijalaninya selama ini.

Apa ini? Mengapa rasanya seperti potongan ingatan milik seseorang?

Dia tidak mampu menahan rasa sakit dari luka di tubuh dan kepalanya. Dia tidak sadarkan diri.

Lin Muwan kembali terbangun saat suara langkah kaki perlahan mendekat ke tempatnya berada. Bau amis dari darah yang bercampur dengan air hujan menyeruak. Genangan air campuran tersebut membasahi tubuh Lin Muwan dan Xiu’er yang sudah kaku dan dingin.

Suara-suara itu kian mendekat. Lin Muwan menatap langit yang sudah gelap. Hujan sudah berhenti, tapi tubuhnya masih belum bisa digerakkan.

Saat suara-suara itu semakin mendekat, dia memejamkan matanya lagi. Satu-satunya hal yang ingin dia lakukan saat ini hanyalah pura-pura tidak sadarkan diri untuk mengetahui situasi macam apa yang sedang dialaminya.

“Itu selir Pangeran Kesembilan! Kita menemukannya!”

Titik-titik cahaya terang seperti obor melayang-layang di depan mata Lin Muwan. Beberapa orang datang menghampiri tempat tersebut sambil membawa obor.

Kening mereka berkerut tatkala melihat Lin Muwan tidak sadarkan diri dengan panah tertancap di bahu kanan dan berbaring di samping mayat seorang gadis muda.

“Apakah dia masih hidup?”

“Ya. Apakah kita akan membawanya kembali?”

“Dia akan mati jika kita meninggalkannya di sini.”

“Tapi, bagaimana dengan Nona Sheng?”

“Kau mau mati? Bahkan jika Nona Lin adalah budak dalam status selir, jika dia mati, dia harus mati dengan izin Pangeran Kesembilan. Kita harus membawanya kembali sebelum Pangeran Keempat menemukannya.”

Kemudian, Lin Muwan merasa tubuhnya diangkat dan diletakkan di punggung kuda. Tubuhnya terombang-ambing saat kuda tersebut membawanya menjauhi tempat awal dia sadar bersama sekelompok orang.

Rasa sakit kembali menderanya saat anak panah yang tertancap di bahunya terlepas akibat guncangan dan darah menyembur keluar. Tidak ada yang menyadarinya sama sekali.

Lin Muwan dibawa ke sebuah tenda besar yang suhunya lebih hangat daripada udara di luar. Dia dibaringkan di atas tempat tidur, dan orang-orang itu baru sadar bahwa bahunya mengeluarkan banyak sekali darah. Seseorang memanggil tabib, dan pria paruh baya yang sudah tampak repot datang untuk mengobatinya.

Lin Muwan membiarkan tabib itu mengobati luka di bahunya sampai selesai. Selama periode itu, dia mendengarkan dengan saksama setiap percakapan yang ada di sekitarnya. Lamat-lamat dia perlahan mengerti bahwa dia telah menyebrang ke sebuah dunia di dimensi lain setelah kematiannya.

Rupanya benar, jiwanya melayang memasuki seseorang di dunia lain. Dia sepertinya memasuki tubuh seorang selir pangeran yang tidak disayangi.

Jika tidak, mana mungkin dia akan terbaring di tengah hutan dengan anak panah di bahu. Gadis muda bernama Xiu’er yang tadi mati di sampingnya adalah pelayannya.

Tidak mungkin juga dia akan mendapatkan ingatan acak yang tidak jelas yang membuat kepalanya sangat sakit sampai pingsan. Ini tidak masuk akal, tapi itulah kenyataannya.

Saat tabib itu selesai mengobati dan membalut lukanya, Lin Muwan membuka matanya. Si tabib terkejut dan hendak berteriak memberitahu, tetapi Lin Muwan menggelengkan kepalanya dengan lemah. Dia terbata-bata berucap, “Air…”

“Air! Bawakan air minum kemari!” si tabib berteriak.

Seorang wanita muda berpakaian pelayan datang dengan poci dan gelas. Si tabib membantu Lin Muwan minum dengan perlahan. Tenggorokan kering Lin Muwan sekarang tidak terasa sakit lagi.

Pintu kain penutup tenda tiba-tiba tersingkap. Sesosok pria berpakaian satin hitam datang sambil menggendong seorang wanita yang tidak sadarkan diri di pelukannya.

Pria itu berparas tampan dan bertubuh tinggi kekar. Rahangnya tegas, alis matanya sehitam tinta. Matanya membentuk cakram yang menawan, tatapannya tajam dan mendominasi.

Wanita di pelukannya tampak mungil. Dia punya wajah cantik yang mulus meski ada beberapa goresan di pipinya. Mereka basah kuyup.

Untung saja tubuh si wanita ditutupi oleh jubah si pria hingga bagian tubuh di balik baju basahnya tidak terlihat.

“Cepat periksa dia!”

Suara si pria berat dan marah, tapi jauh di dalamnya, Lin Muwan dapat merasakan kekhawatiran yang sangat besar. Dia memerhatikan si pria tampan itu dengan tatapan lemahnya.

Siapa dia? Siapa gadis yang dibawanya kembali dengan khawatir itu?

“Nona Sheng hanya terkejut. Pangeran Kesembilan, dia akan baik-baik saja setelah beristirahat. Sebaliknya, selir Anda, dia terluka sangat parah.”

Si tabib menoleh untuk melihat Lin Muwan. Pria yang dipanggil Pangeran Kesembilan oleh si tabib juga menoleh.

Ketika pria itu tanpa sengaja bertemu tatap dengannya, Lin Muwan merasakan seluruh tubuhnya menggigil. Tatapan pria itu… dingin dan dipenuhi kebencian.

“Seharusnya biarkan saja dia mati.”

Jantung Lin Muwan seketika seperti meledak begitu suara berat pria itu mengucapkan setiap katanya dengan dingin. Tatapan dingin penuh kebencian itu menusuk ke dalam ulu hati Lin Muwan.

Selama ini, selama dia hidup sebagai perampok makam paling hebat, ini pertama kalinya dia ditatap seperti itu oleh seorang pria!

Ada rasa tidak terima dalam dirinya yang pemberontak. Siapa pria itu hingga berani menentukan hidup dan matinya?

Lin Muwan meneriakinya bajingan, tetapi suaranya tidak dapat didengar dan hanya tatapan kemarahan yang dia tunjukkan pada pria itu.

Si pria tertawa mengejek. “Setelah memancing Sheng Jiayin ke tengah hutan, kau juga pura-pura terluka agar mendapat simpati?”

Lin Muwan mengepalkan tangannya dengan lemah.

“Lin Muwan, jika kau berani mencelakainya lagi, aku akan memotong tangan dan kakimu!”

Si pria kasar nan dingin itu kemudian berbalik pergi sambil membawa si wanita bernama Sheng Jiayin di pelukannya.

Lin Muwan meredam amarah di hatinya, meredam rasa sakit di tubuhnya sambil memejamkan matanya. Tunggu sampai dia pulih, dia akan membalas perlakuan tidak menyenangkan itu dengan tangannya sendiri!

Terpopuler

Comments

Santy Susanti

Santy Susanti

tinggalin pangeran sengke ksya gitu mah nyebelin🤯🤬

2025-05-17

2

zansen

zansen

ati² pangeran nnti menyesal 😒😒

2025-05-16

2

Eka Putri Handayani

Eka Putri Handayani

tinggalin aja pria kurang ajar kya gtu

2025-05-23

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 EPISODE 1: MAKAM PERMAISURI QING
3 EPISODE 2: SELIR PANGERAN KESEMBILAN
4 EPISODE 3: AKAR KEBENCIAN
5 EPISODE 4: TATAPAN MATA YANG MENYIMPAN RASA BERSALAH
6 EPISODE 5: MENYINGKIRKAN HARGA DIRI
7 EPISODE 6: RINTIHAN DI TENGAH MALAM
8 EPISODE 7: KEINGINAN YANG KUAT
9 EPISODE 8: BISAKAH KITA BERGEGAS?
10 EPISODE 9: BODOH, KAU MAU MATI?
11 EPISODE 10: TERJAGA SEPANJANG MALAM
12 EPISODE 11: MENEMUKAN JALAN KELUAR
13 EPISODE 12: SEPERTI JALAN BUNTU
14 EPISODE 13: STRATEGI MURAHAN
15 EPISODE 14: PISAU YANG TIDAK DIASAH
16 EPISODE 15: KUNJUNGAN PANGERAN KEDUA
17 EPISODE 16: APAKAH OTAK PANGERAN KESEMBILAN SUDAH RUSAK?
18 EPISODE 17: CEPATLAH, JANGAN MENUNDA WAKTUKU!
19 EPISODE 18: PUTRA KESEMBILAN MEMANG BURUK
20 EPISODE 19: APAKAH KAU MEMBENCIKU?
21 EPISODE 20: BAGAIMANA RASANYA MENELAN AIR KOLAM?
22 EPISODE 21: SUNGGUH TIDAK LAYAK
23 EPISODE 22: TERIMA KASIH SUDAH MEMPERHATIKAN KEGEMARANKU!
24 EPISODE 23: ADIK IPAR, PERLUKAH AKU BANTU?
25 EPISODE 24: KERAGUAN YANG MUNCUL SETELAH TIGA TAHUN
26 EPISODE 25: SELIR KURUS SEKALI
27 EPISODE 26: PANGERAN, MARI LEPASKAN!
28 EPISODE 27: DIA BARU SAJA PATAH HATI
29 EPISODE 28: TIDAK SENGAJA BERTEMU
30 EPISODE 29: KESEPAKATAN
31 EPISODE 30: MENJADI RUMIT
32 EPISODE 31: TEMPAT DUDUK
33 EPISODE 32: BERBALIK ARAH
34 EPISODE 33: MENJEBAK TANPA RAGU
35 EPISODE 34: DISKUSI MALAM
36 EPISODE 35: PERMOHONAN IZIN
37 EPISODE 36: KAU MAU MEMATAHKAN PINGGANGMU?
38 EPISODE 37: ADEGAN MALAM
Episodes

Updated 38 Episodes

1
PROLOG
2
EPISODE 1: MAKAM PERMAISURI QING
3
EPISODE 2: SELIR PANGERAN KESEMBILAN
4
EPISODE 3: AKAR KEBENCIAN
5
EPISODE 4: TATAPAN MATA YANG MENYIMPAN RASA BERSALAH
6
EPISODE 5: MENYINGKIRKAN HARGA DIRI
7
EPISODE 6: RINTIHAN DI TENGAH MALAM
8
EPISODE 7: KEINGINAN YANG KUAT
9
EPISODE 8: BISAKAH KITA BERGEGAS?
10
EPISODE 9: BODOH, KAU MAU MATI?
11
EPISODE 10: TERJAGA SEPANJANG MALAM
12
EPISODE 11: MENEMUKAN JALAN KELUAR
13
EPISODE 12: SEPERTI JALAN BUNTU
14
EPISODE 13: STRATEGI MURAHAN
15
EPISODE 14: PISAU YANG TIDAK DIASAH
16
EPISODE 15: KUNJUNGAN PANGERAN KEDUA
17
EPISODE 16: APAKAH OTAK PANGERAN KESEMBILAN SUDAH RUSAK?
18
EPISODE 17: CEPATLAH, JANGAN MENUNDA WAKTUKU!
19
EPISODE 18: PUTRA KESEMBILAN MEMANG BURUK
20
EPISODE 19: APAKAH KAU MEMBENCIKU?
21
EPISODE 20: BAGAIMANA RASANYA MENELAN AIR KOLAM?
22
EPISODE 21: SUNGGUH TIDAK LAYAK
23
EPISODE 22: TERIMA KASIH SUDAH MEMPERHATIKAN KEGEMARANKU!
24
EPISODE 23: ADIK IPAR, PERLUKAH AKU BANTU?
25
EPISODE 24: KERAGUAN YANG MUNCUL SETELAH TIGA TAHUN
26
EPISODE 25: SELIR KURUS SEKALI
27
EPISODE 26: PANGERAN, MARI LEPASKAN!
28
EPISODE 27: DIA BARU SAJA PATAH HATI
29
EPISODE 28: TIDAK SENGAJA BERTEMU
30
EPISODE 29: KESEPAKATAN
31
EPISODE 30: MENJADI RUMIT
32
EPISODE 31: TEMPAT DUDUK
33
EPISODE 32: BERBALIK ARAH
34
EPISODE 33: MENJEBAK TANPA RAGU
35
EPISODE 34: DISKUSI MALAM
36
EPISODE 35: PERMOHONAN IZIN
37
EPISODE 36: KAU MAU MEMATAHKAN PINGGANGMU?
38
EPISODE 37: ADEGAN MALAM

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!