Bab 2 Lamaran

Rumah keluarga Sastra terlihat meriah dengan hiasan bunga segar dan pita cantik. hari ini diadakan acara lamaran antara Violet dan Frans Wijaya calon suami Violet yang seorang pengusaha kaya raya.

Iringan mobil tiba di halaman rumah keluarga Sastra, Ibas bergegas keluar mobil ia membuka pintu mobil mempersilahkan seseorang untuk keluar dari dalam mobil. nampak pria gagah nan tampan dengan stelan jas rapi. usianya awal kepala empat, tapi masih terlihat muda mungkin karena banyak uang. sorot mata dingin terpancar dari dua bola matanya. tidak ada senyum di bibirnya. ia berjalan tenang di ikuti Ibas dan pria berjas hitam lainnya berjumlah kurang lebih lima orang.

Sementara di dalam rumah ibu sedang mengajak Violet keluar dari kamar rias. pagi ini gadis itu terlihat cantik dan anggun Dengan balutan gaun modern dan riasan natural yang tidak berlebihan. wajahnya terlihat manis dan cantik. lesung Pipit yang selalu terlihat saat ia menggerakkan bibirnya untuk berbicara atau tersenyum membuat daya pikatnya semakin terpancar. meski pagi ini di pastikan ia tidak kan tersenyum menghadapi pria calon suaminya itu.

Frans berdiri menatap Violet yang keluar dari ruang tengah di apit oleh ibu dan adik tirinya. wajahnya terlihat sendu menunduk menahan air matanya.

"Silahkan acara lamaran di mulai" kata Sastra pada sang MC acara.

Acara berjalan lancar, Violet pasrah ketika sebuah cincin berlian melingkar di jari manisnya. untuk pertama kalinya ia menatap calon suaminya. tidak ada rasa suka apa lagi cinta di hati Violet. meski pria itu tampan rupawan tapi hati Violet hambar saja melihatnya. sebenarnya Violet mencintai pria lain ia sedang dekat dengan teman kuliahnya. tapi belum sempat menjalin kasih perjodohan itu sudah lebih dulu memisahkannya dengan pria pujaan hatinya.

Tepuk tangan membahana, ketika acara akan di tutup. Violet hanya terdiam menghindari tatapan Frans yang duduk di sampingnya.

Sastra dan Frans sudah sepakat jika pernikahan akan di langsungkan beberapa hari lagi.

"Aku ingin pernikahan di percepat" kata Frans sembari melirik Violet yang sejak tadi membuang pandangan darinya.

"Tentu saja tuan, saya setuju" kata Sastra.

Frans menganggap luas semua hutang yang di miliki Sastra padanya. bahkan ia juga melunasi hutang Sastra di tempat lain yang penting putri sulung Sastra bersedia menjadi istri Frans.

"Ibas persiapkan pernikahan segera" kata Frans pada sekretarisnya.

"Baik tuan"

Violet terlihat malas menatap pria yang usianya jauh sekali darinya, delapan belas tahun selisih usia mereka. meski Frans Wijaya itu tampan dan terawat tapi Violet sungguh tidak tertarik padanya.

"Ayah Vio ke kamar dulu ya, kepala Vio pusing sekali" kata Violet yang langsung berdiri dari duduknya dan melangkah pergi. ia sudah tidak tahan berlama-lama di ruangan itu.

"Vio?!" Satra terlihat malu dengan tingkah anaknya.

Maaf tuan, Violet masih belum terbiasa tapi lama-lama ia akan mencintai anda" kata Sastra.

"Hmm begitu ya? oke tidak masalah cinta tidaklah penting bagiku" kata Frans yang ikut berdiri dari duduknya dan melangkah pergi menuju mobilnya.

Acara lamaran telah usai, beberapa hari lagi pernikahan akan di langsungkan. sesuai perjanjian antara Frans dan Sastra jika setelah menikah Violet akan tinggal bersamanya. jika Violet berani kabur maka Frans akan berhak menuntut dan meminta ganti rugi pada Sastra serta membatalkan semua hutang yang sudah ia lunasi.

Sungguh perjanjian yang menakutkan bagi Sastra. disisi lain ia juga cemas bagaimana nanti rumah tangga Frans dan Violet.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!