You Love Me

You Love Me

Obat Perangsang

Huuuh.... Adila menjatuhkan tubuhnya diatas kasur empuk yang terbuat dari bulu angsa, mengangkat satu persatu kaki keatas, menarik sepatu highheel dan melemparnya kesembarang arah.

Ia memijit pilipisnya yang terasa sakit, jam tidur malam yang hanya dia gunakan beberapa jam saja, membuat matanya berkunang-kunang dan perih.

Masih tidur terlentang, ia merogoh tas jinjing dan mencari sesuatu disana. Berhasil menemukannya, ia angkat selembar kertas itu ke udara.

Getir... menatap angka dua dengan nol yang berderet tujuh buah dibelakangnya, haaah.... harga tubuhnya yang dibayar dalam satu malam.

Cek sebesar dua puluh juta atas nama Aditya Putra Wiriatmaja di sebuah Bank Swasta terkemuka di Indonesia yang memiliki banyak cabang diseluruh negara di Asia.

Ada rasa perih menjalar dan merambat hingga terdalam ulu hatinya.

Sekarang apa bedanya dia dengan wanita malam??? berhasil tidur dengan seorang pria dewasa yang menganggap dia tak ubahnya seorang wanita murahan yang bisa dibeli dengan uang.

Air matanya menitik, namun buru-buru dia hapus... No...No..No... dia Adila Dimitri, tidak akan menangis dan mengemis cinta seorang laki-laki kejam yang sudah merenggut masa depannya. Dia akan melakukan apapun untuk membalas semua sakit hati kepada mantan kekasihnya, Nugie Mahesa.

Suara ketukan pintu membuat perhatiannya teralihkan.

"Masuk..." Teriak Adila.

Simbok muncul dari arah pintu," Maaf Non ganggu. Simbok cuma mau tanya, Non mau makan siang sekarang atau ndak... biar Simbok siapkan."

Adila bangun, duduk bersila dan menggulung rambut panjangnya," Nggak usah, nanti aku makan diluar aja, sekalian ke Rumah Sakit jenguk Dira."

"Kalau gitu Simbok permisi Non." Ucap Mbok Karni seraya keluar dan menutup kamar Adila.

Dengan langkah berat, Adila menggusur kedua kakinya menuju kamar mandi. Rendaman air hangat merilekskan kembali saraf-sarafnya yang tegang.

Badannya terasa remuk, sakit disemua persendian. Hingga sumpah serapah keluar dari bibir merahnya yang ranum berisi.

Adila melirik dua tanda merah berbentuk kecil memanjang disatu bagian sintal dua gundukan miliknya.

Aaarrrggh... Adila menggeram, kiss mark yang ditinggalkan pria itu tadi malam.

Adila memejamkan mata, memori kejadian tadi malam kembali berputar dan menari-nari diatas kepalanya.

Club malam ternama di Surabaya

"Lu mau kan bantuin gue?" Seraya meneguk habis minuman sodanya.

"Emang Lu serius mau lakuin itu?" Nadin balik bertanya.

Adila menyusur rambut," Kapan gue nggak serius, pokoknya lu harus bantuin gue."

Suara bising musik dari seorang DJ membuat Nadin tidak bisa mendengar jelas apa yang Adila katakan. Ia berjalan mendekat dan duduk dikursi putar bersama dengannya.

"Kenapa lu nggak pilih temen cowok yang lu kenal aja sih, temen kuliah atau temen sesama model mungkin?"

Adila mencebik," Lu gila ya, si Nugie kan tahu semua temen-temen cowok gue. itu sama aja boong, dodol."

Nadin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, membenarkan apa yang dikatakan teman absurdnya ini.

"Lu nggak mau bantuin gue?"

"Bukannya gitu Dil, cari cowok baik-baik di Club itu nggak gampang... itu kayak nyari jarum ditumpukan jerami, tahu nggak sih lo..."

"Itu jarum ya.... ini orang, ya beda lah." Seraya mengacungkan tangan memanggil bartender untuk mengisi air sodanya yang sudah kosong.

"Setahun baru bisa nemu gue..."

Adila memutar bola matanya sedikit meremehkan," Masa yang punya Club nggak tahu sih."

"Heh... gue bosnya disini, ngapain juga punya karyawan kalau gue harus perhatiin orang yang masuk kesini atu-atu." Dengus Nadin.

"Intinya lu tetep harus bantuin gue." Ucap Adila seperti harga mati yang tidak bisa ditawar lagi.

Nadin memonyongkan bibirnya. Tidak mungkin juga dia bisa menolak permintaan sahabatnya ini. Bagaimanapun dia banyak berjasa saat club malamnya ini hampir gulung tikar karena pria brengsek yang tiada lain pacarnya sendiri membawa kabur semua uangnya.

Jadi bisa dibilang nasib mereka sama, tertipu dengan dua pria tidak bertanggung jawab, yang berhasil memainkan perasaan mereka.

"Lu masih cinta sama si Nugie... ampe lu biasa senekat ini?" Selidik Nadin.

Seketika Adila tertawa, menepuk-nepuk pundak Nadin.

"Cinta lu bilang...," Adila kembali tertawa seperti orang kesetanan,".... semuanya itu bulsit... gue cuma mau buktiin ke dia kalau gue juga bisa kayak dia."

Nadin menggelengkan kepalanya. Dia bisa melihat kesedihan dimata Adila. Walau dia selalu mengelak dan menutupinya, bahkan tidak pernah menangisi hidupnya, Adila tetaplah seorang wanita biasa yang punya hati dan perasaan.

Nadin mengedarkan pandangan dengan menggoyangkan kepala, menikmati musik sembari menelisik satu persatu orang yang berada di sekitarannya.

Perhatian itu langsung tertuju pada salah satu pria tampan yang duduk sendiri dengan memegang satu gelas minuman ditangannya.

Pakaian yang dikenakannya pun sedikit formal, memakai kemeja hitam yang digulung sebatas siku, celana berbahan kain dan sepatu mengkilap dengan warna senada, sepertinya bukan orang biasa.

"Gimana kalau cowok di sana itu?" Tunjuk Nadin yang langsung menyedot perhatian temannya yang sudah di bilang gila.

Adila memperlebar bola matanya, cahaya lampu yang sedikit temaram, membuat ia tidak bisa melihatnya dengan jelas.

"Nggak jelas mukanya... tapi lu yakin?"

"Yakin... soalnya gue baru liat tuh cowok. Dari penampilannya sih kayaknya cowok baik-baik kayak habis ditinggal doinya kawin kuy..." Keduanya langsung tertawa terbahak.

"Lu tau dari mana... Penampilan kan nggak bisa jamin." Jawab Adila dengan melirikan matanya kearah Nadin.

"Lu lupa gue pernah kuliah di jurusan Psikologi. Walau putus ditengah jalan, seenggaknya ilmu yang hanya dua tahun gue pelajari masih nempel disini." Tunjuk Nadin pada bagian otak yang ada dikepalanya sendiri.

"Tapi kok gue nggak yakin selama dua tahun itu kuliah lu bener." Adila sedikit mengangkat sebelah alisnya.

"Ish... dasar model somplak, kayak kuliah lu bener aja."

Nadin langsung menarik Adila dari duduknya,"Cepetan samperin, niat nggak sih lu sebenernya."

Adila langsung membetulkan gaun sexy yang sedikit tertarik melebihi pahanya. Sebenarnya dia sedikit tidak nyaman dengan pakaian minim yang sekarang ini dia pakai.

Tapi tidak ada pilihan lain, setelah bertengkar hebat dengan Nugie di acara fashion show yang disponsori perusahaan periklanan miliknya. Adila langsung pergi ke Club milik sahabatnya ini. Mengacuhkan semua pandangan pria-pria nakal yang menikmati kemolekan tubuhnya.

"Kok gue jadi deg-degan gini ya?" Meraba dadanya sediri.

"Cewek absurd kayak lu itu nggak punya jantung, nggak akan bisa deg-degan." Jawab Nadin asal.

"Koid dong gue." Bentak Adila yang membuat Nadin pura-pura meringis ketakutan.

Dengan langkah pasti Adila melangkahkan kaki menuju sofa yang berbentuk lingkaran.

"Hai Tuan.... boleh aku ikut duduk disini?" Ucap Adila dengan nada suara yang dibuat selembut mungkin.

Pria itu menoleh, matanya yang sudah merah karena terlalu banyak minum hanya memandangi Adila dari ujung kaki hingga ujung kepala. Ia menenggak kembali minumannya dan meraih botol Wisky untuk mengisinya kembali.

Adila langsung merebut botol Wisky itu," Biar aku yang bantu tuangkan."

Pria itu hanya diam, tidak mengeluarkan sedikitpun suaranya. Adila menuangkan semua Wisky yang hanya tinggal satu gelas lagi.

"Silahkan Tuan."

Pria itu menyandarkan punggungnya, kemudian menenggak kembali minumannya.

"Mau aku ambilkan minuman yang baru, Tuan?"

Sekali lagi, pria itu mengacuhkannya. Adila menjadi kesal, sepertinya pria itu tidak tertarik dengan tubuhnya yang sudah super sexy ini.

Adila menelisik wajah pria dewasa didepannya ini, sepertinya benar apa yang dikatakan Nadin, dia pria baik-baik. Wajahnya juga sangat tampan. Hidungnya yang mancung, bibirnya yang padat berisi, berbadan tegap, rambut disisir rapi keatas, dahi yang terukir dengan sempurna, ditambah lagi dengan garis rahang yang tegas, Perfect Man.

Pikirannya mulai merajalela kemana-mana, membayangkan bila ia bisa memiliki dan berhasil tidur dengan pria tampan ini, beuuuhh.... air liurnya menetes.

Stupid.... Adila menyumpahi matanya sendiri, mengenyahkan pikiran gilanya. Ingat kembali dengan tujuan awalnya tadi, hanya untuk balas dendam kepada Nugie dan end.

Adila menengok kebelakang punggungnya, meminta bantuan Nadin yang masih setia memperhatikan pergerakan dirinya.

Nadin seolah mengerti isyarat yang Adila tunjukan kepadanya, dan seketika itu juga insting gilanya langsung berkelebat.

Nadin mengibaskan tangan kearah Adila, menyuruhnya untuk mengambil minuman yang sudah dia siapkan untuk pria itu.

"Sebentar ya Tuan, saya ambilkan minuman baru khusus untuk Tuan."

Adila berhambur menuju Nadin yang sudah berdiri didalam mini bar khusus bartender.

"Gila tuh cowok... abnormal kali ya, masa nggak kegiur sama penampilan sexy gue."

Nadin terkikik melihat wajah kesal Adila, kemudian mengambil segelas minuman yang baru saja dia siapkan.

"Nih... pastikan cowok itu minum ini."

Adila memberenggut," Jangan bilang kalau lu kasih sesuatu dalam minuman ini."

"Pinter juga lu..." Seraya mengedipkan sebelah mata.

"Ckk... gue udah pengalaman sama yang beginian...," Menunjuk dadanya,"... gue salah satu korbannya."

Nadin langsung tertawa," Baper lu ya..."

Bagaimana tidak, obat perangsang merupakan celah yang membawa dia pada pendewasaan yang seharusnya tidak ia rasakan diumurnya yang baru menginjak sembilan belas tahun saat itu. Dan karena obat perangsang ini lah, Adila harus merelakan kevirginannya kepada Nugie.

"Sotoy lu."

Adila meninggalkan Nadin yang masih mentertawakannya.

Adila menyodorkan gelas itu langsung ke mulut pria tadi," Diminum Tuan, aku jamin Tuan bakalan suka dengan minuman ini."

Pria itu memandangnya dengan sorot tajam, membuat nyali Adila sedikit menciut. Tapi bukan Adila namanya kalau harus bubar ditengah jalan.

Pria itu menepis tangan Adila, memijit pelipisnya yang seperti kesakitan karena terlalu banyak minum.

Adila semakin mendekatkan tubuhnya, ini bukan perkara sulit merayu pria yang setengah mabuk seperti dia, gumamnya dalam hati.

"Ayo Tuan.... sedikit saja.... Kepala Tuan pasti tidak akan sakit lagi."

Mungkin dewi keberuntungan sedang berada dipihaknya, dengan kasar pria itu mengambil gelas dari Adila, dan menenggak habis minuman itu.

Adila mengangkat ujung bibirnya, Yes....

Sekarang dia hanya tinggal menghitung mundur. Apa yang akan terjadi setelah ini? hanya dia dan Tuhan lah yang tahu.

Terpopuler

Comments

Sutar Sutar

Sutar Sutar

Kak heni im sory wori dori hehehe baru otw mampir nih 🙏🙏🙏 aturan mah kesini dulu eeh malah baca Aruna dulu,,,

2021-09-04

0

Hairun Nada

Hairun Nada

awal yg bagus

2021-06-15

0

Moms Rafialhusaini 🌺

Moms Rafialhusaini 🌺

mampir ya thor

2021-06-09

0

lihat semua
Episodes
1 Obat Perangsang
2 One Night Stand
3 Kembar Tapi Tak Sama
4 Penjahat Wanita
5 Gengo (Bahasa)
6 Benci
7 Drama Mamih Tiri
8 Kesalahan di Hari Pertama
9 Menghindar
10 Sindiran
11 Pertemuan
12 Pertemuan Kedua
13 Visual You Love Me
14 Bukan Wanita Malam
15 Si Tuan One Night Stand
16 Bosnya Adira
17 Panas Dingin
18 Menyesakan di Rooftop
19 Doa Moly Yang Terkabul
20 Aksi Moly Diamnya Dua Lelaki
21 Help Me...!!!
22 Rencana Makan Malam
23 Makan Malam
24 Hal Gila
25 Lamunan Membawa Petaka
26 Broken Heart
27 Saputangan
28 Batu Loncatan
29 Sakit Tak Berdarah
30 Ajakan Nadin
31 Di Pesta
32 Rahasia Moza
33 Syndrome Cinta Segitiga
34 Dua Cowok
35 Ancaman Nugie
36 Trik Jitu Adila
37 Dua Hati Yang Berbunga
38 Self Injury
39 Ulang Tahun Wirrbel
40 Ulang Tahun Wirrbel 2
41 Ulang Tahun Wirrbel 3
42 Ulang Tahun Wirrbel 4
43 Ulang Tahun Wirrbel 5
44 Pilihan Yang Sulit
45 Rencana Nugie
46 Salah Tingkah
47 Perlindungan David
48 Ketakutan Dona
49 Brand Ambasador
50 Sesuatu Yang Aneh
51 Telepon Nugie
52 Keisengan Moly
53 Ikatan Batin
54 Untung Ada David
55 Rumah Aditya
56 Kerisauan David
57 Pinangan
58 Semakin Dekat
59 Kemarahan Adila
60 Penawaran Nugie
61 Ada Apa Dengan Nadin
62 Foto Model Dadakan
63 Hati Yang Kau Sakiti
64 Diam-diam
65 Menangis dipelukanmu
66 Gelora Asmara
67 Amarah Nugie
68 Kepolosan Adira
69 Pertanyaan Aditya
70 Menguping
71 Sakitnya Moly
72 Mengejar Waktu
73 Mengamuk
74 Terjebak
75 Mencari
76 Perhatian David
77 Mulai Beraksi
78 Penyamaran
79 One Night Stand Ke Dua
80 Bulan Madu Yang Didahulukan
81 Pelajaran Untuk Moza
82 Indahnya Kebersamaan
83 Tak Di Duga
84 Obrolan Absurd
85 Obrolan Hangat
86 Kalut
87 Kondisi Nadin
88 Kesedihan Nadin
89 Parno
90 Candaan
91 Cemburu Buta
92 Kedatangan Moza
93 Kejujuran Nadin
94 Dia Kembali
95 Lamaran Terbalik
96 Pengakuan David
97 Keteguhan Dimitri
98 Kejujuran Dimitri
99 Kegalauan David
100 Kepergian Nadin
101 Kesedihan Adila dan Keterkejutan Adira
102 Lamaran Yang Tak Disangka
103 Ibu Mertua
104 Kiriman Foto
105 Bertemu Kedua Mantan
106 Kesedihan Dona
107 Hasutan Danisa
108 Salah Menduga
109 Kebaikan Adila
110 Posesifnya David
111 Butik Bunny
112 Permohonan Maaf
113 David Mencintaiku
114 Meminta Izin
115 Hilang Kesadaran
116 Perang Hati
117 Ternyata Kamu
118 Kedatangan Tian
119 Hari H
120 Malam Yang Tertunda
121 Hari H ke Dua
122 Sekali Saja
123 Suara-Suara Aneh
124 Malam Pertama
125 Moment Di Pagi Hari
126 Moment di Pagi Hari 2
127 Kado Untuk David
128 Film Blue
129 Karena Hujan
130 Perubahan Nugie
131 Kabar Danisa
132 Kepergian Danisa
133 Ulang Tahun Moly
134 Ulang Tahun Moly 2
135 Aku Mencintaimu
136 Ingin Malam Ini
137 Adila Yang Kepo
138 Ingin....
139 Odading VS Saputangan
140 Tentang Nuno
141 Hamil...???
142 Cobaan
143 Cara Pria Dewasa Merayu
144 Jadi Wanita Nakal
145 Ambruk
146 Rujak
147 Derita Moly
148 Moly Membuat Cemburu
149 Resepsi 1
150 Resepsi 2(End)
151 Say Hello
152 BonsChapt 1
153 BonsChapt 2
154 BonsChapt 3
155 Bonchapt 4
156 BonsChapt 5
157 BonsChapt 6
158 BonsChapt 7
159 BonsChapt 8
160 BonsChapt 9
161 BonsChapt 10
162 BonsChapt 11
163 BonsChapt 12
164 BonsChapt 13
165 Say Hello
Episodes

Updated 165 Episodes

1
Obat Perangsang
2
One Night Stand
3
Kembar Tapi Tak Sama
4
Penjahat Wanita
5
Gengo (Bahasa)
6
Benci
7
Drama Mamih Tiri
8
Kesalahan di Hari Pertama
9
Menghindar
10
Sindiran
11
Pertemuan
12
Pertemuan Kedua
13
Visual You Love Me
14
Bukan Wanita Malam
15
Si Tuan One Night Stand
16
Bosnya Adira
17
Panas Dingin
18
Menyesakan di Rooftop
19
Doa Moly Yang Terkabul
20
Aksi Moly Diamnya Dua Lelaki
21
Help Me...!!!
22
Rencana Makan Malam
23
Makan Malam
24
Hal Gila
25
Lamunan Membawa Petaka
26
Broken Heart
27
Saputangan
28
Batu Loncatan
29
Sakit Tak Berdarah
30
Ajakan Nadin
31
Di Pesta
32
Rahasia Moza
33
Syndrome Cinta Segitiga
34
Dua Cowok
35
Ancaman Nugie
36
Trik Jitu Adila
37
Dua Hati Yang Berbunga
38
Self Injury
39
Ulang Tahun Wirrbel
40
Ulang Tahun Wirrbel 2
41
Ulang Tahun Wirrbel 3
42
Ulang Tahun Wirrbel 4
43
Ulang Tahun Wirrbel 5
44
Pilihan Yang Sulit
45
Rencana Nugie
46
Salah Tingkah
47
Perlindungan David
48
Ketakutan Dona
49
Brand Ambasador
50
Sesuatu Yang Aneh
51
Telepon Nugie
52
Keisengan Moly
53
Ikatan Batin
54
Untung Ada David
55
Rumah Aditya
56
Kerisauan David
57
Pinangan
58
Semakin Dekat
59
Kemarahan Adila
60
Penawaran Nugie
61
Ada Apa Dengan Nadin
62
Foto Model Dadakan
63
Hati Yang Kau Sakiti
64
Diam-diam
65
Menangis dipelukanmu
66
Gelora Asmara
67
Amarah Nugie
68
Kepolosan Adira
69
Pertanyaan Aditya
70
Menguping
71
Sakitnya Moly
72
Mengejar Waktu
73
Mengamuk
74
Terjebak
75
Mencari
76
Perhatian David
77
Mulai Beraksi
78
Penyamaran
79
One Night Stand Ke Dua
80
Bulan Madu Yang Didahulukan
81
Pelajaran Untuk Moza
82
Indahnya Kebersamaan
83
Tak Di Duga
84
Obrolan Absurd
85
Obrolan Hangat
86
Kalut
87
Kondisi Nadin
88
Kesedihan Nadin
89
Parno
90
Candaan
91
Cemburu Buta
92
Kedatangan Moza
93
Kejujuran Nadin
94
Dia Kembali
95
Lamaran Terbalik
96
Pengakuan David
97
Keteguhan Dimitri
98
Kejujuran Dimitri
99
Kegalauan David
100
Kepergian Nadin
101
Kesedihan Adila dan Keterkejutan Adira
102
Lamaran Yang Tak Disangka
103
Ibu Mertua
104
Kiriman Foto
105
Bertemu Kedua Mantan
106
Kesedihan Dona
107
Hasutan Danisa
108
Salah Menduga
109
Kebaikan Adila
110
Posesifnya David
111
Butik Bunny
112
Permohonan Maaf
113
David Mencintaiku
114
Meminta Izin
115
Hilang Kesadaran
116
Perang Hati
117
Ternyata Kamu
118
Kedatangan Tian
119
Hari H
120
Malam Yang Tertunda
121
Hari H ke Dua
122
Sekali Saja
123
Suara-Suara Aneh
124
Malam Pertama
125
Moment Di Pagi Hari
126
Moment di Pagi Hari 2
127
Kado Untuk David
128
Film Blue
129
Karena Hujan
130
Perubahan Nugie
131
Kabar Danisa
132
Kepergian Danisa
133
Ulang Tahun Moly
134
Ulang Tahun Moly 2
135
Aku Mencintaimu
136
Ingin Malam Ini
137
Adila Yang Kepo
138
Ingin....
139
Odading VS Saputangan
140
Tentang Nuno
141
Hamil...???
142
Cobaan
143
Cara Pria Dewasa Merayu
144
Jadi Wanita Nakal
145
Ambruk
146
Rujak
147
Derita Moly
148
Moly Membuat Cemburu
149
Resepsi 1
150
Resepsi 2(End)
151
Say Hello
152
BonsChapt 1
153
BonsChapt 2
154
BonsChapt 3
155
Bonchapt 4
156
BonsChapt 5
157
BonsChapt 6
158
BonsChapt 7
159
BonsChapt 8
160
BonsChapt 9
161
BonsChapt 10
162
BonsChapt 11
163
BonsChapt 12
164
BonsChapt 13
165
Say Hello

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!