4. Senyum Yang Disuka

Gyan sudah terlambat satu jam dari jadwal yang sudah ditentukan sebelumnya. Penyebabnya karena gadis rakus di sampingnya. Wajah Gyan sudah sangat tak bersahabat, tapi Achel menyikapinya dengan santai. Mata Achel memicing ketika mobil yang membawa mereka menuju sebuah gedung tinggi.

"Turun!"

"Kak Gy kok--"

"Banyak tanya gua tinggal lu di mobil." Achel pun merasa takut akan ancaman yang sudah pasti akan terlaksanakan. Segera turun mengikuti Gyan dari belakang.

Sapaan sopan dapat Achel lihat ketika Gyan masuk ke kantor Wiguna Internasional Grup. Namun, beda kepada dirinya. Para karyawan malah menatapnya dengan amat tajam.

"Kenapa?"

Gyan Abhiseva Wiguna tidak pernah terlihat membawa perempuan ke kantor sekalipun. Dia selalu berjalan dengan sang asisten sekaligus sekretaris pribadi yang bernama William. Dan ini kali pertama mereka melihat Gyan membawa seorang perempuan cantik ke kantor. Bisik-bisik tetangga pun mulai terjadi.

William yang sedari tadi menunggu Gyan terkejut ketika ada perempuan di samping sang atasan. Matanya meminta sebuah penjelasan, tapi Gyan tak mengindahkan. Langkah Gyan yang begitu lebar membuat Achel sedikit berlari untuk mengejar. Tangannya mulai memegang ujung kemeja yang digunakan oleh Gyan hingga si pemilik kemeja menoleh. Gelengan kepala pelan membuat Gyan membiarkan.

"Tunggu di sini. Dan jangan keluar ruangan." Achel mengangguk patuh.

"Sebutin cemilan yang lu mau biar asisten gua yang beliin."

Wajah yang sedari tadi ditekuk akhirnya melengkungkan senyum. Dia menyebut satu per satu cemilan yang diinginkan dan langsung dicatat oleh William. Sedangkan Gyan sudah menuju ruang meeting di mana para kliennya sudah menunggu.

"Ini gak salah?"

"Enggak. Tolong beliin ya, Kak," ucap Achel dengan begitu sopan. Juga tersenyum dengan begitu manis.

Willian terheran-heran. Pasalnya tubuh Achel itu mungil dan kecil, tapi cemilannya seperti orang yang tak makan selama tiga hari.

Achel menelisik setiap sudut ruangan Gyan. Tak ada yang berlebihan dan sangat simpel. Ada yang menarik perhatian di mana foto keluarga besar yang cukup besar terpasang di dinding.

"Achel sekarang mengerti. Kenapa semua orang menyayangi Kak Gy. Padahal, Kak Gy amat sangat menyebalkan."

Ya, Gyan sangat menomor satukan keluarga. Dia memang tukang palak, tapi dia juga memiliki sikap dermawan yang tak pernah ditunjukkan.

Senyum melengkung dengan sempurna ketika semua cemilan sudah Achel terima. Tak lupa ucapan terimakasih terlontar.

Tengah anteng menikmati cemilan sambil menonton drama China, tiba-tiba pintu ruangan diketuk. Atensi Achel beralih dan decakan kesal keluar karana ketukan itu tak kunjung berhenti. Dengan sangat terpaksa dia bangkit dari sofa dan membuka pintu. Seorang wanita dengan pakaian serba ketat menatapnya dengan tajam.

"Kamu siapanya Pak Gyan?"

Dahi Achel seketika mengkerut mendengar pertanyaan tersebut.

"KEPO!" jawabnya dengan santai dan kini malah melipat kedua tangannya di atas dada.

Wanita itu terlihat geram dan sudah semakin mendekat ke arah Achel. Sayangnya, Achel tak takut akan wanita yang memiliki dada cukup besar.

"Ngeselin kamu ya jadi orang," tekannya.

"EMANG!!"

Wanita seksi itu sudah kehabisan kesabaran. Tangannya sudah gatal ingin mencengkeram bibir Achel yang tidak ada sopan-sopannya. Achel tak gentar sama sekali. Malah dia semakin menantang wanita tersebut.

"Saya laporin kamu--"

"Laporin aja. Gua gak takut." Achel malah menjulurkan lidahnya.

.

Di ruang meeting, William menunjukkan ponselnya ke arah Gyan yang baru saja duduk.

"Apa perlu saya kembali ke ruangan Bapak?"

Ya, William mengecek cctv ruangan Gyan di mana Achel dan wanita seksi sedang adu mekanik.

"Enggak perlu," jawabnya. " Saya tahu siapa yang akan menang."

William masih bingung dengan apa yang dikatakan oleh Gyan. Namun, dia juga harus kembali fokus pada meeting hari ini yang akan berjalan lama.

Selepas isya meeting baru selesai. Bukan hanya satu pertemuan yang terjadi. Melainkan tiga pertemuan di tempat yang sama. Mereka kembali setelah makan malam. Gyan menghela napas dengan sangat kasar karena cukup melelahkan. Menyadarkan punggungnya di kursi rapat.

"Pak--" William menunjukkan ponselnya kepada Gyan. Senyum tipis terukir ketika melihat cctv yang William tunjukkan.

"Sebenarnya dia siapa?"

Gyan hanya menatap sekilas ke arah sang asisten yang sedari tadi menangi jawaban. Namun, tak ada sepatah katapun yang keluar. Gyan malah beranjak dari sana.

Sudah tak ada satupun karyawan. Gyan segera menuju ruangannya. Langkahnya terhenti ketika dia melihat tubuh kecil tengah meringkuk di sofa. Beberapa Bungkus cemilan tergeletak di meja.

"Pak--"

"Lebih baik kamu pulang," titah Gyan tanpa bisa dibantah.

Setelah William pergi, dia mulai melangkahkan kaki menuju sofa di mana Achel berada. Ditatapnya Achel dengan begitu lamat. Ada sedikit senyum yang terangkat. Semakin beranjak dewasa Achel semakin cantik. Dibenarkannya anak rambut yang berserakan di wajah. Kecantikan Achel semakin terlihat sangat jelas. Seketika rasa iba datang.

"Harusnya lu enggak tidur di sini."

Setelah puas memandangi wajah Achel, mulailah Gyan membangunkan Achel. Bukan dengan cara lembut, tapi dengan menyentil kening Achel hingga yang tengah memejamkan mata terusik. Perlahan, matanya terbuka. Wajah Gyan sudah yang dia lihat.

"Kita pulang."

Achel mulai menegakkan tubuh. Duduk sambil mengumpulkan nyawa. Sedangkan Gyan sudah membereskan sisa cemilan yang ada di meja.

"Ayo!"

"Gendong."

Mata Gyan melebar mendengar kata yang terucap dari bibir Achel. Dia menatap serius wajah si putri mahkota.

"Achel masih ngantuk."

"Ya Allah, harus dengan cara apa lagi hamba-Mu ini bersabar?" Gyan pun mengerang dalam hati.

Daripada gadis itu tidur kembali di sofa, Gyan pun mengalah. Mulai merendahkan tubuhnya yang membelakangi Achel..

"Cepet naik!"

Segera Achel menaiki punggung Gyan. Melingkarkan tangannya di leher putra mahkota Daddy Aksa.

Ketika di lift, Gyan menoleh sedikit ke arah pundak kiri. Di mana wajah Achel sudah diletakkan di sana. Teringat akan rekaman cctv yang tadi William tunjukkan. Di mana jiwa preman Achel keluar dengan sangat jelas.

"Lu kira gua takut sama perempuan yang cuma modal body," ejeknya pada karyawan seksi yang ada di depan ruangan Gyan.

"Kalau mau jual body jangan kerja di sini. Mending jadi LC."

Senyum pun melengkung lebar di wajah Gyan mengingat kalimat menusuk yang luar dari bibir Achel. Sedari dulu Achel memang sang pemberani. Apalagi, ketika Achel yang sudah diserang dengan dijambak rambutnya malah meremas dada di perempuan tersebut hingga dia menjerit karena sesuatu yang keluar dari sana, yakni busa pengganjal supaya payoedaranya terlihat besar. Achel pun tertawa terbahak dan sangat puas.

"Kenapa senyum-senyum?" tanya Achel yang ternyata sudah membuka mata. Tapi, masih meletakkan kepala di bahu Gyan.

Senyum Gyan langsung pudar. Pintu lift pun terbuka. Melanjutkan langkah sambil menggendong Achel keluar dari gedung. Namun, sebuah kalimat yang begitu pelan membuat langkah Gyan terhenti.

"Senyum Kak Gy manis banget. Achel suka liatnya." Segera Gyan menatap ke arah Achel di mana gadis itu juga tengah menatapnya.

...*** BERSAMBUNG ***...

Setelah membaca budayakan tinggalkan komentarnya ya. Biar aku semangat nulisnya 🙏

Terpopuler

Comments

U_Lee

U_Lee

emang benci ama cinta beda tipis... kadang kita malah gak sadar kalo orang yg dulu sering kita benci bisa bikin kita kangen.🤭 tapi ya gitu saat rasa kangen itu datang selalu disangkal dan mengatakan pada diri sendiri kalo itu bukan kangen. si Gyan ternyata cuma bisa senyum pas ada Achel doang selebihnya mah boro2 senyum. sejak putus sama pacarnya hidupnya monoton semoga saja dg kehadiran Achel bisa mengubah Gyan. walaupun sisi nyebelinnya masih ada tapi kadang itu yg bikin kangen.😁

2025-05-18

0

Haerul Ramadhan

Haerul Ramadhan

bgs ka ceritanya. boleh kga si ka aq ksh masukan. tolong dong cerita yang yang sebelum nya di selesai dlu bru buat yang bru. biar kita yang baca g nungu" up cerita sebelum nya.

2025-05-18

0

nonaleutik

nonaleutik

wahaha cucu mami Sasa sama ajushi diajak adu jotos juga Hayuk.kalo cuman adu bacod mah udh pasti menang jauh wkwk
Mak bapaknya boleh kalem liat dong dedengkotnya RESTU RANENDRA dan Alessa Adhitama 🤣

2025-05-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!