5

Ganes menuju gudang tempat alat - alat drum band di letakkan. Gedung itu terletak di belakang, sedikit jauh dari bangunan ruang pembelajaran. Selama melangkah ke sana, Ganes berulang kali menguap. Matanya ingin sekali terpejam. Tidur kurang dari tiga jam membuat Gadis itu sangat mengantuk. Karena teringat hukumannya yang jika tidak dikerjakan akan bertambah berkali lipat, akhirnya dengan terpaksa Gadis itu mulai membersihkan gudang, begitu sampai ke tempat itu.

"Aku harus bersihin ini semua? Ya ampun, keterlaluan banget sih Pak Wis ! ". Gerutu Ganes.

Ganes memulai proses pembersihan dengan mengelap alat - alat drum band dengan hati - hati, kemudian meletakkan di tempat lain yang sudah lebih dulu dibersihkan. Beberapa kali Ganes iseng mememainkan alat - alat itu, untuk mengusir sepi. Ganes terkekeh sendiri, karena bunyi alat itu justeru malah membuat telinganya berdenging.

"Kalo Aku yang mainkan alat ini, pasti langsung telinga orang pada gatal ! Heheee, untung Aku nggak dipilih ". Kata Gadis itu, berbicara sendiri. Sambil meletakkan sebuah snare drum yang baru saja dia bersihkan.

Saat semua alat drum band sudah bersih, dan berada di tempatnya, rasa kantuk yang menyerang tidak dapat Ganes lawan. Akhirnya Gadis itu tertidur di pojok gudang, sambil memeluk gagang sapu yang digunakannya.

"Ganes Lika.. Bangun.. "

Suara samar - samar menembus pendengaran Ganes. Gadis itu mulai mengerjapkan mata nya. Seingatnya tadi, Dia sedang bebersih gudang.

Hah iya bersihin gudang ! Begitu ingat, Gadis itu langsung berdiri, karena menyadari posisi nya yang saat ini duduk melantai.

"Sudah puas tidurnya? ". Ganes yang sebelumnya tidak menyadari kehadiran orang lain di gudang karena membersihkan rok nya dari debu, langsung berjengit kaget.

Sosok Sanjaya sudah ada di dalam gudang bersama nya. Guru itu bersedekap, sambil menatap tajam ke arah Ganes. Sementara Ganes langsung nyengir.

"Eh ? Hehe, Aku ngantuk Mas ! ". Untuk pertama kalinya, Ganes memanggil Guru di depannya dengan panggilan itu. Sanjaya sampai tersedak ludah nya sendiri mendengar panggilan dari Ganes. Dia terbatuk beberapa saat, sebelum akhirnya bisa mengontrol dirinya sendiri.

Ganes memperhatikan ruangan yang belum selesai dibersihkan, namun anehnya sudah bersih kinclong, tanpa bekas debu. Perasaan tadi masih ada sampah debu yang belum selesai di sapu nya.

"Bapak bersihin gudang? ". Satu - satunya yang bisa ditanyai oleh Ganes ya Sanjaya.

"Hmm ". Sanjaya hanya berdehem sebagai jawaban pertanyaan Ganes. Lelaki itu memilih duduk di sebuah bangku, tepat di dekat alat drum yang tadi Ganes letakkan. Capek berdiri.

Jawaban Sanjaya membuat mata Ganes berbinar. Benar - benar act of service !

"Jadi semalam tidur jam berapa? Ditanya tidak menjawab ! ".

Sanjaya memutuskan untuk mengintrogasi Ganes. Mumpung tidak ada orang yang melihat interaksi mereka disini. Jam pelajaran kimia masih berlangsung di kelas Ganes. Sanjaya sengaja memberikan banyak tugas ke muridnya di kelas, agar Dia bisa mengontrol Ganes di gudang.

Tidak Dia duga, Gadis yang Dia pikir sedang kelelahan membersihkan gudang, malah sedang tidur dengan Nyenyak. Gadis itu tidur melantai di pojokan ruangan, dengan kaki berselonjor, dan gagang sapu di pelukannya. Alhasil, Lelaki yang memutuskan menjadikan Ganes kekasih itu, harus merelakan dirinya membersihkan bagian yang belum dibersihkan oleh Ganes.

"Jam setengah empat.. Hehehe". Cicit Ganes. Takut - takut. Gadis itu sengaja duduk di bangku yang jauh dari jangkauan Sanjaya. Agar Jika Sanjaya bereaksi, Ganes bisa berlari menghindar.

"Astaga ! ". Sanjaya menekan pelipisnya. Pusing. Semalam Ganes berpamitan tidur pukul Sembilan malam, setelah sebelumnya Mereka melakukan video call. Tidak tahunya Dirinya malah dibohongi.

"Ngomong - ngomong, Terimakasih sudah bantu Aku bersihin Gudang ini. Tapi keterlaluan banget Bapak ni ya ! Masa disuruh bersihin gudang ! Sendirian lagi ! ". Ganes berterimakasih, tapi malah protes kemudian.

"Pilih Gudang atau toilet? ". Tanya Sanjaya, meledek. Dia yakin Gadis itu akan memilih gudang, jika diberikan pilihan itu.

"Nggak dua - dua nya lah Paaakk ! ". Sahut Ganes kesal.

"Terus mau nya apa? ". Sanjaya bertanya lagi.

"Disayang - sayang.. Hehehehe ". Ganes mengedipkan sebelah matanya. Sanjaya hanya menggeleng melihat tingkah Kekasih nya itu.

"Kamu dari tadi tidak merasa di sayang? Dari mulai kamu masuk ke gerbang, sampai sekarang? Keterlaluan sih ! ". Sanjaya berdecak. Lelaki Dewasa itu kesal juga akhirnya. Masa iya bentuk sayang harus dielus - elus macam ngelus kucing ! Begitukah yang di mau oleh Ganes?

"Iya merasa sih, tapi... ".

"Saya nungguin Kamu di belakang, takut Kamu pingsan. Biasanya tau kan Saya langsung masuk barisan Guru?. Terus tas yang bikin pundakmu pegal, Saya yang pegangin, sampai lengan saya sendiri pegel ! ...". Sanjaya menjeda sebentar, sambil menunjukkan pergelangan tangannya yang masih pegal sampai sekarang. Tas Ganes benar - benar berat. Padahal isinya hanya buku. Ckk..

"Lalu Saya bantuin kamu bersihin ini gudang tanpa Kamu minta, menurutmu itu apa? Kalau bukan karena Saya sayang sama kamu? Hmm? Mau dielus - elus kayak si Boy? Kucing yang biasa mangkal di depan gerbang? Iya?? ".

Ganes hanya menunduk. Yaa, Dia paham itu bentuk kasih sayang dari Sanjaya, tadi juga dia mesem - mesem sendiri dengan perlakuan Sanjaya itu. Tapi gimana ya?

Ini kita pacaran. Tapi casing nya musuhan. Aneh nggak sih? Batin gadis itu.

Ganes ingin diperlakukan berbeda.

Lagi pula, Pak Wis kemarin janji mau berusaha melembutkan dirinya untuk Aku. Batin gadis itu lagi.

"Saya kemarin memang bilang akan berusaha berlaku manis ke kamu. Kamu bilang Saya kalo lihat kamu, seperti mau menerkam. Oke, Saya berusaha. Tapi Kamu tahu kan kesalahanmu apa? Masa Kamu bersalah, Saya malah sayang - sayangin kamu, nggak berubah nanti kamu ! ".

Seolah bisa membaca alur pikiran Ganes, Sanjaya mengatakan hal yang sempat terbesit di benak gadis itu.

"Ambil plastik putih itu, dan bawa ke kelas. Kamu duluan masuk sana ! ". Perintah Sanjaya. Dengan nada agak ngegas.

Ganes baru menyadari ada sebuah plastik putih diantara tumpukan alat drum band, setelah Sanjaya menunjuk ke benda itu.

Tanpa banyak bicara, Ganes langsung berdiri dari duduknya, dan mengambil bingkisan plastik, yang ada tidak jauh dari tempat Lelaki yang baru saja memarahinya itu duduk.

"Bajumu belum rapih ! ". Ucap Sanjaya yang melihat baju Ganes ada yang keluar dari rok.

Ganes melirik seragamnya, dan tanpa diduga, Sanjaya membetulkan seragam yang tidak rapih itu. Lelaki itu tidak mengatakan apapun saat melakukannya. Dia tahu Ganes kesulitan, karena tangannya sudah digunakan untuk memegang bingkisan plastik.

"Terimakasih.. ". Ucap Ganes sebelum akhirnya keluar dari gudang peralatan yang tadi dibersihkan nya.

Hufhhh.. Sanjaya sengaja bertahan di gudang untuk mengontrol detak jantungnya. Dia sudah pernah mempunyai kekasih bertahun - tahun yang lalu, walaupun akhirnya kandas karena diselingkuhi. Namun debaran jantungnya saat ini seperti Dia baru pernah merasakan jatuh hati.

Yaa ampuun !

Tadi saat membenarkan baju Ganes, posisi nya benar - benar dekat dengan Gadis itu. Sanjaya bisa melihat wajah cemberut kekasihnya dari jarak sangat dekat, yang membuatnya gemas. Bibir manyun itu seperti menanti untuk dikecup.

Ahh sialannn ! Dasar !

Maki Sanjaya pada dirinya sendiri.

"Jangan sampai setelah ini haters mu tambah banyak ! Sudah galak, mesum pulak ! ". Omel nya.

.

.

.

Terimakasih untuk yang sudah membaca kisah Ganes - Sanjaya, jangan lupa klik jempol (LIKE) setelah selesai membaca yaa. Dukungan kalian para pembaca, sangat berharga untuk ku. Like dan comment kalian membuat Aku tambah semangat menulis ☺️

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!