Episode 3

Beberapa hari kemudian, luka di tubuh Carla serta racun di dalam tubuhnya yang menyebabkan wajahnya rusak pun sembuh.

"Xio Li, apa ada pakaian bagus untukku? Hari ini kita akan menghadiri pernikahan pangeran dan selir nya."

"Ada Nona, sebentar saya ambilkan."

Carla merias wajahnya dengan sedikit makeup yang dia dapatkan dari gelangnya. Carla cukup berkata dalam hati, sesuatu yang dia minta langsung keluar.

"Gelang ini ternyata benar-benar ajaib, tapi kenapa pemilik tubuh ini tidak menggunakan nya untuk membalas dendam?" gumam Carla.

Carla belum bertemu pangeran sama sekali, jadi dia cukup penasaran seperti apa sosok seorang pangeran yang di sebut-sebut itu?

Xio Li membawakan satu set pakaian lengkap dengan konde sebagai perhiasan di kepala. Sebagai seorang putri istri seorang pangeran, Carla harus tampil cantik.

"Nona, Anda cantik sekali."

"Sini, akan ku buat kamu cantik."

Xio Li mendekat lalu duduk di kursi kayu. Carla memoles wajah pelayan setianya itu. Dengan makeup dari zaman modern, pelayan itu pun terlihat sangat cantik.

Saat melihat ke cermin, pelayan itu merasa terharu dan senang. Selama ini dia berhias hanya sekedarnya saja. Sekarang wajah terlihat berubah dari sebelumnya.

Kemudian mereka pun berangkat ke aula depan untuk menyaksikan prosesi pernikahan pangeran dan selir.

Carla memakai penutup wajah dengan kain sutra tipis. Agar orang-orang tidak tahu kalau wajahnya sudah sembuh.

"Ayo," ajak Carla sambil menggandeng pelayan nya. Xio Li pun merasa senang dan lebih percaya diri. Apalagi kemarin dia di bela oleh nona nya.

Tiba di aula depan, orang-orang yang hadir sudah banyak. Perhatian mereka tertuju pada Carla dan pelayan itu.

Mereka berbisik-bisik dan mengatakan jika putri Hui Ying itu jelek. Namun Carla bersikap cuek-cuek saja seolah tidak mendengar bisik-bisik mereka membicarakan nya.

"Nona, mereka membicarakan tentang Anda."

"Biarkan saja." Carla mengajak pelayannya untuk duduk. Namun sesuai aturan, pelayan harus berdiri di samping atau di belakang majikannya.

Tidak berapa lama datang sepasang pengantin ke aula. Keduanya saling pandang dan terlihat jelas jika mereka saling mencintai.

"Huh pamer," gumam Carla sambil mendengus.

"Kakak sudah datang duluan?" tanya Hui Lin adik tiri dari Hui Ying si pemilik tubuh.

"Hmmm," jawab Carla dingin.

"Hui Ying, adik mu menyapa mu, seharusnya kamu tidak boleh bersikap begitu!"

"Sudahlah pangeran, kakak memang memiliki temperamen jelek, jadi harap di maklumi saja."

Carla mencebikkan bibirnya di balik penutup wajahnya. Sementara Hui Lin tersenyum tipis, dia akan membuat kakaknya malu di hadapan semua orang termasuk pangeran.

"Pelayan, ambilkan teh nya!" perintah Hui Lin kepada pelayan setianya.

"Untuk apa? Dia sudah memperlakukan mu dengan tidak baik," ujar pangeran Jian Chen.

"Tidak apa-apa pangeran, biar bagaimanapun kakakku adalah istri sah, jadi aku harus melayaninya dengan baik," ucap Hui Lin.

"Kamu benar-benar baik, tidak seperti dia yang berhati jahat," ucap pangeran Jian Chen.

Pelayan menyerahkan secawan teh panas kepada Hui Lin. Hui Lin pun menyerahkan cawan berisi teh panas itu kepada itu kepada Hui Ying.

Namun baru saja Hui Ying hendak mengambil cawan itu, cawan itu sudah keburu di jatuhkan oleh Hui Lin.

"Aaah panas!" pekik Hui Lin. "Kakak, kenapa kau jatuhkan cawan nya? Kalau kakak tidak mau minum tidak apa-apa, tapi jangan seperti itu," imbuhnya.

"Hui Ying, kamu benar-benar jahat!" Adikmu sudah berbaik hati menyediakan teh untukmu, namun kamu malah menyiramkan nya ke tangannya!" hardik pangeran Jian Chen.

"Dia bilang aku menumpahkan teh ke tangannya, kan? Baiklah akan aku kabulkan."

Carla langsung mengambil cawan yang juga berisi teh di atas meja. Kemudian menyiramkan nya ke wajah adik tirinya itu.

"Kakak! Apa yang kau lakukan? Kenapa kau menyiramkan teh ke wajahku?" pekik Hui Lin marah.

"Pangeran lihat, ini baru asli ku siram. Tadi dia hanya pura-pura untuk menarik simpati pangeran," kata Carla.

"Hui Ying, sebaiknya kamu pergi dan jangan membuat keributan di sini!" Pangeran mengusir Carla pergi tanpa melihat siapa yang benar dan siapa yang salah.

Karena matanya sudah di tutupi oleh Hui Lin yang terlihat baik dan polos. Padahal sebenarnya sangat licik.

"Baiklah, aku juga tidak ingin menyaksikan drama kalian," ujar Carla.

Carla berbalik dan hendak pergi, namun pelayan setia Hui Lin dengan cepat menabrak Carla. Carla yang memang tidak menghindar pun terhuyung dan hendak jatuh.

Namun pangeran dengan sigap menangkap tubuh Carla agar tidak jatuh. Dan seketika penutup wajahnya terlepas.

Pangeran Jian Chen melototkan matanya melihat Carla yang begitu cantik. Hingga beberapa detik ia tidak berkedip.

"Lepas," ucap Carla, lalu berjalan pergi dari situ. Namun baru beberapa langkah, Carla merasa ada yang mencurigakan.

Dan benar saja, seorang pria membawa belati hendak menusuk pangeran. Carla dengan refleks berlari dan menerjang orang itu.

Pangeran yang melihat pria itu terjatuh sambil memegang belati pun segera menangkap pria itu.

"Awas!" pekik Carla saat ada yang lain hendak menyerang.

Pangeran memukul pria yang terjatuh hingga pingsan. Dan segera bangkit untuk melawan yang lain yang juga membawa senjata.

"Pengawal, tangkap mereka!" perintah pangeran dengan suara lantang.

Carla ikut membantu berkelahi melawan musuhnya. Pangeran Jian Chen sempat tertegun dengan ketangkasan Carla dalam seni beladiri.

Seni beladiri yang Carla gunakan adalah seni beladiri karate, jadi agak sedikit aneh di zaman kuno.

Satu persatu mereka jatuh oleh Carla dan pangeran. Baru setelah itu pengawal datang meringkus mereka.

Carla tanpa berkata apa-apa pun segera mengajak pelayannya pergi. Namun langkahnya terhenti saat pangeran menahannya.

"Tunggu!" Pangeran segera menghampiri Carla.

"Sejak kapan kamu bisa beladiri? Kok aku baru tahu?" tanyanya.

"Perhatian pangeran selalu tertuju pada adikku, jadi wajar jika pangeran tidak kenal aku," jawab Carla.

Kemudian Carla pun segera pergi. Pangeran hendak menyusul, namun segera di tahan oleh selir Hui Lin.

"Pangeran jangan pergi, aku takut," rengek Hui Lin.

"Kamu kembali ke kamar, aku ada urusan sebentar," ujar pangeran Jian Chen.

Hui Lin mengepalkan tangannya kuat. "Hui Ying, kamu sudah mengacaukan pernikahanku dengan pangeran. Awas saja kau, akan ku balas nanti."

"Hui Ying tunggu!" Pangeran berlari kecil menghampiri Carla. Carla yang hendak masuk ke paviliun miliknya pun berhenti.

"Ada apa pangeran? Bukankah hari ini hari bahagiamu? Kenapa kamu mengejar ku?" tanya Carla.

"Kamu belum jawab pertanyaan ku, darimana kamu belajar seni beladiri itu? Disini hanya orang-orang pilihan saja yang memiliki seni beladiri seperti itu."

"Pangeran tidak perlu tahu, sebaiknya pangeran urus saja selir mu itu," ujar Carla. Kemudian Carla pun segera masuk dan menutup pintu.

"Aneh, kenapa sikapnya sedingin itu? Dulu dia mati-matian mencari perhatianku, tapi sekarang dia seperti orang yang berbeda," batin pangeran Jian Chen.

Pangeran Jian Chen pun segera pergi dan kembali ke paviliun miliknya. Pangeran Jian Chen merenung memikirkan Carla atau Hui Ying yang jauh berbeda dari sebelumnya.

Terpopuler

Comments

suti markonah

suti markonah

aku mulai paham di epsode ini thorr..ep 2 masih agak binggung soalnya carla sekarang lg jalan² zaman kuno😄😄😄

2025-05-15

3

Azahra Rahma

Azahra Rahma

makin seru,, keturunan Henderson di lawan

2025-05-15

3

StAr 1086

StAr 1086

Jadi Pangeran kok bego banget sih....

2025-05-15

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!