BAB 4. STRESS

Rosetta menatap sinis dan penuh kebencian dua orang yang entah bagaimana bisa berada di rumah sakit ini, lebih tepatnya di ruangan Rosetta. Ia pikir bahwa ayahnya datang ke sini artinya, urusan dengan para manusia tidak tahu diri itu selesai. Tapi justru mereka hadir di sini, di depan wajah Rosetta.

"InI James Blackwood dan anaknya, Elijah. Kalian sudah bertemu dengan mereka tahun kemarin, kan," kata Rion yang kembali memerkenalkan temannya itu kepada keluarganya.

Ketika semua sedang saling menyapa dua orang tersebut, Rosetta dalam diam tanpa henti menatap benci orang-orang itu hingga membuatnya tidak tampak seperti anak-anak dalam sekali lihat.

"Rose? Ada apa?" tanya Rion ketika melihat perubahan suasana putrinya yang tidak biasa. Menatap lekat James serta anaknya dengan pandangan tidak suka. "Itu Elijah. Bukankah kau pernah bermain dengannya seharian dulu," beritahu Rion.

Bukannya menyambut dengan ramah, Rosetta justru mengalihkan wajahnya dari dua orang itu, berusaha menahan diri agar tidak lepas kendali ketika ia belum tahu dengan pasti situasi antara James dan ayah sang gadis.

"Elijah, coba sapa, Rose. Dia baru saja sembuh dari sakitnya," suruh James ramah.

"Halo, Rose," sapa Elijah.

Rosetta hanya diam, membuang wajahnya. Berada satu ruangan dan menghirup udara yang sama dengan dua orang itu saja sudah membuat Rosetta benci setengah mati, apa lagi harus bersikap manis dan ramah. Menjijikan. Jika bukan karena betapa tidak berdayanya Rosetta dalam tubuh kecilnya ini, sudah sejak tadi dia mungkin dia menghajar dua orang ini tanpa ampun.

"Rose, balas sapaan mereka," suruh Rion ketika mendapati sang putri hanya diam seribu bahasa dan menolak untuk melihat teman Rion dan anaknya itu.

"Tidak mau," tolak Rosetta.

"Kenapa tidak mau?" tanya Rion, bingung dengan sikap Rosetta yang tiba-tiba seperti ini, padahal biasanya sang gadis kecil tersebut begitu lugas dan ramah dengan siapa saja.

"Karena aku tidak mau," jawab Rosetta ketus.

"Itu bukan sikap yang baik kepada orang lain. Lihat kakak-kakakmu, mereka menyapa dan membalas sapaan Paman James dan Elijah dengan baik dan ramah," beritahu Rion.

"Pokoknya aku tidak mau! Lagi pula kenapa mereka ada di sini! Mereka tidak seharusnya di sini!" seru Rosetta tanpa sadar, kehilangan ketenangannya karena kehadiran dua orang tersebut. Hanya melihat mereka saja sudah mampu mengembalikan segala mimpi buruk gadis itu sebelum ia kembali ke usia tujuh tahunnya ini.

"Rose!" tegur Rion dengan nada tinggi.

Gadis itu tersentak mendengar nada tinggi sang ayah untuk pertama kali. Terkejut ketika mendapati ada sekilas raut kesal di wajah sang ayah. Dada Rosetta seperti di remas keras, ketika raut kesal itu mengingatkan Rosetta pada hari pemakaman Ferdinan, kakek Rosetta waktu itu. Hari dimana Rosetta memutuskan untuk meninggalkan keluarganya dan juga nama Lorenzo setelah melihat raut serupa dan juga nada tinggi yang sama ketika Rosetta mencoba untuk bicara tentang kesalahannya waktu itu.

"Baby, maaf. Daddy tidak sengaja. Daddy tidak bermaksud berteriak kepadamu." Rion panik saat ia melihat wajah takut dan juga air mata yang mengalir di wajah sang anak. Terlebih ketika tidak ada suara terdengar dalam tangisan itu.

Rosetta mencoba menjauh dari sang ayah, mengulurkan tangannya ke arah Arthur agar kakak sepupunya itu mau mengambil Rosetta dari sang ayah. Rasa traumatis yang terjadi di waktu yang hanya dapat diingat oleh Rosetta membuatnya tidak sadar kalau itu terbawa hingga sang gadis kembali zaman sekarang.

Arthur yang melihat sang adik menangis tanpa suara seperti itu, membuat Arthur tidak tega. Ia mengambil Rosetta dari Rion sesuai keinginan sang gadis kecil. Namun Arthur merasa lebih tertohok ketika mendapati Rosetta memeluk erat leher Arthur dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher pria itu, menangis takut tidak seperti gadis kecil itu menangis seperti sebelumnya ketika meminta ayahnya datang. Ini pertama kali ia melihat Rosetta seperti ini. Seolah adik kecilnya ini menahan diri dari sesuatu sekeras mungkin namun tidak ingin menunjukkan kalau gadis kecil ini terluka hatinya hingga tubuh mungil itu gemetar.

"Rose, My Baby. Maafkan Daddy, sungguh Daddy tidak bermaksud seperti itu padamu. Daddy tidak marah padamu atau kesal padamu," ucap Rion berusaha mendapatkan perhatian dari sang anak.

Namun tidak ada jawaban dari Rosetta, gadis itu tetap mengalungkan tangannya di leher Arthur. Menangis tanpa suara hingga membuat yang melihat merasa tidak tega.

Rion berkali-kali minta maaf kepada Rosetta. Menyesal karena ia meninggikan suaranya seperti itu kepada sang anak. Tidak pantas Rion melakukan hal itu kepada putri kecilnya yang masih sakit dan rewel. Oh, rasa bersalah benar-benar menyelimuti Rion sekarang. Harusnya ia lebih peka dan tidak memaksa ketika anaknya tidak menginginkan sesuatu seperti tadi. Kini hati Rion remuk luar biasa saat melihat Rosetta menangis sesenggukkan tanpa suara dalam dekapan Arthur dan bukan dirinya.

Arthur memegang lengan Rion dan menggelengkan kepala. Memberi tanda kepada pamannya agar membiarkan terlebih dulu Rosetta sampai gadis kecil itu tenang. Mungkin mendengar ayah yang gadis itu sayangi meninggikan suaranya untuk menegur seperti itu, membuat hati kecil sang gadis terluka dan takut.

Di sisi lain, bayangan akan hari pemakaman dan raut keluarganya ketika Rosetta mencoba untuk bicara dengan mereka kala itu terus muncul dalam ingatan Rosetta. Seperti mimpi buruk, gadis itu menjadi takut kalau ini semua tidaklah nyata dan bagian lain dari mimpi buruk itu sendiri. Rosetta sendiri masih belum memercayai apa yang terjadi pada dirinya. Kembali menjadi bocah tujuh tahun setelah mengalami semua kekacauan tiada ujung hingga ia menghembuskan napas terakhir, benar-benar masih sulit gadis percayai. Tapi ia merasa tidak masalah memulai semua dari awal karena ia dapat berkumpul kembali bersama orang tua dan saudara-saudaranya.

Namun ingatan buruk itu dan juga yang diperbuat sang ayah walau Rosetta tahu kalau itu bukan salah ayahnya melainkan Rosetta sendiri, membuat gadis itu takut kalau-kalau takdir yang ia hadapi ke depannya akan kembali sama saja. Membuat Rosetta berpikir kalau ini adalah mimpi buruk yang terus berulang, itu menakutkan untuk Rosetta. Apa yang harus Rosetta lakukan agar ini tidak kembali berakhir sama? Dengan tubuh kecil dan lemah ini, apa yang bisa gadis itu lakukan?

"Rose?!" Arthur panik saat mendapati tubuh adik perempuannya itu kembali memanas. Semakin panik saat Rosetta tidak membuka mata sembabnya, dan justru setengah kehilangan kesadaran.

Lili yang melihat itu langsung mengambil Rosetta dari Arthur, terkejut ketika lagi-lagi tubuh gadis kecil itu dalam suhu yang tinggi.

"Akan kupanggilkan suster," kata Arthur yang langsung berlari ke luar ruangan untuk meminta pertolongan.

Lucas dan Roderick yang ada di sana pun ikut khawatir saat melihat lagi-lagi adiknya dalam kondisi tidak baik. Khususnya Roderick yang merasa tidak nyaman pada dirinya ketika melihat kembarannya kembali menutup mata dengan cara mengkhawatirkan.

Tidak lama suster dan seorang dokter masuk ke ruangan bersama dengan Arthur. Suster meminta beberapa orang menunggu di luar untuk memberikan ruang kepada Rosetta selama pemeriksaan.

James dan anaknya memilih untuk menunggu di luar bersama Arthur, Lucas dan Roderick.

Terlihat jelas para kakak-kakak Rosetta itu khawatir setengah mati dengan kondisi tiba-tiba gadis itu. Padahal baru kemarin Rosetta siuman dari demam tinggi yang membuatnya tidak sadar selama berhari-hari, dan sekarang gadis itu kembali demam tinggi dalam waktu singkat.

Di dalam ruangan Lili dan Rion cemas luar biasa, saat mendapati Rosetta tidak membuka matanya. Air mata turun sudah di wajah Lili, takut kalau terjadi apa-apa pada anak bungsunya itu.

"Mungkin aneh mengatakan ini pada seorang anak-anak. Tapi anak Anda mengalami stress berlebihan akan suatu hal sehingga meningkatnya suhu tubuh sebagai bentuk respons inflamasi. Akan lebih baik jika mencari tahu faktor yang membuat stress anak Anda, karena takutnya ada suatu traumatis yang tidak disadari," jelas sang dokter kepada Rion dan Lili setelah selesai memeriksa dan memasang infus untuk Rosetta.

"Stress?" Lili terkejut mendengar hal itu. Ia sendiri tidak tahu apa yang memicu hal tersebut pada Rosetta.

"Akan lebih baik hindari hal-hal yang membuatnya stress. Temani dia bermain dan jangan biarkan dia sendirian terlalu lama. Bisa juga bicara dari hati ke hati tentang apa yang ada di pikiran dia," saran dokter. "Selebihnya, biarkan dia istirahat dan makan yang cukup serta sehat, nanti dia akan lebih baik," imbuhnya.

"Baik, terima kasih, Dokter," kata Rion.

Rion menatap putri kecilnya yang terbaring diam dengan mata sembab dan wajah pucat. Jelas kalau ini salah Rion karena membentak gadis kecil ini tadi. Entah apa yang merasukinya sehingga membuat Rion sampai hati melakukan hal itu. Apakah karena pertemuan dengan klien hari ini gagal sehingga ia melampiaskannya kepada Rosetta. Dan jika itu benar, maka ia tidak pantas disebut sebagai ayah. Putrinya hanya ingin bersama dengannya setelah sakit berhari-hari, tapi mendapati sikap seperti tadi sang Rion, tentu itu menimbulkan luka tidak kecil untuk gadis kecilnya.

Rion benar-benar menyesal.

Terpopuler

Comments

ir

ir

cemana rose ga stress, karna kek gini otak kecilnya dia di suruh mikir pikiran dia yg di usia 27 jelas ga mampu lahh, di tambah dia juga bingung gemana ngomong sama ortu nya
tapi ini beneran cuma Rose kan kak yg inget cerita masa depan si Elijah itu engga, semoga Rose kecil bisa mengubah cerita hidup nya

2025-05-18

2

awesome moment

awesome moment

smg rose nemu cara utk merubah cerita

2025-05-15

1

Ana Kurniawan

Ana Kurniawan

rose...😭😭😭😭

2025-05-16

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. KESALAHAN
2 BAB 2. MENJADI BOCAH?
3 BAB 3. TANTRUM
4 BAB 4. STRESS
5 BAB 5. BERLEBIHAN
6 BAB 6. KELUARGA
7 BAB 7. SEKOLAH
8 BAB 8. BAYARAN
9 BAB 9. EFEK
10 BAB 10. KAKEK
11 BAB 11. MARAH
12 BAB 12. LEGA
13 BAB 13. SERANGAN
14 BAB 14. MUSUH
15 BAB 15. TINDAKAN
16 BAB 16. TENANG
17 BAB 17. TEMAN
18 BAB 18. TANTANGAN
19 BAB 19. KETAHUAN
20 BAB 20. HANGAT
21 BAB 21. ULANG TAHUN
22 BAB 22. PESTA
23 BAB 23. WASPADA
24 BAB 24. TERJEBAK
25 BAB 25. BERCERITA
26 BAB 26. FASILITAS
27 BAB 27. TEORI
28 BAB 28. PEKERJAAN
29 BAB 29. USAHA
30 BAB 30. PENGKHIANATAN
31 BAB 31. MARAH
32 BAB 32. SAKIT
33 BAB 33. KONDISI
34 BAB 34. BERTAMBAH USIA
35 BAB 35. PAMIT
36 BAB 36. CERITA
37 BAB 37. ASISTEN
38 BAB 38. ALARM
39 BAB 39. KERJASAMA
40 BAB 40. WAKTU
41 BAB 41. KERJA SAMPINGAN
42 BAB 42. KABAR BURUK
43 BAB 43. TAKUT
44 BAB 44. PERBURUAN
45 BAB 45. BERULAH
46 BAB 46. OPERASI
47 BAB 47. TANGISAN
48 BAB 48. DIBUNTUTI
49 BAB 49. PESTA ULANG TAHUN
50 BAB 50. DIRINYA
51 BAB 51. ASING
52 BAB 52. TELEPON
53 BAB 53. ELIJAH
54 BAB 54. PANTHER
55 BAB 55. KETAHUAN
56 BAB 56. PERASAAN
57 BAB 57. MAAF
58 BAB 58. PENGAKUAN
59 BAB 59. PEKERJAAN
60 BAB 60. BERTAHAN
61 BAB 61. GAGAL
62 BAB 62. BANGKIT
63 BAB 63. ISTIRAHAT
64 BAB 64. AKSI
65 BAB 65. KEBANGGAAN
Episodes

Updated 65 Episodes

1
BAB 1. KESALAHAN
2
BAB 2. MENJADI BOCAH?
3
BAB 3. TANTRUM
4
BAB 4. STRESS
5
BAB 5. BERLEBIHAN
6
BAB 6. KELUARGA
7
BAB 7. SEKOLAH
8
BAB 8. BAYARAN
9
BAB 9. EFEK
10
BAB 10. KAKEK
11
BAB 11. MARAH
12
BAB 12. LEGA
13
BAB 13. SERANGAN
14
BAB 14. MUSUH
15
BAB 15. TINDAKAN
16
BAB 16. TENANG
17
BAB 17. TEMAN
18
BAB 18. TANTANGAN
19
BAB 19. KETAHUAN
20
BAB 20. HANGAT
21
BAB 21. ULANG TAHUN
22
BAB 22. PESTA
23
BAB 23. WASPADA
24
BAB 24. TERJEBAK
25
BAB 25. BERCERITA
26
BAB 26. FASILITAS
27
BAB 27. TEORI
28
BAB 28. PEKERJAAN
29
BAB 29. USAHA
30
BAB 30. PENGKHIANATAN
31
BAB 31. MARAH
32
BAB 32. SAKIT
33
BAB 33. KONDISI
34
BAB 34. BERTAMBAH USIA
35
BAB 35. PAMIT
36
BAB 36. CERITA
37
BAB 37. ASISTEN
38
BAB 38. ALARM
39
BAB 39. KERJASAMA
40
BAB 40. WAKTU
41
BAB 41. KERJA SAMPINGAN
42
BAB 42. KABAR BURUK
43
BAB 43. TAKUT
44
BAB 44. PERBURUAN
45
BAB 45. BERULAH
46
BAB 46. OPERASI
47
BAB 47. TANGISAN
48
BAB 48. DIBUNTUTI
49
BAB 49. PESTA ULANG TAHUN
50
BAB 50. DIRINYA
51
BAB 51. ASING
52
BAB 52. TELEPON
53
BAB 53. ELIJAH
54
BAB 54. PANTHER
55
BAB 55. KETAHUAN
56
BAB 56. PERASAAN
57
BAB 57. MAAF
58
BAB 58. PENGAKUAN
59
BAB 59. PEKERJAAN
60
BAB 60. BERTAHAN
61
BAB 61. GAGAL
62
BAB 62. BANGKIT
63
BAB 63. ISTIRAHAT
64
BAB 64. AKSI
65
BAB 65. KEBANGGAAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!