Kakek

Aku berjalan sendirian di malam hari karena tidak mempunyai rumah. Lalu aku melihat beberapa batang kayu yang tidak digunaka dan terlihat masih bersih walaupun sudah lama. Akhirnya aku pun mendapatkan suatu ide, aku membina rumah kecil yang sesuai dengan ukuran tubuhku dan membuat ekstranya sebagai pembesar ruangannya. Karena aku tidak mempunyai palu dan paku dan perak untuk dibeli, ini mungkin akan butuh sekitar seminggu atau 5 hari.

Semewah apapun hidupku, aku tahu betul cara-cara membuat rumah dari kayu tanpa palu dan paku. Karena seperti itulah aku bertahan hidup bersama Yuwon di saat masih kecil! Jadi ini pasti akan mudah!

Aku meregangkan tubuhku sebelum memulai membuat rumah kecilku. Aku pun mulai membuat rumah iu dengan semangat, karena sudah lama aku tidak main rumah-rumahan bersama Yuwon.

...----------------...

...Beberapa hari kemudian......

...----------------...

Setelah 6 hari berlalu, aku membina rumah kecil itu cuma butuh seminggu untuk menyelesaikannya. Melihat kerja kerasku yang banyak sekali rehatnya akhirnya selesai, membuatku senang dan gembira. Namun tiba-tiba ada sekeluarga yang kebetulan melintas jalan itu bersama peliharaan mereka, menyadari bahwa mereka lagi mencari rumah untuk peliharaan mereka. Aku pun mendapatkan ide cemerlang.

"Anu.. Paman, bibi, kalian lagi mencari rumah buat anjing kalian ya?"

"Oh iya, memang kenapa?"

"Apa kalian mau membeli rumah kecil buatanku? Aku membinanya cuman butuh seminggu loh~"

"Wah~ benarkah? Rumah kecil ini pasti akan terlihat sempurna jika diberi sedikit warna~"

"B-benar! Rumah ini akan sangat cocok buat anjing kalian yang besar itu! Kalian tinggal membeli cat dan mewarnai rumah ini!"

"Hm... Bagaimana menurut kamu, sayang?"

Sang ibu melihat ke arah anak dan suaminya, lalu mereka pun mengangguk dan menyetujui untuk membeli rumah itu.

"Baiklah, kami akan membelinya. Harganya berapa?"

"50 perak!"

"A-apa?... 50?.. Itu terlalu mahal bukan untuk sebuah rumah kecil?..."

"Mahal ya?... Eum..."

Sialan! 50 perak saja sudah dikira mahal?! Itu mah, murah saja bagiku yang dulu!

"Baiklah kalau gitu... 35 perak saja!"

"Baiklah."

Keluarga itu pun memberi 35 perak kepadaku, hanya dengan 35 perak saja sudah cukup untuk bertahan hidup selama setahun karena aku pernah mengalami yang lebih ekstrem dari ini. Setelah menjual rumah kecil itu, aku mendapatkan sebuah ide jenius.

Bagaimana jika aku menggunakan 5 perak ini untuk membeli makanan? Dan 30 perak nanti akanku gunakan lain kali saja!

Aku lalu kembali ke toko yang sama seperti dulu dan membeli makanan yang berharga 1 perak. Paman pemilik toko sudah takut denganku, jadi aku bisa membeli dengan 1 perak, walaupun hanya mendapatkan nasi bungkus, tapi itu bisa membuatku bisa bertahan hidup untuk 5 harinya untuk latihan di puncak gunung seperti yang sudah kurencanakan.

...----------------...

...Keesokan harinya kemudian......

...----------------...

Aku berlatih dengan keras setiap hari di gunung yang sama untuk meluaskan dan menguatkan kekuatan bela diriku, mengikut apa yang kudengar dari cerita si pemilik toko. Dia mengatakan bahwa zaman sekarang sudah tidak ada ras-ras seperti apalah itu karena Ras Burung sudah menguasai seluruh ras di dunia kecuali manusia selepas menyingkirkan Sang Raja Naga yang merupakan ras terkuat.

Jadi sekarang hanya tersisa 1 wilayah; Wilayah Manusia. Bagaimana dengan Ras Burung? Konon katanya selepas kematian si pengkhianat itu karena berperang dengan Ras Serigala yang merupakan ras terkuat kedua, mereka seri dalam peperangan itu dan hancur dalam saat bersamaan yang membuat hanya tersisa Ras Manusia.

Dan Ras Manusia pun menghilangkan kata-kata "ras" itu dan menjadikan dunia seperti semula, aku sudah menduga hal itu karena Yuwon sangatlah bodoh dan ceroboh tanpa kehadiranku. Jadi dunia pun di kuasai oleh manusia-manusia biasa.

Namun kekuatan magis tidak akan berhenti di situ saja, karena katanya ada beberapa dari ras-ras yang dikuasai itu melarikan diri dan terpaksa menikahi manusia demi membuat ras mereka kekal kokoh dan generasi mereka masih ada.

Namun bukan hanya manusia yang disisakan, Yuwon menyisakan beberapa ras yang ia tidak yakin untuk dikalahkan. Antaranya adalah; Ras Iblis, Ras Elf, Ras Mermaid dan Ras Haiwan Laut.

Katanya mereka hampir saja memusnahkan Ras Elf, namun karena Ras Iblis menolak dan berniat untuk menghabisi Ras Elf sendirian. Karena tidak berani, Yuwon membiarkan mereka dan mukai memburu ras lainnya.

Aku tidak tahu bahwa dia sebodoh itu... Yah... Tapi di pintar juga karena membuat dunia menjadi damai... Aku tidak tahu haruskah aku memujinya atau tidak... Sayang sekali karena sifatnya yang terlalu arogan dan tidak tahu malu itu...

Lalu aku mendengar suara langkahan kaki di atas rerumputan yang kududuki untuk memulihkan tenaga dalamku. Lalu seseorang itu berbicara.

"Kau hebat sekali karena bisa memulihkan tenaga dalammu sembari memikirkan hal lain, itu adalah sesuatu yang mustahil bagi seorang bocah ingusan sepertimu."

Tentu saja, karena aku bukan bocah ingusan seperti yang kau lihat karena aku tidak mempunyai ingus dan berkali lipat lebih kuat dari anak seumuranku... Omong-omong dia kakek-kakek ya?... Kuat sekali kakek itu bisa berjalan sampai ke puncak gunung ini.

Aku hanya diam karena berbicara di saat melakukan pemulihan tenaga dalam bisa membatalkan proses pemulihan itu, kecuali kalau bisa menahan rasa sakit yang luar biasa. Lalu kakek itu terus berbicara.

"Kau seperti bukan bocah ingusan biasa... Berapa umurmu?"

Kakek bau tanah ini terus mengajakku berbicara, apa boleh buat... Aku harus menjaga sopan santunku ke orang yang lebih tua...

"8 tahun... Khhhk!"

Sialan... Padahal dulu aku bisa berbicara dengan tenang sembari melakukan proses pemulihan ini!

"Hm... Kau masih terlalu muda untuk bisa berbicara di saat seperti itu, bocah biasa seumuranmu pasti sudah pingsan begitu mengucapkan sepatah kata saat melakukan proses pemulihan..."

"Itu karena.... Khhhhk! Saya.. masih punya.... Khhhhkkk! Sopan santun.... Khhhhk!"

"Hohoho~ kau kuat juga bisa berbicara padahal lagi merasakan sakit yang luar biasa... Diamlah dan fokus ke proses pemulihanmu itu, dan biarkan aku membantumu..."

Aku melakukan seperti apa yang dikatakan oleh kakek tua itu dan proses pemulihan tenaga dalamku berjalan dengan lancar. Selesainya melakukan proses pemulihan itu, aku pun menoleh kebelakang untuk melihat siapakah kakek yang berbicara denganku.

Memang kakek-kakek... Tapi auranya seperti sudah berlatih selama bertahun-tahun...

"Apa kakek seorang pendekar?"

"Hohoho~ kau sudah mengetahuinya saja hanya dengan merasakan auraku? Kau benar-benar bukan anak ingusan biasa..."

"Apa kakek bersedia menjadi guruku?"

"Eh? Tiba-tiba?... Hm... Hohoho~ baiklah, aku akan bersedia menjadi gurumu dan mengajarkanmu ilmu bela diri."

Meski ceritanya sudah membelok ke arah lain, aku tetap harus melatih tubuh baru ini dan mencampurkannya dengan jurus lamaku!

"Kita mulai latihannya besok, kita akan bertemu di tempat yang sama. Kau harus sudah ada di sini sebelum matahari terbit."

"Apa? Bukankah itu terlalu awal?!"

"Aku tahu, tapi kau tetap harus melakukannya karena senam pagi juga harus ada setiap harinya. Kau bisa beristirahat di hari minggu."

"Ukh... Baiklah..."

...----------------...

...Keesokan harinya kemudian......

...----------------...

Aku berjalan ke puncak gunung tinggu itu dengan kakiku sendiri dan mata yang masih mengantuk, aku lalu bergumam.

"Ugh... Kenapa sih aku harus meminta kakek bau tanah itu untuk menjadi pelatihku? Mau bagaimana lagi... Sudah terlanjurku tanyakan dan sudah disetujui..."

Setelah beberapa menit, aku akhirnya mencapai puncaknya dan bertemu dengan kakek itu.

Ternyata kakek itu sudah duluan ya...

"Sudah sampai saja? Aku sudah menunggu di sini lebih dari 1 jam, tapi aku akan memaafkanmu karena ini adalah hari pertama latihanmu dimulai."

"...Saya menghargai kebaikan anda."

"Apa yang kau tunggu-tunggukan lagi? Kau seharusnya memberi salam kepada master yang akan mengajarimu bela diri..."

"Ck! Bukankah itu terlalu awal? Aku tidak tahu bagaimana caranya!"

"Hm... Baiklah, mari kita mulai dengan mengajarimu sopan santun..."

Kakek itu lalu mengeluarkan tongkat kayunya dari belakangnya sebelum mulai mengayunkannya, dia menatapku dengan seringai.

"Karena aku sudah memberikanmu separuh dari tenaga dalamku, kau pasti bisa bertahan sampai akhir..."

Aku hanya diam menatap kakek itu sambil duduk, sementara kakek itu mengajariku sopan santun dengan kata-katanya yang panjang lebar. Setelah selesai, dia lalu berdiri dan mulai berbicara,

"Sekarang, turun kembali ke bawah dan memberiku salam begitu kau melihatku."

"A-apa? Aku harus turun ke bawah dan kembali ke sini?!"

"Tentu saja."

"Itu keterlaluan!"

"Itu hukuman."

"Hukuman karena apaan?!"

"Hukuman karena telat datang, hukuman karena tidak memberi salam."

"Bukankah anda sudah—"

"–Diam, dasar bocah ingusan."

Kakek itu lalu menyerangku dengan tongkat kayunya dan mengayunkan tongkat itu berkali-kali kepadaku sampai aku ke hujung gunung.

SATT! SETT! SATT! SETT!

"Ukh!"

Karena menghindari serangan itu, perlahan aku pun terjatuh dari gunung yang tinggi itu. Namun aku tetap tenang karena aku tahu aku tidak akan mati semudah itu. Di saat aku terjatuh, aku mendapatkan sebuah ide yang berbahaya tapi bisa menyelamatkan nyawaku. Aku celingukan di sekitar gunung itu dan mendapati bahwa ada pohon berdekatan dengan daun-daun yang lebat, aku pun mengambil kesempatan itu untuk mendarat di atas pohon itu.

Shuutt— Srakk!

Dan yang benar saja, nyawaku terselamatkan.

Sialan! Aku masih harus kembali memanjat gunung ini!!!

Aku pun kembali memanjat gunung itu selepas turun dari pohon besar itu dengan bermodalkan tangan dan kakiku seperti orang pada umumnya namun dengan kecepatan yang sedikit lebih cepat. Setelah hampir mencapai puncak, aku pun loncat dan mendarat tepat di depan kakek itu. Kakek itu terlihat terkesan dan lalu terkekeh sembari menungguku memberi salam.

"Hosh... Hosh... Salam kepada Master... Hosh..."

Aku memberi salam sambil bernafas berat dan terengah-engah karena lelah, tubuh anak kecil ini masih muda dan butuh banyak latihan agar staminanya stabil dan sesuai untuk orang sepertiku.

"Hm... Bagus... Oh ya, kita belum berkenalan... Siapa namamu?"

Aku terdiam menatap kakek itu untuk berpikir sejenak haruskah aku memakai namaku yang dulu atau menggantikannya? Karena lama menungguku kakek itu pun kembali terkekeh.

"Kamu tidak punya nama ya?"

"...Ya."

"Baiklah, aku tahu bahwa kebanyakan pengemis di desa ini tidak mempunyai nama karena ditinggal keluarga. Kalau begitu biar aku saja yang memberimu nama—"

"–Tidak, anda pasti akan memberi saya nama yang jelek."

"Hohoho! Harga dirimu tinggi sekali! Aku menyukai itu! Tapi jangan khawatir, aku sudah memikirkan nama untukmu."

"Apa itu?"

"Kang Raon-Jun, yang sesuai dengan sifatmu."

"Kang Raon-Jun?— Ehem! Anda memberikan saya nama yang bagus ternyata... Ehem! Ehem!"

Ehem! Nama yang bermaksud jenius mana bisa kutolak? Ehem!

Aku berpura-pura batuk seolah-olah sudah terbiasa dengan panggilan itu, lalu aku melirik ke kakek itu.

"Bagaimana dengan nama kakek— maksud saya, Master?"

"Hohoho~ aku Kang Seonwu."

Kang Seonwu ya— sebentar, tapi kok marga kami sama?

"Kang?"

"Ya, aku akan menerimamu sebagai cucuku—"

"–MANA BISA SEPERTI ITU!!! SAYA TIDAK INGIN MENJADI CUCU SEORANG KAKEK YANG SUDAH BERBAU TANAHHH!"

"DASAR ANAK INGUSAN! DIAMLAH!!! AKU YANG MEMBERIMU NAMA KEREN ITU DAN AKAN MENJAGAMU SEBAGAI SEORANG GURU!"

"KALAU GURU YA GURU SAJA! MANA BISA JADI KAKEK SAYA!"

"YA! TAPI AKU AKAN TETAP MELAYANIMU SEBAGAI CUCUKU DAN AKAN MEMBERIMU RUMAH DAN MAKANAN MEWAH—"

"–Benarkah?"

"...Tidak jadi."

"HEI! MANA BISA SEPERTI ITU!? KALAU ANDA SUDAH MENJADIKAN SAYA CUCU YA—"

"–Jadi kau menyetujuinya hanya karena makanan?"

"Ehem! Ya... Aku, kan, pengemis... Jadi makannya tidak banyak..."

Setelah beberapa menit terdiam, kami pun tertawa bersama.

"Hohoho! Hohoho!"

Kau pikir kau bisa tinggal dan makan dirumahku semudah itu?

"Hahaha! Hahaha!"

Aku mempunyai firasat buruk soal tinggal bersebelahan dengan kuburan.

Selesainya tertawa bersama, kami pun memulai latihan itu dengan serius dan tepat tanpa pengganggu. Setelah beberapa jam berlatih, kami pun berehat sebentar.

Hah... Lelahnya...

Aku menoleh ke arah kakek yang lagi duduk di sebelahku memandang dan menghayati momen di mana matahari terbenam di depan mata. Aku menemukan sesuatu keanehan di ekspresi kakek, lalu aku pun berinsiatif untuk bertanya.

"Ada apa?"

Kakek terdiam sebentar sebelum mengambil napas panjang dan menatapku dengan perasaan yang tersentuh sekaligus terkesan.

"Aku terkesan denganmu."

"Itu bukanlah alasannya."

"Tidak, itu adalah alasannya."

"Aku tahu. Kakek lagi kangen dengan seseorang."

"...Kalau sudah tahu kenapa bertanya?"

"Karena saya bertanya-tanya siapa orangnya."

"...Hohoho~ baiklah, kakek akan menceritakannya... Tapi ini mungkin akan terdengar sedikit seperti curhat."

"Cerita saja, saya bukan di sini untuk mendengar curhat. Cerita dan curhat berbeda."

"Hm... Benar, kakek kangen dengan seseorang. Karena rasanya seperti lagi benar-benar menjaga dan melatih darah dan daging sendiri..."

Aku hanya diam mendengar cerita dari kakek yang seperti curhat itu. Kakek menceritakan bahwa dulu kakek mempunyai cucu yang sifatnya sama sepertiku, karena itulah kakek tidak jijik dan malah nyaman di dekatku. Karena aku sudah seperti cucu kandung kakek dan seperti keturunan kakek sendiri. Kakek kehilangan cucunya satu-satunya di saat pergi ke gunung ini untuk latihan. Katanya kakek dan cucu kakek lagi latihan seperti biasa, namun tiba-tiba saja ada segerombolan orang asing yang menculik cucu kakek di saat cucu kakek berumur 9 tahun. Dan sampai sekarang kakek tidak tahu dimana keberadaannya. Ditambah, anak dan isteri kakek juga dibunuh selepas kakek kembali untuk memberitahu bahwa kakek kehilangan cucunya. Namun kakek terlambat, karena itulah kakek merasakan sakit dan kerinduan yang mendalami. Dan aku tahu bagaimana rasanya perasaan itu, karena aku sendiri juga mengalaminya namun bedanya aku pengkhianatan dan kakek kehilangan. Aku tidak bisa berkata apa-apa karena ekspresi kakek menunjukkan bahwa kakek lagi emosional. Lalu aku pun berinsiatif untuk mengubah topik.

"Kakek, aku lapar, kapan makanan mewahnya siap?"

"Eh? Sudah lapar saja? Hohoho~ baiklah, ayo kita ke rumah kakek."

Kami pun turun dari gunung dan pergi ke rumah kakek bersama untuk beristirahat dan makan malam bersama.

^^^The Reincarnation Of King Dragon^^^

^^^Bersambung...^^^

Terpopuler

Comments

Lonafx

Lonafx

tragis juga ya kisah kehilangan keluarga si kakek ini.. pantes aja kakek mau langsung mengangkat cucu.. semoga hubungan cucu dan kakek di antara kalian langgeng ya😄😁

2025-09-28

1

Anul (PPSRS)

Anul (PPSRS)

kok agak kurang meyakinkan ya dia bisa bikin rumah 🤔

2025-09-28

1

Anyelir

Anyelir

elf termasuk pemilik hutan kan?
pandai berburu dengan panah

2025-09-27

1

lihat semua
Episodes
1 Prolouge
2 Terlahir Kembali
3 Kakek
4 Ancaman
5 Ulang Tahun, Kematian dan Perubahan Besar
6 Penyamaran
7 Gwang-gwi dan Baekchuk
8 Tanda
9 Teman
10 Kkochi
11 Penculikan
12 Pemimpin
13 Saingan
14 Pengikut Setia Raja Naga
15 Seo Ahreum
16 Rahasia
17 Bingung
18 Aneh
19 Rael?
20 Bunga
21 Tetap Tenang
22 Pelantikan
23 Perubahan Diri
24 Iri
25 Akrab
26 Penyelamat
27 Pertunangan
28 Kepergian yang Mendadak
29 Pasangan Mawar dan Pedang (1)
30 Pasangan Mawar dan Pedang (2)
31 Sifat Asliku
32 Menyusun Rencana
33 Taruhan
34 Keluarga Cheonma
35 Teka-teki Diri yang Hampir Terpecahkan
36 Mencurigakan
37 Ibu
38 Menjijikkan
39 Raon-jun Mengkhianati para Goblin yang Malang
40 Aku Jatuh Cinta
41 Gila
42 Damryeon
43 Penyamaran Kedua
44 Kematian Teman Pengembara Satu-satunya
45 Raja Gila
46 Godaan Setan
47 Saat Air Mata Akhirnya Menemukan Rumahnya
48 Kembali
49 Bertemu Orang Tersayang
50 Menjadi 'Pemimpin Sementara'
51 Ketahuan
52 Adik Ipar
53 Apa itu Bersenang-senang? Aku hanya butuh Tenaga Dalam.
54 Mengikut Insting
55 Kakak Kkochi
56 Kematian Pengikut Setia
57 Rasanya Kehilangan
58 Setelah Membantu, Kini Malah Membatu
59 Nama Terlarang
60 Hadiah
61 Hukuman
62 Isi Hati (1)
63 Isi Hati (2)
64 Pernyataan Cinta yang Mendadak
65 Ketika Dua Monster Bertemu
66 Tak Jelas Lagi Tidak Menjelaskan
67 Pertemuan
68 Pertemuan setelah Setahun dan 'Dia'
69 Terluka
70 Mata & Cinta, Terlalu Jauh
71 Bahasa Kuno yang Aneh
72 Petualangan Dimulai!
73 Buah
74 Yongjin suka Mencuri
75 Mesum
76 Menghadiri Acara Pelelangan
77 Jurus Anggun dan Undangan Pernikahan
78 Pemalas
79 Tabib Dewa
80 Terlalu Tampan
81 Ingin Menjadi Saudara
82 Minryu Hwan-jae POV
83 Ketika Orang Baik Dituduh Kejam
84 Bosan? Berpikir Gila adalah Jawabannya
85 Strategi untuk Tujuan Selanjutnya
86 Seperti di Dunia Game
87 Bertemu dengan Pria Sedingin Salju
88 Ibu dan Ayah
89 Yang Sebenarnya
90 Sedarah tak Sepemikiran
91 Terobsesi hingga jadi Posesif
92 Tidak Sabar
93 Pertarungan Sengit
94 Kerusuhan
95 Pengkhianat?
96 Soyun...?
97 'Dia' yang Spesial
98 Jjok-sae
99 Rumor Segel dari Gerbang Dunia
100 Kenangan Yang Berlalu (Ending Season 1)
101 Episode Special 1
102 Episode Special 2
103 Episode Special 3
104 Episode Special 4 (Terakhir)
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Prolouge
2
Terlahir Kembali
3
Kakek
4
Ancaman
5
Ulang Tahun, Kematian dan Perubahan Besar
6
Penyamaran
7
Gwang-gwi dan Baekchuk
8
Tanda
9
Teman
10
Kkochi
11
Penculikan
12
Pemimpin
13
Saingan
14
Pengikut Setia Raja Naga
15
Seo Ahreum
16
Rahasia
17
Bingung
18
Aneh
19
Rael?
20
Bunga
21
Tetap Tenang
22
Pelantikan
23
Perubahan Diri
24
Iri
25
Akrab
26
Penyelamat
27
Pertunangan
28
Kepergian yang Mendadak
29
Pasangan Mawar dan Pedang (1)
30
Pasangan Mawar dan Pedang (2)
31
Sifat Asliku
32
Menyusun Rencana
33
Taruhan
34
Keluarga Cheonma
35
Teka-teki Diri yang Hampir Terpecahkan
36
Mencurigakan
37
Ibu
38
Menjijikkan
39
Raon-jun Mengkhianati para Goblin yang Malang
40
Aku Jatuh Cinta
41
Gila
42
Damryeon
43
Penyamaran Kedua
44
Kematian Teman Pengembara Satu-satunya
45
Raja Gila
46
Godaan Setan
47
Saat Air Mata Akhirnya Menemukan Rumahnya
48
Kembali
49
Bertemu Orang Tersayang
50
Menjadi 'Pemimpin Sementara'
51
Ketahuan
52
Adik Ipar
53
Apa itu Bersenang-senang? Aku hanya butuh Tenaga Dalam.
54
Mengikut Insting
55
Kakak Kkochi
56
Kematian Pengikut Setia
57
Rasanya Kehilangan
58
Setelah Membantu, Kini Malah Membatu
59
Nama Terlarang
60
Hadiah
61
Hukuman
62
Isi Hati (1)
63
Isi Hati (2)
64
Pernyataan Cinta yang Mendadak
65
Ketika Dua Monster Bertemu
66
Tak Jelas Lagi Tidak Menjelaskan
67
Pertemuan
68
Pertemuan setelah Setahun dan 'Dia'
69
Terluka
70
Mata & Cinta, Terlalu Jauh
71
Bahasa Kuno yang Aneh
72
Petualangan Dimulai!
73
Buah
74
Yongjin suka Mencuri
75
Mesum
76
Menghadiri Acara Pelelangan
77
Jurus Anggun dan Undangan Pernikahan
78
Pemalas
79
Tabib Dewa
80
Terlalu Tampan
81
Ingin Menjadi Saudara
82
Minryu Hwan-jae POV
83
Ketika Orang Baik Dituduh Kejam
84
Bosan? Berpikir Gila adalah Jawabannya
85
Strategi untuk Tujuan Selanjutnya
86
Seperti di Dunia Game
87
Bertemu dengan Pria Sedingin Salju
88
Ibu dan Ayah
89
Yang Sebenarnya
90
Sedarah tak Sepemikiran
91
Terobsesi hingga jadi Posesif
92
Tidak Sabar
93
Pertarungan Sengit
94
Kerusuhan
95
Pengkhianat?
96
Soyun...?
97
'Dia' yang Spesial
98
Jjok-sae
99
Rumor Segel dari Gerbang Dunia
100
Kenangan Yang Berlalu (Ending Season 1)
101
Episode Special 1
102
Episode Special 2
103
Episode Special 3
104
Episode Special 4 (Terakhir)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!