Chap 3 Penculikan

Selesai berpesan ke para muridnya, Jihan kembali ke meja bar. Dia dalam pandangan Ira sepanjang langkahnya.

Jihan tetap tenang membawa sedikit gemuruh dada. Dirinya sering mendapat perhatian orang sekitar atas wajahnya yang natural. Namun fokus Ira kepadanya terasa lain, membuat si manis jadi terbawa kegelisahan yang sedang melanda Ira.

"Kak Jihan.." pelan Ira dengan nada cemas, diam memandang orang yang sudah berdiri di depannya, memajukan satu tangannya.

Jihan meraih tangan Ira tanpa melepas tatapan ke wajah si pemilik tangan mulus di hadapannya.

Grrttth... !! Ggrrrtt..

"?!!"

Jihan melebarkan sedikit mata mendapati kedua sepatu Ira naik didongkrak lilin hitam yang tak lain aksi dari ponsel milik Ira, ulah dari mainan si gadis belia itu.

"Hhh-hh..!!"

Pundak Jihan berguncang mengingat tinggi badannya memang lebih tinggi dari Ira. Mainan Ira mencoba membantu pemiliknya menambah ketinggian badan di situ.

Melihat Jihan berubah riang dari kebingungannya, Ira senyum. Dari memegang tangan Jihan, Ira kemudian maju selangkah dan langsung memeluk tubuh si bartender. Deph!!

Ira sudah setinggi Jihan, 172 cm, hingga tanpa sadar Ira mengesek-gesekkan pipi ke leher si jangkung, lalu memejam mata meniduri pundak yang ada.

"Duuh.. kenceng banget nangkepnya..." komen Jihan di dalam dekapan Ira. "Gue lupa, Ra. Soal hape lo ini, gue tau dari Sorrow. Namanya April khan?"

"Iya.."

"April gak cuma ngasih info ke elo, dia juga ngebaca gelombang pala kita. Oh, ya. Suara April nih sesuai pita suara pemiliknya. Punya suara si Fani, tapi ini bukan rekaman dia."

"Valid Kak.. Iya."

Jihan diam tak berkata lagi selain turut memejam mata menikmati pelukan Ira.

"Kenapa aku belum juga tidur ya Kak? Apa harus minum lagi? Waktu pelukan gini harusnya aku pingsan . ."

"Hhh-hh! Apaan sih? Bukan bius tau. Tapi parfum Ra."

"Sebodo dibius juga. Aku mau nanya Kak. Tapi gak di sini.."

"Eh iya. Gue mau ke toilet lagi Ra. Gue gak bohong."

Melalui area toilet, ada pintu ke dapur kafe, juga ada pintu ke area mess, yaitu lorong milik beberapa kamar. Jihan membawa Ira ke sini.

Jihan dan Ira menapaki ruang panjang yang ada. Sepatu Ira sudah bebas dari xmatter, Jihan juga kembali memasukan ponselnya ke saku seragam usai menelepon. Kedua gadis berjalan saling bergandengan tangan.

Sampai di tempat yang Jihan maksud, keduanya berhenti. Mereka berada di depan pintu dengan board name TEROMPET.

"Gue tadi ke sini Ra. Ke toilet. Gue masuk dan di dalem langsung nelepon Sorrow."

"Tapi ini kamar Kak. Kalo yang pertama tadi, iya. Itu tempat buang air."

"Pokoknya tadi.. gue gak bohong. Gue ke toilet dulu.. ke sini maksud gue, Ra."

"Tapi tulisannya.. Lihat lagi coba Kak. Bukan toilet."

Jiha segera menoleh ke pintu kamarnya.

"Iya khan? Bukan toilet? Ini tuh kamar.. Kak."

" . . . "

Jihan terdiam bingung membiarkan Ira menatapnya, lalu Jihan pura-pura kaget mendapati anak kunci yang sedang menggantung di handle pintu. "Ehh, ada di sini. Gue cari-cari."

Ira tak komentar atas akting Jihan yang kurang terasa, tiba-tiba saja Jihan melihat kunci seperti itu. Sikap Jihan sangat kelihatan sedang berbohong.

"Kak Jihan boong. Aslinya.. Kakak lagi nyariin aku," ucap Ira agak tak suka.

"Ya udah. Sebagai polisi cantik, tanyai gue di dalem sebanyak yang lo suka. Interogasi dimulai. Ayo masuk."

Jihan memutar anak kunci, membuka pintu dan segera masuk kamar meninggalkan Ira.

Saat sudah di dalam, Ira melihat kesederhanaan interior kamar, hanya ada ranjang, meja berlaci, dan lemari.

"Ini ruang buat naro badan bawaan. Kadang tiap ke basecamp suka ada yang langsung onmind. Tidur sembarangan," kata Jihan sambil melepas sepatu di tepi kasur.

Ira selesai melihat-lihat dan berhenti di depan lemari. Di sini Ira memperhatikan si pemilik kamar. Ira juga diam-diam memposisikan ponsel yang dipegang ke arah Jihan.

"Tunggu bentar ya, Ra. Gue onmind."

Beres melepas alas kaki, Jihan beranjak naik dan merebahkan tubuhnya.

Ira amati Jihan langsung memejamkan mata, melihatnya lemas mendadak tanpa ada gerakan lagi. Badan Jihan mendadak sedikit kempes begitu tidur.

Debbh..!

Sebentuk air bening mendarat di belakang Ira.

Ira diam mengamati objek di depannya.

Humanoid air tampak bergetar sedetik. RRRH..! Getar tersebut merubah opasitasnya dari transparan menjadi kontras. Objek ini Jihan yang juga sedang diam menatap Ira.

Ira menoleh ke ranjang. Di sana pun ada Jihan, namun Jihan yang di sana sedang nyenyak bernafas.

"Mau di mana Ra? Kalo di sini tinggal ngunci gue saban ari. Apa mau liat-liat dulu?"

Ira senyum-senyum Jihan membicarakan tubuhnya sendiri. Ira tak menjawab selain terpancar raut senang di wajahnya.

"Ngng.. April bilang... Ngng.. Kak Jihan tuh.. lesbay. Eh, tunggu. Maksudku.. ngng. Kak Jihan tuh.. ngng titik-titik ke sesama jenis. Gitu."

Jihan diam.

Ira yang sedang bicara diam-diam meraih jemari Jihan, maka Jihan biarkan memilih untuk menunggu si sweater bicara kembali.

Dengan merah pipi dan sedikit menggigit bibir, Ira beranikan diri mengarahkan mata pada Jihan.

Ira tampak lupa hendak bicara apa. Paras Jihan membuatnya bisu.

"Hu-um... April ngomong apa lagi ke elo sekarang? Mau tanya apa lagi sama gue?"

"Ngng.."

Saat menunggu, Jihan menyatukan jemarinya dengan jari Ira. Warna merah makin nampak di wajah Ira.

"Ntar aja?" tanya Jihan kemudian.

"Hu-um. Aku juga mau cari tau langsung soal.."

". . ."

"... apa sih, event yang lagi rame ini Kak?"

"Pece? Project Corrupt?"

"Ng, iya. Itu. Tapi.. Ngng.."

"Ya udah. April sementara nih yang jelasin, mandu elo jalan-jalan, Ra. Apa aja nih yang ada di alam geblek."

"Hu-um."

"Lo lesbay juga, Ra? Pantes lo aneh. Mana Fani gak ngasih tau. Tapi kayaknya dia sengaja deh.. biar kita gak saling kepaksa."

"Iya, Kak. Untungnya April info. Bikin senang. Ada yang samaan sepertiku juga."

"Bejibun kalo di sini Ra," komen Jihan tentang mereka.

"Eh Kak. Ngng.. Barusan April info."

"Hem. Info apa?"

"Sejak aku di bar sih.. ngasih taunya, Kak."

"Hm."

"Kalo aku suka, katanya harus buru-buru diklaim."

"Ohh. Iya. Bener itu," santai Jihan sambil meraih punggung tangan Ira karena si belia sedang memegang April. "Coba Pril. Rekam. Diterima."

Tubuh Ira melayang dan mengambang beberapa senti dari lantai kamar.

"Ya ampun belum Kak. Jawabnya.. waktu.. aku bilang.. gini.. Kak Jihan mau tidak, jadi pacarku?"

"Diterimaaa!!"

Hei. Guys. Gue dapat ketukan pintu. Nina mau nongol di sini. Bolehin ato jangan? Sanin mau ngejemput Jihan, Ra. Jadi, gue dikontek dia karena ngunci pov kalian.

Terdengar suara Fani.

"Oh, bentar," pinta Fani sambil merem dan memajukan wajahnya pada Jihan. Dan yang dituju pun mengikutinya. Terdengar bunyi kecup dari dua bibir mereka yang beradu di perjalanan.

Chii.. ipphh.!

Episodes
1 Chap 1 Penculikan
2 Chap 2 Penculikan
3 Chap 3 Penculikan
4 Chap 4 Penculikan
5 Chap 5 Penculikan
6 Chap 6 Penculikan
7 Chap 7 Penculikan
8 Chap 8 Penculikan
9 Chap 9 Penculikan
10 Chap 10 Penculikan
11 Chap 11 Melan dan Gas Melon
12 Chap 12 Melan dan Gas Melon
13 Chap 13 Melan dan Gas Melon
14 Chap 14 Melan dan Gas Melon
15 Chap 15 Melan dan Gas Melon
16 Chap 16 Melan dan Gas Melon
17 Chap 17 Melan dan Gas Melon
18 Chap 18 Melan dan Gas Melon
19 Chap 19 Melan dan Gas Melon
20 Chap 20 Main Drama
21 Chap 21 Main Drama
22 Chap 22 Main Drama
23 Chap 23 Main Drama
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chap 27 Telwave
28 Chap 28 Telwave
29 Chap 29 Hen Hen si Fobian
30 Chap 30 Hen Hen si Fobian
31 Chap 31 Hen Hen si Fobian
32 Chap 32 Hen Hen si Fobian
33 Chap 33 Hen Hen si Fobian
34 Chap 34 Hen Hen si Fobian
35 Chap 35 On Going Giziania
36 OGG: Zombie Rumusan
37 OGG: Zombie Rumusan
38 OGG: Zombie Rumusan
39 OGG: Zombie Rumusan
40 OGG: Zombie Rumusan
41 OGG: Zombie Rumusan
42 OGG: Zombie Rumusan
43 OGG: Zombie Rumusan
44 On Going Giziania
45 On Going Giziania
46 On Going Giziania
47 On Going Giziania
48 On Going Giziania
49 On Going Giziania
50 On Going Giziania
51 OGG: Penyerta
52 OGG: Penyerta
53 OGG: Penyerta
54 OGG: Penyerta
55 OGG: Penyerta
56 OGG: Penyerta
57 OGG: Penyerta
58 OGG: Penyerta
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Chap 1 Penculikan
2
Chap 2 Penculikan
3
Chap 3 Penculikan
4
Chap 4 Penculikan
5
Chap 5 Penculikan
6
Chap 6 Penculikan
7
Chap 7 Penculikan
8
Chap 8 Penculikan
9
Chap 9 Penculikan
10
Chap 10 Penculikan
11
Chap 11 Melan dan Gas Melon
12
Chap 12 Melan dan Gas Melon
13
Chap 13 Melan dan Gas Melon
14
Chap 14 Melan dan Gas Melon
15
Chap 15 Melan dan Gas Melon
16
Chap 16 Melan dan Gas Melon
17
Chap 17 Melan dan Gas Melon
18
Chap 18 Melan dan Gas Melon
19
Chap 19 Melan dan Gas Melon
20
Chap 20 Main Drama
21
Chap 21 Main Drama
22
Chap 22 Main Drama
23
Chap 23 Main Drama
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chap 27 Telwave
28
Chap 28 Telwave
29
Chap 29 Hen Hen si Fobian
30
Chap 30 Hen Hen si Fobian
31
Chap 31 Hen Hen si Fobian
32
Chap 32 Hen Hen si Fobian
33
Chap 33 Hen Hen si Fobian
34
Chap 34 Hen Hen si Fobian
35
Chap 35 On Going Giziania
36
OGG: Zombie Rumusan
37
OGG: Zombie Rumusan
38
OGG: Zombie Rumusan
39
OGG: Zombie Rumusan
40
OGG: Zombie Rumusan
41
OGG: Zombie Rumusan
42
OGG: Zombie Rumusan
43
OGG: Zombie Rumusan
44
On Going Giziania
45
On Going Giziania
46
On Going Giziania
47
On Going Giziania
48
On Going Giziania
49
On Going Giziania
50
On Going Giziania
51
OGG: Penyerta
52
OGG: Penyerta
53
OGG: Penyerta
54
OGG: Penyerta
55
OGG: Penyerta
56
OGG: Penyerta
57
OGG: Penyerta
58
OGG: Penyerta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!