TDPJP 5

 Dio terbangun dari tidurnya karena tiba-tiba udaranya sangat dingin, dia berusaha membenarkan sarung yang menyelimuti tubuh bagian atas nya, dan perlahan dio membuka matanya, ia bergerak mencari posisi yang nyaman.

" kenapa udaranya sangat dingin sekali " guman dio dan kemudian ia membenarkan sarung yang menutupi tubuh atasnya, dan kemudian ia memiringkan tubuhnya ke kanan, dan saat tubuhnya sudah miring ke kanan, ia sangat terkejut hingga ia langsung bangun dari tidurnya.

Dio melihat seorang pria yang sudah duduk tak jauh darinya tubuhnya membelakanginya.

" shit siapa kamu..." seru dio .

perlahan pria itu menggerakkan kepalanya untuk menoleh ke arah dio.

" Sudah bangun.." ucap pria itu dengan muka datarnya.

Dio mengeryitkan dahinya dan mengingat ingat wajah pria dan suara pria yang depannya itu.

" Ah ..kamu pria yang semalem kan? " ujar dio.

pria itu tersenyum tipis dan menganggu .

" Kenapa kamu bisa masuk kesini"

" Kamu tak mengunci pintunya " ujarnya sambil merubah duduknya menghadap dio.

" Ambillah ini, ini ramuan dari bahan bahan herbal, balurkan di luka mu, biar cepat kering " kata pria itu sambil menyodorkan sebuah bungkusan dari daun pisang.

Dio mengambil bungkusan itu dan matanya langsung menatap pria muda itu.

" dingin ...apa ini dari lemari pendingin, dinginnya seperti es batu " ucap dio. pria itu tersenyum tipis.

" Kenapa semalam kamu pergi, kata Hani aku sendiri di luar, terus kenapa kamu bisa ada di sini, apa kamu saudaranya Hani, apa Hani menyuruh mu ke sini " tanya dio beruntun.

Pria itu tak menjawab tapi langsung berdiri dari duduknya, dio langsung mendongak kan kepalanya ke atas.

" Aku akan pergi, tolong jaga Hanifah..." ucap pria muda itu dan langsung berbalik dan melangkah pergi .

" Eh..tunggu dulu, kamu belum jawab pertanyaanku, kamu mau kemana, dan siapa namamu " seru Dio, dan ia berusaha berdiri dari duduknya.

" Auh...sssstt..." rintih dio merasa lukanya berdenyut nyeri, matanya menatap pintu yang baru saja tertutup.

" Kenapa ia buru buru sekali " ucap dio ia melangkah mendekati pintu dan kemudian memegang gagang pintu yang terbuat dari besi, kembali dio terkejut dan dengan spontan melepas gagang pintunya.

" shit ...kenapa dingin sekali, apa memang udara di sini sedingin ini, apa ini di kutub utara " ucap Dio .

Dio kembali memegang handle itu dan membukanya, kepalanya melongok ke luar pintu mencari keberadaan pria muda tadi.

" kemana dia, cepat sekali perginya, apa dia lari seperti flash" ucap Dio.

" Dia seperti hantu saja sat set datang dan menghilang " ujar dio .

Dan tubuh dio langsung terpaku saat sadar dengan ucapannya barusan .

Dan tiba-tiba hawa dingin menyelimuti ruangan itu, tengkuk dio kembali meremang.

Dio segera masuk kembali ke dalam kamarnya dan menutup pintunya rapat rapat.

" kenapa otakku jadi horor sekali, mana ada hantu di jaman gini, pasti ini efek baru bangun tidur tadi " gumam Dio.

Dio menatap bungkusan daun pisang itu dan membukanya, di situ ada ramuan dari daun daunan yang sudah di tumbuk halus.

" La ini kan pekerjaan manusia, masak hantu bisa buat ramuan seperti ini, ini pasti gegara reyhan yang suka sekali melihat film horor jadi otakku jadi ikut terpengaruh" Ucap dio .

" terus ini bagaimana makainya, apa ini aman, apa ini gak akan menimbulkan infeksi " gumam dio sambil menatap ramuan itu.

" Ah nunggu si Hani saja, biar dia yang mengobati, jadi bisa merasakan sentuhan lembut hani lagi " ucap dio riang.

" oh iya tatapan hani mengingatkan aku pada tatapan naya yang begitu lembut dan seperti memberi kenyamanan " ucap dio mengingat orang yang pernah ada di hatinya, tapi tak bisa memilikinya, karena kanaya lebih memilih pria lain sebagai pendamping hidupnya.

tapi tiba-tiba tengkuknya merasa dingin lagi, dio meraba tengkuknya dengan berdecak kesal.

" kenapa tengkukku selalu tiba-tiba dingin dan merinding " gumam dio.

" Ah bodo amat lebih baik aku makan siang, sambil menunggu my hani ..." ucap dio.

tapi saat melihat makanannya yang ada di meja kecil ia melihat jam tangan dan kalung dan cincinnya, tergeletak di situ.

dio meraih benda itu dan kemudian memandang benda itu dan kemudian tersenyum miring.

" Aku akan kembali, aku akan mencari kalian, tak kan ku biarkan kalian bernafas saat aku menemukan kalian, kalian sudah berani mengusikku" gumam dio dengan menyeringai seram.

*****

 Setelah pulang dari mengajar, hanifah tak langsung pulang ke pondoknya yang ada di tepi hutan, Hanifah malah mengayuh sepedanya pelan dan memasuki wilayah desa di mana dulu dia tinggal bersama keluarganya.

Di dalam perjalanannya banyak mata melihat hanifah dengan tatapan waspada, curiga dan tatapan kebencian, tak ada seorang pun yang menyapanya.

" Lihatlah dia kembali..., kalau dia kembali pasti akan ada yang sakit keras dan bisa sampai meninggal, kenapa pak lurah membiarkan wanita itu berkeliaran di desa ini, bahkan melarang kita mengusik hanifah, nanti kalau ada yang celaka,pasti pak lurah bilangnya ini sudah takdir, tak ada hubungannya dengan hanifah " ucap seorang warga yang melihat hanifah mengayuh sepeda nya.

" Benar sebentar lagi pasti ada yang celaka " kata pemuda yang ada di situ.

" Ayo cepat kalian pulang dan sebarkan garam kasar di sekeliling rumah kita, sebelum senja hari, dan kasih tahu yang lainnya, biar kita terhindar dari bala" perintah seorang pria yang lebih tua dari mereka.

Akhirnya beberapa orang yang tadi sedang berkumpul di rumah salah satu warga langsung berhamburan pulang untuk menyebarkan garam kasar di sekeliling rumah mereka, mereka selalu melakukan itu jika melihat Hanifah memasukki desanya.

Hanifah tak memperdulikannya ia terus mengayuh sepedanya hingga ia tiba di sebuah rumah sederhana, rumah itu sedikit kotor, banyak daun daunan yang berserakan di halamannya.

Hanifah membawa masuk sepedanya dan menaruhnya di bawah pohon mangga yang rindang lantas ia masuk ke dalam rumah itu, rumah peninggalan kedua orang tuanya yang sudah meninggal .

Hanifah langsung pergi ke kamar orang tuannya dan membuka lemari pakaian Orang tuanya.

Hanifah terpaku melihat pakaian yang masih tersusun rapi itu, hanifah menatap pakaian itu dengan Air mata yang mengalir dari matanya.

Hanifah menjatuhkan tubuhnya, kini ia berjongkok sambil menangis sesengukan kepalanya di letakkan di atas lututnya, tubuhnya berguncang karena tangisnya.

" wanita sialan ..keluar kamu, pergi dari desa ini atau aku bakar rumah ini..jangan pernah menginjakkan Kakimu di desa ini, dasar wanita penyihir, wanita pembawa sial..."

#####

Assalamualaikum readers HAPPY READING salam sehat selalu .

Terpopuler

Comments

V3

V3

itu psti arwah suami nya Hani
knp sich Thor warga desa amat sangat membenci Hani ,, sebenarnya apa yg terjadi pd keluarga nya Hani ❓🤔
si Dio msh ingat ja sama Kanaya ,, Krn mmg Kanaya lah cinta pertama nya Dio 🤭🤭

2025-07-27

0

Nanik Kusno

Nanik Kusno

Lanjuuut Kak Othor.... penasaran dan khawatir aja ma Hani...🥴🥴🥴🥴🥴

2025-08-22

0

@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@

@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@

baru sadar saya, klo si dio ini bos nya si kanaya 🤦‍♀️

2025-08-22

0

lihat semua
Episodes
1 TDPJP 1
2 TDPJP 2
3 TDPJP 3
4 TDPJP 4
5 TDPJP 5
6 TDPJP 6
7 TDPJP 7
8 TDPJP 8
9 TDPJP 9
10 TDPJP 10
11 TDPJP 11
12 TDPJP 12
13 TDPJP 13
14 TDPJP 14
15 TDPJP 15
16 TDPJP 16
17 TDPJP 17
18 TDPJP
19 TDPJP 19
20 TDPJP 20
21 DTPJP 21
22 TDPJP 22
23 TDPJP 23
24 TDPJP 24
25 TDPJP 25
26 TDPJP 26
27 TDPJP 27
28 TDPJP 28
29 TDPJP 29
30 TDPJP 30
31 TDPJP 31
32 TDPJP 32
33 TDPJP 33
34 TDPJP 34 ( siang pertama bukan malam pertama )
35 TDPJP 35
36 TDPJP 36
37 TDPJP 37
38 TDPJP 38
39 TDPJP 39
40 TDPJP 40
41 TDPJP 41
42 TDPJP 42
43 TDPJP 43
44 RDPJP 44
45 TDPJP 45
46 TDPJP 46
47 TDPJP 47
48 TDPJP 48
49 TDPJP 49
50 TDPJP 50
51 TDPJP 51
52 TDPJP 52
53 TDPJP 53
54 TDPJP 54
55 TDPJP 55
56 TDPJP 56
57 TDPJP 57
58 TDPJP 58
59 TDPJP 59
60 TDPJP 60
61 TDPJP 61
62 TDPJP 62
63 TDPJP 63
64 TDPJP 64
65 TDPJP 65
66 TDPJP 66
67 TDPJP 67
68 TDPJP 68
69 TDPJP 69
70 TDPJP 70
71 TDPJP 71
72 TDPJP 72
73 TDPJP 73
74 TDPJP 74
75 TDPJP 75
76 TDPJP 76
77 TDPJP 77
78 TDPJP 78
79 TDPJP 79
80 TDPJP 80
81 TDOJP 81
82 TDPJP 82
83 TDPJP 83
84 TDPJP 84
85 TDPJP 85
86 TDPJP 86
87 TDPJP 87
88 TDPJP 88
89 TDPJP 89
90 TDPJP 90
91 TDPJP 91
92 TDPJP 92
93 TDPJP 93
94 TDPJP 94
95 TDPJP 95
96 TDPJP 96
97 TDPJP 97
98 TDPJP 98
99 TDPJP 99
Episodes

Updated 99 Episodes

1
TDPJP 1
2
TDPJP 2
3
TDPJP 3
4
TDPJP 4
5
TDPJP 5
6
TDPJP 6
7
TDPJP 7
8
TDPJP 8
9
TDPJP 9
10
TDPJP 10
11
TDPJP 11
12
TDPJP 12
13
TDPJP 13
14
TDPJP 14
15
TDPJP 15
16
TDPJP 16
17
TDPJP 17
18
TDPJP
19
TDPJP 19
20
TDPJP 20
21
DTPJP 21
22
TDPJP 22
23
TDPJP 23
24
TDPJP 24
25
TDPJP 25
26
TDPJP 26
27
TDPJP 27
28
TDPJP 28
29
TDPJP 29
30
TDPJP 30
31
TDPJP 31
32
TDPJP 32
33
TDPJP 33
34
TDPJP 34 ( siang pertama bukan malam pertama )
35
TDPJP 35
36
TDPJP 36
37
TDPJP 37
38
TDPJP 38
39
TDPJP 39
40
TDPJP 40
41
TDPJP 41
42
TDPJP 42
43
TDPJP 43
44
RDPJP 44
45
TDPJP 45
46
TDPJP 46
47
TDPJP 47
48
TDPJP 48
49
TDPJP 49
50
TDPJP 50
51
TDPJP 51
52
TDPJP 52
53
TDPJP 53
54
TDPJP 54
55
TDPJP 55
56
TDPJP 56
57
TDPJP 57
58
TDPJP 58
59
TDPJP 59
60
TDPJP 60
61
TDPJP 61
62
TDPJP 62
63
TDPJP 63
64
TDPJP 64
65
TDPJP 65
66
TDPJP 66
67
TDPJP 67
68
TDPJP 68
69
TDPJP 69
70
TDPJP 70
71
TDPJP 71
72
TDPJP 72
73
TDPJP 73
74
TDPJP 74
75
TDPJP 75
76
TDPJP 76
77
TDPJP 77
78
TDPJP 78
79
TDPJP 79
80
TDPJP 80
81
TDOJP 81
82
TDPJP 82
83
TDPJP 83
84
TDPJP 84
85
TDPJP 85
86
TDPJP 86
87
TDPJP 87
88
TDPJP 88
89
TDPJP 89
90
TDPJP 90
91
TDPJP 91
92
TDPJP 92
93
TDPJP 93
94
TDPJP 94
95
TDPJP 95
96
TDPJP 96
97
TDPJP 97
98
TDPJP 98
99
TDPJP 99

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!