TDPJP 4

   Dio menatap ruangan yang baru di tempatinya, sebuah ruangan kecil yang berukuran sepetak dengan berdinding kayu, ada kasur kecil di lantai dan satu bantal.

pintu di ketok dari luar, dio berjalan tertatih mendekati pintu itu dan membuka pintunya.

ia terkesima menatap Hanifah yang sudah menggunakan pakaian rapi.

Sedangkan Hanifah menundukkan kepalanya melihat tubuh dio yang hanya memakai sarung Sedangkan atasnya ter buka sehingga terlihat dada dan perut dio yang berotot, semalam dia kurang begitu memperhatikan nya, karena malam itu hanya di terangi dengan lampu tempel saat dirinya membersihkan tubuh dio, malam itu dirinya hanya fokus terhadap luka dio.

" ini sarapan dan makan siang kamu, ada obat di situ, anti nyeri , penurun panas dan infeksi ada juga vitamin, lukamu tidak terlalu dalam " kata hanifa dengan masih mata mengarah ke bawah .

" Kamu mau kemana? " tanya dio sambil melihat ke arah hanifa.

" Aku akan mengajar ke sekolah, nanti setelah aku pulang, sekalian aku mau ke rumah pak lurah untuk melaporkan, kalau aku menemukanmu....."

" Jangan....." Hanifah terkejut,saat dio memotong ucapannya.

" maksudku... maksudku Jangan dulu, nanti aku ceritakan ...sekarang pergilah bekerja, tapi tolong jangan beritahu siapapun dulu kalau aku masih hidup, namaku fandi, tolong biarkan aku tinggal di sini sampai lukaku sembuh " ucap dio yang menggunakan nama tengahnya.

" tapi aku...."

" please kumohon ..." ucap dio dengan tangan di tangkupkan di dadanya.

hanifah menghela nafasnya ia bingung, karena posisi hanifa sekarang yang seorang janda, takut jika nanti terjadi fitnah.

" Baiklah...tapi tetaplah di dalam, jangan ke luar rumah, air untuk membersihkan diri sudah aku siapkan di sana dan ini ada sarung kakek kamu bisa menggunakan dulu, nanti aku bawakan baju Bapak aku sepulang sekolah " ucap Hanifah sambil memberikan sarung lagi.

Sebenarnya ada baju peninggalan kakek nya tapi ukuranya tidak akan muat karena tubuh dio tinggi dan tegap,

 Hanifah berbalik hendak melangkah pergi .

" Tunggu ...siapa namamu "

" hanifa.." ucap hanifa dan langsung melangkah pergi mengambil sepedanya, dan mengayuh nya pelan.

Dio tersenyum tipis " nama yang indah, Orangnya manis dan cantik sesuai dengan namanya , si imut..tak ada bedak tebal dan lipstik merah di wajahnya "

tiba-tiba tengkuk dio seperti di tiup dari belakang, ia sontak menoleh ke dalam ruangannya, hening tak ada siapa pun di dalam.

" Ah mungkin angin dari celah celah kayu " kata dio sambil membawa rantang makanannya ke dalam.

Dio menatap perutnya yang terlihat tiga luka tusukan, dahinya mengkerut melihat lukanya.

" perasaan kemarin lukanyanya sangat lebar dan dalam, tapi kenapa ini bekas tusukannya kecil, dan rasanya tak sesakit seperti kemarin, saat ini sakitnya seperti tersayat pisau dapur, apa tangan gadis itu yang membuat lukaku cepat sembuh, Ah iya pasti sentuhan halusnya yang membuat rasa sakitnya menghilang, tapi dia benar benar cantik...cantik alami gadis desa "

praaanggg....dio terkejut saat mendengar benda jatuh dari luar kamarnya, suaranya sangat keras.

" Apa itu..." Apa dia kembali lagi.

dio bangkit dari tidurnya dan melangkahkan kakinya ke arah pintu, saat pintu terbuka tiba-tiba angin kencang menerpa wajahnya.

" shit..ternyata angin sialan" ucap dio saat matanya merasa perih saat angin itu menerpanya.

dio melihat sekeliling dan tak ada benda yang terjatuh.

" mungkin yang jatuh dari dalam rumah itu " gumam dio dan kemudian ia menutup kembali pintunya.

Saat pintu tertutup tiba-tiba tengkuk dio merasa dingin, dio meraba tengkuknya dengan dahi berkerut.

" Mungkin aku terlalu capek, sebaiknya Aku tidur saja, biar lukaku lekas sembuh, mataku juga sudah mengantuk habis minum obat tadi" .

Dio membaringkan tubuh nya dan menyelimuti tubuhnya dengan dua sarung yang di berikan olah Hanifah tadi, perlahan matanya tertutup perlahan.

****

Di sekolah saat hanifa mengajar murid muridnya tiba-tiba ada seorang ibu ibu yang datang dengan muka marah.

" Dasar wanita pembawa sial, kamu apakan anakku " ucap wanita itu dengan marah.

Hanifa yang sedang mengajar pun terkejut, hingga ia menghentikan mengajarnya dan melangkah mendekati ibu itu.

" Maaf ada apa ya bu..." tanya hanifa santun.

" Apa yang kamu lakukan pada anakku, apa kamu ingin menjadikan putraku korbanmu juga " hanifa mengeryitkan dahinya.

" Apa maksud ibu..."

" kemarin dia bilang, kalau dia habis makan roti yang kamu berikan , dan malamnya putraku langsung kejang kejang dan panas tinggi "

" maaf ada apa ini kenapa ada ribut ribut di kelas " tanya kepala sekolah yang saat tadi ia keluar kantor ia mendengar ribut ribut di kelas 5.

" kenapa bapak masih membiarkan wanita penyihir ini mengajar di sekolah ini, dia itu pembawa sial pak, dia itu seoarang dukun santet pak seperti bapaknya " hanifa mengenggam erat tanganya.

" Ibu jangan asal menuduh, dari dulu bu Hanifah sudah mengajar di sini dan tidak ada sesuatu yang janggal yang menunjukkan kalau bu Hanifah ini seoarang dukun santet "

" tapi kemarin anakku makan roti pemberian wanita ini, dan malamnya langsung panas tinggi dan kejang kejang dan dia terus mengigau terus minta ampun dan minta tolong " ucap ibu itu dengan menangis .

" dan tadi pagi aku sudah membawanya ke pak ratno katanya anakku hendak di bawa makhluk halus piaraan, dan siapa lagi yang punya piaraan iblis kalau bukan keluarganya hanifah .

Hanifah menghela nafasnya " saya memberi roti bukan hanya pada putra ibu tapi semua anak di kelas ini bu, karena saya memang saat itu membuat kue yang banyak "

" kenapa kamu harus membuat kue yang banyak, kamu mengincar anak anak ini kan, dan yang kena adalah putraku "

" tidak ada maksud apapun bu saya hanya ingin syukuran karena saya mendapatkan tambahan gaji dari bapak kepala sekolah "

" Alasan saja ..."

" bu ...tolong jangan membuat ribut di sini, lihatlah anak anak melihat perdebatan kalian " ucap kepala sekolah.

ibu itu menatap tajam hanifah " Awas saja jika terjadi sesuatu pada anak saya, akan aku bakar kamu hidup hidup , dasar wanita penyihir " teriak ibu itu dan langsung pergi meninggalkan kelas itu.

kepala sekolah itu bernafas lega saat melihat ibu ibu itu pergi dari ruangan.

" Sudah aku bilang, berhati hatilah jangan suka memberi makan pada orang orang ataupun anak anak, lihatlah hasilnya, namamu sudah buruk di mata mereka,sekali kamu lengah, mereka akan langsung menjatuhkan mu " ucap kepala sekolah, hanifah hanya tertunduk sedih.

" sudahlah...kembalilah mengajar.."

Hanifah tersenyum dan mengangguk.

*****

Tubuh dio tiba-tiba merasa dingin dan mengigil, perlahan ia membuka matanya.

" kenapa udaranya sangat dingin sekali " guman dio dan kemudian ia membenarkan sarung yang menutupi tubuh atasnya, dan kemudian ia memiringkan tubuhnya ke kanan, dan saat tubuhnya sudah miring ke kanan, ia sangat terkejut hingga ia langsung bangun dari tidurnya

" shit...siapa kamu..."....

####

Assalamualaikum readers HAPPY READING...salam sehat selalu.

Jangan lupa jejak cintanya beserta rangkaian bunganya.🤩😍

Terpopuler

Comments

Nanik Kusno

Nanik Kusno

Haishhhhh....ada aja yang memfitnah Hanifah....
tapi masih banyak misteri yang belum jelas...😵‍💫😵‍💫😵‍💫😵‍💫😵‍💫

2025-08-22

0

V3

V3

siapakah sebenarnya Hanifah ,,,, knp ibu itu mengatakan klu Ayah nya Hanifah adalah seorang Dukun ❓❓🤔🤔

2025-07-27

0

adelina rossa

adelina rossa

jadi penasaran dengan hanifah...lanjut kak

2025-05-14

0

lihat semua
Episodes
1 TDPJP 1
2 TDPJP 2
3 TDPJP 3
4 TDPJP 4
5 TDPJP 5
6 TDPJP 6
7 TDPJP 7
8 TDPJP 8
9 TDPJP 9
10 TDPJP 10
11 TDPJP 11
12 TDPJP 12
13 TDPJP 13
14 TDPJP 14
15 TDPJP 15
16 TDPJP 16
17 TDPJP 17
18 TDPJP
19 TDPJP 19
20 TDPJP 20
21 DTPJP 21
22 TDPJP 22
23 TDPJP 23
24 TDPJP 24
25 TDPJP 25
26 TDPJP 26
27 TDPJP 27
28 TDPJP 28
29 TDPJP 29
30 TDPJP 30
31 TDPJP 31
32 TDPJP 32
33 TDPJP 33
34 TDPJP 34 ( siang pertama bukan malam pertama )
35 TDPJP 35
36 TDPJP 36
37 TDPJP 37
38 TDPJP 38
39 TDPJP 39
40 TDPJP 40
41 TDPJP 41
42 TDPJP 42
43 TDPJP 43
44 RDPJP 44
45 TDPJP 45
46 TDPJP 46
47 TDPJP 47
48 TDPJP 48
49 TDPJP 49
50 TDPJP 50
51 TDPJP 51
52 TDPJP 52
53 TDPJP 53
54 TDPJP 54
55 TDPJP 55
56 TDPJP 56
57 TDPJP 57
58 TDPJP 58
59 TDPJP 59
60 TDPJP 60
61 TDPJP 61
62 TDPJP 62
63 TDPJP 63
64 TDPJP 64
65 TDPJP 65
66 TDPJP 66
67 TDPJP 67
68 TDPJP 68
69 TDPJP 69
70 TDPJP 70
71 TDPJP 71
72 TDPJP 72
73 TDPJP 73
74 TDPJP 74
75 TDPJP 75
76 TDPJP 76
77 TDPJP 77
78 TDPJP 78
79 TDPJP 79
80 TDPJP 80
81 TDOJP 81
82 TDPJP 82
83 TDPJP 83
84 TDPJP 84
85 TDPJP 85
86 TDPJP 86
87 TDPJP 87
88 TDPJP 88
89 TDPJP 89
90 TDPJP 90
91 TDPJP 91
92 TDPJP 92
93 TDPJP 93
94 TDPJP 94
95 TDPJP 95
96 TDPJP 96
97 TDPJP 97
98 TDPJP 98
99 TDPJP 99
Episodes

Updated 99 Episodes

1
TDPJP 1
2
TDPJP 2
3
TDPJP 3
4
TDPJP 4
5
TDPJP 5
6
TDPJP 6
7
TDPJP 7
8
TDPJP 8
9
TDPJP 9
10
TDPJP 10
11
TDPJP 11
12
TDPJP 12
13
TDPJP 13
14
TDPJP 14
15
TDPJP 15
16
TDPJP 16
17
TDPJP 17
18
TDPJP
19
TDPJP 19
20
TDPJP 20
21
DTPJP 21
22
TDPJP 22
23
TDPJP 23
24
TDPJP 24
25
TDPJP 25
26
TDPJP 26
27
TDPJP 27
28
TDPJP 28
29
TDPJP 29
30
TDPJP 30
31
TDPJP 31
32
TDPJP 32
33
TDPJP 33
34
TDPJP 34 ( siang pertama bukan malam pertama )
35
TDPJP 35
36
TDPJP 36
37
TDPJP 37
38
TDPJP 38
39
TDPJP 39
40
TDPJP 40
41
TDPJP 41
42
TDPJP 42
43
TDPJP 43
44
RDPJP 44
45
TDPJP 45
46
TDPJP 46
47
TDPJP 47
48
TDPJP 48
49
TDPJP 49
50
TDPJP 50
51
TDPJP 51
52
TDPJP 52
53
TDPJP 53
54
TDPJP 54
55
TDPJP 55
56
TDPJP 56
57
TDPJP 57
58
TDPJP 58
59
TDPJP 59
60
TDPJP 60
61
TDPJP 61
62
TDPJP 62
63
TDPJP 63
64
TDPJP 64
65
TDPJP 65
66
TDPJP 66
67
TDPJP 67
68
TDPJP 68
69
TDPJP 69
70
TDPJP 70
71
TDPJP 71
72
TDPJP 72
73
TDPJP 73
74
TDPJP 74
75
TDPJP 75
76
TDPJP 76
77
TDPJP 77
78
TDPJP 78
79
TDPJP 79
80
TDPJP 80
81
TDOJP 81
82
TDPJP 82
83
TDPJP 83
84
TDPJP 84
85
TDPJP 85
86
TDPJP 86
87
TDPJP 87
88
TDPJP 88
89
TDPJP 89
90
TDPJP 90
91
TDPJP 91
92
TDPJP 92
93
TDPJP 93
94
TDPJP 94
95
TDPJP 95
96
TDPJP 96
97
TDPJP 97
98
TDPJP 98
99
TDPJP 99

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!