BAB 4 Luka

Vasca pov:

Hari ini aku pulang sekolah tidak seperti biasanya... entahlah akupun bingung apa yang aku rasakan saat ini. Ada perasaan salah, sedih, ahh sudahlah aku terlalu cape untuk semuanya biarkan itu semua berlalu, yang pastinya aku selalu berdo'a agar dirinya baik-baik saja.. Tapi, tunggu kenapa aku selalu memikirkan dia?, dia bukan siapa-siapa, ya hanya sebatas teman tapi bukan sahabat kan?

"Kok aku mikirin dia terus si? ". Kataku pada diri sendiri diluar gerbang sekolah sambil menunggu ayah menjemputku.

" ya bodoh amatlah ngapain dipikirin? dia juga belum tentu memikirkan aku".

Tin.. tin.. tin... suara klakson berbunyi. Aku langsung menghampiri ayah dalam mobil.

"Siang ayah". Sapaku kepada ayah

" Siang princessnya ayah". Jawab ayah dengan senyuman cintanya.

Tes.. tes... tes... hujan turun mengenai kaca mobil ayah.

" Sepertinya hujan besar nanti" batinku.

Oke, sudah aku bilang sejak awal bahwa aku mencintai hujan, aku menyukai hujan dan aku sangat ingin berteman dengan hujan, aku suka sepertinya hujan ini akan lama berhentinya. Mungkin besok. Tapi...

"Yah... besok jadikan pergi pantai kan? " tanya Aku antusias.

"Iya sayang,,, tapi kita lihat cuacanya dulu, kalau besok nggak bisa nanti pasti lain kali ada waktu kok sayang".Jawab ayah sambil terus menyetir.

" Ya pokoknya harus jadi Ayah.. "

"Iya sayang".

NEXT DAY.

06.30 pagi.... aku sudah terbangun. Hari ini hari minggu, dan ayah sudah menjanjikan aku untuk pergi ke pantai besama bunda.

" Uh senang banget akhirnya aku akan pergi ke pantai bersama ayah". Kataku senang.

Tapi, aku tersadar akan sesuatu, ternyata benar apa yang sudah aku duga kemarin bahwa hujan pasti tidak akan berhenti. Dan sekarang, ini buktinya hujan masih setia menggenangi bumi dengan rakusnya.

Aku menyibak kain gorden jendela kamarku mencoba melihat keluar, hujan sangat deras, hari ini lebih gelap daripada biasanya. Bahkan dahan pohon jati di depan gerbang rumahku ikut jatuh. Angin bertiup kencang membawa hawa yang sangat dingin. Meskipun begitu, tetap saja bahwa hujan selalu aku sukai apapun situasinya dan separah apapun itu.

"Ayah... jadikan ke Pantai" Teriakku dari lantai atas sambil turun ke ruangan makan.

"Sayang sekarang hujan, lain kali aja ya". jawab ayah mencoba merayu.

" Gk ayah kan kita gk berenang, aku cuman mau lihat pemandangan aja Yah... aku gk pernah lihat pantai dalam keadaan hujan ayah". jawabku mencoba menawarkan.

"Ade... inikan hujan, gelap, itu dijalanan juga orang gk jalan, semuanya pada di rumah, ini dingin ade" Kata Kak Vasco mencoba membuat aku mengerti.

"Gk kok kak, gk papa... kan bagus jalanan sepi, gk macet, kan bisa cepat pulang".Jawabku bersikeras.

" Tapi ini hujan ade.... lain kali ya sama kakak" tawar kak Vasco.

"Gk... aku mau sekarang... Ayah boleh ya... Bunda aku mau... " aku merengek kepada ayah dan bunda.

"Oke sayang kalo memang itu mau kamu... ayo kita jalan... bunda udah siap? " Jawab ayah.

"Yeii... makasih ayah"... Aku melompat sambil berteriak.

" Yah ayah... inikan hujan ayah... masa ayah mau jalan si hujan-hujan begini" Kata kak Vasco mencoba mencari jalan agar kami tidak jadi pergi karena memang diluar hujan masih sangat deras.

"Gk papa sayang.... bentar aja kok" jawab ayah sambil membelai putra satu-satunya.

" Oke de ayah... Hati-hati ya.. "

"Ok pangerannya ayah" jawab ayah sambil tersenyum.

"Bunda cepatan bunda..... aku mau cepat-cepat lihat pantai" teriakku kepada bunda yang masih didalam kamar... aku sudah membayangkan bagaimana gemuruhnya ombak ditengah hujan yang begitu deras ini. pasti sangat indah. batinku terus berbicara dan aku ingin cepat sampai.

"Bunda ini hujan lho bun... masa mau jalan

si? " tanya kak Vaiser yang baru keluar dari kamarnya.

"Gk papa sayang,,, bunda gk lama kok.. kan kassian adik kamu kemarin gk ikut". jawab bunda

" Ya udah kalau memang mau, pergi... Hati-hati ya Bunda., ayah.. "

"Da... kak Vasco sama kak Vaiser aku jalan ya" teriakku mencoba menggangu

"Ya ade... Hati-hati ya".

Mobil yang ayah kendarai sudah keluar dari gerbang.... di dalamnya, aku sangat senang karena bisa pergi pantai ditengah hujan yang sangat aku sukai... ayah dan bunda berasal di bangku depan dan aku di belakang...

" Ade... mama sayang sama ade... ade belajar yang rajin ya".Kata mama ditengah kesunyian.

"Ade juga" jawabku dengan senyum tulus.

"Ayah... cepatan ayah... aku mau lihat pantai pasti banyak ikannya". Teriakku heboh direncanakan jalan yang begitu lenggang.

" Iya sayang, pelan aja nanti sampai kok". jawab ayah bijak.

Aku terus memaksa ayah untuk ngebut.... ayahku mengikuti.... langit begitu gelap, dengan suara guntur beserta kilat yang menyambar bumi... ayah terus melahirkan mobilnya mengikuti teriakanku dan "Ahhhh.... ayah... bunda"....... Kejadian begitu cepat, ayah menabrak pembatas jalan di posisi mobil yang begitu ngebut... Aku mencoba sadar... jalanan begitu sepi, sunyi, sehingga suara pecahan kaca dan teriakan bundaku terdengar jelas ditelingaku.

Bunda terlempar jauh kesamping dengan darah yang mengalir bercampur dengan air hujan....Ayah mencoba mengendalikan mobil sehingga kepalanya terkena pecahan kaca membuat baju yang awalnya putih berubah menjadi warna merah karena darah yang keluar dari kepala, tangan, dan juga punggung nya...... aku begitu lemah, kaget dan juga takut melihat kejadian itu.. begitu cepat.... kulihat ayah dan bunda yang sudah tidak membuka matanya..... " Ayah.. bunda... jangan tinggalin aku... " Batinku.... aku benar-benar takut kehilangan orang yang aku sayang. Aku terlalu lemah untuk berteriak... dan akhirnya, semuanya gelap.......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!