Bab 2

Sehabis pulang sekolah. Han, kembali pergi untuk menjadi kuli bangunan, karena di desanya akan ada sebuah penginapan yang didirikan oleh pengusaha dari kota.

karena desa tempatnya tinggal ini, salah satu tempat wisata yang menjadi daya tarik orang luar untuk pergi berlibur atau melepas penat dengan pemandangan gunung dan kebun teh. bahkan air terjun juga ada disini sehingga menjadi daya tarik para wisata yang ingin memuaskan diri mereka dengan alam.

Han ikut bekerja untuk menjadi pesuruh. di sana dia membantu mengangkat bata dan semen, walaupun Han memiliki keterbatasan satu tangan. Namun dirinya masih mampu untuk bekerja dengan semangatnya. ia tidak ingin dianggap lemah selagi tubuhnya masih sehat, Han tidak akan mau minta-minta ke orang lain.

memang semua pekerja yang membangun sebuah penginapan ini berasal dari desa ini sendiri, sehingga para warga tidak mempermasalahkan para pengusaha dari kota, justru mereka ikut senang jika ada pengusaha yang membangun bisnis di sini, karena mereka juga akan mendapatkan bagian dari proyek itu.

Awalnya sang mandor tidak ingin memperkerjakan Han karena menurutnya anak muda seusia Han tidak cocok untuk berkerja kasar seperti ini.

apa lagi menurutnya, Han akan bekerja sangat lambat. jika hanya menggunakan satu tangan, tapi karena rasa kasihan yang dimiliki sang mandor dan mengingat hubungannya dengan almarhum kedua orang tau anak muda itu cukup baik. Sang mandor memutuskan untuk memberi kesempatan untuk Han. ikut bekerja, dan ternyata asumsinya tentang anak muda itu salah.

Han cukup cekatan dalam bekerja dan semangat yang luar biasa sehingga sang mandor memberi perhatian khusus terhadap anak muda itu.

"Selamat siang pak" sapa Han melihat sang mandor yang sedang mengawasi para pekerja.

"Eh kamu Han" katanya terkejut, sebelum melanjutkan. "Itu kenapa wajah kamu lebam-lebam gitu" tanya pak Dadang si mandor.

"Eh ini pak. biasa anak muda" jawab Han sambil nyinyir.

Pak Dadang menatap Han dengan iba, dia tau jika anak muda itu sering mendapatkan bully-an dari teman sekolahnya, tapi dia baru tahu bahwa mereka juga menggunakan kekerasan terhadap Han.

"Yaudah kalo gitu saya kerja dulu ya pak" kata Han menghindar

"Ehh... itu kamu gapapa? kalo sakit ga perlu kerja di rumah aja, Kalo kenapa-kenapa pas kerja nanti bahaya" khawatir pak Dadang

"Enggak pak.. saya kuat ko, lagian ini bonyok dikit doang" kata Han sambil tersenyum dan bergabung dengan perkerja lainnya.

Pak Dadang menghela nafas lelah, dia tau jika anak muda itu keras kepala dan tidak ingin di kasihani.

***

tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 21.00, yang berarti sudah waktunya Han pulang. karena penginapan yang di bangun cukup besar sehingga pekerja di adakan dua sif, siang dan malam agar pembangunan cepat selesai.

Han masuk kerjanya jam 2 siang jadi Han pulang jam 21.00

begitu Han selesai bersih-bersih, ia dipanggil oleh pak Dadang di sebuah ruangan seperti pos yang di bangun dekat penginapan.

"Iya pak, Bapak manggil saya" kata Han setelah masuk di ruangan pak Dadang

"Ini gaji kamu bulan ini" pak Dadang menyodorkan sebuah amplop abu-abu.

Han pun dengan senang hati menerimanya dan berterima kasih, setelah itu Han pamit untuk pulang. tapi sebelum itu, dia terlebih dahulu pergi kewarung untuk membeli beras dan telur untuk persediaannya dirumah.

Sesampainya Han di rumah. ia pergi mandi dan makan, baru saja ia merebahkan tubuhnya di kasur rasa sakit langsung merajam keseluruh tubuhnya, tulang-tulangnya terasa remuk.

akibat pukulan dan tendangan yang bertubi-tubi saat di sekolah, apa lagi bekerja seharian dengan beban yang berat membuat badannya di ambang batas kemampuannya.

Arghhhh!!!

Han Mengerang di atas tempat tidur menahan rasa sakit di seluruh tubuhnya, berharap dengan mengeluarkan suara mengerang seperti itu bisa membuat rasa sakitnya berkurang.

pagi harinya. Han terbangun setelah mendengar alaram hp yang cukup keras itu.

Beruntung. Han bisa tertidur walaupun seluruh badannya terasa sangat sakit, mungkin di karenakan dirinya yang sudah sangat kelelahan sehingga ia bisa tertidur.

****

Sesampainya Han di sekolah jam sudah menunjukkan pukul 07.35, ia pun segera masuk kedalam kelas. dan terlihat Bela sudah duduk di bangkunya sambil bermain Hp dan kebetulan saat Han ingin melewati bangkunya, bela menatapnya dengan pandangan tidak suka tapi dengan cepat mengubahnya agar terlihat khwatir.

"ya ampun. Han, kok bisa wajah kamu seperti ini?"

"ini pasti ulah dari Dimas cs kan?" kata Bela terlihat sangat marah.

Han yang sudah bodoh jika berhadapan dengan Bela pun sangat senang begitu melihat perhatian yang ditunjukkan oleh Bela, tanpa menyadari bahwa itu semua hanya sandiwaranya.

"engga kok, gini doang mana sakit." kata Han yang tidak ingin terlihat menyedihkan.

Bela tersenyum sinis tanpa di sadari oleh Han.

"hehe.." kekeh bela menahan muaknya.

"Ehh Han hari ini ada ulangan harian ya" tanya Bela

"Iya Bel, MTK sama fisika" jawab Han

"Yah.. kok malah yang susah-susah sih" keluh bela sambil cemberut berharap Han paham dengan maksudnya.

Han yang tidak tega melihat wanita yang disukainya kesusahan pun memutuskan untuk ikut membantu.

"Yaudah kamu duduknya di samping aku aja biar aku bantu, di jamin dapat nilai tinggi" kata Han penuh percaya diri.

Bela tersenyum dan mengangguk, walaupun dirinya sebenarnya sangat malas jika harus berdekatan dengan Han.

"Makasih ya Han. udah gantengnya, pinter, baik, lagi" goda bela yang membuat Han kelepek-klepek seperti ikan tanpa air.

Namun. apa yang dikatakan Bela itu memang benar, bahwa Han itu ganteng, putih, dan tinggi. hampir sempurna di mata cewek jika dilihat fisik, Namun. semenjak Han menjadi cacat popularitas yang pernah dia dapatkan menjadi runtuh, bahkan Teman-teman sekolahnya menganggapnya hina.

"udah yu duduk, bentar lagi gurunya pasti datang" kata Han, sambil menarik tangan Bela menuju bangkunya.

Waktu pun terus berlalu hingga lonceng istirahat berbunyi dan semua murid satu persatu keluar dari kelas. termasuk Bela, setelah menyelesaikan soal dia langsung pergi tanpa mengajak Han dan sekarang yang tersisa hanya dirinya saja didalam kelas.

Seperti biasa. Han merebahkan kepalanya di atas meja, tidak lama terdengar suara keributan di luar sehingga menarik perhatiannya.

karena penasaran, Han pun mengintip melalui jendela dan terlihat banyak orang mengelilingi lapangan.

yang menjadi perhatian Han adalah Bela yang menjadi pusat perhatian semua orang bersama cowok yang di kenal Han sebagai Andre sekaligus ketua OSIS di sekolah ini.

Han yang khwatir dengan Bela pun keluar kelas dan berjalan kearah lapangan, sesampainya di sana Han terkejut ternyata Bela sedang di tembak oleh Andre dihadapkan semua orang.

"Bela... apa kamu mau jadi pacar aku?" kata Andre berlutut satu kaki sambil menyodorkan seikat bunga.

Di saksikan oleh semua orang, wajah Bela menjadi merah merona.

apalagi yang menembaknya adalah seorang Andre, cowok terpopuler di sekolah yang menjadi idaman semua wanita di sekolah ini.

semua orang yang ada di lapangan pun berteriak dan bertepuk tangan agar Bela menerima cintanya Andre.

terima!!! terima!!! terima!!!

"iya. aku mau jadi pacar kamu" jawab Bela tanpa pikir panjang

Andre yang mendengar itu berdiri sambil memeluk Bella, semua Murid-murid pun teriak dan tepuk tangan seolah ikut bahagia dengan pasangan yang serasi itu.

Deg!

Terpopuler

Comments

Gato MianMian

Gato MianMian

Kayaknya harus kasih bintang lima deh buat cerita ini!

2025-05-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!