Raja Liang Si Wei

Novi mengerang pelan. Kepalanya terasa berat, tubuhnya panas seperti terbakar dari dalam.

Ia membuka mata perlahan, atap kain merah menyambut pandangannya. Kain-kain bordir keemasan menggantung, bergoyang pelan seiring guncangan kendaraan yang ditumpanginya.

“Aku... di mana ini...?”

Suara seraknya nyaris tak terdengar. Keringat membasahi pelipis. Wajahnya pucat, nafasnya memburu.

Tangannya bergerak ke leher, mencari alat komunikasi atau identitas, tapi yang ia temukan hanya kulit halus dan kalung giok.

Pakaian yang ia kenakan... gaun berat berwarna merah menyala, dengan bordiran naga dan phoenix.

“Apa ini... gaun pengantin?”

Ia memejamkan mata sejenak, mencoba mengingat. Treadmill. Kembang api. Dan kemudian treadmill konslet, dan ia meninggal.

Napasnya makin berat. Panas di tubuhnya semakin menggila, seolah ada aliran api yang menyebar dari dalam dada hingga ke ujung jari.

“Oh tidak... ini... ini gejala racun...”

Ia mengerutkan kening, mencoba menganalisis dengan naluri seorang dokter sekaligus ahli racun.

“Panas tubuh meningkat drastis, detak jantung tidak stabil... ini... Afrosidak?” bisiknya kaget.

“Astaga... siapa bajingan yang meracuni tubuh ini?!”

Novi menoleh cepat, mencoba melihat sekeliling tandu. Ia mencari benda tajam, logam, apapun yang bisa ia gunakan untuk mengalirkan sedikit darah. Setidaknya untuk memperlambat efek racun.

Tangannya meraba-raba badannya hingga tangannya menyentuh hiasan rambut panjang dengan ujung tajam yang menjuntai dari sanggulnya.

“Ini bisa,” gumamnya.

Dengan tangan gemetar, ia mencabut hiasan rambut itu, lalu menggigit bibir sebelum menggoreskan ujung tajamnya ke pergelangan tangan kiri.

“Ahh!”

Darah segar menetes. Luka kecil, tapi cukup untuk membantu tubuhnya membuang sebagian racun.

Rasa panas sedikit mereda, tapi tubuhnya masih menggigil dan berkeringat. Gaun pengantin itu menempel di kulitnya seperti penjara neraka.

“Gawat... aku butuh penawar.”

Dengan sisa tenaga, Novi membuka jendela kecil tandu, mendorong tirainya terbuka.

Pemandangan luar menyambutnya: jalan tanah berbatu, diapit pohon willow, dan sekelompok dayang serta prajurit di luar. Namun yang paling dekat adalah seorang wanita bertubuh gemuk dengan pakaian merah, kira kira ia adalah mak comblang, wajahnya bulat dan sedikit panik saat melihat jendela terbuka.

“A.. Ah! Nyonya! Ada apa?!” serunya kaget.

Novi menatapnya dengan mata berkaca. Suaranya nyaris habis, tapi nadanya tetap tegas.

“Kau... tolong aku... cari air dingin... dan... daun zhao lan, kalau ada...”

Si Mak comblang membelalak ketika melihat tangan wanita ini berdarah. “Astaga... nyonya kenapa kau bunuh diri di tandu pengantin?!”

“Bunuh diri ndasmu! Aku di racun, bukan bunuh diri. Bangke...” ucap Novi pelan.

Mak comblang itu langsung panik dan berlari tergopoh ke arah kereta kuda di depan nya, berteriak pada kusir.

Novi menutup tirai itu kembali. Napasnya semakin cepat, dunia mulai berputar.

Tubuh itu gemetar, semakin lemah. Rasa panas menggerogoti dari dalam, seolah darahnya berubah menjadi lahar. Novi mencengkeram hiasan kepala itu yang meneteskan darah, napasnya terengah.

“Kenapa... kenapa tubuh ini mengandung begitu banyak racun?”

Ia memejamkan mata sejenak. Di tengah rasa sakit yang menyiksa, pikirannya tetap tajam, naluri agen profesionalnya masih hidup meski dalam tubuh asing.

“Astaga... apa aku benar-benar melintasi waktu? Ini bukan dunia yang kukenal. Tapi bukan saatnya memikirkan itu. Aku harus bertahan. Netralisir dulu racunnya, pikirkan sisanya nanti.”

Dengan sisa tenaga, ia meraih potongan kain dari sisi tandu, entah dari tirai atau lapisan gaun pengantin yang mengganggu. Ia robek dengan gigi dan tangan, lalu mengikat luka di pergelangan tangannya erat-erat untuk memperlambat aliran racun.

Di luar tandu, mak comblang tadi berteriak panik. “Cepat! Jalankan tandunya lebih cepat! Nyonya bunuh diri! Cepat, ini darurat!!”

Kuda berlari lebih cepat, roda tandu berderit membelah jalanan kekaisaran Dongxin. Tujuan mereka adalah kediaman Raja Perang, Liang Si Wei.

Sesampainya di halaman utama kediaman raja Liang, para pelayan berlarian. Mak comblang tadi membuka pintu tandu dan membopong Novi dengan sekuat tenaga. “Tahan sedikit lagi, nyonya! Kami segera memanggil tabib!”

Mereka membawa Novi ke kamar pengantin, sebuah ruangan luas dengan ranjang besar berkelambu merah emas, lilin merah menyala di tiap sudut, dan aroma bunga peony memenuhi udara.

Pelayan menjatuhkan tubuh Novi ke atas ranjang lembut.

“Panggilkan tabib.” teriaknya lagi.

“Baik!” para pelayan menjawab bersamaan dan segera berlarian keluar.

Namun belum sempat Novi menarik napas lega, langkah kaki berat terdengar mendekat dengan cepat dan terlihat kacau di luar.

“Yang Mulia.. Tenanglah, nyonya sedang di dalam kamar, kami telah memanggil tabib istana!”

“Pergi! Aku ingin melihat sedang apa wanita itu di dalam!” suara nya dingin dan tegas.

Pintu kamar pengantin terbuka keras. Seorang pria tinggi dengan pakaian merah gaun pengantin dan mata tajam seperti elang masuk dengan aura marah menyala.

“Yang Mulia...!!” teriak para pelayan, pengawal dan semua orang yang berada di luar.

“Tetap diluar, jangan ada yang berani masuk ke dalam kamar ini sekalipun tabib istana tanpa perintahku. Ingat itu!”

Setelah memperingati para pelayan dan orang diluar, Raja Liang segera menutup pintu kamar itu dengan keras. Lalu melangkah menuju ke tempat Novi berada.

“Kau sedang main trik apa?!” suaranya tajam seperti cambuk.

Tangannya langsung mencengkeram leher Novi.

Novi tersentak. “Astaga... siapa lagi kau ini. lepaskan aku! Aku sedang... diracun...!” Suaranya parau, matanya membelalak.

Pasokan oksigen di tubuhnya menipis, darah di tangannya yang kembali terbuka, belum lagi racun gairah yang mulai bekerja kembali ingin segera menuntaskan efeknya.

“Racun?” Liang mencibir. “Kurasa kaulah yang berniat meracuniku di malam pernikahan ini! Sun Yu Yuan! Dasar perempuan licik!”

“Sun... Yu... Yuan?” Novi tergagap. “Aku... tidak tahu siapa itu... aku bahkan tak mengenalmu!”

Liang menyipitkan mata. “Berani sekali kau berpura-pura. Sudah kubilang, aku tak akan membiarkan keluarga Sun mendekatiku. Tapi kalian tetap mencoba! Dan menyodorkanmu padaku, sungguh memalukan.”

“Lalu... kenapa kau malah bunuh diri di tandu, kalau begitu akan aku bantu kau mati saat ini.”

“Kau... brengsek!!” teriak Novi.

“Kau panggil aku apa? Brengsek?” ucap Liang yang segera menekan cengkramannya lebih kuat.

Novi merintih, kesulitan bernapas. “Jangan salahkan aku jika sesuatu terjadi padamu setelah ini. Sudah kuperingatkan!”

Tiba-tiba, dengan gerakan cepat dan terlatih, Novi mengangkat tangannya yang bebas, meraba badan Liang dan menotok bagian tertentu di bahu Liang.

“Ceklek.”

Liang tertegun. Tubuhnya tiba-tiba kaku. Ia tidak bisa bergerak.

“Sun Yu Yuan, Berani kau padaku? Apa yang... kau lakukan?!”

Novi terjatuh ke ranjang, memegangi lehernya yang memerah. “Huk... huk... astaga... kau benar-benar gila... Mau main bunuh aja... tanpa tahu apa-apa... Dasar pria bajingan, kenapa aku tak berani padamu? Kau bahkan berani ingin membunuhku.”

“Kau.. Bagaimana bisa mempelajari teknik ini? Apakah keluarga Sun mu sudah memprediksi nya?” geram Liang.

“Prediksi apa? Huh kau terlalu banyak bicara!”

Novi bangkit sedikit, masih lemas, tapi bibirnya tersenyum tipis.

Terpopuler

Comments

sahabat pena

sahabat pena

waduh apakah pangeran akan diterkam istrinya 🤣🤣🤣klo udah senyum smirk itu . pasti byk akal licik nihh 🤣🤣hanya thor yg tau.. cerita nya bgs kak... up nya yg byk2 ya.. 💪💪💪maneh liburan pjg yeuhh sampai senin. apalah daya kaum rebahan seperti diriku.. baca novel favorit

2025-05-09

2

EsTehPanas SENJA

EsTehPanas SENJA

ini penganti apa sih??? 😳😂 kok ga ada mesra2nya? malah mau saling bunuh aja 🤣🤣🤣

2025-05-09

1

EsTehPanas SENJA

EsTehPanas SENJA

wakakaa sabar.... kamu sekarang bangsawan lho orang ditandu lho 🤣

2025-05-09

2

lihat semua
Episodes
1 Misi Terakhir
2 Raja Liang Si Wei
3 Sun Yu Yuan
4 Ciuman 18+
5 Aku Lelah Sekali
6 Surat cerai
7 Menyamar
8 Gosip Gerbang Ibu Kota
9 Mulai Perjalanan
10 Murka
11 Kepala Desa Han
12 Pegunungan
13 Denyut Nadi Ini
14 Xie Yuan
15 Belum Juga Ditemukan
16 Pergi
17 Mengubah
18 Kutukan Di Desa Huawe
19 Tolong
20 Di Hadang
21 Kami Akan Setia
22 Buang Saja
23 Liang Jun Yan
24 Apa Mungkin
25 Faktanya
26 Mereka
27 Dorong Lagi
28 Tunda Dulu
29 Berdengung
30 Menuju
31 Desa Unik
32 Empat Permata
33 Latihan
34 Ayah
35 Mencari
36 Keinginan
37 Hari Yang Dinantikan
38 Singa Betina
39 Menggantikan
40 Wang Jia
41 Ibu Kota
42 Tak Terduga
43 Ditunangkan
44 Saudara
45 Pesta Wang Zheng
46 Cucu Pertama
47 Teh Hijau
48 Bencana
49 Xu Zhen Hai
50 Bodoh
51 Tidak Berbakti
52 Ayah Sabarlah
53 Biji Kedelai
54 Merebut
55 Pernah Melihatnya
56 Tak Tahu Malu
57 Hadiah
58 Kakek Buyut
59 Surat Nikah
60 Surat
61 Ayah Empat Harimau Kecil
62 Gadis Kecil
63 Are You Crazy
64 Lang Wu
65 Pisah Keluarga
66 Membawa Mahar
67 Pertarungan
68 Cari Ayah
69 Kehilangan Jejak
70 Suka-Suka
71 Bukan Wang Jia
72 Mata-Mata
73 Ikut Denganku
74 Memang Benar Kau
75 Putri Raja Si Wei
76 Tulislah Surat Cerai
77 Raja Bodoh
78 Kurus
79 Wanita Kejam
80 Tak Peduli
81 Sampai
82 Bertengkar Karena Nama
83 Ujian
84 Berhasil
85 Makan Bersama
86 Diamlah, Paman!
87 Keluarkan Uang
88 Suka Uang
89 Semangat
90 Lulus
91 Menuju Istana
92 Bertemu Kakek Kaisar
93 Keinginan Kaisar
94 Dugaan
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Misi Terakhir
2
Raja Liang Si Wei
3
Sun Yu Yuan
4
Ciuman 18+
5
Aku Lelah Sekali
6
Surat cerai
7
Menyamar
8
Gosip Gerbang Ibu Kota
9
Mulai Perjalanan
10
Murka
11
Kepala Desa Han
12
Pegunungan
13
Denyut Nadi Ini
14
Xie Yuan
15
Belum Juga Ditemukan
16
Pergi
17
Mengubah
18
Kutukan Di Desa Huawe
19
Tolong
20
Di Hadang
21
Kami Akan Setia
22
Buang Saja
23
Liang Jun Yan
24
Apa Mungkin
25
Faktanya
26
Mereka
27
Dorong Lagi
28
Tunda Dulu
29
Berdengung
30
Menuju
31
Desa Unik
32
Empat Permata
33
Latihan
34
Ayah
35
Mencari
36
Keinginan
37
Hari Yang Dinantikan
38
Singa Betina
39
Menggantikan
40
Wang Jia
41
Ibu Kota
42
Tak Terduga
43
Ditunangkan
44
Saudara
45
Pesta Wang Zheng
46
Cucu Pertama
47
Teh Hijau
48
Bencana
49
Xu Zhen Hai
50
Bodoh
51
Tidak Berbakti
52
Ayah Sabarlah
53
Biji Kedelai
54
Merebut
55
Pernah Melihatnya
56
Tak Tahu Malu
57
Hadiah
58
Kakek Buyut
59
Surat Nikah
60
Surat
61
Ayah Empat Harimau Kecil
62
Gadis Kecil
63
Are You Crazy
64
Lang Wu
65
Pisah Keluarga
66
Membawa Mahar
67
Pertarungan
68
Cari Ayah
69
Kehilangan Jejak
70
Suka-Suka
71
Bukan Wang Jia
72
Mata-Mata
73
Ikut Denganku
74
Memang Benar Kau
75
Putri Raja Si Wei
76
Tulislah Surat Cerai
77
Raja Bodoh
78
Kurus
79
Wanita Kejam
80
Tak Peduli
81
Sampai
82
Bertengkar Karena Nama
83
Ujian
84
Berhasil
85
Makan Bersama
86
Diamlah, Paman!
87
Keluarkan Uang
88
Suka Uang
89
Semangat
90
Lulus
91
Menuju Istana
92
Bertemu Kakek Kaisar
93
Keinginan Kaisar
94
Dugaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!