From author :
Hai good people, ga kerasa ud sampe bab ke 19 nih, ngebut banget aku nulisnya, kejar tayang cuy.
Aq tetap semangat kok, apalagi kalo kalian vote cerita q ini, hehehe...
Cuzz skalian di like n comment ya guys, tambah seru nih ceritanya. Jangan lupa di share jg y...
Luv,
Lanny Tan
***
"Jangan terlalu bahagia, Tiara. Kau berbahagia di atas penderitaan adikmu," sarkas Darren ketika mereka menuju tempat fitting pakaian pengantin.
Tiara melirik Darren dengan sinis. "Dan kau turut andil menyebabkan penderitaan adikku," balas Tiara lebih tajam.
Darren mendengus kesal, dipukulnya setir mobil mengakibatkan klaksonnya berbunyi kencang. Tiara menatap Darren dari samping, sementara yang ditatap terus menatap lurus ke depan.
"Aku melakukan semua ini demi adikmu, jangan pernah melupakan pengorbanan kami hanya untuk egomu seorang."
Tiara mengepalkan kedua tangannya, sambil menahan amarah dia memejamkan matanya. Jadi aku ini orang yang pantas disalahkan karena kandasnya hubungan kalian? batin Tiara dalam hati.
Seandainya aku boleh memilih, aku juga tidak mau berada di antara kalian.
"Aku menerima perjodohan ini karena orang tuaku dan orang tuamu yang sudah merancangkannya, aku sebagai anak tidak bisa menolaknya dengan alasan ingin membahagiakan orang tua. Ini memang bukan jaman Siti Nurbaya, tapi bukankah dari awal kau sendiri menyetujui pertunangan ini? Bahkan ketika kau tahu kalau Lara adalah adikku, kau tetap menerima pertunangan ini. Jadi berpikir dewasalah, jangan hanya menyalahkanku."
Masih dengan mata terpejam, Tiara berusaha menahan emosinya. Ditunggunya Darren akan mengatakan apa, tapi tak kunjung didengarnya suara laki-laki di sampingnya ini. Huh, jangan sampai dipikirnya aku bahagia dengan keadaan ini. Aku juga memikirkan adikku yang sedang patah hati, tapi aku tak tahu harus bagaimana menyikapi keadaan sekarang ini, gumam Tiara dalam hati.
Tanpa terasa bulir bening mengalir di pipi Tiara, sungguh bukan ini pernikahan impian Tiara. Dia tak menyangka dirinya akan menjalani pernikahan dalam keterpaksaan, bukan dengan pangeran impiannya yang akan membawanya ke altar suci pernikahan dengan penuh cinta. Ini hanya pernikahan yang diatur untuk menyenangkan hati kedua orang tua mereka, sebagai bentuk balas budinya pada orang tua yang sudah melahirkan dan membesarkan mereka hingga menjadi seperti ini.
"Berarti sudah sangat jelas di antara kita tidak ada perasaan apapun, kita terikat di atas kertas saja, selebihnya tidak ada apapun. Jangan mengharapkan lebih, karena aku tidak akan pernah bisa menggantikan posisi Lara di hatiku dengan cinta yang lain. Apa kau setuju denganku?" tanya Darren datar.
Tiara tertawa lirih sambil menyeka air matanya. "Lalu maumu apa? Membuat surat kontrak dengan syarat yang boleh dan yang tak boleh dilanggar? Menentukan berapa lama umur pernikahan kita untuk kemudian kita bercerai? Setelah bercerai kau akan kembali pada Lara?" Lara terkekeh geli. "Kenapa ceritanya mirip dengan novel-novel yang sering kubaca itu ya?"
Darren mengerem mendadak mendengar sindiran Tiara, membuat emosinya tersulut. Tiara yang terkejut karena Darren mengerem secara tiba-tiba baru menyadari kalau mereka sudah sampai di galeri tempat fitting pakaian pengantin.
Dengan kasar Darren menarik pergelangan tangan kanan Tiara hingga dia meringis sakit. "Jangan lupakan juga neraka yang akan tercipta sepanjang pernikahan kita nanti, ada juga kan dalam cerita novel khayalanmu itu? Dan kamu berharap setelahnya aku bisa jatuh cinta padamu, jangan bermimpi."
"Dan kalau aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku?" Tiara menanggapi kalimat Darren sambil menatap dalam matanya. "Lepaskan tanganku, jangan sampai membuatnya lebam karena takutnya nanti kau dikira sebagai calon suami yang kejam."
Seketika Darren melepaskan tangan Tiara, disambut dengan tawa sinis Tiara. Cih, jangankan jatuh cinta padanya, berdekatan dengannya saja aku tidak merasa nyaman, ungkap Tiara dalam hatinya.
***
Ballroom hotel itu terlihat mewah dengan dekor yang sangat indah, disinilah Darren dan Tiara berdiri, tepatnya di pelaminan. Merasakan jadi raja dan ratu sehari, didampingi kedua orang tua masing-masing. Yang terpancar adalah senyum sumringah kedua orang tua mereka, berbeda dengan Darren dan Tiara yang tersenyum penuh kepalsuan.
Disudut ruangan tampak Lara yang sedang merasa jengah dengan keadaan ini, sekuat tenaga dia berusaha menahan air matanya sejak acara pemberkatan pernikahan tadi pagi. Hari ini secara resmi Darren dan kakaknya menjadi pasangan suami istri, dengan demikian Lara benar-benar telah melepaskan Darren, begitu juga sebaliknya. Ada segumpal duka menghimpit dadanya, tapi di sisi lain dia bahagia melihat senyum kedua orang tuanya dan kakaknya Tiara. Setidaknya kali ini dia sudah menyelesaikan tugasnya, membuat semua orang tersenyum. Biarlah hatinya saja yang tersakiti, dia rela.
Dari kejauhan ditatapnya Darren yang ternyata juga sedang menatapnya, kemudiang Lara mengalihkan tatapannya ke arah lain.
"Be strong, Non. Kamu pasti dapat pengganti Darren, yang jauh lebih baik pastinya."
Mutia yang tiba-tiba sudah berdiri di hadapannya menyodorkan segelas jus jeruk pada Lara. " Minum biar matamu segar, banyak yang segar-segar disini," seloroh Mutia membuat Lara terkekeh.
"Senyummu mengalihkan duniaku," Joshua tiba-tiba sudah bergabung dengan mereka.
"Nah kan, La. Sudah kubilang ada yang segar," kali ini Mutia yang terkekeh.
Lara geleng-geleng kepala melihat ulah sahabatnya yang satu ini, sejenak dia lupa dengan kesedihannya. Aku tidak boleh cengeng, toh ini sudah menjadi keputusanku. Lara memantapkan hatinya.
"Mau berdansa denganku gadis cantik?" tanya Joshua secara tiba-tiba.
Mutia mengerlingkan matanya pada Lara. "Sini gelasnya biar aku pegang," dengan inisiatif dia mempersilahkan Lara dan Joshua ke lantai dansa.
Lara menyambut uluran tangan Joshua, mereka berjalan beriringan sambil berpegangan tangan menuju lantai dansa. Setibanya di lantai dansa, Joshua merengkuh pinggang Lara, menariknya lembut ke dalam pelukannya dan mengalungkan tangan Lara di lehernya.
Dengan canggung Lara membiarkan Joshua membimbingnya, mereka berdansa mengikuti irama, banyak mata memandang dan mengagumi keserasian mereka. Mungkin dikiranya mereka adalah sepasang kekasih yang sedang di mabuk cinta.
"Kamu cantik, Ki. Wanita muda yang kuat dan tegar, aku bangga sama kamu," ujar Joshua di sela-sela dansanya.
"Thanks, ko. Ini semua juga berkat kamu yang selalu menguatkan aku ketika aku sedang tidak baik-baik saja. Semoga ini keputusan terbaik untuk semua," Lara semakin mempererat pegangan tangannya di tengkuk Joshua. "Thanks juga untuk bahumu yang sering basah karena air mataku," bisik Lara sambil tertawa kecil.
"Anytime, Ki," Joshua memeluk pinggang Lara semakin erat, dia tidak ingin melepas gadis ini begitu saja. "Belajarlah membuka hati untuk laki-laki lain, supaya Darren juga merasa lega ketika kamu mendapatkan penggantinya. Aku tahu kalian sama-sama terluka, tapi kan harus move on juga."
Lara memejamkan mata, tak mengeluarkan sepatah kata pun. Ada Tuhan yang akan menyembuhkan lukaku, bisiknya dalam hati.
"Gantian, bro," tepukan di bahu Joshua membuyarkan pelukan mereka.
Andreas memasang mimik lucu ketika dilihatnya Joshua merasa terganggu dengan kehadirannya. "Sebentar saja, nanti kukembalikan," lanjutnya tanpa rasa bersalah.
"Memangnya aku barang?" Lara meninju kecil dada
Andreas. Kemudian mereka sama-sama tertawa.
"Aku mengucapkan selamat dulu pada pengantin ya," Joshua akhirnya pamit.
Tinggalah Lara dan Andreas, masih di lantai dansa yang sama. Kemudian mereka berdansa ringan.
"Aku tak menyangka kalau gadis yang dinikahi Darren adalah kakakmu sendiri, serumit itukah hubungan kalian?" Andreas mengungkapkan keingintahuannya yang sedari tadi dipendamnya.
"Dulu mungkin memang rumit, tapi sekarang sudah tidak rumit. I don't want to discuss about it," Lara memohon pada Andreas.
Andreas hanya menganggukkan kepala tanda bahwa dia mengerti, mereka melanjutkan dansanya. Diusapnya punggung Lara memberikan supportnya dan seolah mengatakan semua akan baik-baik saja.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Novianti Ratnasari
orang tua mereka tuh ogis bgd. harus nya meraka merestui hubungan Lara dgn Deren. ini malah ttp menjodohkan Tiara am Deren.
2020-12-18
0
Yeti elya Purnama
orangtua mereka begitu egois ya thor
2020-12-01
1