Tiara kakak Lara sudah kembali ke Jakarta, dia sengaja mengunjungi Lara di Surabaya untuk mengisi liburan akhir minggu saja, pun karena kebetulan Darren tunangannya berada di kota yang sama. Selain itu alasannya juga karena mamanya meminta Tiara untuk melihat keadaan adiknya setelah Lara mengetahui status ibu kandungnya yang ternyata tidak seibu dengan Tiara.
Selama berada di Surabaya, Tiara sama sekali tidak membahas tragedi yang terjadi pasca pertunangannya dengan Darren. Lara masih belum mau menceritakan semua padanya, dia hanya memendam sendiri, karena alasan itulah ibunya sangat mengkhawatirkan keadaan Lara.
Dua hari bersama Lara, membuat Tiara yakin kalau adiknya baik-baik saja. Karenanya dia tidak terlalu khawatir, apalagi setelah pertemuan mereka dengan Joshua kemarin, terbersit di pikiran Tiara untuk menjodohkannya dengan Lara, mengingat Joshua adalah sahabat Darren. Mungkin rencana ini akan berjalan dengan baik, terlebih Tiara yakin bahwa ada ketertarikan Joshua pada Lara.
Tiba di Jakarta, Tiara menceritakan semua hal tentang liburannya di Surabaya pada mamanya, tanpa ada yang terlewatkan sedikitpun. Pada akhirnya mamanya pun memikirkan hal yang sama dengan Tiara, tentang menjodohkan Lara dan Joshua. Hal pertama yang dilakukan adalah mencari tahu tentang Joshua, itu sama sekali tidak sulit, karena Darren pasti bisa membantunya.
"Apa? Lara dan Joshua?" tanya Darren ketika Tiara meneleponnya dan mengutarakan niatnya dengan ibunya untuk menjodohkan Lara dan Joshua.
Aku tak akan membiarkan itu terjadi, teriak Darren dalam hati.
"Aku lihat Joshua itu sepertinya baik, dan aku merasa dia menyukai Lara. Ayolah bantu aku untuk mendekatkan mereka, supaya pikiran adikku bisa teralihkan. Kamu pasti mengerti perasaannya sehancur apa sewaktu dia tahu kalau mama bukanlah ibu kandungnya," bujuk Tiara.
Dan kamu tidak tahu sebelumnya aku melukai hatinya dengan pertunangan kita, lanjut Darren dalam hati.
"Please, Darren. Aku tak mau melihat Lara terus bersedih. Dikhianati kekasihnya, lalu menerima kenyataan kalau dia bukan anak kandung mamaku. Menurutmu sehancur apa hatinya sekarang? Dia memang tak memperlihatkan semua itu, tapi aku dan mama bisa merasakan kekalutannya. Aku menyayangi dia sepenuhnya sebagai adik kesayanganku, sekalipun ibu kami bukan orang yang sama, tapi setidaknya kami satu ayah."
Tiara terus membujuk Darren untuk merealisasikan rencananya dan ibunya.
Aku lebih hancur, aku yang melukainya, aku yang tidak bisa dijadikan tempat bersandar pada saat dia kalut seperti sekarang ini. Sekarang aku harus mendekatkannya dengan pria lain, relakah aku? Monolog Darren masih dalam hatinya.
Setelah menyelesaikan percakapannya dengan Tiara di telepon, Darren menghempaskan tubuhnya di sofa yang berada dalam ruangan kantornya. Dia merasa gundah dengan semua ini, dia harus berjuang untuk kembali memiliki Lara, apapun caranya.
***
Darren mengepalkan kedua tangannya di samping, dia sengaja datang ke kantor Lara untuk mengajaknya makan siang bersama, tetapi apa yang disaksikannya membuat dia jadi emosi. Joshua dan Lara sedang bercengkrama sambil menikmati makan siang mereka.
Pantas saja dari tadi Darren menelepon Lara tapi tak mendapat sambutan sama sekali, puluhan chat yang dikirimkannya dari tadi pagi juga tak mendapat respon dari Lara. Dia tak menyangka semudah itu Lara megacuhkannya, semudah itu juga dia mencari penggantinya.
Kalau dipikir dari sudut Lara, dia tak salah. Dia hanya korban keegoisan semua orang di sekelilingnya, termasuk aku, batin Darren.
Karena emosi melihat kedekatan Joshua dengan Lara, Darren lebih banyak menyalahkan Lara dalam hal ini, dia merasa Lara tidak menghargai perjuangannya untuk mengembalikan cinta mereka di tempat yang seharusnya. Dia merasa berjuang sendiri.
Gurat kesedihan tidak nampak saat Lara bersama Darren, dia bisa tersenyum lebar, tertawa tanpa beban, pada saat bersama Joshua. Hal yang sudah beberapa minggu ini menghilang dari Lara, sekarang Darren dapat melihatnya kembali. Hal itu membuatnya cemburu, tidak boleh ada pria lain yang membuat Lara nyaman, sekalipun Joshua temannya sendiri.
Aku harus segera mengurai benang kusut ini, sebelum dia benar-benar kehilangan Lara. Janji Darren dalam hatinya.
*There goes my heart beating
'Cause you are the reason
I'm losing my sleep
Please come back now
And there goes my mind racing
And you are the reason
That I'm still breathing
I'm hopeless now
I'd climb every mountain
And swim every ocean
Just to be with you
And fix what I've broken
Oh, 'cause I need you to see
That you are the reason
There goes my hand shaking
And you are the reason
My heart keeps bleeding
I need you now
If I could turn back the clock
I'd make sure the light defeated the dark
I'd spend every hour of every day
Keeping you safe
And I'd climb every mountain
And swim every ocean
Just to be with you
And fix what I've broken
Oh, 'cause I need you to see
That you are the reason, oh
(I don't wanna fight no more)
(I don't wanna hurt no more*)…
Alunan suara merdu Calum Scott sebagai back sound di cafe itu membuat Darren meringis perih, ditatapnya Lara yang berusaha menutupi kesedihannya di hadapan Joshua. Darren tahu keadaan hati Lara saat ini, seandainya tidak ada Joshua, mungkin Lara bisa menangis saat ini.
Darren sengaja tidak memperlihatkan dirinya pada Lara dan Joshua, dia hanya mengawasi mereka dari sudut cafe yang tersembunyi. Sabarlah gadisku, aku akan memperbaiki semua yang sudah kuretakkan, sekalipun dengan cara itu akan ada banyak yang terluka, karena dirimu pantas untuk diperjuangkan. Darren terus bermonolog dalam hati, dia berusaha bersikap tenang dan mencari jalan keluarnya dengan kepala dingin.
***
Lara melambaikan tangan pada Joshua, tak lama Joshua melajukan mobilnya meninggalkan Lara yang langsung menuju kamar kostnya. Pulang kerja tadi Joshua sudah menunggunya di lobi kantor, tanpa membuat janji lebih dulu dengannya.
"Ko, sedang menunggu siapa?" sapa Lara duluan.
" Ya menunggumulah, mau ajak kamu dinner, selanjutnya antar kamu pulang," ujar Joshua ringan. " Skalian tagih janji dinner sama kamu."
Lara tersenyum kecil, sebenarnya dia lelah dan ingin segera pulang. Otaknya berputar mencoba mencari cara untuk menghindar.
"Tadi siang kan sudah diganti dengan lunch, ko. Makan malamnya next time ya, ko," Lara mengatur kalimatnya supaya Joshua tidak tersinggung atau merasa ditolak.
Dengan perdebatan ringan antara Lara dan Joshua, akhirnya diputuskan acara makan malam dan mengantar pulang Lara tetap dilakukan, Lara juga pada akhirnya turut menyetujui keputusan itu. Dia berpikir ada baiknya juga pulang larut, lelah akan membuatnya mengantuk dan menghilangkan perasaan-perasaan galaunya pada saat dia tertidur. Menunda kesedihan, mungkin itu bahasa yang cocok untuk masalahnya ini.
Karena asyik mengobrol, Lara dan Joshua seperti lupa waktu, pada akhirnya Lara tiba di kost tepat pukul 11 malam. Untung saja tempat kostnya ini adalah tempat kost campuran, di mana kost putra dicampur dengan kost putri, jadi tidak terlalu ketat peraturannya. Dan Lara tidak perlu dipusingkan dengan gosip-gosip yang akan berseliweran nantinya.
Sambil menghela nafas Lara membuka pintu kamarnya, gelap karena memang sudah menjadi kebiasaannya mematikan lampu pada saat berpergian.
Lara membuka pintunya dan mencari-cari keberadaan saklar untuk menghidupkan lampu kamarnya. Pada saat lampu menyala, Lara terkejut melihat Darren yang sedang duduk di sofa dalam kamarnya. Darren menatapnya dengan tatapan dingin, Lara tahu Darren sedang menahan emosi apabila beesikap demikian.
***
**Readers yang budiman dan budiwati, aq update 1.bab ini dl ya. Author ngantuk berat, mata pedes, jari pegel, hiks...
Bsok aq usahakan update banyak ya, demi memuaskan kalian yang sudah terlanjur membaca novel ini ya.
Anyway jang lupa vote, like, comment, 'n share ya man teman
Trims ya guys**...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
scarlet
gemes aq sama si Darren,,, dia yg salah, dia yg ngotot
2022-11-16
0
✰͜͡v᭄pit_hiats
ihhh uwu..😍😍😍😍
2020-12-17
0
Shinta Mina Raya Sinaga
lanjut...
2020-11-28
2