Bab 4. Balas Satu Persatu

"Nona Anna maaf, saya sudah berusaha memberitahu nona ini, kalau..."

"Nona ini, nona ini? memangnya kamu tidak tahu siapa aku? menyebalkan! aku Gina Wiguna"

"Gina, kenapa marah-marah?" tanya Anna yang mencoba menahan dirinya.

Sebenarnya dia sudah sangat kesal pada Gina. Wanita itu sungguh bermuka dua. Anna memperlakukannya sebagai sahabat, bahkan nyaris sudah seperti saudara. Tapi Gina, malah menusuknya dari belakang. Bahkan memberinya racun dan membakarnya hidup-hidup.

Dengan tangan terkepal, Anna masih berusaha untuk tersenyum pada Gina.

"Jika ingin pakaian ini, ambil saja! aku akan pilih yang lain" kata Anna dengan santai.

Gina tersenyum senang. Dia bahkan mendorong manager butik itu dan merampas gaun yang tadi mereka ributkan.

Brukk

"Sudah aku katakan kan? aku adalah sahabat Anna. Dia akan memberikan apapun yang aku mau. Kamu ini pelayan bodohh, mana atasanmu. Biar aku adukan sikap lancangmu ini dan kamu dipecat!"

Gina semakin besar kepala.

Anna membantu manager itu untuk bangkit.

"Berikan gaun itu padanya, tambahkan beberapa zamrud lagi dan berlian untuk kancingnya. Kirim tagihannya ke perusahaan Wiguna. Ini adalah balasan yang sangat bagus untuknya yang telah bersikap semena-mena untukmu. Paham kan?" bisik Anna pada manager itu sementara Gina tengah melihat betapa cantiknya gaun pilihan Anna itu.

Manager itu mengangguk paham. Dia segera pergi, dan Anna menghampiri Gina.

"Gaun itu memang lebih cocok untukmu. Aku tidak mau terlihat mencolok. Aku mau pakai gaun yang itu saja!" tunjuk Anna pada gaun berwarna pastel kehijauan yang ada di depannya.

Gina pun mengikuti arah telunjuk Anna. Gina tersenyum, gaun itu sangat sederhana.

'Bodohh, gaun itu akan membuatmu terlihat seperti tamu. Bukan yang punya acara. Bagus! pakai saja itu Anna. Kamu memang tidak akan pernah tampil lebih baik dariku!' batin Gina senang.

"Itu juga bagus. Itu sangat cocok untukmu!" kata Gina.

Gina mengangguk.

"Kalau begitu, aku akan bayar dulu. Kamu mau kemana setelah ini?" tanya Gina.

"Aku mau kuliah, kamu tidak pergi?" tanya Gina.

Anna menggelengkan kepalanya.

"Aku masih sakit kepala, kata ayah, aku sudah di ijinkan tidak masuk sampai lusa. Kalau begitu hati-hati di jalan"

"Tentu saja! oh ya... tolong bungkuskan ini untukku ya!" kata Gina menyerahkan gaun di tangannya pada Anna.

Anna menerima gaun itu sambil tersenyum.

"Oke, aku akan minta kasir membungkusnya dengan hati-hati dan mengirimkan ke rumah mu!" kata Anna.

Ucapan Anna itu terdengar tulus, dan ekspresi wajahnya terlihat sangat polos.

Gina makin bersorak dalam hatinya.

'Heh, dasar bodohh. Dia masih sangat penurut dan polos. Dia bahkan memberikan gaunnya yang mahal untukku. Tidak tahu saja dia, bahkan kekasihnya adalah ayah dari anak yang aku kandung' batin Gina yang segera pergi meninggalkan tempat itu.

Anna menuju ke kasir, dimana manager tadi ada di sana.

"Ingat apa yang aku katakan tadi kan? lakukan seperti itu. Kirim tagihannya ke Tommy Wiguna!"

"Baik nona"

"Dan bungkuskan aku setelan jas dengan kemeja yang senada dengan gaun itu!" Tunjuk Anna pada gaun yang lain, bukan gaun pastel tadi. Tapi pada gaun berwarna merah hati, modelnya terlihat sangat cantik, seperti bangsawan Portugis.

"Baik nona"

"Ini kartunya, ambil sepuluh persen dari harga pakaian untuk tips-mu!"

Manager itu segera terperangah. Sepuluh persen dari 300 juta. Dia benar-benar terkejut.

"Terimakasih banyak nona!"

Anna tersenyum.

'Paman Tommy, ini adalah hadiahku. Karena sudah memberi pekerjaan pada Ferdi. Paman harus bayar mahal gaun itu, aku pesan dengan harga 450 juta, tapi kamu akan bayar tiga kali lipat dari itu' ujarnya senang dalam hati.

Anna membalas satu persatu, untuk orang-orang yang sudah dia perlakuan sangat baik. Tapi malah memperlakukan dirinya sangat kejam di akhir hidupnya.

**

Malam harinya, setelah makan malam. Anna buru-buru meninggalkan meja makan.

"Anna, ada paket dari butik. Sudah ada di kamarmu!" kata Fania.

Sambil berjalan dengan cepat ke kamarnya, dia menyatukan jempol dan telunjuk tangannya membentuk lingkaran dan mengedipkan sebelah matanya.

Fania hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Bu, aku rasa otaknya bermasalah setelah dia jatuh ke kolam"

"Kamu bicara apa sih, Anton?" tanya Fania yang kurang senang sebenarnya, Anton mengatakan hal seperti itu tentang adiknya.

"Aku bicara benar, Bu. Di mobil, tadi pagi. Dia memblokir nomor Ferdi. Itu adalah hal paling tidak mungkin yang akan di lakukan oleh Anna kan?" tanya Ferdi.

Fania segera menunjukkan keheranan. Benar juga, hal itu adalah hal yang paling tidak mungkin dilakukan oleh Anna. Jika Ferdi tidak menghubunginya satu hati saja, dia akan uring-uringan, dia akan memarahi para pelayan, dan akan mogok makan. Sampai pada akhirnya, Fania yang harus memberikan Anna kartu kredit untuk menyenangkan Ferdi, supaya menghubungi Anna lagi.

"Benarkah?" tanya Rio.

Anton mengangguk cepat.

"Iya"

"Tapi itu bagus, aku memang tidak suka si Ferdi itu. Semoga saja, ini bukan hanya rencana Anna untuk memberi kejutan pada pria itu"

Anton mengangguk setuju dengan apa yang ayahnya katakan.

Anna sudah berada di kamarnya, dia melakukan panggilan video dengan Frans.

"Mas..."

[Anna, sebentar. Aku masih di pabrik. Aku akan minta ijin keluar, sebentar ya!]

Anna mengangguk dengan cepat. Tapi, karena panggilan itu belum berakhir. Anna bisa mendengar kalau sepertinya mandor Frans marah pada Frans, karena dia minta ijin keluar.

Setelah beberapa saat, suara mesin tak lagi terdengar. Frans tersenyum pada Anna.

"Mas dimarahi ya? maafkan aku!" kata Anna yang merasa bersalah, gara-gara dia menelepon Frans, pria itu malah di marahi atasannya.

[Tidak Anna, cara bicara pak Willy memang seperti itu. Dia tidak marah]

Anna tahu Frans berbohong.

'Tunggu aku tunjukkan semua lukisanmu itu pada paman Matthew mas. Kamu tidak perlu kerja susah payah begini lagi' batin Anna.

"Mas, besok aku ke rumah ya. Tapi aku tidak mau bertemu Ferdi, jadi telepon aku jika Ferdi sudah pergi dari kontrakanmu..."

[Anna, maaf. Besok aku harus bekerja]

Anna terdiam. Tapi dia punya ide lain.

"Em, baiklah. Kapan mas istirahat? aku akan datang saat istirahat siang!"

[Jam 1]

"Baiklah, aku akan ke perusahaan pengiriman barang itu jam 1. Aku tunggu di depan gerbang ya mas"

[Anna, tapi...]

"Sampai bertemu besok, jangan terlalu lelah. Mas harus sayangi tubuh mas juga. Kalau tidak, siapa yang akan aku peluk di masa depan nanti"

Tut Tut Tut

Anna menutup panggilan video itu. Anna memegang kedua pipinya dengan tangannya.

"Ya ampun, apa yang sudah aku katakan? aku cegil sekali" gumamnya dengan pipi yang sudah merona merah.

Sementara di tempatnya berada. Frans juga masih terlihat kaget. Tapi beberapa detik kemudian, lesung pipi di wajahnya terlihat.

"Anna, jika ini hanya permainanmu untuk memberi kejutan Ferdi. Aku sama sekali tidak keberatan!" ujarnya dengan ekspresi penuh makna.

***

Bersambung...

Terpopuler

Comments

ir

ir

aku fikir nanti endingnya Fran kaya Richard lhoo my

2025-05-15

2

Anonim

Anonim

Kalau begitu, aku akan bayar dulu. Kamu mau kemana setelah ini ? tanya Gina.

typo kah ? yang bayar bukannya Anna ???

2025-05-15

1

Cute Alpa

Cute Alpa

Bucin kebangetan bang Frans, tapi dia memang lebih baik dari Ferdi.

2025-05-11

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Cinta Dibalas Pengkhianatan
2 Bab 2. Kehidupan Kedua
3 Bab 3. Frans Merasa Heran dengan Anna
4 Bab 4. Balas Satu Persatu
5 Bab 5. Mencoba Memasak untuk Frans
6 Bab 6. Makan Siang Terbaik
7 Bab 7. Awal Pembalasan
8 Bab 8. Karena Panik Jadi tidak Bisa Berpikir
9 Bab 9. 225 Juta
10 Bab 10. Mulai Bingung
11 Bab 11. Rencana Anna tentang Ferdi
12 Bab 12. Hilang Ingatan
13 Bab 13. Ternyata Biang Keladinya adalah Gina
14 Bab 14. Anna yang Berbeda
15 Bab 15. Mulai Menyingkirkan Kesalahpahaman
16 Bab 16. One Step Closer
17 Bab 17. Sedih Diabaikan
18 Bab 18. Adu Akting
19 Bab 19. Tarik Ulur
20 Bab 20. Sama-sama Membuat Rencana
21 Bab 21. Sulitnya Membuat Kanaya Percaya
22 Bab 22. Membalas Itu Menyenangkan
23 Bab 23. Kembali Cuek
24 Bab 24. Anna Meresahkan
25 Bab 25. Bertemu Paman Matthew
26 Bab 26. Lukisan Menakjubkan Frans
27 Bab 27. Perhatian Frans
28 Bab 28. Satu Masalah Selesai
29 Bab 29. Mengatakan Kebenaran pada Frans
30 Bab 30. Gina Mulai Merasa Anna Berubah
31 Bab 31. Latar Belakang Frans yang Sebenarnya
32 Bab 32. Yani Mengusir Mukhtar
33 Bab 33. Bukan Sekedar Anak Pungut
34 Bab 34. Siapa Menjebak Siapa
35 Bab 35. Mendapatkan Bukti Pengkhianatan
36 Bab 36. Kebersamaan Itu
37 Bab 37. Rencana Kejutan
38 Bab 38. Orang-orang Penuh Tipu Muslihat
39 Bab 39. Selangkah Lagi
40 Bab 40. Balas Dendam Pertama
41 Bab 41. Ada Sebab Ada Akibat
42 Bab 42. Ferdi Memang Parasit
43 Bab 43. Yang Semakin Nelangsa dan Yang akan Bahagia
44 Bab 44. Pengakuan Cinta Frans
45 Bab 45. Cari Perhatian tapi tak Diperhatikan
46 Bab 46. Percayalah Karma itu Ada
47 Bab 47. Kedatangan Matthew
Episodes

Updated 47 Episodes

1
Bab 1. Cinta Dibalas Pengkhianatan
2
Bab 2. Kehidupan Kedua
3
Bab 3. Frans Merasa Heran dengan Anna
4
Bab 4. Balas Satu Persatu
5
Bab 5. Mencoba Memasak untuk Frans
6
Bab 6. Makan Siang Terbaik
7
Bab 7. Awal Pembalasan
8
Bab 8. Karena Panik Jadi tidak Bisa Berpikir
9
Bab 9. 225 Juta
10
Bab 10. Mulai Bingung
11
Bab 11. Rencana Anna tentang Ferdi
12
Bab 12. Hilang Ingatan
13
Bab 13. Ternyata Biang Keladinya adalah Gina
14
Bab 14. Anna yang Berbeda
15
Bab 15. Mulai Menyingkirkan Kesalahpahaman
16
Bab 16. One Step Closer
17
Bab 17. Sedih Diabaikan
18
Bab 18. Adu Akting
19
Bab 19. Tarik Ulur
20
Bab 20. Sama-sama Membuat Rencana
21
Bab 21. Sulitnya Membuat Kanaya Percaya
22
Bab 22. Membalas Itu Menyenangkan
23
Bab 23. Kembali Cuek
24
Bab 24. Anna Meresahkan
25
Bab 25. Bertemu Paman Matthew
26
Bab 26. Lukisan Menakjubkan Frans
27
Bab 27. Perhatian Frans
28
Bab 28. Satu Masalah Selesai
29
Bab 29. Mengatakan Kebenaran pada Frans
30
Bab 30. Gina Mulai Merasa Anna Berubah
31
Bab 31. Latar Belakang Frans yang Sebenarnya
32
Bab 32. Yani Mengusir Mukhtar
33
Bab 33. Bukan Sekedar Anak Pungut
34
Bab 34. Siapa Menjebak Siapa
35
Bab 35. Mendapatkan Bukti Pengkhianatan
36
Bab 36. Kebersamaan Itu
37
Bab 37. Rencana Kejutan
38
Bab 38. Orang-orang Penuh Tipu Muslihat
39
Bab 39. Selangkah Lagi
40
Bab 40. Balas Dendam Pertama
41
Bab 41. Ada Sebab Ada Akibat
42
Bab 42. Ferdi Memang Parasit
43
Bab 43. Yang Semakin Nelangsa dan Yang akan Bahagia
44
Bab 44. Pengakuan Cinta Frans
45
Bab 45. Cari Perhatian tapi tak Diperhatikan
46
Bab 46. Percayalah Karma itu Ada
47
Bab 47. Kedatangan Matthew

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!