Bab 3. Frans Merasa Heran dengan Anna

Frans memberikan minuman untuk Anna, dan meletakkannya di atas meja ruang tamu. Sedangkan Anna, wanita itu tengah melihat beberapa lukisan yang ada di dinding.

"Mas yang melukisnya?" tanya Anna.

"Iya, tidak bagus ya?"

Anna segera berbalik dan menyentuh lengan Frans.

"Bagus mas, bagus sekali!"

Frans melihat ke arah lengannya yang pegang oleh Anna. Anna yang menyadari kalau dia sepertinya terlalu agresif, segera menarik tangannya. Dia memang sangat excited bertemu dengan Frans lagi, melihat pria yang sebenarnya sudah berulang kali menyelamatkannya dalam kehidupannya sebelumnya. Namun dia tidak menyadarinya.

Tapi, dia juga tahu. Mungkin Frans sangat canggung. Masalahnya, sekarang dia masih kekasih adiknya.

"Maaf!" kata Anna yang segera menarik tangannya, "tapi lukisan ini sangat bagus. Aku boleh foto?" tanya Anna kemudian.

Frans mengangguk, lesung pipi di wajahnya juga terlihat begitu manis, saat dia tersenyum.

Anna segera mengeluarkan ponselnya. Dia pun memotret lukisan-lukisan yang ada di dinding itu. Dia akan membuat Frans menjadi pelukis terkenal, dia akan membantunya. Karena di kehidupan lampau, Frans mengubur semua mimpinya itu, melupakan hobinya dan cita-citanya sejak kecil karena bekerja tak kenal waktu.

"Sudah, aku minta nomor mas!" kata Anna menyerahkan ponselnya pada Frans.

"Nomorku?" tanya Frans masih bingung.

Anna mengangguk dengan cepat.

"Iya, aku harus pergi sekarang. Aku mau ke butik, besok adalah ulang tahunku. Mas datang ya. Nanti malam, aku akan menghubungi mas" kata Anna dengan santai.

Tapi perkataan Anna itu membuat Frans terdiam. Dia tidak pernah melihat Anna seakrab ini dengannya. Dulu, Anna bahkan selalu menghindari Frans saat mereka tidak sengaja bertemu atau berpapasan.

Itu semua salah Ferdi. Ferdi selalu mengatakan hal buruk tentang Frans pada Anna. Itu membuat Anna takut, dan selalu menjaga jarak. Ternyata semua itu tidak benar. Ferdi memang seorang penipu besar.

"Mas, aku tanganku pegal!" kata Anna lagi, karena Frans tak kunjung meraih ponsel yang Anna berikan.

"Oh iya"

Frans meraih ponsel Anna, dan menyimpan nomornya. Setelah itu, dia memberikan ponsel Anna kembali.

"Ini" kata Frans.

Anna mengambil ponselnya, dan melihat nama Frans di simpan dengan nama apa. Anna terkekeh pelan ketika melihat nama kontak Frans Anggara disana.

"Mas, terlalu formal" ucap Anna sambil mengganti nama kontak Frans, "lihat ini! ini baru benar!" kata Anna sambil memperlihatkan layar ponselnya pada Frans.

'Calon Suamiku' batin Frans membaca nama kontak Frans di ponsel Anna.

Anna menurunkan tangannya, dan segera berjalan ke arah pintu.

"Anna, apa maksudnya? itu nomorku bukan nomor Ferdi?" tanya Frans yang masih merasa bingung dan heran dalam saat bersama.

Anna berbalik.

"Aku tahu, ini nomor mas Frans. Makanya aku simpan dengan nama ini. Aku pergi dulu, nanti malam aku telepon!" kata Anna yang langsung keluar dari rumah kontrakan Frans itu.

"An..." Frans menjeda ucapannya. Pintu rumah kontrakannya itu sudah tertutup.

Frans masih berdiri diam di tempatnya.

"Calon suami?" gumamnya bingung.

Frans menghela nafas panjang. Dia melihat ke arah gelas minuman yang dia buat tapi, belum di sentuh oleh Anna itu.

Dari dulu, jika dia buatkan minuman untuk Anna, wanita itu memang tidak akan pernah meminumnya. Seperti takut, atau jijik mungkin padanya.

Frans pun meraih gelas itu, meminumnya seteguk.

Ceklek

Frans menoleh ke arah pintu, Anna kembali lagi.

"Mas, tadi kamu buatkan aku minum kan? aku buru-buru sampai lupa meminumnya. Berikan padaku!" kata Anna mendekati Frans dan meraih gelas yang ada di tangan Frans.

"Anna itu bekas minumku, aku akan buatkan..." Frans menjeda ucapannya, ketika Anna bahkan membalik arah gelas itu. Hingga bekas bibir Frans yang ada di bibir gelas, menjadi sisi dimana Anna meminumnya.

Anna meminum hampir setengah gelas. Melihat itu, Frans yang memang menyimpan perasaan pada Anna, tak bisa berkata-kata.

"Manis, terimakasih!" kata Anna kembali meletakkan gelas itu di atas meja lalu pergi lagi.

"Anna" lirihnya menatap gelas di atas meja.

Frans terdiam, dan mengingat bagaimana Anna mengubah arah bibir gelas itu ke arahnya dan meminumnya dengan santai. Bahkan ucapannya yang berkata 'Manis' itu begitu terngiang-ngiang di telinga Frans.

"Ada tamu kak?" tanya Ferdi yang baru datang.

Frans segera mengambil gelas yang ada di atas meja.

"Iya, tapi sudah pergi. Bagaimana? apa kamu dapat pekerjaan itu?" tanya Frans.

"Tentu saja, aku kan sudah katakan padamu. Jika aku mau, aku pasti bisa mendapatkan pekerjaan. Ck, kenapa aku tidak bisa menghubungi Anna!" kata Ferdi yang duduk di sofa sambil terus berusaha menghubungi Anna.

"Tidak bisa menghubunginya? apa kalian bertengkar?" tanya Frans.

"Tidak! seharusnya dia mencariku kan? keluarganya harusnya berterimakasih padaku karena sudah menyelamatkannya kan? kenapa ini tidak ada sama sekali!" keluhnya lagi.

Ferdi diam dan berpikir. Sementara Frans juga tidak mengerti. Anna datang tadi, bukannya mencari Ferdi, malah mencarinya.

"Ck, aku pasti terlalu banyak berpikir. Dia akan ulang tahun besok. Dia pasti sangat sibuk. Aku ke kamar dulu kak..."

"Ferdi, aku akan berangkat kerja. Apa tidak sebaiknya kamu pulang ke rumah ayah?" tanya Frans.

"Ck, tidak. Kalau mau kerja, kerja saja. Aku mau tidur!"

Frans hanya bisa menghela nafas panjang. Dia itu pria yang hidupnya lempeng-lempeng saja, kecuali masalah kerja. Karena dia punya adik perempuan yang masih SMP. Belum lagi ayahnya yang baru di phk dan ibunya yang sudah kurang sehat.

Dia dan Ferdi, itu jauh berbeda. Ferdi sangat ambisius, tapi usahanya minim. Dia maunya hidup enak, menikah dengan wanita kaya dan cantik. Memanfaatkan semua sumber daya wanita yang jatuh cinta padanya, karena merasa dirinya sangat tampan.

Itu memang cukup berhasil. Karena di kehidupan sebelumnya, Anna benar-benar cinta mati padanya sampai memberikan semuanya pada pria yang bahkan tega mengkhianatinya itu.

Sementara itu, Anna sudah sampai di butik. Butik terkenal, dimana hanya beberapa orang saja yang bisa bebas datang tanpa reservasi.

Dan setibanya di sana, sebuah mobil yang sangat familiar berada di tempat parkir VIP.

"Pucuk di cinta, ulam pun tiba. Aku baru mau mencarimu Gina. Kamu malah sudah datang sendiri kemari!" gumamnya.

Anna masuk ke dalam butik itu, dimana dia melihat Gina sedang bicara dengan manager butik.

"Maaf nona Gina, ini sudah di pesan oleh nona Anna. Anda bisa lihat rancangan yang lain" kata manager itu masih dengan sangat sopan.

"Kamu tahu siapa aku kan? aku anaknya Tommy Wiguna. Pemilik perusahaan Wiguna grup. Dan Anna adalah sahabatku, dia akan memberikan apapun yang aku inginkan, dia itu selalu mengalah padaku. Berikan ini padaku, cepat!" kata Gina.

"Begitukah?" tanya Anna yang menghampiri Gina dan manager itu dengan santai, membuat keduanya menunjukkan ekspresi berbeda.

'Heh, dia sudah datang. Gaun ini akan jadi milikku, bahkan aku tidak perlu membayarnya. Anna pasti akan membelikannya untukku, dasar wanita bodohh!' batin Gina penuh keyakinan.

***

Bersambung...

Terpopuler

Comments

ir

ir

Noer azzuraaaaaa itu seharusnya memeberikan bukan membiarkan ☺

2025-05-14

2

Anonim

Anonim

Anna...kenapa berbalik menyukai Frans ?

2025-06-02

1

Cute Alpa

Cute Alpa

Frans sikattt 😂

2025-05-11

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Cinta Dibalas Pengkhianatan
2 Bab 2. Kehidupan Kedua
3 Bab 3. Frans Merasa Heran dengan Anna
4 Bab 4. Balas Satu Persatu
5 Bab 5. Mencoba Memasak untuk Frans
6 Bab 6. Makan Siang Terbaik
7 Bab 7. Awal Pembalasan
8 Bab 8. Karena Panik Jadi tidak Bisa Berpikir
9 Bab 9. 225 Juta
10 Bab 10. Mulai Bingung
11 Bab 11. Rencana Anna tentang Ferdi
12 Bab 12. Hilang Ingatan
13 Bab 13. Ternyata Biang Keladinya adalah Gina
14 Bab 14. Anna yang Berbeda
15 Bab 15. Mulai Menyingkirkan Kesalahpahaman
16 Bab 16. One Step Closer
17 Bab 17. Sedih Diabaikan
18 Bab 18. Adu Akting
19 Bab 19. Tarik Ulur
20 Bab 20. Sama-sama Membuat Rencana
21 Bab 21. Sulitnya Membuat Kanaya Percaya
22 Bab 22. Membalas Itu Menyenangkan
23 Bab 23. Kembali Cuek
24 Bab 24. Anna Meresahkan
25 Bab 25. Bertemu Paman Matthew
26 Bab 26. Lukisan Menakjubkan Frans
27 Bab 27. Perhatian Frans
28 Bab 28. Satu Masalah Selesai
29 Bab 29. Mengatakan Kebenaran pada Frans
30 Bab 30. Gina Mulai Merasa Anna Berubah
31 Bab 31. Latar Belakang Frans yang Sebenarnya
32 Bab 32. Yani Mengusir Mukhtar
33 Bab 33. Bukan Sekedar Anak Pungut
34 Bab 34. Siapa Menjebak Siapa
35 Bab 35. Mendapatkan Bukti Pengkhianatan
36 Bab 36. Kebersamaan Itu
37 Bab 37. Rencana Kejutan
38 Bab 38. Orang-orang Penuh Tipu Muslihat
39 Bab 39. Selangkah Lagi
40 Bab 40. Balas Dendam Pertama
41 Bab 41. Ada Sebab Ada Akibat
42 Bab 42. Ferdi Memang Parasit
43 Bab 43. Yang Semakin Nelangsa dan Yang akan Bahagia
44 Bab 44. Pengakuan Cinta Frans
45 Bab 45. Cari Perhatian tapi tak Diperhatikan
46 Bab 46. Percayalah Karma itu Ada
47 Bab 47. Kedatangan Matthew
48 Bab 48. Kebenarannya
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Bab 1. Cinta Dibalas Pengkhianatan
2
Bab 2. Kehidupan Kedua
3
Bab 3. Frans Merasa Heran dengan Anna
4
Bab 4. Balas Satu Persatu
5
Bab 5. Mencoba Memasak untuk Frans
6
Bab 6. Makan Siang Terbaik
7
Bab 7. Awal Pembalasan
8
Bab 8. Karena Panik Jadi tidak Bisa Berpikir
9
Bab 9. 225 Juta
10
Bab 10. Mulai Bingung
11
Bab 11. Rencana Anna tentang Ferdi
12
Bab 12. Hilang Ingatan
13
Bab 13. Ternyata Biang Keladinya adalah Gina
14
Bab 14. Anna yang Berbeda
15
Bab 15. Mulai Menyingkirkan Kesalahpahaman
16
Bab 16. One Step Closer
17
Bab 17. Sedih Diabaikan
18
Bab 18. Adu Akting
19
Bab 19. Tarik Ulur
20
Bab 20. Sama-sama Membuat Rencana
21
Bab 21. Sulitnya Membuat Kanaya Percaya
22
Bab 22. Membalas Itu Menyenangkan
23
Bab 23. Kembali Cuek
24
Bab 24. Anna Meresahkan
25
Bab 25. Bertemu Paman Matthew
26
Bab 26. Lukisan Menakjubkan Frans
27
Bab 27. Perhatian Frans
28
Bab 28. Satu Masalah Selesai
29
Bab 29. Mengatakan Kebenaran pada Frans
30
Bab 30. Gina Mulai Merasa Anna Berubah
31
Bab 31. Latar Belakang Frans yang Sebenarnya
32
Bab 32. Yani Mengusir Mukhtar
33
Bab 33. Bukan Sekedar Anak Pungut
34
Bab 34. Siapa Menjebak Siapa
35
Bab 35. Mendapatkan Bukti Pengkhianatan
36
Bab 36. Kebersamaan Itu
37
Bab 37. Rencana Kejutan
38
Bab 38. Orang-orang Penuh Tipu Muslihat
39
Bab 39. Selangkah Lagi
40
Bab 40. Balas Dendam Pertama
41
Bab 41. Ada Sebab Ada Akibat
42
Bab 42. Ferdi Memang Parasit
43
Bab 43. Yang Semakin Nelangsa dan Yang akan Bahagia
44
Bab 44. Pengakuan Cinta Frans
45
Bab 45. Cari Perhatian tapi tak Diperhatikan
46
Bab 46. Percayalah Karma itu Ada
47
Bab 47. Kedatangan Matthew
48
Bab 48. Kebenarannya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!