Saat masuk ke dalam lift berapa terkejutnya Alana saat melihat Riven dan Kenzo ada di dalamnya. Alana masuk ke dalam lift dan berdiri tepat di depan Riven.
"Eheumm, Kenzo entah kenapa saya sangat merasa kepanasan di dalam lift ini"ucap Riven yang tentu saja menyindir Alana.
"Saya juga kurang paham pak Alexander, mungkin ACnya rusak atau mungkin ibu Alana bisa menjelaskan"sahut Kenzo yang tersenyum tipis.
"Hehehe, ac di lift ini bukannya rusak, mungkin anda saja pak Alexander yang kepanasan karena sedang memikirkan masalalu"sahut Alana dengan nada mengejek.
"Iya anda benar, saya sedang memikirkan masalalu saya yang begitu menyedihkan. Dimana PACAR saya meninggalkan saya cuma karena KESALAHPAHAMAN"ucap Riven yang tersenyum sinis
"Oh woooww kasian sekali anda pak Alexander, dan seharusnya anda menjelaskan KESALAHPAHAMAN itu kepada PACAR anda bukan malah pergi dengan PEREMPUAN lain" sindir Alana.
"Sepertinya it..."ucap Riven yang langsung terpotong karena mereka sudah sampai ke lantai ruangan CEO.
Alana langsung keluar dari lift dan masuk ke ruang CEO.
"Permisi pak"ucap Alana yang mengetuk pintu.
Riven langsung membuka pintu dan masuk kedalam, kemudian diikuti oleh Kenzo dan juga Alana.
"Alana, apa ada berkas yang harus saya tanda tangani hari ini?"tanya Reymond.
"Tidak ada pak, semua berkas penting sudah anda tanda tangani kemarin "ucap Alana dengan sopan.
"Baik, kalau begitu ajak mereka untuk berkeliling di kantor, untuk melihat suasana di kantor "ucap Reymond yang membuat Alana terkejut dan menatap Riven, namun tidak dengan Riven yang tersenyum tipis.
"Ba..baik pak"sahut Alana yang tentu saja tak bisa menolak.
("tenang Alana, tetap profesional"batin Alana yang mengatur nafasnya dengan pelan).
"Baiklah pak Alexander, pak Kenzo mari saya akan mengajak anda berdua untuk keliling"ucap Alana dengan sopan.
"Mari ibu Alana"sahut Riven yang tersenyum.
"Alana jangan lupa nanti malam"ucap Regina.
"Baik nyonya "sahut Alana sopan.
Alana pun keluar dari ruangan CEO dan kembali masuk ke lift dengan diikuti oleh Riven dan Kenzo.
Di dalam lift Alana berusaha semaksimal mungkin untuk tetap profesional.
"Pertama-tama Ibu Alana akan mengajak kami kemana?"tanya Riven.
"Ruang mana dulu yang ingin anda lihat pak Alexander?"tanya Alanna balik.
"Kamu masih tetap sama Ana"ucap Riven yang membuat Alana langsung menoleh kebelakang melihat Riven.
"Jika aku bertanya, bukannya menjawab kamu malah balik bertanya"sambung Riven lagi yang membuat Alana terus menatapnya.
"Ana..."ucap Riven lagi yang langsung disela oleh Alana.
"Alana, cukup panggil saya Alana, pak Alexander"ucap Alana yang menatap Riven dengan tajam.
"Dulu aku memanggil mu SAYANG"ucap Riven yang menggoda Alana dan membuat Alana terkejut.
"Wajah anda sangat merah ibu Alana"ucap Kenzo lagi yang sukses membuat Alana malu.
"A..ayo kita ke ruang staf"ucap Alan yang langsung keluar dari lift.
"Hahahahahaha Lo lihat gak tadi Ken, wajahnya benar-benar mengemaskan"ucap Riven yang tertawa puas melihat Alana salah tingkah.
"Sangat terlihat dengan jelas kalau Lo masih cinta sama Alana"ucap Kenzo yang melirik Riven.
"Dan gue selalu mengakui itu"ucap Riven yang keluar dari lift.
"Demian, ternyata sahabat kita benar-benar menunggu gadisnya selama lima tahun"ucap Kenzo yang tak habis pikir dan mengikuti Riven dari belakang.
"Ana..."ucap Riven yang langsung disela oleh Alana.
"ALANA"ucap Alana yang menatap Riven dengan tajam
"Okey fine, santai Alana. Sebaiknya bawa saya untuk melihat berkas-berkas yang bisa langsung saya kerjakan besok"ucap Riven pada Alana.
"Kenapa gak dari tadi pak Alexanderrrrr"ucap Alana yang menahan kesalnya.
"Saya sudah mengetahui semua isi di perusahaan ini, yang belum saya tau sekarang hanya berkas-berkas meeting maupun berkas-berkas kerjasama"ucap Riven yang tersenyum.
"Okeyyy, baiklah, ayo ke ruangan saya"ucap Alana yang langsung pergi dan masuk ke lift kembali.
"Lo ngerjain dia lagi?"tanya Kenzo dengan menyipitkan matanya.
"Yesss, serukan"sahut Riven yang langsung menuju ke lift.
Setelah mereka bertiga masuk ke lift Alana langsung menekan tombol lift menuju ke lantai ruangannya.
("Tahan Alana tahan. Profesional is number one, tarik nafas buang, tarik lagi dan buang lagi, stay calm down. Yeahhh calm down Alana"batin Alana yang terus menarik dan membuang nafasnya).
Di lift hanya ada keheningan tak ada suara adu mulut sama sekali hingga merekapun sampai ke lantai ruangan Alana.
"Silahkan masuk pak"ucap Alana dengan sopan.
Riven dan Kenzo duduk di kursi yang ada di depan meja kerja Alana.
"Ini ada berkas-berkas tawaran kerja dari beberapa perusahaan"ucap Alana yang menyerahkan map merah yang tebal
"Dan ini berkas-berkas untuk meeting dengan klien"sambung Alana yang juga menyerahkan map tebal berwarna biru.
"Kalau anda ingin langsung ikut andil, besok ada jadwal meeting dengan Catalyst Group dan juga Paragon Group"ucap Alana.
"Dan menurut saya jika kerjasama dengan kedua perusahaan ini lancar, maka itu akan sangat menguntungkan untuk perusahaan kita pak"sambung Alana lagi.
"Eumm menarik, kalau begitu saya akan ikut meeting dengan besok, dan pastikan jadwal meetingnya setelah keberangkatan orang tua saya"ucap Riven sambil melihat berkas-berkas dengan serius.
"Baik pak"sambung Alana.
"Ken ambil berkas ini dan pelajari untuk meeting besok"ucap Riven pada Kenzo.
"Baik pak "sahut Kenzo.
"Alana tolong kirimkan soft filenya kepada saya"ucap Kenzo pada Alana.
"Baik pak"sahut Alana dengan ramah.
"Baiklah, sepertinya untuk hari ini cukup sampai di sini"ucap Riven yang menutup map ditangannya.
"Oh ya Alana jangan lupa makan malam dengan mama saya nanti"sambung Riven yang lagi dan lagi mengoda Alana.
"Saya tak mungkin melupakan ajakan nyonya Regina"sambung Alana dengan tersenyum paksa.
Riven dan Kenzo pun keluar dari ruangan Alana. Malam pun tiba, Alana menuju salah satu restoran yang ada mall.
"Nyonya maaf saya terlambat"ucap Alana yang menghampiri meja yang berisi pak Reymond, nyonya Regina dan Riven.
"Tidak masalah Alana, duduklah"ucap Regina yang tersenyum ramah.
"Oke sekarang kita langsung saja pesan makanya, karena saya mau belanja beberapa barang "ucap Regina dan mendapatkan anggukan dari semuanya.
Mereka pun memesan beberapa makanan.
"Alana saya akan sangat merindukan mu nanti"ucap Regina yang tersenyum ramah kepada Alana.
"Saya juga akan sangat merindukan anda nyonya Regina, anda sudah banyak membantu saya"sahut Alana dengan sopan.
"Alana jangan panggil saya nyonya Regina lagi, panggil saja Tante Regina sayang "ucap Regina dengan tulus.
"Itu akan membuat saya sungkan nyonya "sahut Alana.
"Kenapa?"tanya Regina yang kebingungan.
...****************...
...****************...
...****************...
Hai guys dukung terus author ya
jangan lupa follow, like,comment, dan tambahkan ke daftar favorit kalian, supaya kalian mendapatkan notifikasi saat author update.
maaf jika ada kata-kata yang typo
byebye....
...****************...
...****************...
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments