...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Mulai jadi istri saya" jawab laki-laki itu dengan tersenyum
Zahra mengedipkan matanya berulang kali mendengar jawaban yang tak sesuai dengan harapannya itu tetapi hal itu membuatnya tersenyum di dalam hatinya
"Hahaha maaf bercanda, maksud saya apa kamu bisa mulai kerja hari ini?" tanya laki-laki itu lagi tetap dengan senyum manisnya. Zahra melorotkan bahunya tetapi sedetik kemudian mimik wajahnya kembali sangat senang
"Maksudnya saya diterima kerja disini kak?" tanya Zahra lagi dengan harapannya yang sangat tinggi
laki-laki itu hanya menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Zahra, hal itu membuat Zahra tersenyum senang karena akhirnya ia mendapatkan pekerjaan juga setelah dari tadi kepanasan.
"Alhamdulillah terimakasih banyak ya kak, Zahra bisa kok langsung kerja hari ini"
"Baiklah kalau begitu, perkenalkan dulu nama saya Joshua Nathan Damian terserah kamu mau panggil saya apa" ucap Laki-laki itu dengan mengulurkan tangannya di depan Zahra
"P-Pak Joshua?" tanya Zahra ragu-ragu dengan menerima uluran tangan di depannya
"hahaha jangan panggil saya pak, umur saya sama kamu nggak beda jauh kok. Tetap seperti tadi saja panggil saya kak, oke?"
"Kak Jojo?" ucap Zahra lagi dengan tersenyum malu
"Waahhh itu lebih baik, saya suka dan tetap panggil saya seperti itu?" Zahra menganggukkan kepalanya untuk menjawabnya
Hari itu karena memang tidak ada pelanggan di sana, Jojo memutuskan untuk mengajari Zahra tentang apapun itu yang berkaitan dengan pembuatan kue. Tidak disangkanya ternyata Zahra mendesain kuenya lebih baik dari pada ia mendesain kuenya sendiri.
"Waahh kue buatan kamu lebih cantik dari pada kue buatan saya, harus di-posting di media sosial kalau begini supaya bisa menaikkan jumlah pelanggan kita" ucap Jojo dengan mengambil gambar kue buatan Zahra
Zahra tersenyum malu tetapi ia juga merasa sangat bersyukur karena hari pertamanya kerja ia tidak mendapatkan masalah apapun justru malah mendapatkan apresiasi dari bosnya "Beneran cantik ya kak? Aku nggak yakin dari tadi, seperti ada yang kurang diatas kuenya" tanya Zahra karena memang ia merasa ada yang kurang di kue itu.
"Cantik kok, ini cantik banget apalagi yang buat kuenya" ucap Jojo tanpa mengalihkan pandangannya ke arah Zahra
Malu?? Tentu saja, Zahra tahu apa maksud dari perkataan Jojo meskipun ia sedikit polos "Apa sih kak bercanda mulu" ucap malu Zahra
"Hahaha siapa juga yang bercanda, orang saya jujur" Jojo menahan dirinya supaya tidak tertawa melihat wajah Zahra yang seperti kepiting rebus itu.
"Oh iya, Apa Kak Jojo udah lama bangun toko kue ini?" tanya Zahra untuk mengalihkan pembicaraan mereka
"Emmm sebenarnya toko kue ini milik orang tua saya, memang sudah dari dulu berdiri tetapi karena orang tua saya sibuk dengan toko kue lainnya jadi saya yang meneruskan memegang toko kue ini setelah saya lulus kuliah tahun kemarin" Zahra mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti dengan penjelasan Jojo
"Oh iya Ra, Kamu sudah bisa pulang hari ini. sudah sore juga besok kamu bisa kesini lagi jam delapan pagi ya, nanti pulangnya tetap jam segini jam empat sore. Takutnya nanti kemalaman lagi, takut digondol Wewe gombal." tambah Jojo dengan tertawa
"Isshh emangnya Zahra anak kecil apa kak harus diculik Wewe gombal segala" ucap Zahra dengan wajahnya yang sudah ditekuk, hal itu membuatnya tampak sangat menggemaskan karena pipi Zahra yang chubby ditambah dengan rona merah karena rasa kesalnya
Jojo mencubit pipi Zahra karena tidak tahan menahan gemasnya, dengan tertawa lepas karena ia berhasil menggoda anak kecil ini "Hahaha kan kamu emang anak kecil"
"Isssh enak aja" jawab Zahra dengan sedikit menghempaskan tangan Jojo yang mencubit pipinya. sebenarnya ia sedikit risih saat Jojo mencubit pipinya karena memang tidak pernah ada laki-laki yang menyentuhnya selama ini kecuali ayahnya.
Setalah berpamitan Zahra pulang dengan hati yang begitu senang ia juga tidak sabar ingin memberitahu kedua orangtuanya bahwa ia sudah mendapatkan pekerjaan
Tetapi pada saat sampai di rumahnya ia mendapati ibunya yang menangis sendirian di rumahnya, dengan kepanikannya ia segera berlari menghampiri ibunya dan memeluknya
"Ibu ada apaa??? Kenapa ibu menangis??" tanya Zahra panik
Bu Ratih sedikit terkejut dengan kehadiran Zahra, ia segera menghapus air matanya dan mencoba untuk lebih tenang "tidak apa-apa nak, tadi mata ibu kelilipan aja. Kamu udah pulang? Bagaimana hari ini sayang?" tanya Bu Ratih mencoba untuk mengalihkan pembicaraan
"Ibu jangan bohong sama Zahra, ibu kenapa? Ibu nangis karena apa? Tolong jujur sama Zahra ibu" tanya Zahra dengan sedikit meneteskan air matanya
Setelah berpikir sebentar bu Ratih lebih memilih jujur saja kepada Zahra apa yang terjadi "Ibu.......maafkan ibu ya nak, ibu kembali berhutang ke bank tadi untuk membayar bunga ke semua renternir-renternir itu, maafkan ibu harus menggadaikan surat sepeda kamu" ucap Bu Ratih dengan kembali menangis
"Udah Bu nggak papa, nanti kalau kita punya uang kita bayar ya. Udah jangan nangis lagi, Zahra jadi ikut sedih melihat ibu nangis" ucap Zahra mencoba menenangkan ibunya, sebenarnya Zahra sangat sedih karena surat sepedanya yang digadaikan tetapi ia tahu persis apa yang dialami oleh ibunya. Ibunya pasti tidak memiliki pilihan lain selain menggadaikan sepedanya untuk mendapatkan uang.
"Bu, apa ibu tahu? Zahra sudah mendapatkan pekerjaan loh" ucap Zahra lagi untuk menghibur ibunya
"Alhamdulillah, beneran sayang? Kamu kerja dimana sekarang nak?" tanya ibunya yang ikut senang karena anaknya itu sudah mendapatkan pekerjaan dihari pertamanya mencari pekerjaan
"Zahra kerja di toko kue ibu, bagian yang mendesain kuenya. Jadi mulai sekarang hobi Zahra akan Zahra lampiaskan saja ke kue, nggak perlu beli buku gambar lagi deh" ucapan Zahra yang membuat ibunya itu tertawa mendengar celotehan anaknya
"Yasudah kamu istirahat dulu gih sayang, besok kan harus kerja lagi" Zahra menurut dengan ucapan ibunya, ia segera mandi dan juga beristirahat.
Pagi harinya Zahra dikagetkan dengan telepon Jojo yang begitu mendadak menyuruh Zahra untuk segera berangkat pagi-pagi, Zahra begitu panik dan segera berangkat ke tempat kerjanya tanpa menyentuh sarapan sedikitpun
Sesampainya di sana Zahra begitu sangat terkejut karena toko kue itu begitu ramai, dengan cepat Zahra berlari ke dalam dan menemui Jojo di belakang
"Kak ada apa? Kenapa ramai banget di luar? Apa terjadi sesuatu? Kakak kenapa? Kakak nggak papa?" Jojo terkejut mendengar pertanyaan Zahra yang bertubi-tubi
Sedetik setelahnya Jojo memegang dadanya dengan mimik muka yang seperti menahan rasa sakit yang begitu hebat di dadanya
Dengan perlahan Jojo sedikit ambruk dan hal itu membuat Zahra sangat panik dan juga sangat khawatir
"Kak? Kakak kenapa???? Kak...KAK JOJO!!!!!" Jojo jatuh pingsan, ia ambruk di pelukan Zahra.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments