Bab 3

☀️☀️☀️

Sudah sebulan berlalu sejak Damar menikahi Tania. Sebulan penuh tanpa kabar, tanpa pesan, tanpa jejak kedatangan di rumah yang dulu mereka bangun bersama dengan susah payah. Niken duduk di ruang tamu, memandangi cangkir kopinya yang sudah dingin sejak sejam lalu. Hatinya terasa hampa, namun entah kenapa dia tidak terlalu terkejut dengan perlakuan Damar.

“Dia pasti sibuk menikmati status pengantin barunya,” gumam Niken lirih, mencoba membujuk hatinya sendiri. Ia tahu, Tania sedang hamil muda. Wajar jika Damar lebih memprioritaskan wanita itu. Tapi tetap saja, perih rasanya diperlakukan seolah-olah dirinya tak pernah ada.

Kenangan lima tahun pernikahan mereka berkelebat di kepala. Dulu, Damar adalah sosok yang lembut, perhatian, dan penuh janji manis. “Aku akan selalu bersamamu sampai tua, Ken. Kita berdua saja, kamu cukup bagiku.” Kata-kata itu dulu terdengar tulus. Tapi kenyataannya? Lima tahun berlalu, dan Damar justru menikam dari belakang.

Niken masih ingat hari ketika semuanya runtuh. Dia menemukan pesan-pesan mesra di ponsel Damar. Awalnya dia menyangkal, mengatakan itu hanya rekan kerja yang terlalu akrab. Tapi lambat laun kebenaran terkuak—Damar berselingkuh dengan Tania, wanita yang kini menjadi istri keduanya.

Lucunya, segala yang Damar punya sekarang adalah berkat Niken. Pabrik minuman ringan yang mereka miliki adalah hasil jerih payah Niken sejak awal. Ia membangun bisnis itu dari nol, berjuang sendirian di saat Damar bahkan belum punya pekerjaan tetap. Uang yang mengalir deras sekarang, rumah megah yang mereka tempati, semua itu berasal dari usaha keras Niken. Namun, balasannya? Pengkhianatan.

Niken memejamkan mata, menahan amarah yang kembali mendesak. Dia sudah terlalu lelah untuk terus berharap Damar akan adil. Bahkan sebelum Tania hadir, Damar sudah menunjukkan ketidakadilan itu.

Telepon di meja bergetar, memecah lamunannya. Bukan Damar. Hanya pesan dari adiknya, menanyakan kabar. Dengan cepat Niken mengetik balasan singkat lalu meletakkan ponsel itu lagi.

Diam-diam, ia sudah memikirkan keputusan besar. Ia tahu Damar tak akan pernah bisa adil. Hati kecilnya sudah sejak lama menyadari hal itu, hanya saja ia terlalu keras kepala untuk mengakuinya. Hari ini, dia ingin menyudahi semuanya.

Tangannya meraih ponsel. Ia menggulirkan daftar kontak dan berhenti di nama ‘Suami’. Jantungnya berdebar pelan saat menekan tombol hijau. Satu nada sambung. Dua. Tiga. Hampir saja dia memutuskan panggilan ketika suara berat yang begitu dikenalnya terdengar di seberang.

“Halo?”

Niken menarik napas dalam. “Mas, kita perlu bicara.”

Hening beberapa detik. “Ken? Ada apa? Aku sedang sibuk.”

Tentu saja. Sibuk dengan Tania, batin Niken getir. “Aku cuma butuh kau datang ke rumah. Sekarang!”

Damar mendesah. “Ken, aku benar-benar tidak bisa sekarang. Tania sedang tidak enak badan.”

Niken menggertakkan gigi. “Sudah seminggu kau tidak pulang. Sekarang aku cuma minta kau datang sebentar. Ada yang penting.” Nada suaranya tak bisa disembunyikan lagi—dingin dan tegas.

Damar diam cukup lama sebelum akhirnya berkata, “Baiklah. Sore nanti aku ke sana.”

Tanpa membalas, Niken menutup telepon. Matanya kosong memandangi layar yang kembali gelap.

Sore hari, tepat pukul lima, suara mobil Damar terdengar memasuki halaman rumah. Niken berdiri di dekat jendela, memperhatikan bagaimana Damar turun dari mobil dengan wajah kelelahan, atau mungkin hanya berpura-pura lelah.

Tak lama, Damar melangkah masuk. Aroma parfum yang dulu membuat Niken jatuh cinta kini justru menyesakkan.

“Aku sudah di sini,” katanya tanpa basa-basi, meletakkan kunci mobil di atas meja.

Niken menatapnya lurus. “Duduk. Aku tidak mau buang-buang waktu.”

Damar menaikkan alis, lalu duduk di sofa seberang Niken. “Apa yang sebenarnya mau kau mau bicarakan denganku?”

Niken menarik napas panjang. “Aku mau kita cerai.”

Seperti petir di siang bolong, wajah Damar seketika berubah. “Apa? Ken, kamu serius?”

Niken mengangguk. “Aku sudah pikirkan baik-baik. Aku tidak mau terus terjebak di pernikahan yang cuma membuat aku terluka. Aku sadar kau tidak akan pernah bisa adil. Lebih baik kita akhiri saja.”

Damar terdiam. Tatapannya menusuk, seolah berusaha membaca pikiran Niken. “Kamu yakin? Setelah semua yang kita bangun bersama lima tahun ini?”

Senyum pahit tersungging di bibir Niken. “Justru karena semua yang kita bangun, aku sadar aku pantas dapat yang lebih baik. Selama ini aku yang kerja keras, aku yang berjuang. Tapi kau? Kau malah menghancurkan semuanya Mas.”

Damar menyandarkan punggungnya, mengusap wajah. “Ken, dengar dulu. Aku memang salah, tapi perceraian bukan solusi. Kita masih bisa perbaiki—”

“Perbaiki?” Niken memotong cepat. “Kau sudah berselingkuh dengan wanita lain, Mas. Ada apa lagi yang bisa diperbaiki?”

Keduanya terdiam cukup lama. Damar akhirnya berkata pelan, “Kau benar-benar tidak mau pikirkan lagi?”

Niken berdiri, memunggungi Damar. Suaranya bergetar, tapi ia tetap teguh. “Aku sudah memutuskan. Aku akan minta pengacara untuk urus semuanya.”

Damar bangkit berdiri. “Baiklah kalau itu keputusanmu.” Suaranya terdengar dingin. “Tapi ingat, Nik, apa pun yang terjadi nanti, kau juga yang memilih jalan ini. Jangan pernah menyesalinya!”

Tanpa berkata lagi, Damar melangkah keluar, meninggalkan Niken sendirian di ruang tamu yang tiba-tiba terasa jauh lebih sepi.

Air mata yang sejak tadi ditahan akhirnya jatuh juga. Niken menggenggam dadanya erat-erat, mencoba menenangkan degup jantung yang berantakan.

Dia tahu keputusannya akan menyakitkan. Tapi untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Niken merasa sedikit lega—seolah beban yang mengimpit dadanya mulai terlepas satu per satu.

Ini bukan akhir yang diharapkannya. Tapi setidaknya, ini adalah awal untuk Niken hidup dengan lebih baik.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Ma Em

Ma Em

Semangat Niken mungkin kamu akan mendapatkan lelaki yg lebih baik dari Damar, bkn Niken yg akan menyesal tapi Damar yg akan menyesal karena sdh menduakan mu Niken.

2025-05-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!