Setelah semalaman tak bisa tidur, Kevin bangun dengan kepala berat. Ia menatap bayangannya di cermin, mendesah panjang.Wajah Alya malam itu masuk kedalam pikirannya. Dengan cepat Kevin membuang pikiran -pikiran tentang Alya.
"Fokus, Kevin," gumamnya pada diri sendiri.
Ia harus tetap pada pendiriannya: tidak boleh terjebak dalam perasaan lemah. Tidak ada ruang untuk emosi bodoh seperti cinta dalam hidupnya yang sudah cukup rumit.
Dengan langkah tegas, ia menjalani harinya seperti biasa rapat, telepon bisnis, dokumen yang harus ditandatangani. Ia kembali membangun dinding tinggi yang selalu melindunginya dari dunia luar, termasuk dari gadis polos bernama Alya.
Sementara itu, Alya terbangun dari tidurnya setelah bermalam diruang baca. Tak ingin menciptakan sebuah masalah, Alya bergegas ke kamarnya. Lalu ia kembali membantu Bu Linda. Dibawah bimbingan Bu Linda, Alya memiliki semangat baru.
Sesekali ia mendengar kabar tentang Kevin dari para staf betapa sibuk dan kerasnya pria itu, betapa ia jarang sekali dekat dengan siapa pun. Tapi, meski begitu, Alya tetap berusaha bersikap sopan dan menjaga jarak, seperti yang diinginkan Kevin.
Malam itu, ketika semua orang sudah tidur, Kevin duduk sendirian di ruang kerjanya. Sebuah foto tua tergeletak di mejanya foto seorang pria paruh baya tersenyum lebar sambil menggendong anak kecil.Matanya menatap lama foto itu.
"Harus sampai kapan ," bisiknya getir.
Ia mengepalkan tangan, mengingat kembali pada sebuah janji yang ia buat pada kakeknya.
Keesokan harinya, Kevin memperlihatkan sikapnya yang lebih dingin dari sebelumnya. Ia hampir tidak berbicara pada Alya. Tatapannya dingin, gerak-geriknya seolah menjaga jarak yang tegas.
Alya yang merasakan perubahan itu, merasa sedih, namun ia mencoba memahami.Mungkin memang lebih baik seperti ini.
Sore itu, rumah besar itu kedatangan tamu. Mobil mewah berwarna hitam berhenti di depan pintu utama, mengejutkan para staf yang segera bersiap.
Dari dalam mobil, turun seorang wanita muda berpenampilan elegan. Rambutnya bergelombang indah, matanya tajam namun mempesona. Dengan langkah penuh percaya diri, ia masuk ke dalam rumah tanpa perlu diantar.
Kevin yang baru turun dari lantai atas, langsung terhenti di anak tangga. Terlukis senyum di bibirnya, senyum kaku, namun penuh kedamaian.
Wanita itu berdiri di tengah ruang tamu, mengenakan gaun mahal berwarna merah marun yang membalut tubuhnya dengan sempurna. Aura kekuasaan dan keangkuhan memancar dari setiap gerakannya.
"Halo, Kevin," sapa wanita itu, suaranya manis.
"Soraya?." gumamnya seraya menatap wanita itu tak percaya.
Soraya tersenyum simpul. Ia melangkah mendekat, sepatu hak tingginya berdetak pelan di atas lantai marmer, menciptakan gema yang terasa menusuk di keheningan sore itu.
"Apa kabarmu ,sayang? Aku sudah lama merindukanmu."
Kevin menyipitkan kedua matanya,lalu ia membalas pelukan Soraya. Bertepatan dengan kehadiran Alya yang muncul dari ujung koridor. Ia menatap mereka dengan pertanyaan namun Alya hanya bisa menatap tanpa bisa bertanya siapa wanita itu.
"Kau tidak pernah melakukan sesuatu tanpa tujuan," balasnya datar.
Soraya tertawa kecil, suara tawanya terdengar begitu manis . Ia berjalan santai ke arah sofa, melemparkan tas tangannya dengan santai, lalu duduk seolah ia adalah ratu di tempat itu.
"Aku mendengar kabar, perusahaan keluargamu baru saja memenangkan tender besar," ucapnya ringan, jari-jarinya mengetuk lengan sofa.
"Selamat, Kevin. Aku tahu kau pasti berhasil."lanjutnya.
Kevin tetap diam, tatapannya kembali dingin. Ia tidak suka arah pembicaraan ini. Soraya melirik ke sekeliling ruangan, lalu tatapannya terhenti pada sesosok gadis muda yang berdiri di kejauhan yaitu Alya. Soraya menatapnya dari ujung kepala hingga kaki, sebuah senyum tipis muncul di bibirnya.
"Dan... siapa itu?" tanya Soraya, nada suaranya ringan tapi penuh arti.
Kevin tidak langsung menjawab. Ia menoleh sekilas ke arah Alya, lalu kembali menatap Soraya dengan pandangan yang sulit dibaca.
"Bukan urusanmu."
Soraya mengangkat alisnya, lalu terkekeh kecil.
"Sangat protektif, ya," gumamnya.
Ia bangkit dari duduknya, mendekati Alya yang refleks menunduk sopan.
"Halo, aku Soraya," sapanya ramah namun dengan sorot mata menilai.
Alya tersenyum kecil, gugup. "A-Alya," jawabnya lirih.
Soraya mengangguk, lalu berbalik pada Kevin.
"Gadis ini...cantik. Aku suka. Di mana kau menemukannya?."
"Soraya, aku tidak punya waktu untuk basa-basi" potong Kevin tajam.
"Jika kau datang hanya untuk mengacaukan ku,sebaiknya kau pulang."tambahnya.
Soraya tersenyum tipis mendengar ucapan ketus dari Kevin. Namun ia tak menghiraukan segala sesuatu keluar dari mulutnya. Ia tahu Kevin pria yang kaku dan dingin. Soraya langsung berjalan menuju sofa lalu meminta Bu Linda untuk membawakan minuman dingin untuknya.
Kevin hanya mendengus pelan melihat Soraya seperti itu. Tak lama Soraya memanggil Alya untuk menemaninya.
" Hei, Alya."panggilnya.
Alya menoleh menatap bingung seketika.
"Kemari lah,duduklah...temani aku." ucapnya lagi,tangannya menepuk sofa.
Alya menelan ludah, merasa ragu. Ia melirik sekilas ke arah Kevin yang hanya berdiri diam tanpa ekspresi. Tak ingin dianggap tidak sopan, Alya pun perlahan mendekati Soraya dan duduk di kursi seberang wanita itu.
Soraya menatap Alya dengan pandangan penuh penilaian, bibirnya melengkung dalam senyum tipis yang sulit diterjemahkan.
"Kau sudah berapa lama tinggal di sini?" tanya Soraya, suaranya seolah santai.
"Baru beberapa bulan," jawab Alya, berusaha menjaga suaranya tetap tenang.
Soraya mengangguk-angguk pelan, seolah mencerna. Lalu ia bersandar, menyilangkan kakinya anggun, matanya tak lepas dari Alya.
"Kau tahu," bisiknya, nadanya hampir seperti berbicara kepada seorang teman dekat,
"Kevin itu orang yang... sulit. Sangat sulit. Kadang-kadang, ia membuat orang-orang di sekitarnya merasa tak berarti."lanjutnya.
Alya menunduk, tidak tahu harus menjawab apa. Melihat reaksi itu, Soraya melanjutkan, matanya menyipit.
"Aku hanya tidak ingin kau terlalu berharap banyak," katanya, prihatin.
"Kevin itu... tidak bisa mencintai siapa pun. Hatinya sudah lama mati. Aku kenal dia jauh lebih lama daripada siapa pun di sini."tambahnya lagi.
Alya menggigit bibirnya. Ada sesuatu di dada yang terasa aneh mendengar kata-kata itu, meski ia tahu ia tak berhak menanyakannya.
Soraya memperhatikan perubahan ekspresi Alya.Ia tahu Alya masih polos dan lugu. Ia lalu menepuk tangan Alya pelan, seolah menenangkan.
"Aku tidak ingin kau terluka, gadis kecil," ucap Soraya, suaranya penuh kemunafikan.
Di kejauhan, Kevin yang sejak tadi mengamati. Ia tahu persis permainan apa yang sedang dimainkan Soraya, lalu ia mendekat dan duduk di hadapan mereka
"Alya,pergilah ke kamarmu!." perintah Kevin tiba-tiba, suaranya dingin namun tegas.
Alya mengangguk cepat dan bangkit pergi menuju kamarnya, senang bisa menjauh dari Soraya walau hanya sebentar. Saat Alya menghilang dari pandangan, Kevin melangkah mendekati Soraya dengan tatapan mengancam.
"Jangan ganggu dia," ucap Kevin dengan suara rendah namun penuh tekanan.
Soraya tersenyum manis,
"Aku hanya mengobrol, Kevin. Lagipula, kau seharusnya berterima kasih padaku. Aku membantu gadis kecil itu agar tidak berharap pada sesuatu yang mustahil."
Kevin mendekat lebih lagi, menatap Soraya tajam.
"Jangan pernah mempermainkan orang yang ada di bawah atapku," desisnya.
Soraya terkekeh pelan, menikmati setiap ketegangan yang terjadi. Ia bersandar santai, seolah tak terancam sama sekali.
"Baiklah, Kevin," katanya lembut.
"Tapi ingat, aku di sini... dan aku tidak akan pergi secepat itu."sambungnya.
Dengan itu, Soraya menyesap minuman dinginnya dengan angkuh, sementara Kevin membatu, menahan ketidaksukaannya pada sahabatnya itu.
Sementara itu, dari kamar, Alya mencoba menenangkan dirinya, memutar ulang kata-kata Soraya dalam pikirannya. Namun dengan cepat Alya membuang pikiran itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Al Fatih
siapa pula si Soraya ini,, tapi biasanya yg namanya Soraya itu kalo d drama2 biasanya karakternya licik,, playing victim....,, seperti dulu itu zaman telenovela ..,, ad tokoh namanya Soraya Montenegro,, d kisahnya Maria cinta yang hilang....,, hello ad seangkatan sama aq ga,, kalo ad,, pasti tau telenovela itu🤭😅😁,, Jahat bin licik tuh karakternya soraya
2025-05-08
1