Bab 4 : Pemakaman aneh

"Hari ini saudari kita Elizabeth telah pergi dalam keadaan damai, untuk ketenangan kita semua mari kita sama-sama menundukkan kepala sebagai tanda penghormatan." Suara Barsha terdengar lantang dalam rumah duka. Dia berdiri di atas panggung kecil yang digunakan untuk pertunjukan terakhir sang jenazah.

Jenazah nenek Elizabeth didudukkan di atas kursi kayu yang sudah sangat tua, Varania bahkan meyakini kursi itu memiliki usia lebih tua darinya.

Barsha berdiri di belakang kursi lalu menundukkan kepala diikuti oleh para pelayat.

Varania diam-diam mengangkat sedikit kepalanya untuk melihat jenazah nenek Elizabeth untuk terakhir kalinya.

Varania hampir terlonjak kaget ketika melihat ada pergerakan kecil dari tangan nenek Elizabeth yang terlipat di atas perutnya.

Sebelum ia melihat keanehan lain, varania dengan cepat menundukkan kepala.

"Mari kita antarkan saudari Elizabeth ke peristirahatan terakhirnya." Kata Barsha sebagai tanda berakhirnya pengurusan jenazah.

Orang-orang masih berwajah dingin berjalan mengikuti Barsha dari belakang, mereka berjalan dalam barisan rapi menuju tengah-tengah kota.

Keanehan lain di kota Ravenswood yaitu pemakaman terletak di tengah kota, berdampingan dengan kantor walikota dan rumah sakit umum Ravenswood.

Tempat pemakaman berupa rumah panjang dengan atap hitam yang lebih tinggi daripada atap bangunan lain.

Bangunan itu bisa dilihat dari setiap sudut kota karena terlalu mencolok.

"Kamu nggak apa-apa? Wajahmu pucat?" Tanya Celina yang berjalan bersama Varania di barisan paling belakang.

"Aku baik-baik saja." Sahut Varania.

Berjalan kaki dari rumah duka ke pemakaman di pusat kota menghabiskan waktu sekitar satu jam.

"Aku lelah, mereka kok bisa jalan cepat dan nggak lelah sama sekali." Ujar Celine menatap takjub pada barisan pelayat yang berjalan cepat tanpa lelah, sedangkan dia dan varania tertinggal cukup jauh.

"Cel, kita harus cepat biar nggak ketinggalan." Kata Varania dengan wajah sedikit panik, dia menarik tangan Celine berlari menyusul pelayat yang susah semakin jauh.

"Kenapa?" Tanya Celine yang tidak terlalu paham mengenai tradisi Ravenswood. Orang tua Celine bercerai sejak dia masih kecil. Sedari dulu Celine sering tinggal bersama ibunya di kota lain, hanya sesekali datang ke Ravenswood untuk mengunjungi ayahnya.

"Disini ada mitos kalau ada pelayat yang tertinggal dari rombongan kemudian rombongannya sudah tidak terlihat maka arwah orang yang sudah meninggal akan mendatangi orang yang tertinggal itu." Varania menjelaskan, ia tersenyum lega karena akhirnya bisa bergabung lagi dengan rombongan pelayat.

"Itu cuma mitos, Vara. Arwah orang mati akan pergi ke surga, nggak mungkin mereka gentayangan di bumi." Kata Celine skeptis.

"Terserah mau percaya atau nggak. Aku nggak mau mengambil resiko, jadi aku harus tetap ada dalam rombongan."

"Oke."

Halaman luas yang dipenuhi bunga kenanga sudah terlihat dari kejauhan. Pada barisan paling depan, Barsha terus menuntun Elizabeth berjalan. Matahari bersinar terik tepat di atas kepala namun tidak ada satupun orang dari rombongan yang berhenti, mereka terus berjalan hingga memasuki halaman rumah panjang.

"Saya akan mengantarkan Elizabeth ke kamar peristirahatan. Pelayat semuanya bisa mandi di kolam penyucian untuk menghindari aura negatif raga tak bernyawa." Barsha melangkah tegas ke pintu utama rumah panjang, jenazah Elizabeth tetap berada dalam rangkulannya.

Saat Barsha sudah berada dalam rumah, pintu kembali ditutup. Tidak ada satupun yang diizinkan masuk.

"Mau kemana?" Tanya Celine heran melihat semua orang menuju bagian belakang rumah.

"Kita harus mandi di kolam penyucian," kata Varania.

"Kenapa?"

Sambil berjalan Varania menjelaskan dengan suara rendah, "sudah menjadi tradisi disini. Semua orang yang masuk ke rumah duka harus mandi di kolam penyucian."

"Kalau tidak?" Tanya Celine. Mereka sudah sampai di belakang rumah, ada kolam panjang berisi air jernih. Hampir semua pelayat masuk kesana.

"Entahlah, aku juga nggak terlalu tahu. Tapi, karena kita tinggal disini berarti kita harus mengikuti semua aturan dan tradisi. Ya, meskipun terkadang tidak masuk logika." Kata Varania tersenyum lalu melompat ke dalam kolam.

"Aku setuju denganmu." Celine ikut melompat dan sedikit terpekik saat kulitnya bersentuhan dengan air kolam yang sangat dingin.

Padahal matahari sangat terik namun air dalam kolam masih sangat dingin.

"Wow, menakjubkan." Celine terpana melihat air kolam yang sangat jernih dan juga dingin. "Apakah kita bisa mandi di kolam ini setiap hari?" Tanyanya.

"Nggak bisa, cel. Kolam ini hanya bisa digunakan oleh pelayat."

Semua orang mandi selama kurang lebih setengah jam.

Setelah waktu habis, Barsha keluar dari dalam rumah dan memimpin semua orang pulang.

---

Varania berbaring di ruang tengah sambil menonton televisi. Dengan adanya orang yang meninggal di sekitar lingkungan tempat tinggalnya, secara otomatis Varania libur kerja.

Varania sesekali membuka ponselnya yang sudah di kembalikan Matilda. Ia sudah mencari informasi seputar kampus, namun tidak ada satupun yang sesuai dengan tabungannya.

"Duh, bagaimana ya? Ibu nggak mungkin mau menambah uangnya." Gumam Varania. Ia tahu betul karakter ibunya yang tidak mau mengeluarkan uang untuk sesuatu yang tidak penting.

Kuliah bukanlah sesuatu yang penting bagi Matilda. Saat Varania lulus SMA dia langsung menegaskan jika Varania ingin kuliah maka dia harus mencari uang sendiri.

"Ada Celine di depan, dia mau ketemu kamu." Kata Matilda sambil berlalu ke dapur.

Varania bangun dengan malas-malasan.

"Masuk, cel." Kata Varania membuka lebar pintu.

Celine menggeleng, ia mengeluarkan kertas dari dalam tasnya. "Untukmu."

Varania mengambilnya, dan wajahnya langsung berbinar senang.

Celine memberikan formulir pendaftaran di kampusnya, biayanya tidak terlalu mahal. Varania hanya perlu mengisinya dan mengirimkan jam sembilan malam nanti.

Tapi, jam sembilan? Apakah Varania akan punya kesempatan?

Terpopuler

Comments

SENJA

SENJA

weeeh banyak mitos dan tradisi aneh yak 😳😳😳

2025-06-21

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Kota Ravenswood
2 Bab 2 : kata ibu jangan buka HP
3 Bab 3 : kematian misterius nenek tua
4 Bab 4 : Pemakaman aneh
5 Bab 5 : Telepon tengah malam
6 Bab 6 : Pesan misterius
7 Bab 7 : Tetangga baru
8 Bab 8 : Pesta di sudut kota
9 Bab 9 : Pesan kedua
10 Bab 10 : kematian aneh Samuel
11 Bab 11 : Misteri rumah panjang
12 Bab 12 : Keanehan lainnya
13 Bab 13 : Dia datang lagi
14 Bab 14 : Ada apa dengan Varania?
15 Bab 15 : Ibu yang berbeda
16 Bab 16 : Dina dan Samuel
17 Bab 17 : Melanggar larangan
18 Bab 18 : Rencana mereka
19 Bab 19 : Baju siapa yang tertinggal di ruang tamu
20 Bab 20 : Ruang putih
21 Bab 21 : Gubuk tua di tepi sungai
22 Bab 22 : Nenek berambut merah - Cara mengatasi kutukan
23 Bab 23 : Ada yang mati lagi
24 Bab 24 : Pemakaman tengah malam
25 Bab 25 : Bertemu Rea
26 Bab 26 : Mencari makam
27 Bab 27 : Mayat yang duduk di sudut ruangan
28 Bab 28 : Mayat tanpa jantung
29 Bab 29 : Keanehan ibu
30 Bab 30 : Dia datang lagi
31 Bab 31 : Ibu atau bukan?
32 Bab 32 : Virus atau kutukan?
33 Bab 33 : Kota mati
34 Bab 34 : Suara-suara dalam gelap
35 Bab 35 : Anak kecil berwajah pucat
36 Bab 36 : Pesan dari jordan
37 Bab 37 : Kemana ibu pergi
38 Bab 38 : Varania, Celine dan kebencian
39 Bab 39 : Mereka dan rasa sakit
40 Bab 40 : Bayangan yang berbicara
41 Bab 41 : Daging busuk dalam kolam penyucian
42 Bab 42 : Bon-bon
43 Bab 43 : Mencari tahu
44 Bab 44 : sebuah peringatan dan kematian Bon-bon
45 Bab 45 : Teka teki dari Jordan
46 Bab 45
47 Bab 47 : Rumah putih di seberang jalan
48 Bab 48 :
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Bab 1: Kota Ravenswood
2
Bab 2 : kata ibu jangan buka HP
3
Bab 3 : kematian misterius nenek tua
4
Bab 4 : Pemakaman aneh
5
Bab 5 : Telepon tengah malam
6
Bab 6 : Pesan misterius
7
Bab 7 : Tetangga baru
8
Bab 8 : Pesta di sudut kota
9
Bab 9 : Pesan kedua
10
Bab 10 : kematian aneh Samuel
11
Bab 11 : Misteri rumah panjang
12
Bab 12 : Keanehan lainnya
13
Bab 13 : Dia datang lagi
14
Bab 14 : Ada apa dengan Varania?
15
Bab 15 : Ibu yang berbeda
16
Bab 16 : Dina dan Samuel
17
Bab 17 : Melanggar larangan
18
Bab 18 : Rencana mereka
19
Bab 19 : Baju siapa yang tertinggal di ruang tamu
20
Bab 20 : Ruang putih
21
Bab 21 : Gubuk tua di tepi sungai
22
Bab 22 : Nenek berambut merah - Cara mengatasi kutukan
23
Bab 23 : Ada yang mati lagi
24
Bab 24 : Pemakaman tengah malam
25
Bab 25 : Bertemu Rea
26
Bab 26 : Mencari makam
27
Bab 27 : Mayat yang duduk di sudut ruangan
28
Bab 28 : Mayat tanpa jantung
29
Bab 29 : Keanehan ibu
30
Bab 30 : Dia datang lagi
31
Bab 31 : Ibu atau bukan?
32
Bab 32 : Virus atau kutukan?
33
Bab 33 : Kota mati
34
Bab 34 : Suara-suara dalam gelap
35
Bab 35 : Anak kecil berwajah pucat
36
Bab 36 : Pesan dari jordan
37
Bab 37 : Kemana ibu pergi
38
Bab 38 : Varania, Celine dan kebencian
39
Bab 39 : Mereka dan rasa sakit
40
Bab 40 : Bayangan yang berbicara
41
Bab 41 : Daging busuk dalam kolam penyucian
42
Bab 42 : Bon-bon
43
Bab 43 : Mencari tahu
44
Bab 44 : sebuah peringatan dan kematian Bon-bon
45
Bab 45 : Teka teki dari Jordan
46
Bab 45
47
Bab 47 : Rumah putih di seberang jalan
48
Bab 48 :
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!