Bab 2 : kata ibu jangan buka HP

Varania mengendarai motornya meninggalkan rumah Celine. Sambil mengamati situasi lalu lintas yang tidak terlalu padat, dia mengobrol bersama Celine.

"Kamu tahu nggak siapa pemilik rumah bercat putih di seberang rumahmu?" Tanya Varania mengeraskan suara supaya Celine yang duduk di belakangnya bisa mendengar dengan jelas.

"Nggak tahu. Kata papaku rumah itu memang sudah lama kosong, nggak ada yang tinggal disana." Celine menjawab dengan suara yang tidak kalah keras.

Varania memikirkan kembali orang yang dia lihat di lantai dua rumah itu, kalau rumah itu kosong siapa yang tadi Varania lihat? Varania menggeleng, tidak mau terlalu memikirkannya. Palingan hanya salah lihat karena sudah malam dan Varania juga sudah lumayan lelah.

Varania mempercepat laju motor. Kota Ravenswood hanyalah kota kecil, hanya membutuhkan waktu dua jam untuk mengelilingi kota itu.

Sementara dari rumah Varania ke pos perbatasan sekitar dua puluh lima menit jika menggunakan sepeda motor.

Ting...

Varania menekan cepat rem dan klakson motor saat di depan sana seorang nenek menyebrang jalan tanpa memperhatikan sekitarnya.

"Astaga! Hampir aja nabrak," ucap Celine mengusap dadanya lalu turun dari motor. Varania menghentikan motornya di pinggir jalan. Keduanya dengan cepat menghampiri si nenek.

"Nenek mau kemana? Kita bantu nyebrang deh," Celine menggamit lengan kurus si nenek, Varania mengangkat tangannya sebagai tanda agar para pengendara yang lewat untuk memperlambat laju kendaraan mereka.

" Dia datang..." Nenek bergumam dengan suara lirih. Celine dan Varania saling pandang,

Siapa yang datang?

Keduanya sama-sama menggeleng karena tidak mengerti.

"Rumah nenek dimana?" Tanya Varania sembari memperhatikan sekelilingnya, tidak ada satupun rumah disini. "kalau masih jauh, aku anterin pakai motor aja." Sarannya.

"Dia datang," Si nenek tiba-tiba berhenti, lalu menatap tajam dua gadis itu. Varania tersurut mundur karena kaget. Tatapan nenek itu sangat tajam dengan matanya yang masih sangat jernih kendati usianya sudah lanjut.

Si nenek melepaskan tangannya, lalu setelah menatap tajam untuk terakhir kalinya pada Celine dan Varania, nenek itu melangkah pergi dan dalam sekejap sudah berada beberapa langkah di depan.

"Nek!" Panggil Celine.

Tidak ada sahutan, nenek itu terus melangkah tanpa menoleh sedikitpun ke belakang.

"Udahlah, palingan tuh nenek mau jalan-jalan malam." Celetuk Celine tidak mau ambil pusing.

Varania mengangguk setuju, mereka kembali naik ke atas lalu melanjutkan perjalanan ke perbatasan yang sempat tertunda.

---

Varania baru pulang mengantarkan pesanan di perbatasan, tentara penjaga disana sangat ramah dan baik hati. Mereka bahkan memberi Varania tips yang lumayan banyak.

"Aku harus segera mencari informasi tentang beberapa kampus, mungkin ada yang menarik perhatianku." Gumam Varania mengambil ponselnya dari atas meja belajar kemudian membawanya ke tempat tidur.

Varania sudah lulus SMA tahun lalu, sejak lulus dia sudah bekerja untuk mengumpulkan uang agar bisa kuliah. Sekarang uangnya sudah lumayan untuk mendaftar dan membayar satu semester mungkin cukup.

Rencananya setelah diterima di salah satu kampus, Varania akan kerja part time untuk mencukupi biaya kuliahnya. Semoga saja ada kampus dengan biaya yang tidak terlalu mahal.

Sambil tidur telungkup Varania mengaktifkan ponselnya.

"Vara, apa yang kamu lakukan?!" Bentak Matilda, ibu Varania yang tiba-tiba saja sudah ada di dalam kamarnya. Matilda mengambil ponsel dari tangan anaknya, dan kembali mematikannya.

Varania mengubah posisi menjadi duduk, dia menatap Matilda sengit, "kembalikan ponselku. Ibu apa-apaan sih, aku cuma mau mencari informasi tentang kampus."

"Ibu sudah pernah bilang sama kamu, disini tidak boleh main hp malam hari. Ibu akan menyimpan ponsel ini, besok pagi kamu boleh mengambilnya." Kata Matilda tegas.

"Kenapa nggak boleh? Aku nggak aneh-aneh kok, cuma mau mencari informasi seputar kampus. Hanya itu, nggak lebih." Varania mencoba meyakinkan Matilda supaya mau mengembalikan ponselnya.

"Tidur, Vara. Ambil ponselmu besok pagi." Matilda meninggalkan kamar Varania dan menguncinya dari luar.

" Selamat malam Vara," bisik Matilda lembut dari luar pintu, setelah itu Matilda pergi ke kamarnya.

Varania menghembuskan nafas panjang, dia duduk dengan wajah ditekuk.

Dilarang menyalakan ponsel di malam hari, larangan itu sudah ada sejak dulu. Bahkan sebelum Varania tinggal di kota ini, larangan itu sudah ada.

Ravenswood dengan segala aturan anehnya yang terkadang tidak bisa Varania mengerti.

Sampai sekarang Varania masih bertanya-tanya kenapa ada larangan itu disini? Kenapa harus dilarang? Kalau menyalakan ponsel di malam hari apa yang akan terjadi?

Diluar angin berdesir kencang membuat ranting bunga di dekat jendela kamar Varania bergerak-gerak dan menimbulkan suara seperti orang memukul di jendela.

Varania mengabaikan suara berisik itu, dia sudah terbiasa dengan angin yang berhembus kencang setelah pukul dua belas malam.

Kata ibunya, angin yang bertiup kencang di malam hari pertanda semua orang harus tidur dan tidak boleh terjaga apalagi sampai menyalakan ponsel.

Varania meraih selimut abu-abu yang tersimpan dalam lemari, membawanya ke tempat tidur dan membungkus tubuhnya dengan selimut tersebut.

Semoga alam melindunginya kita.

Bisik Varania mengucapkan kalimat yang diajarkan ibunya untuk menangkal marabahaya.

Alam mengasihi manusia yang berbaik hati kepada mereka, Matilda selalu mengajarkan Varania untuk menghormati alam dan menganggapnya sebagai kebaikan yang harus dihargai.

Dalam cahaya lampu tidur remang-remang mata Varania mulai berat, angin sedikit masuk melalui ventilasi dan meniup lembut wajahnya semakin menghantarkan Varania ke alam mimpi.

Terpopuler

Comments

SENJA

SENJA

sama ..,aku kok jadi penasaran juga 🥺

2025-06-21

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Kota Ravenswood
2 Bab 2 : kata ibu jangan buka HP
3 Bab 3 : kematian misterius nenek tua
4 Bab 4 : Pemakaman aneh
5 Bab 5 : Telepon tengah malam
6 Bab 6 : Pesan misterius
7 Bab 7 : Tetangga baru
8 Bab 8 : Pesta di sudut kota
9 Bab 9 : Pesan kedua
10 Bab 10 : kematian aneh Samuel
11 Bab 11 : Misteri rumah panjang
12 Bab 12 : Keanehan lainnya
13 Bab 13 : Dia datang lagi
14 Bab 14 : Ada apa dengan Varania?
15 Bab 15 : Ibu yang berbeda
16 Bab 16 : Dina dan Samuel
17 Bab 17 : Melanggar larangan
18 Bab 18 : Rencana mereka
19 Bab 19 : Baju siapa yang tertinggal di ruang tamu
20 Bab 20 : Ruang putih
21 Bab 21 : Gubuk tua di tepi sungai
22 Bab 22 : Nenek berambut merah - Cara mengatasi kutukan
23 Bab 23 : Ada yang mati lagi
24 Bab 24 : Pemakaman tengah malam
25 Bab 25 : Bertemu Rea
26 Bab 26 : Mencari makam
27 Bab 27 : Mayat yang duduk di sudut ruangan
28 Bab 28 : Mayat tanpa jantung
29 Bab 29 : Keanehan ibu
30 Bab 30 : Dia datang lagi
31 Bab 31 : Ibu atau bukan?
32 Bab 32 : Virus atau kutukan?
33 Bab 33 : Kota mati
34 Bab 34 : Suara-suara dalam gelap
35 Bab 35 : Anak kecil berwajah pucat
36 Bab 36 : Pesan dari jordan
37 Bab 37 : Kemana ibu pergi
38 Bab 38 : Varania, Celine dan kebencian
39 Bab 39 : Mereka dan rasa sakit
40 Bab 40 : Bayangan yang berbicara
41 Bab 41 : Daging busuk dalam kolam penyucian
42 Bab 42 : Bon-bon
43 Bab 43 : Mencari tahu
44 Bab 44 : sebuah peringatan dan kematian Bon-bon
45 Bab 45 : Teka teki dari Jordan
46 Bab 45
47 Bab 47 : Rumah putih di seberang jalan
48 Bab 48 :
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Bab 1: Kota Ravenswood
2
Bab 2 : kata ibu jangan buka HP
3
Bab 3 : kematian misterius nenek tua
4
Bab 4 : Pemakaman aneh
5
Bab 5 : Telepon tengah malam
6
Bab 6 : Pesan misterius
7
Bab 7 : Tetangga baru
8
Bab 8 : Pesta di sudut kota
9
Bab 9 : Pesan kedua
10
Bab 10 : kematian aneh Samuel
11
Bab 11 : Misteri rumah panjang
12
Bab 12 : Keanehan lainnya
13
Bab 13 : Dia datang lagi
14
Bab 14 : Ada apa dengan Varania?
15
Bab 15 : Ibu yang berbeda
16
Bab 16 : Dina dan Samuel
17
Bab 17 : Melanggar larangan
18
Bab 18 : Rencana mereka
19
Bab 19 : Baju siapa yang tertinggal di ruang tamu
20
Bab 20 : Ruang putih
21
Bab 21 : Gubuk tua di tepi sungai
22
Bab 22 : Nenek berambut merah - Cara mengatasi kutukan
23
Bab 23 : Ada yang mati lagi
24
Bab 24 : Pemakaman tengah malam
25
Bab 25 : Bertemu Rea
26
Bab 26 : Mencari makam
27
Bab 27 : Mayat yang duduk di sudut ruangan
28
Bab 28 : Mayat tanpa jantung
29
Bab 29 : Keanehan ibu
30
Bab 30 : Dia datang lagi
31
Bab 31 : Ibu atau bukan?
32
Bab 32 : Virus atau kutukan?
33
Bab 33 : Kota mati
34
Bab 34 : Suara-suara dalam gelap
35
Bab 35 : Anak kecil berwajah pucat
36
Bab 36 : Pesan dari jordan
37
Bab 37 : Kemana ibu pergi
38
Bab 38 : Varania, Celine dan kebencian
39
Bab 39 : Mereka dan rasa sakit
40
Bab 40 : Bayangan yang berbicara
41
Bab 41 : Daging busuk dalam kolam penyucian
42
Bab 42 : Bon-bon
43
Bab 43 : Mencari tahu
44
Bab 44 : sebuah peringatan dan kematian Bon-bon
45
Bab 45 : Teka teki dari Jordan
46
Bab 45
47
Bab 47 : Rumah putih di seberang jalan
48
Bab 48 :
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!