Selamanya Cinta

Selamanya Cinta

Putus

Hujan mulai mengguyur kota dengan derasnya, hingga tak nampak keindahan kota tersebut. Petir dan guntur yang menggelegar menghambat keinginan siapapun untuk meninggalkan rumah. Sesekali kilat memotret keadaan dunia saat itu.

“Cuaca buruk, seburuk hati ini,” keluh Qania.

Ia melirik ke arah photo yang masih terbingkai di meja belajarnya. Photo yang menggambarkan kemesraannya bersama Fandy yang dulu teramat dicintainya dan beberapa menit lalu menjadi kenangan terpedihnya. Pikirannya melayang pada kejadian beberapa menit lalu.

Flashback on

“Aku itu sayang banget sama kamu Fand. Kamu mestinya sadar akan hal itu, aku mau kita baik-baik saja,” ungkap Qania kepada Fandy melalui percakapan telepon.

“Kalau kamu sayang, harusnya kamu ngertiin aku saat ini Qania. Aku sibuk, aku capek, bahkan aku sangat lelah ngadepin amarah kamu saat ini,” tandas Fandy.

“Harusnya aku yang ngomong gitu ke kamu Fand. Aku selalu ngertiin kamu tanpa dimengerti. Kamu sibuk sama teman-teman kamu aku sabar. Kamu nggak ngehubungin aku berhari-hari aku sabar. Kamu cuekin sms dan panggilan dari ku, aku nggak nyerah. Bahkan aku tahu kamu sama cewek lain aku nggak nuntut apa-apa Fand. Kurang apa lagi yang aku nggak ngertiin kamu?” Qania mulai meneteskan air mata diikuti intonasi yang tegas namun terdengar mulai parau akibat menahan tangis.

“Aku capek kamu emosian gini Qania. Aku kan udah bilang ke kamu aku nggak selingkuh, kalau kamu nuduh-nuduh gini aku malas bicara sama kamu,” tutur Fandy tanpa mengerti keadaan Qania.

“Bahkan kamu lupa hari ini hari apa Fand.” Qania menghela napas panjang dan menyeka air mata yang membasahi pipinya.

“Emang ada apa sih? Aku ngantuk,” kata Fandy yang merebahkan tubuhnya di atas kasur.

“Bukan hari apa-apa, ya sudah kamu tidur gih. Nggak usah peduliin aku,” jawab Qania yang sangat hancur.

Fandy mematikan telepon tanpa pusing akan Qania. Sikap Fandy memang berubah selama dua minggu belakangan ini. Fandy mulai menutup matanya dan tertidur. Sesaat adiknya Fany datang memasuki kamarnya.

“Ka Fandy bangun ....” kata Fany menggoyang-goyangkan tangan Fandy.

“Apa sih, kakak capek nih,” jawab Fandy yang kemudian duduk.

“Ka Fandy nggak ke rumah kak Qania?” Tanya Fany.

“Malas, ngapain juga? Ketemu udah sering,” jawab Fandy datar.

“Astaga kakak, kok gitu sih. Kakak pasti lagi suka-sukaan sama anak kompleks sebelah, ya kan? Namanya Adel kan?” Kata Fany yang menatap dalam mata Fandy seakan mengintimidasi sang kakak.

“Kenapa sih kamu Ny, kepo. Kakak mau tidur, sana keluar,” kata Fandy yang kembali berbaring sambil menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

“Kakak kok tega sih. Kalau dekat aku pasti ke rumah kak Qania,” kata Fany yang masih duduk disebelah Fandy.

“Pergi sana, ngapain kamu sama Qania?” Tanya Fandy masih menutup tubuhnya.

“Kakak ini cowok apa sih? Cewek kan juga butuh diperhatiin. Apa lagi hari ini kak Qania ulang tahun, harusnya kak Fandy lagi sama dia nih,” kata Fany yang menutup pintu kamar Fandy dan menuju ke kamarnya. Fandy tersentak terduduk diam membisu mendengar perkataan sang adik.

“Astaga, Qania hari ini ulang tahun dan gue dirumah tanpa tahu itu,” kata Fandy yang berusaha meraih handphone disebelahnya. Fandy bermaksud mengirim sms ke Qania, namun terlebih dahulu ia mendapati sms dari Qania.

“Bahagia dengan dia sayang, aku tahu kamu sudah punya gadis lain yang bernama Adel. Jangan tinggalkan dia ya sayang. Aku milih ngalah loh buat kamu sama dia. Hampir mati aku ngambil keputusan ini, jadi kalau kamu putus sama dia, aku bisa mati. Makasih banget untuk semuanya selama tiga bulan ini Fandy, aku sayang kamu banget dan selalu. Tapi aku sadar aku udah nggak bisa menahan kamu untuk tinggal dihati ini, hati kamu udah terbagi. Maaf untuk semua kesalahanku dan aku udah maafin kamu kok, bahagia yah sama dia Fand.” SMS Qania yang membuat mata Fandy tak kuasa membendung air matanya.

“Qania, maafin gue. Gue khilaf sama Adel, gue sayang sama Lo tapi Lo udah ngakhirin semuanya. Lo adalah gadis terbaik yang pernah gue sayang. Maafin gue yang harus memberi catatan terburuk di hari ulang tahun kamu,” isak Fandy yang tak mampu memberi kata apapun untuk membalas sms dari Qania.

“Ohh ... iya kalau itu keputusan kamu,” balas Fandy.

Betapa berlipat-lipat kehancuran yang Qania rasakan saat ini, di hari yang seharusnya menjadi hari bahagianya. Lamunannya tersadar ketika dering telepon mengejutkannya. Dilihatnya nama penelepon dan itu berasal dari salah satu sahabat Fandy. Dengan menyeka air mata di pipinya dan berusaha menguatkan hati ia menjawab panggilan itu.

“Assalamu’alaikum Qania,” sapa Jerry.

“Wa’alaikum salam ka Jer,” balas Qania dengan suara parau.

“Qania kenapa, kok suaranya gitu? Lagi nangis atau ada masalah apa?” Serga Jerry.

“Aku baru saja putus ka Jer,” jawab Qania menahan tangis.

“Kok bisa Qan? Hmm, lebih baik seperti itu lah,” kata Jerry.

“Emang kenapa ka Jer? Kok lebih baik sih?” Tanya Qania.

“Aku salut samu kamu dek, kamu mampu mengambil keputusan berat untuk masa depan kamu. Kamu tahu, dia meninggalkanmu karena kamu tidak memberikan apa yang dia mau. Kamu mampu menahan keinginan bejatnya terhadapmu dan melepas harapanmu untuk memilikinya selamanya. Aku tahu, kamu sayang banget sama dia, tapi kalau dia sayang sama kamu, dia bahkan nggak berani nyentuh kamu apalagi berniat merusak tubuhmu Qania. Itu bukan cinta dek, tapi itu napsu dan beruntung kamu tidak termakan godaan hawa napsu itu. Bahagiakan orang tua Qania, ingat bahwa wanita yang baik akan mendapatkan yang baik pula. Utamakan pendidikan kamu dek, sudah semester empat loh, nggak lama lagi. Buat orang tua bangga dengan prestasimu, aku tahu kamu cerdas bahkan sangat cerdas. Jadi jangan hancurkan masa depanmu karena cinta yang seperti itu. Ingat pesanku, cinta itu karena Allah, nggak karena napsu. Jika dia menginginkanmu tanpa menikahimu terlebih dahulu, tinggalkan dia. Dia hanya merusak dan pemberi kesenangan sesaat. Aku rasa kamu cukup cerdas dalam mengkaji perkataanku Qania,” kata Jery panjang lebar mencoba menyadarkan dan menyemangati Qania yang sedang dalam keadaan hancur.

“Iyah, kak Jerry benar. Setidaknya aku nggak boleh patah semangat dan berlarut dalam kesedihan dan mati bersama cinta yang bukan karena Allah. Hidupku terlalu sia-sia untuk bergalauan memikirkan kisah cinta yang telah berakhir. Aku sebaiknya dan memang lebih baik memikirkan pendidikan dan terfokus pada kuliahku. Aku berhak menjadi orang yang berbahagia tanpa Fandy yang hanya ingin menghancurkanku kak Jer. Makasih banget untuk nasihat kak Jerry. Aku mulai sadar akan posisiku yang tidak boleh terpuruk dalam keadaan. Move On dan buat inovasi baru dalam hidup,” ungkap Qania yang mulai melebarkan senyum.

“Dari awal aku ngelihat kamu, aku tahu kamu perempuan cerdas dan mempunyai masa depan cerah. Aku senang bisa kenal sama kamu. Fandy akan menyesal melihat keberhasilanmu nanti dek,” ungkap Jerry.

“Hahaha, masa iya kak?” Tawa Qania mulai menggati kepedihan.

“Ya, buktinya kamu yang tadinya sangat rapuh kembali tertawa nih,” ledek Jerry.

“Hahahaha, aduh jadi malu. Tapi benar sih kak Jer,” kata Qania yang kini tak henti-hentinya tertawa.

“Ya sudah, selamat ulang tahun Qania, doanya semoga cepat Move On, hahahaha,” ledek Jerry yang mulai tertawa.

“Aamiin, hahaha,” kata Qania.

“Aku nggak mau ikut-ikutan gila sama kamu Qania, aduh nggak banget deh, hehehe. Udah dulu yah, aku udah sukses buat kamu tertawa saat pipi kamu basah. Anggap saja kamu adikku, aku kakakmu. Bukan lagi karena Fandy temanku ya," kata Jerry.

“Siip kak Jer, sekali lagi makasih,” jawab Qania.

“Oke. Assalamu’alaikum,” kata Jerry

“Wa’alaikum salam,” jawab Qania dan Jerry mematikan teleponnya.

Qania merabahkan tubuhnya di atas kasur dan memejamkan matanya, sesekali ia menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan berat. Kembali ia membuka kedua matanya dan menghela napas, ia mencoba mengobati rasa sesak dihatinya yang perlahan mulai menghilang namun masih sangat terasa menyakitkan.

'Tuhan tahu, Qania bisa lalui semua ini. Hanya perlu waktu saja karena obat dari segalanya adalah waktu. Toh bukan cuma kali ini Qania ngerasain pedih putus cinta. Come on Qania, kamu gadis kuat,' bisik Qania dalam hati mencoba menyemangati dirinya sendiri.

Qania mulai memejamkan matanya lagi. Pikirannya terpusat pada semua kenangan indah bersama Fandy dulu, sesekali ada air yang keluar dari matanya. Fandy adalah satu-satunya pria yang selalu bersamanya 24 jam sehari dan 7 hari seminggu dibandingkan dengan pria yang sebelumya bersamanya.

“Tuhan, rasanya perih. Kuatkan aku Tuhan, aku nggak mau seperti ini, berlarut dalam kepedihan yang entah Fandynya juga ngerasain atau bahkan sedang dalam kesenangan karena aku telah membiarkannya bersama gadis lain. Aku nggak boleh kayak gini, aku harus berusaha ngelupain semuanya dan membuka lembaran baru untuk hidupku dan kebahagiaanku tentunya,” isak Qania yang beberapa saat terlelap.

Di tempat lain Fandy masih menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi hari ini dengan Qania. Ada rasa sesal dan teramat bersalah dalam dirinya, namun sedikit rasa senang karena ia bisa dengan mudah mengejar gadis impiannya Adel yang merupakan mantan kekasihnya sebelum Qania.

“Qania, maafin gue ya. Gue menyesal tapi Lo udah terlanjur tahu antara gue dan Adel. Lo pasti sakit karena gue dan gue terlalu jahat untuk Lo cintai dan sangat tak pantas untuk Lo maafin. Gue akan selalu mendoakanmu Qania, karena Lo akan selalu mendapatkan tempat di hatiku, meskipun gue tahu Lo nggak akan pernah mau lagi kembali bersamaku. Lo keras dan berprinsip, gue akan susah meraihmu apalagi bisa membangun apa yang telah hancur dan teramat menghancurkan hatimu. Tuhan, ini kenapa jadi kaya gini sih? Adel hanya untuk sementara tapi malah Qania yang ingin dipertahankan justru memilih mundur. Gueu bodoh banget sih,” keluh Fandy yang sedang memandangi handphonenya yang masih menampilkan sms dari Qania.

Kini Fandy dipenuhi rasa sesal atas perbuatannya. Tak sadar air matanya juga membasahi pipinya. Namun sebuah panggilan telepon menghentikan kegundahannya.

“Fandy, loe kemana aja sih?” Tanya Adel ketika Fandy menjawab teleponnya.

“Di rumah beb, kenapa?” Jawab Fandy dengan datar.

“Dari tadi gue smsin nggak dibales,” marah Adel.

“Maaf beb, gue baru bangun nih. Capek banget abis main futsal,” jawab Fandy lesu.

“Jangan-jangan kamu tadi pergi sama sih Civil itu. Hari ini kan dia ulang tahun,” serga Adel.

“Namanya Qania, Civil itu jurusannya di kampus. Kamu jangan asal nuduh ya,” sanggah Fandy. “Kamu tahu dari mana dia ulang tahun hari ini?” Tanya Fandy keheranan.

“Gue lihat tadi di facebook si Civil itu,” jawab Adel datar. “Gue juga bilang kalau lo sama gue udah pacaran dan gue mau dia ngejauhin lo, Fandy,” cerita Adel dengan bangga.

“Lo jahat banget sih Del. Lo ngomong apa aja sama Qania?” Tanya Fandy yang mulai emosi.

“Gue inbox dia, gue tanya lo masih pacaran sama Fandy katanya sih masih. Trus gue kirimin dia photo sms lo yang bilang kalau lo sama dia udah nggak ada hubungan apa-apa. Gitu aja,” cerita Adel tanpa merasa bersalah.

“Jadi kamu yang beri tahu Qania soal ini?” Tanya Fandy yang mulai meredam emosinya.

“Ya iyalah Fandy,” jawabnya enteng.

“Terus, kamu maunya apa?” Tanya Fandy dengan nada menggoda.

“Kamu akuin sama aku, kamu masih pacaran atau nggak sama si Civil itu,” jawab Adel.

“Udah enggak beb. Nggak percayaan banget sih. Aku tuh masih sayang banget sama kamu, makanya aku milih ninggalin Qania buat kamu,” jelas Fandy.

“Masa sih, nggak percaya tuh,” pancing Adel.

“Iya Del. Mau nggak jadi pacar gue?” Pinta Fandy.

“Asal lo serius nih,” tandas Adel.

“Seriuslah beb,” tukas Fandy.

“Demi apa?”

“Demi kamu Del.”

“Gombal loe Fan.”

“Loh kok gue gombal Del, gue serius nih. Mau nggak?” Tanya Fandy lagi.

“Mau nggak ya?” Kata Adel berbelit-belit.

“Itu sih terserah kamu,” ujar Fandy.

“Mau apa sih Fandy?” Tanya Adel yang berharap Fandy mengulangi memohon padanya.

“Adel, kamu mau jadi pacarku?” Ulang Fandy.

“Hehehe ....” Adel hanya tertawa.

“Yaa sudah, kamu nggak mau ya. Nggak apa-apa kok,” kata Faandy yang mulai malas.

“Yaa jangan ngambek dong,” kata Adel yang mulai khawatir kalau Fandy tak jadi memintanya menjadi pacar.

“Nggak kok Del, aku nggak bisa paksain kamu juga,” jawab Fandy datar.

“Iyaa Fandy, gue mau jadi pacar loe. Gue juga masih sayang banget sama lo Fandy,” jawab Adel sambil senyum-senyum.

“Serius Del?” Tanya Fandy yang terkejut.

“Iyah beb, gue serius,” jawab Adel meyakinkan Fandy.

“Makasih ya Del. Aku sayang kamu, dan aku nggak mau kita pisah lagi. Aku bakalan jagain kamu Del,” ungkap Fandy yang mulai kegirangan.

“Iyaa Fandy. Aku mau siap-siap tidur nih, kita smsan saja lah,” kata Adel yang merebahkan tubuhnya di atas kasur.

“Oke beb,” jawab Fandy yang kemudian mematikan telepon.

Fandy kini mulai melupakan Qania yang sedang terpuruk dalam kepedihan. Adel membuatnya lupa akan janji dan cintanya terhadap Qania.

“Maaf ya Qania, gue udah nggak bisa pertahanin lo,” kata Fandy yang mulai memejamkan matanya.

...🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻...

Terima kasih sudah membaca 🤗🤗🤗🤗

Terpopuler

Comments

✰͜͡v᭄pit_hiats

✰͜͡v᭄pit_hiats

awal yg menyeramkan🙄🙄

2021-12-29

0

↻հҽɾɾվ ȺքքӀҽ⁵⁰

↻հҽɾɾվ ȺքքӀҽ⁵⁰

masuk list favorit dulu nanti tunggu giliran baca pas mulung 💋💋💋

2021-12-28

1

banyubiru

banyubiru

mampir thor

2021-12-28

1

lihat semua
Episodes
1 Putus
2 Curhat
3 Balapan Liar
4 Menyebalkan
5 Wawancara
6 Tempat Pertemuan
7 Siapa yang bertamu
8 Curhat dengan Winda (1)
9 Curhat dengan Winda (2)
10 Pendekatan Kedua
11 Perkenalan
12 Penjelasan Arkana
13 Terungkap
14 Andai Saja
15 Meminta Izin
16 Terima Kasih
17 Kalah Taruhan
18 Rey pun Sama
19 Di Kafe Arkana
20 Mimpi
21 Nasihat Papa
22 Ayam Bakar
23 Candy Everyday
24 Tidak Bisa Kabur
25 Di Kantor Polisi
26 Si Ngeselin
27 Kecelakaan
28 Di Rumah Sakit
29 Rasa Sakit
30 Siapa Syeril
31 Rencana Gea
32 Pengakuan Arkana
33 Aku tunggu perjuanganmu
34 Menyadarinya
35 Bunga Mawar Putih
36 Siapa pelakunya sih?
37 Kejadian bersama Fandy
38 Malaikat tak bersayap
39 Panggil aku papa
40 Teruslah menangis
41 Pelakor
42 Jangan bangunkan Singa yang sedang tidur
43 Dering telepon
44 Pernikahan Arkana
45 Siapa Pria itu?
46 Di Kantor Setya Wijaya
47 Bermain Sedikit
48 Kamar pengantin Pria
49 Hadiah Pernikahan
50 Qania dimana?
51 WAW..!!!
52 Terima
53 Tidak seperti yang di bayangkan
54 Berkelahi
55 Malam Panjang
56 Pertama kalinya
57 Drama di bus
58 Dia suami saya
59 Tanggapan mama
60 Rinduu..
61 Ghaisan Yudistira
62 Pembalap Misterius
63 Tidak bisa di selamatkan
64 Qania, Elin dan Tosan
65 Kepergian Tosan
66 Kesibukan Qania
67 Rencana Elin (1)
68 Rencana Elin (2)
69 Acara Ulang Tahun Elin
70 Rencana Fandy
71 Fandy lolos
72 Dilema
73 Pembuktian Cinta
74 Gugup
75 Kemeja Kotak-Kotak
76 Pertemuan
77 Memori masa lalu (1)
78 Memori masa lalu (2)
79 Lamaran
80 Tetap Menyebalkan
81 Patah Hati
82 Ketegasan Alisha
83 Oh Hujan
84 Saling Mengerti
85 Pak Jumadil
86 Kucing-kucingan
87 Amarah Fadly
88 Tukang Ojek itu ternyata...!!!
89 Qania Ingin Nikah Saja
90 Pengumuman
91 Berkunjung ke Makam
92 Pesan Arkana
93 Beautiful in White
94 Dua Kali
95 Jadi Ekor
96 Hasil Ujian
97 SMS dari bu Lira
98 Rapat
99 Orang Aneh
100 Tak Terduga
101 Beraksi
102 Dia Gadisku
103 Visual pemeran
104 Keputusan Rapat
105 Aku Bukan Anak Cemen
106 Teman Bahagia
107 Merelakan
108 Aku juga Mahasiswa
109 Belajar mengendarai
110 Surat Kaleng
111 Kita kan Tim
112 Good job brother
113 Lucky dan Bobby
114 Menelepon Daren Wilanata
115 Anak Durhaka
116 Dia Putraku
117 Yang sebenarnya
118 Teman yang tak akrab
119 Seperti Seorang Guru
120 Gara-gara Tukiyem
121 Sisir
122 Edo dan Baron
123 Logika tanpa logistik itu anarkis
124 Kedatangan Fero
125 Jungkat-Jungkit
126 Tentang Perasaan
127 Marah yang bersambung
128 Papa Terbike
129 Sudah Ketahuan
130 Perintah Mutlak
131 Jarak Pandang
132 Kena Jebakan
133 Takdir yang Indah
134 Immortal Love Song
135 Malam Perpisahan
136 Sedikit Info
137 Bensin Habis
138 Kalung
139 Mayor Yudis
140 Hari Pelepasan
141 Dusun Suka Asri
142 Kecurigaan
143 Pawangnya
144 Alasan
145 Unyu-unyu
146 Bonus Dari Tuhan
147 Program Kerja
148 Tamu
149 Kerja Rodi
150 Ronda
151 Bukan up
152 Cari Angin
153 Main Bersama
154 Move On Manda
155 Debaran Aneh
156 Bukan Rayuan Gombal
157 Wanita yang sama
158 Proyek Menjaga Tunangan
159 Rival Sesungguhnya
160 Program Kerja Kedua
161 Perasaan Prayoga
162 Pedofil
163 Keresahan Arkana
164 Pertolongan Ghaisan
165 Kebejatan Juna
166 Manusia Limited Edition
167 Dikerjain
168 Pulang
169 Laporan KKN
170 Jatah
171 Teman Lama
172 Pertemuan di Mall
173 Jadi Gila Demi Sahabat
174 Hadiah Pernikahan Ghaisan
175 Wisudah Arkana
176 Hampir Saja
177 Trauma
178 Masih Bisa Nikung
179 Jadian
180 Sidang
181 Di awasi
182 Diam-Diam Menghanyutkan
183 Demi Bakso
184 Balapan
185 Acara Wisudah
186 Jangan Pergi
187 Tiga Kali
188 Ledakan
189 Cincin
190 Tiga Hari Tanpamu
191 Kilas Balik
192 Sepertiga Malam
193 Arqasa Wijaya
194 Mengambil Keputusan
195 Rumah Kost Nek Nilam
196 ORMIK
197 Piano Kesepian
198 Tamparan
199 Penolakan
200 Mustahil
201 Bukan Up
202 Gadis Piano
203 Mudik
204 Ingatan Manis
205 Gulung Tikar
206 Curhat Author
207 Telepon Dari Lala
208 Itu Kursi Milikku
209 Terlambat
210 Kunjungan Raka
211 Mengurus KRS
212 Raka Vs Julius
213 Mengutarakan Maksud
214 Terbangun Tengah Malam
215 Dia Yang Terlambat
216 Di Rumah Sakit?
217 Bukan Halusinasi
218 Berbeda
219 Terjebak Macet
220 Wajahmu Ingatkanku
221 Sempurna Di Mataku
222 Video
223 Tiga Tamparan
224 Internasional Class
225 Cerewet
226 Mati Mendadak
227 Kelas Baru
228 Geram
229 Rombongan Sapi
230 Bukan Up
231 Hai Hai ...
232 Bertemu Mario
233 So Sweet
234 Recehan
235 Anak Sultan
236 One Step Closer
237 Film Horror
238 Salah Kostum
239 Nasihat Sang Adik
240 Kejelasan
241 Membagi Beban
242 Kualifikasi
243 Mengagumi
244 Setelah Sekian Lama
245 Jatuh Sejatuh-jatuhnya
246 SC_246 : Suara Hati
247 SC _247 : Menjemput
248 SC_248 : Terlupakan
249 Pria Pemaksa
250 Kondisikan Tanganmu
251 Aduh
252 Bu Maharani
253 Melangsungkan Rencana
254 Kebersamaan
255 Ice Cream
256 Pengamen Kecil
257 Kabar
258 Speechless
259 Setahun Lagi
260 Boleh Pegang Pipinya?
261 Om Baik
262 Je T'aime Aussi
263 Segala Macam Cara
264 Racun Cinta
265 Ada Perasaan Yang Harus Kita jaga
266 Tulus
267 Terbalas
268 Mencuri
269 Dua Hari Lagi
270 Berdansa
271 Kembalinya Rasa Trauma
272 Obrolan Dua Pria
273 Tentang Mimpi
274 Bukan Up Ya
275 Tidak Peduli
276 Kafe Arqasa
277 Mengigau
278 Home Sweet Home
279 QANIA POV
280 Agen Asuransi
281 Terpaksa
282 Rencana yang Sama
283 Misi Dimulai
284 Ingin Menyusul
285 Witing Tresno Jalaran Soko Kulino
286 Tetap Saja
287 Pulang dan Tunanganlah
288 Selamanya Cinta
289 Bujuklah Tuhan
290 Tristan POV
291 Kepemilikan
292 MENGERJAI DIRI SENDIRI
293 Kualat
294 Teka-Teki
295 Bukan Up
296 Ahli Tafsir Mimpi
297 Nyesek-Sek-Sek
298 Payah!
299 Sifat Ajaib
300 Qania!!
301 Saling Terhubung
302 Secret
303 Begitu Manis
304 Keinginan Arqasa
305 Menurut Ar Sih Aamiin
306 Bertemu Mantan
307 Aku Mendapatkanmu
308 Maaf ya
309 Pajak Pernikahan
310 Melanjutkan Tugas
311 Ngeteh
312 Keluarga Bahagia
313 Panggil Aku Sayang
314 Oh Aku Baru Tahu
315 Tersedak
316 Persiapan Ujian Proposal
317 Tanya Saja Ke Google
318 Bunglonku
319 Wali Qania
320 PENGUMUMAN
321 Mempercepat Rencana
322 Katakan!
323 Mendapatkan Dokumennya
324 Peluru Nyasar
325 Melawan Trauma
326 Kamu Bukan Daddy Ar Lagi!
327 Pukul Satu Lewat Lima Puluh Menit
328 Utusan Pak Erlangga
329 Menginap Di Kantor Polisi
330 PENGUMUMAN
331 Karena Dia Menantumu
332 Harus Pulang
333 Hasilnya
334 Terbosan-bosan
335 Wajah Familiar
336 Tristan Datang
337 Pria Kemayu
338 Mengunjungi Pak Jayadi
339 Seperti Melihat Arka
340 Sidang Pertama
341 Tak Lagi Sama
342 Ajaran Papa Dong
343 Apakah Kita Sedekat Itu?
344 Resonansi
345 Dipercepat
346 Sidang Kedua
347 Keadilan Itu Kamu, Qania
348 Selembar Kertas
349 Jangan Takut
350 Sudah Keluar
351 Aku Membencimu Sampai Seumur Hidupku
352 Menatap Dari Kejauhan
353 Ternyata Papa
354 Nyonya Arkana Wijaya
355 Apa Kau Kesal?
356 Surat Dari Marsya
357 Makam Yang Hilang
358 Ualng Tahun Papa Setya
359 Penyatuan
360 Kebiasaan Baru
361 Undangan di Grup WhatsApp
362 Queenza Al-Khanza
363 Gadis Kecil Di Dalam Mimpi
364 Ucapan Terima Kasih
365 Pengumuman
Episodes

Updated 365 Episodes

1
Putus
2
Curhat
3
Balapan Liar
4
Menyebalkan
5
Wawancara
6
Tempat Pertemuan
7
Siapa yang bertamu
8
Curhat dengan Winda (1)
9
Curhat dengan Winda (2)
10
Pendekatan Kedua
11
Perkenalan
12
Penjelasan Arkana
13
Terungkap
14
Andai Saja
15
Meminta Izin
16
Terima Kasih
17
Kalah Taruhan
18
Rey pun Sama
19
Di Kafe Arkana
20
Mimpi
21
Nasihat Papa
22
Ayam Bakar
23
Candy Everyday
24
Tidak Bisa Kabur
25
Di Kantor Polisi
26
Si Ngeselin
27
Kecelakaan
28
Di Rumah Sakit
29
Rasa Sakit
30
Siapa Syeril
31
Rencana Gea
32
Pengakuan Arkana
33
Aku tunggu perjuanganmu
34
Menyadarinya
35
Bunga Mawar Putih
36
Siapa pelakunya sih?
37
Kejadian bersama Fandy
38
Malaikat tak bersayap
39
Panggil aku papa
40
Teruslah menangis
41
Pelakor
42
Jangan bangunkan Singa yang sedang tidur
43
Dering telepon
44
Pernikahan Arkana
45
Siapa Pria itu?
46
Di Kantor Setya Wijaya
47
Bermain Sedikit
48
Kamar pengantin Pria
49
Hadiah Pernikahan
50
Qania dimana?
51
WAW..!!!
52
Terima
53
Tidak seperti yang di bayangkan
54
Berkelahi
55
Malam Panjang
56
Pertama kalinya
57
Drama di bus
58
Dia suami saya
59
Tanggapan mama
60
Rinduu..
61
Ghaisan Yudistira
62
Pembalap Misterius
63
Tidak bisa di selamatkan
64
Qania, Elin dan Tosan
65
Kepergian Tosan
66
Kesibukan Qania
67
Rencana Elin (1)
68
Rencana Elin (2)
69
Acara Ulang Tahun Elin
70
Rencana Fandy
71
Fandy lolos
72
Dilema
73
Pembuktian Cinta
74
Gugup
75
Kemeja Kotak-Kotak
76
Pertemuan
77
Memori masa lalu (1)
78
Memori masa lalu (2)
79
Lamaran
80
Tetap Menyebalkan
81
Patah Hati
82
Ketegasan Alisha
83
Oh Hujan
84
Saling Mengerti
85
Pak Jumadil
86
Kucing-kucingan
87
Amarah Fadly
88
Tukang Ojek itu ternyata...!!!
89
Qania Ingin Nikah Saja
90
Pengumuman
91
Berkunjung ke Makam
92
Pesan Arkana
93
Beautiful in White
94
Dua Kali
95
Jadi Ekor
96
Hasil Ujian
97
SMS dari bu Lira
98
Rapat
99
Orang Aneh
100
Tak Terduga
101
Beraksi
102
Dia Gadisku
103
Visual pemeran
104
Keputusan Rapat
105
Aku Bukan Anak Cemen
106
Teman Bahagia
107
Merelakan
108
Aku juga Mahasiswa
109
Belajar mengendarai
110
Surat Kaleng
111
Kita kan Tim
112
Good job brother
113
Lucky dan Bobby
114
Menelepon Daren Wilanata
115
Anak Durhaka
116
Dia Putraku
117
Yang sebenarnya
118
Teman yang tak akrab
119
Seperti Seorang Guru
120
Gara-gara Tukiyem
121
Sisir
122
Edo dan Baron
123
Logika tanpa logistik itu anarkis
124
Kedatangan Fero
125
Jungkat-Jungkit
126
Tentang Perasaan
127
Marah yang bersambung
128
Papa Terbike
129
Sudah Ketahuan
130
Perintah Mutlak
131
Jarak Pandang
132
Kena Jebakan
133
Takdir yang Indah
134
Immortal Love Song
135
Malam Perpisahan
136
Sedikit Info
137
Bensin Habis
138
Kalung
139
Mayor Yudis
140
Hari Pelepasan
141
Dusun Suka Asri
142
Kecurigaan
143
Pawangnya
144
Alasan
145
Unyu-unyu
146
Bonus Dari Tuhan
147
Program Kerja
148
Tamu
149
Kerja Rodi
150
Ronda
151
Bukan up
152
Cari Angin
153
Main Bersama
154
Move On Manda
155
Debaran Aneh
156
Bukan Rayuan Gombal
157
Wanita yang sama
158
Proyek Menjaga Tunangan
159
Rival Sesungguhnya
160
Program Kerja Kedua
161
Perasaan Prayoga
162
Pedofil
163
Keresahan Arkana
164
Pertolongan Ghaisan
165
Kebejatan Juna
166
Manusia Limited Edition
167
Dikerjain
168
Pulang
169
Laporan KKN
170
Jatah
171
Teman Lama
172
Pertemuan di Mall
173
Jadi Gila Demi Sahabat
174
Hadiah Pernikahan Ghaisan
175
Wisudah Arkana
176
Hampir Saja
177
Trauma
178
Masih Bisa Nikung
179
Jadian
180
Sidang
181
Di awasi
182
Diam-Diam Menghanyutkan
183
Demi Bakso
184
Balapan
185
Acara Wisudah
186
Jangan Pergi
187
Tiga Kali
188
Ledakan
189
Cincin
190
Tiga Hari Tanpamu
191
Kilas Balik
192
Sepertiga Malam
193
Arqasa Wijaya
194
Mengambil Keputusan
195
Rumah Kost Nek Nilam
196
ORMIK
197
Piano Kesepian
198
Tamparan
199
Penolakan
200
Mustahil
201
Bukan Up
202
Gadis Piano
203
Mudik
204
Ingatan Manis
205
Gulung Tikar
206
Curhat Author
207
Telepon Dari Lala
208
Itu Kursi Milikku
209
Terlambat
210
Kunjungan Raka
211
Mengurus KRS
212
Raka Vs Julius
213
Mengutarakan Maksud
214
Terbangun Tengah Malam
215
Dia Yang Terlambat
216
Di Rumah Sakit?
217
Bukan Halusinasi
218
Berbeda
219
Terjebak Macet
220
Wajahmu Ingatkanku
221
Sempurna Di Mataku
222
Video
223
Tiga Tamparan
224
Internasional Class
225
Cerewet
226
Mati Mendadak
227
Kelas Baru
228
Geram
229
Rombongan Sapi
230
Bukan Up
231
Hai Hai ...
232
Bertemu Mario
233
So Sweet
234
Recehan
235
Anak Sultan
236
One Step Closer
237
Film Horror
238
Salah Kostum
239
Nasihat Sang Adik
240
Kejelasan
241
Membagi Beban
242
Kualifikasi
243
Mengagumi
244
Setelah Sekian Lama
245
Jatuh Sejatuh-jatuhnya
246
SC_246 : Suara Hati
247
SC _247 : Menjemput
248
SC_248 : Terlupakan
249
Pria Pemaksa
250
Kondisikan Tanganmu
251
Aduh
252
Bu Maharani
253
Melangsungkan Rencana
254
Kebersamaan
255
Ice Cream
256
Pengamen Kecil
257
Kabar
258
Speechless
259
Setahun Lagi
260
Boleh Pegang Pipinya?
261
Om Baik
262
Je T'aime Aussi
263
Segala Macam Cara
264
Racun Cinta
265
Ada Perasaan Yang Harus Kita jaga
266
Tulus
267
Terbalas
268
Mencuri
269
Dua Hari Lagi
270
Berdansa
271
Kembalinya Rasa Trauma
272
Obrolan Dua Pria
273
Tentang Mimpi
274
Bukan Up Ya
275
Tidak Peduli
276
Kafe Arqasa
277
Mengigau
278
Home Sweet Home
279
QANIA POV
280
Agen Asuransi
281
Terpaksa
282
Rencana yang Sama
283
Misi Dimulai
284
Ingin Menyusul
285
Witing Tresno Jalaran Soko Kulino
286
Tetap Saja
287
Pulang dan Tunanganlah
288
Selamanya Cinta
289
Bujuklah Tuhan
290
Tristan POV
291
Kepemilikan
292
MENGERJAI DIRI SENDIRI
293
Kualat
294
Teka-Teki
295
Bukan Up
296
Ahli Tafsir Mimpi
297
Nyesek-Sek-Sek
298
Payah!
299
Sifat Ajaib
300
Qania!!
301
Saling Terhubung
302
Secret
303
Begitu Manis
304
Keinginan Arqasa
305
Menurut Ar Sih Aamiin
306
Bertemu Mantan
307
Aku Mendapatkanmu
308
Maaf ya
309
Pajak Pernikahan
310
Melanjutkan Tugas
311
Ngeteh
312
Keluarga Bahagia
313
Panggil Aku Sayang
314
Oh Aku Baru Tahu
315
Tersedak
316
Persiapan Ujian Proposal
317
Tanya Saja Ke Google
318
Bunglonku
319
Wali Qania
320
PENGUMUMAN
321
Mempercepat Rencana
322
Katakan!
323
Mendapatkan Dokumennya
324
Peluru Nyasar
325
Melawan Trauma
326
Kamu Bukan Daddy Ar Lagi!
327
Pukul Satu Lewat Lima Puluh Menit
328
Utusan Pak Erlangga
329
Menginap Di Kantor Polisi
330
PENGUMUMAN
331
Karena Dia Menantumu
332
Harus Pulang
333
Hasilnya
334
Terbosan-bosan
335
Wajah Familiar
336
Tristan Datang
337
Pria Kemayu
338
Mengunjungi Pak Jayadi
339
Seperti Melihat Arka
340
Sidang Pertama
341
Tak Lagi Sama
342
Ajaran Papa Dong
343
Apakah Kita Sedekat Itu?
344
Resonansi
345
Dipercepat
346
Sidang Kedua
347
Keadilan Itu Kamu, Qania
348
Selembar Kertas
349
Jangan Takut
350
Sudah Keluar
351
Aku Membencimu Sampai Seumur Hidupku
352
Menatap Dari Kejauhan
353
Ternyata Papa
354
Nyonya Arkana Wijaya
355
Apa Kau Kesal?
356
Surat Dari Marsya
357
Makam Yang Hilang
358
Ualng Tahun Papa Setya
359
Penyatuan
360
Kebiasaan Baru
361
Undangan di Grup WhatsApp
362
Queenza Al-Khanza
363
Gadis Kecil Di Dalam Mimpi
364
Ucapan Terima Kasih
365
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!