Bab 4 - Ada Yang Nggak Beres Dengan Mas Bryan

Kirana membuka aplikasi In5tagram miliknya. Dia mengintip akun milik Bryan, mencari sesuatu yang mungkin bisa jadi petunjuk atas kecemasannya. Saat ini, keanehan sedikit pun langsung mengundang kecurigaan di hatinya. Namun, masih belum ada petunjuk lain yang ia dapatkan dari akun In5tagram

Kirana lalu kembali ke beranda melihat apa saja yang diunggah teman-temannya hingga ia melihat postingan dari Maudy yang diunggah tadi malam.

Maudy meng-upload sebuah kalung dengan liontin bertatahkan berlian dari sebuah brand perhiasan ternama.

"Thanks ♥️😘"

Caption yang dibuat Maudy sangat singkat dibarengi emoji hati dan kiss. Sehingga Kirana menduga kalau kalung itu pemberian dari kekasih rahasia Maudy.

Kirana melihat orang yang memberi like pada postingan Maudy. Ada beberapa orang yang dikenalnya, termasuk Sandra, Maya juga Bryan.

Tak ada yang aneh dengan pemberian like dari Bryan pada postingan itu. Karena Bryan memang mengikuti semua akun in5tagram sahabat-sahabat Kirana dan selalu memberi like pada postingan mereka.

Kirana pun ikut memberi like pada postingan Maudy, juga memberi komentar, "Orangnya dong sekali-sekali ditampilkan jangan pemberiannya saja😁."

Lima menit kemudian kometarnya dibalas oleh Maudy dengan emoji senyum malu.

Tak lama, muncul juga reaksi dari Maya menanggapi komentar Kirana.

"Nanti kalau mau kiamat baru dikenalin, Na."

"Astaga!" Kirana hanya menggelengkan kepala membaca komentar Maya yang memang terlalu frontal melakukan sindiran.

"Ada apa, nih? Ngajak senyum HP?" Suara Bryan terdengar dari pintu kamar.

Kirana melirik ke arah jam dinding. Saat ini sudah lewat jam delapan malam. Bryan memang biasa pulang lewat Isya, Dia tak mengeluhkan hal itu karena dia juga punya beberapa teman yang bekerja di bank yang mengharuskan lembur.

"Tadi habis bahas persiapan gathering di Surabaya, Yank." Seperti menyadari gestur Kirana, Bryan menyebut alasannya kenapa baru tiba di rumah,

"Gathering di Surabaya? Kapan, Mas?" tanya Kirana.

"Dua Minggu mendatang," Bryan merenggangkan dasi di lehernya.

"Berapa lama?" tanya Kirana kembali.

"Tiga hari," jawab Bryan.

"Tiga hari? Mas nginap di mana?" Kirana sudah seperti penyidik.

"Di hotel tempat gathering dilaksanakan." Bryan santai menjawab pertanyaan istrinya. Dia lalu melirik ponsel Kirana yang tergeletak di samping istrinya itu.

Bola matanya melebar ketika melihat foto unggahan Maudy di layar ponsel Kirana.

"Kamu lagi lihat apa?" tanyanya berusaha tenang.

"Oh, ini si Maudy, Mas. Dia upload foto perhiasan semalam dan aku baru lihat. Kayaknya dari pacarnya, deh. Tapi, nggak tahu kenapa? Dia nggak mau kenalin pacarnya ke aku, Sandra dan Maya. Kayak gak mau kita tahu pacarnya itu, lho!" Kirana menceritakan apa yang membuat penasaran dirinya dan kedua temannya.

"Emmm, mungkin karena cowoknya itu nggak ingin dipublish dan ingin lebih privasi, Yank. Kita 'kan nggak bisa maksa juga." Bryan menjelaskan agar Kirana lebih memaklumi keputusan Maudy, karena dia lah sosok pria yang disembunyikan Maudy dari teman-temannya.

"Itu namanya curang, Mas. Dia kenal Mas, kenal suaminya Sandra sama Maya. Masa giliran pacarnya, kami nggak boleh tahu." Kirana tak sependapat dengan suaminya.

"Ya sudahlah, jangan terlalu diambil pusing." Bryan bangkit dan melepas kemejanya karena ingin membersihkan tubuh sekaligus mengelak dari pembicaraan soal kekasih rahasia Maudy.

"Oh ya, Mas, gimana bisnis sama Mas Andrew kemarin? Lancar?" Pertanyaan jebakan sengaja dilontarkan Kirana. Dia ingin tahu apa jawaban suaminya itu.

Bryan menoleh ke arah Kirana, tak mengira jika istrinya akan menanyakan soal bisnis yang sebenarnya hanya karangan yang dia jadikan alasan agar bisa bertemu dengan Maudy.

"Belum deal, Yank. Agak alot negonya." Bryan beralasan.

Kirana menghela nafas yang tiba-tiba terasa sesak. Bryan tidak menjelaskan siapa Andrew yang dia maksud. Jika dirinya memanggil dengan Mas Andrew, sudah pasti ditujukan pada suami dari Winda. Sementara Winda sendiri mengatakan tak ada bisnis yang sedang diurus Bryan dan Andrew. Artinya, Bryan sengaja membohongi dirinya. Tapi untuk apa? Hal itu semakin mengundang kecurigaan Kirana.

"Yah, sayang banget. Padahal kalau lancar dan cuannya besar, aku mau tagih Mas liburan, lho!" Kirana berusaha menutupi rasa kecewa atas kebohongan sang suami dan berusaha mengontrol emosinya.

"Memangnya kamu ingin liburan ke mana, Yank? Kalau mau liburan nggak mesti tunggu cuan dari bisnis goal juga bisa." Bryan tidak menyadari jika Kirana telah tahu kebohongannya.

"Ke mana sajalah, sama anak-anak atau kita berdua saja menikmati honeymoon jilid dua. Biar hubungan rumah tangga kita makin harmonis dan jauh dari pelakor-pelakor, Mas," jawab Kirana bernada menyindir.

Kening Bryan berkerut dan mata memicing mendengar Kirana menyinggung soal pelakor.

"Ya sudah, nanti kita diskusikan lagi." Bryan tak nyaman dengan topik pembahasan tentang orang ketiga, sehingga segera mengakhiri dan meneruskan langkah ke kamar mandi.

Ekor mata Kirana memperhatikan Bryan yang menghilang di balik pintu kamar mandi. Hembusan nafasnya terdengar kencang. Dia bisa menangkap ekspresi berbeda di wajah Bryan ketika dia menyebut kata pelakor. Semakin menguatkan dugaan kalau ada seseorang yang mulai mengusik keharmonisan rumah tangganya dengan Bryan.

***

Kirana berlari menyebrangi jalan menuju sebuah cafe tempat dia dan Sandra janji bertemu. Kirana butuh teman untuk curhat dan Sandra lah orang yang ia anggap tepat.

Kirana tak ingin menceritakan kecurigaannya terhadap Bryan kepada keluarga Bryan apalagi ke keluarganya, sebab ia khawatir akan terjadi konflik di antara kedua keluarga.

"Na ...!"

Saat memasuki cafe, Kirana melihat Sandra melambaikan tangan dan memanggil namanya. Meja yang dipilih Sandra memang tak jauh dari pintu masuk cafe.

"Aku sudah pesankan beef steak sama lychee ice tea sesuai pesananmu, Na," kata Sandra ketika Kirana sampai di hadapannya.

Kirana sudah berpesan pada Sandra, jika sampai lebih dulu minta langsung diorderkan makanan yang ia pesan, sehingga Sandra pun menuruti apa yang diminta Kirana.

"Oke, thanks, San." Kirana menarik kursi dan mendudukinya.

"Ada apa sih, Na? Kayaknya ada yang penting banget buat disampaikan." Sandra penasaran karena semalam Kirana menghubunginya dan minta bertemu hari ini. Padahal, baru kemarin mereka berkumpul.

Kirana menghempas nafas panjang sebelum mulai menceritakan apa yang menjadi kegundahan hatinya.

"Entahlah, San. Aku nggak tahu bagimana harus menjelaskannya?" ucap Kirana lirih.

"Kenapa, Na? Ada apa?" Melihat gestur tak wajar Kirana, Sandra makin penasaran soal masalah yang sedang dihadapi Kirana kali ini. Dia sudah lama mengenal Kirana dan selama mengenal sahabatnya itu, dia tak pernah melihat Kirana gusar seperti saat ini, sehingga membuatnya curiga kalau masalah yang dihadapi Kirana adalah masalah yang sangat serius.

"Aku merasa ..." Kirana menjeda kalimatnya beberapa saat membuat Sandra menatap serius ke arah Kirana.

"Aku merasa ada yang nggak beres dengan Mas Bryan, San," ungkap Kirana kemudian.

"Maksud kamu, Na? Nggak beres gimana?" Kata-kata Kirana yang tak jelas membuat Sandra makin tidak sabar mendengar cerita Kirana selanjutnya.

*

*

*

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ¢ᖱ'D⃤ ̐

☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ¢ᖱ'D⃤ ̐

feeling seorang istri itu gak akan salah apalagi yg berbau pelakorr2 gitu.Jika akhirnya kamu mengetahui pengkhianatan suamimu Na,bermain cantiklah jangan terlalu nafsu emosi biar si Bryan terasa nyesss ke hatinya klo kamu ungkap dan balas dia secara elegan

2025-05-06

3

Vonny

Vonny

ya Allah thor 😭😭😭
flashback lagi, semangat Kirana, diselingkuhi itu gak enak apalagi ada anak nanti yang jadi korban,
semoga kedepannya gak buat mental ke2 anak kamu tidak seperti anak aku😭😭😭
harus kuat💪💪💪💪💪

2025-05-05

2

sryharty

sryharty

pokoknya tetap waspada dan main cantik na,,kamu ga boleh gegabah buat mengumpulkan bukti
suami ga bersyukur emang Bryan
dan Maudy ini bener2 ga punya malu
yang laki kucing garong
yang cewe kegatelan

2025-05-05

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Aku Sudah Di Hotel, Mas
2 Bab 2 - Tanda Merah
3 Bab 3 - Apa Yang Kamu Sembunyikan, Mas?
4 Bab 4 - Ada Yang Nggak Beres Dengan Mas Bryan
5 Bab 5 - Nabila
6 Bab 6 - Karyawan Papa
7 Bab 7 - Dikasih Kenaikan Jabatan
8 Bab 8 - Mendapat Promosi Jabatan
9 Bab 9 - Seganteng Apa Suami Mbak?
10 Bab 10 - Billing credit card
11 Bab 11 - Paling Ahli Dalam Menggoda Pria
12 Bab 12 - Kalung Dan Liontin
13 Bab 13 - Rencana Menjebak Bryan & Maudy
14 Bab 14 - Makan Malam
15 Bab 15 - Duda Ketemu Calon Janda
16 Bab 16 - Tetangga Baru
17 Bab 17 - Nikah Siri
18 Bab 18 - Gundik
19 Bab 19 - Surprise
20 Bab 20 - Tak Sudi Berbagi Suami
21 Bab 21 - Kandas Di Tengah Jalan
22 Bab 22 - Setan Apa Yang Merasuki Hati Bryan
23 Bab 23 - Ancaman Andrew
24 Bab 24 - Rumah Grace
25 Bab 25 - Billing Invoice
26 Bab 26 - Jangan Dipersulit
27 Bab 27 - Asisten Pribadi
28 Bab 28 - Puber Kedua
29 Bab 29 - Biar Saya Yang Tanggung Biayanya
30 Bab 30 - Punya Menantu Bos
31 Bab 31 - Kita Akhiri Saja Hubungan Kita
32 Bab 32 - Ide Dari Nabila
33 Bab 33 - Bertemu Relasi
34 Bab 34 - Kesalahan Fatal
35 Bab 35 - Tersigkir
36 Bab 36 - Menjemput Karma
37 Bab 37 - Jangan Buang Kesempatan
38 Bab 38 - Bantu Papa
39 Bab 39 - Salah Orang
40 Bab 40 - Heboh Di Grup Chat
41 Bab 41 - Affair
42 Bab 42 - Calon Nyonya Bos
43 Bab 43 - Mendadak Grogi
44 Bab 44 - Apa Kita Bisa Bicara Sebentar?
45 Bab 45 - Hampir Pingsan
Episodes

Updated 45 Episodes

1
Bab 1 - Aku Sudah Di Hotel, Mas
2
Bab 2 - Tanda Merah
3
Bab 3 - Apa Yang Kamu Sembunyikan, Mas?
4
Bab 4 - Ada Yang Nggak Beres Dengan Mas Bryan
5
Bab 5 - Nabila
6
Bab 6 - Karyawan Papa
7
Bab 7 - Dikasih Kenaikan Jabatan
8
Bab 8 - Mendapat Promosi Jabatan
9
Bab 9 - Seganteng Apa Suami Mbak?
10
Bab 10 - Billing credit card
11
Bab 11 - Paling Ahli Dalam Menggoda Pria
12
Bab 12 - Kalung Dan Liontin
13
Bab 13 - Rencana Menjebak Bryan & Maudy
14
Bab 14 - Makan Malam
15
Bab 15 - Duda Ketemu Calon Janda
16
Bab 16 - Tetangga Baru
17
Bab 17 - Nikah Siri
18
Bab 18 - Gundik
19
Bab 19 - Surprise
20
Bab 20 - Tak Sudi Berbagi Suami
21
Bab 21 - Kandas Di Tengah Jalan
22
Bab 22 - Setan Apa Yang Merasuki Hati Bryan
23
Bab 23 - Ancaman Andrew
24
Bab 24 - Rumah Grace
25
Bab 25 - Billing Invoice
26
Bab 26 - Jangan Dipersulit
27
Bab 27 - Asisten Pribadi
28
Bab 28 - Puber Kedua
29
Bab 29 - Biar Saya Yang Tanggung Biayanya
30
Bab 30 - Punya Menantu Bos
31
Bab 31 - Kita Akhiri Saja Hubungan Kita
32
Bab 32 - Ide Dari Nabila
33
Bab 33 - Bertemu Relasi
34
Bab 34 - Kesalahan Fatal
35
Bab 35 - Tersigkir
36
Bab 36 - Menjemput Karma
37
Bab 37 - Jangan Buang Kesempatan
38
Bab 38 - Bantu Papa
39
Bab 39 - Salah Orang
40
Bab 40 - Heboh Di Grup Chat
41
Bab 41 - Affair
42
Bab 42 - Calon Nyonya Bos
43
Bab 43 - Mendadak Grogi
44
Bab 44 - Apa Kita Bisa Bicara Sebentar?
45
Bab 45 - Hampir Pingsan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!