Bab 2 - Tanda Merah

Selepas Maghrib, Bryan langsung mengganti pakaiannya. Dia akan menemui orang yang tadi memintanya datang ke hotel. Namun, tentu dia juga tidak ingin membuat Kirana curiga dengan kepergiannya malam ini.

"Aku mau ke luar dulu, Yank. Ada bisnis sama Mas Andrew." Bryan memberi alasan akan bertemu kakaknya pada Kirana.

"Bisnis apa, Mas?" Kirana tak mencurigai apa-apa. Dia sama sekali tak menyimpan prasangka buruk ada Bryan, karena selama ini Bryan tak pernah macam-macam. Juga karena suami dan kakak iparnya itu memang sering menjual properti pada nasabah bank kenalannya.

"Bisnis yang menghasilkan cuan, Yank." Bryan mengecup kening Kirana. "Aku keluar dulu. Assalamualaikum ..." pamit Bryan.

"Waalaikumsalam, hati-hati, Mas. Jangan malam-malam pulangnya!" ujar Kirana pada Bryan yang sudah melangkah ke luar dari kamar mereka.

Bryan berlari dengan sangat bersemangat menuruni anak tangga.

"Papa ...!" Si kecil Reva yang berusia tiga tahun berteriak memanggil Bryan dan berlari menghadang Bryan di bawah tangga seraya merentangkan tangan, menginginkan Bryan mengangkat tubuhnya.

Bryan mengambil tubuh kecil putrinya setelah menjejaki anak tangga terakhir dan mengecup pipi Reva.

"Papa mau pergi sebentar, Reva sama Sus dulu, ya!" Bryan menyerahkan Reva kembali kepada Sus Ina, pengasuh kedua anaknya sejak mereka bayi, karena dirinya dan Kirana sama-sama bekerja.

"Papa mau ke mana?" tanya Ryan yang baru keluar dari dapur dengan menggenggam botol minuman yogurt di tangannya.

"Papa mau ada perlu dulu sebentar, Abang jagain adik dulu, ya!" Bryan mengusap kepala Ryan kemudian melangkah ke luar rumah.

"Sus, Papa kok pergi nggak bilang assalamualaikum?" Ryan terheran, karena papanya itu selalu mengingatkan agar mengucapkan salam ketika pergi meninggalkan rumah, begitu juga sebaliknya.

"Papa lupa kali, Bang." Sus Ina tak ambil pusing kenapa Bryan tak mengucapkan salam. "Tapi, bukan berarti Abang boleh meniru apa yang papa Abang lakukan tadi, ya!" Sus Ina mengingatkan Ryan untuk tidak meniru sikap yang tidak baik.

"Iya, Sus." Ryan mengangguk cepat.

"Oh ya, buku untuk besok sekolah sudah disiapkan belum, Bang? Topinya jangan lupa dimasukin ke tas dulu biar nggak ketinggalan!" "Papa mau ke mana?" tanya Ryan yang baru keluar dari dapur dengan menggenggam botol minuman yogurt di tangannya.

"Papa mau ada perlu dulu sebentar, Abang jagain adik dulu, ya!" Bryan mengusap kepala Ryan kemudian melangkah ke luar rumah.

"Sus, Papa kok pergi nggak bilang assalamualaikum?" Ryan terheran, karena papanya itu selalu mengingatkan agar mengucapkan salam ketika pergi meninggalkan rumah, begitu juga sebaliknya.

"Papa lupa kali, Bang." Sus Ina tak ambil pusing kenapa Bryan tak mengucapkan salam. "Tapi, bukan berarti Abang meniru apa yang papa Abang lakukan, ya!" Sus Ina mengingatkan Ryan untuk tidak meniru sikap yang tidak baik.

"Iya, Sus." Ryan mengangguk cepat.

"Oh ya, buku untuk besok sekolah sudah disiapkan belum, Bang? Topinya jangan lupa dimasukin ke tas dulu biar nggak ketinggalan!"

Kirana memilih orang yang benar-benar punya keahlian dalam mengasuh anak. Tidak hanya cekatan, tapi juga bisa mengajarkan hal-hal positif pada anak-anaknya, seperti Sus Ina.

"Iya, Sus, sudah Ryan taruh di tas." Ryan lalu melangkah ke kamarnya meninggalkan Sus Ina n adiknya. Namun, sebelumnya ia sempat mencium gemas pipi adiknya dulu.

***

Bryan berjalan di lorong hotel menuju kamar di mana orang yang ingin ia temui menginap. Langkahnya kini terhenti di kamar dengan nomer 691.

Ceklek

Dia membuka handle hingga daun pintu terbuka. Sebelumnya ia sudah memberitahu orang yang ada di kamar itu jika dirinya sudah sampai di hotel, sehingga kamar itu tak terkunci dari dalam.

Seorang wanita cantik langsung menyambut Bryan dengan melingkarkan tangan di tengkuk Bryan.

Wanita itu mengenakan lingerie transparan berwarna biru muda, hingga tiap lekukan tubuh 5eksinya terlihat jelas tertangkap mata Bryan.

"Aku pikir Kirana akan melarang Mas pergi," kata wanita yang tak lain adalah Maudy.

"Dia nggak mungkin melarang, Sayang. Kirana bukan tipe istri yang mengekang suami." Bryan langsung menjelajahi leher jenjang Maudy dengan bibirnya.

"Bukan tipe istri yang mengekang suami, tapi Mas selingkuh di belakang dia." Maudy terkekeh dengan mendongakkan kepala karena sentuhan Bryan di lehernya menimbulkan gelenyar yang memercikkan g4irah bercinta.

Bryan menghentikan sentuhannya dan menatap tubuh indah Maudy. Senyumnya terkulum menikmati tubuh aduhai wanita di hadapannya saat ini.

"Itu karena kamu yang menggodaku, Sayang." Bryan menurunkan tali lingerie di pundak Maudy hingga pakaian tipis itu turun dan memperlihatkan dada indah dan mulus Maudy.

Bryan menyergap bibir ranum Maudy dan mengangkat kedua pant4t Maudy hingga kaki Maudy melingkar di pinggangnya. Mereka asyik berpagutan dengan penuh n4fsu, sampai akhirnya Bryan menjatuhkan tubuh Maudy di atas tempat tidur.

Bryan melepas pakaiannya dan mulai mengungkung tubuh Maudy, melanjutkan percintaan mereka menjadi lebih int!m dan penuh kenikmatan.

***

Suara adzan shubuh yang berkumandang membangunkan Kirana dari tidurnya. Bola matanya bergerak ke samping, melihat Bryan yang tertidur di sebelahnya.

Dia tidak tahu jam berapa suaminya itu pulang, karena sebelum jam sembilan malam dia sudah tertidur lelap, sampai tak menyadari kedatangan suaminya itu.

Karina bangkit dari tidur dan menggulung rambut panjangnya lalu mengikat dengan helaian rambutnya.

"Mas, bangun! Udah masuk shubuh. Ayo sholat dulu." Kirana membangunkan Bryan agar tak tertinggal waktu sholat shubuh.

"Ouugh ...!" Bryan menggeliat, merentangkan tangan dan meregangkan otot-ototnya. "Jam berapa sekarang, Yank?" tanya Bryan dengan menguap.

"Setengah lima," jawab Kirana, "Semalam pulang jam berapa, Mas? Aku tidur sore tadi malam," tanya Kirana.

"Setengah sepuluh. Aku datang kamu memang sudah tidur dengan mulut terbuka." Bryan mempraktekkan bagaimana posisi mulut Kirana semalam.

"Iihh, nggak usah dipraktekin gitu dong, Mas!" protes Kirana karena Bryan menirukan tidurnya semalam.

"Hahaha ..." Bryan tertawa puas meledek Kirana. Dia lalu memeluk dan mencium pinggang istrinya.

"Mas, astaga! Sudah masuk shubuh ini. Cepetan wudhu dulu!" Kirana mengurai pelukan Bryan dari pinggangnya.

Bryan akhirnya bangkit dan berjalan ke arah kamar mandi karena semalam dia melakukan hubungan int!m dengan Maudy.

Sepuluh menit di kamar mandi, Bryan terlupa mengambil handuknya, sehingga ia berteriak meminta Kirana mengambilkan handuk untuknya.

"Yank, ambilkan handuk aku, dong!"

Kirana lalu mengambil handuk bersih dari lemari karena handuk Bryan sudah ia suruh ART mencucinya.

Tok tok tok

"Ini handuknya, Mas!" Kirana mengetuk pintu untuk menyerahkan handuk Bryan.

Saat pintu dibuka, tangan Kirana langsung ditarik Bryan hingga tubuh Kirana terbawa ke dalam kamar mandi. Dia mendapati suaminya itu telanj4ng, tak ada sehelai benang pun di tubuhnya.

"Astaga, Mas!" Kirana ingin buru-buru keluar kamar mandi. Namun, tangan Bryan menghalangi dan menarik kembali tubuh Kirana, lalu merapatkan ke dinding kamar mandi. Bryan mengungkung tubuh Kirana dengan tangannya menyangga ke dinding.

"Mas, jangan aneh-aneh, deh! Ini sudah masuk waktu shubuh. Nanti waktu shubuh nya habis.." Tangan Kirana mengusap jambang yang tumbuh di sekitar rahang hingga dagu Bryan. Hingga matanya tiba-tiba melihat warna merah di lengan bagian dalam dekat ketiak Bryan.

Tangan Kirana turun menyentuh tanda merah di lengan suaminya itu. "Ini kenapa, Mas? Kok, merah gini?" tanya Kirana heran.

Bryan terkesiap ketika Kirana mendapati bekas gigitan cinta yang dibuat Maudy semalam. "Oh, ini. Ini kemarin terbentur meja di kantor. Aku nggak lihat kalau jadinya merah gini." Bryan berkelit dan menutupi kebohongannya.

*

*

*

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

🏠⃟🌻͜͡ 🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

🏠⃟🌻͜͡ 🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

Semoga Kirana bukan perempuan bodoh yang mau di bohongin ini

2025-05-04

3

Vonny

Vonny

astagfirullah 😭😭😭pihak k3 ada itu ada karena si laki membuka diri dan si penggoda juga menggoda😭😭😭mental kuat kuat kuat😭😭😭

2025-05-04

2

☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ¢ᖱ'D⃤ ̐

☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ¢ᖱ'D⃤ ̐

kucing klo disodorin ikan ya langsung dimakan aja,ini si Bryan digoda Maudy langsung kena perangkap hubungan terlarang.
sok agamis di rumah taunya di luar ada ani2 yg selalu memuaskannya..

2025-05-03

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Aku Sudah Di Hotel, Mas
2 Bab 2 - Tanda Merah
3 Bab 3 - Apa Yang Kamu Sembunyikan, Mas?
4 Bab 4 - Ada Yang Nggak Beres Dengan Mas Bryan
5 Bab 5 - Nabila
6 Bab 6 - Karyawan Papa
7 Bab 7 - Dikasih Kenaikan Jabatan
8 Bab 8 - Mendapat Promosi Jabatan
9 Bab 9 - Seganteng Apa Suami Mbak?
10 Bab 10 - Billing credit card
11 Bab 11 - Paling Ahli Dalam Menggoda Pria
12 Bab 12 - Kalung Dan Liontin
13 Bab 13 - Rencana Menjebak Bryan & Maudy
14 Bab 14 - Makan Malam
15 Bab 15 - Duda Ketemu Calon Janda
16 Bab 16 - Tetangga Baru
17 Bab 17 - Nikah Siri
18 Bab 18 - Gundik
19 Bab 19 - Surprise
20 Bab 20 - Tak Sudi Berbagi Suami
21 Bab 21 - Kandas Di Tengah Jalan
22 Bab 22 - Setan Apa Yang Merasuki Hati Bryan
23 Bab 23 - Ancaman Andrew
24 Bab 24 - Rumah Grace
25 Bab 25 - Billing Invoice
26 Bab 26 - Jangan Dipersulit
27 Bab 27 - Asisten Pribadi
28 Bab 28 - Puber Kedua
29 Bab 29 - Biar Saya Yang Tanggung Biayanya
30 Bab 30 - Punya Menantu Bos
31 Bab 31 - Kita Akhiri Saja Hubungan Kita
32 Bab 32 - Ide Dari Nabila
33 Bab 33 - Bertemu Relasi
34 Bab 34 - Kesalahan Fatal
35 Bab 35 - Tersigkir
36 Bab 36 - Menjemput Karma
37 Bab 37 - Jangan Buang Kesempatan
38 Bab 38 - Bantu Papa
39 Bab 39 - Salah Orang
40 Bab 40 - Heboh Di Grup Chat
41 Bab 41 - Affair
42 Bab 42 - Calon Nyonya Bos
43 Bab 43 - Mendadak Grogi
44 Bab 44 - Apa Kita Bisa Bicara Sebentar?
45 Bab 45 - Hampir Pingsan
Episodes

Updated 45 Episodes

1
Bab 1 - Aku Sudah Di Hotel, Mas
2
Bab 2 - Tanda Merah
3
Bab 3 - Apa Yang Kamu Sembunyikan, Mas?
4
Bab 4 - Ada Yang Nggak Beres Dengan Mas Bryan
5
Bab 5 - Nabila
6
Bab 6 - Karyawan Papa
7
Bab 7 - Dikasih Kenaikan Jabatan
8
Bab 8 - Mendapat Promosi Jabatan
9
Bab 9 - Seganteng Apa Suami Mbak?
10
Bab 10 - Billing credit card
11
Bab 11 - Paling Ahli Dalam Menggoda Pria
12
Bab 12 - Kalung Dan Liontin
13
Bab 13 - Rencana Menjebak Bryan & Maudy
14
Bab 14 - Makan Malam
15
Bab 15 - Duda Ketemu Calon Janda
16
Bab 16 - Tetangga Baru
17
Bab 17 - Nikah Siri
18
Bab 18 - Gundik
19
Bab 19 - Surprise
20
Bab 20 - Tak Sudi Berbagi Suami
21
Bab 21 - Kandas Di Tengah Jalan
22
Bab 22 - Setan Apa Yang Merasuki Hati Bryan
23
Bab 23 - Ancaman Andrew
24
Bab 24 - Rumah Grace
25
Bab 25 - Billing Invoice
26
Bab 26 - Jangan Dipersulit
27
Bab 27 - Asisten Pribadi
28
Bab 28 - Puber Kedua
29
Bab 29 - Biar Saya Yang Tanggung Biayanya
30
Bab 30 - Punya Menantu Bos
31
Bab 31 - Kita Akhiri Saja Hubungan Kita
32
Bab 32 - Ide Dari Nabila
33
Bab 33 - Bertemu Relasi
34
Bab 34 - Kesalahan Fatal
35
Bab 35 - Tersigkir
36
Bab 36 - Menjemput Karma
37
Bab 37 - Jangan Buang Kesempatan
38
Bab 38 - Bantu Papa
39
Bab 39 - Salah Orang
40
Bab 40 - Heboh Di Grup Chat
41
Bab 41 - Affair
42
Bab 42 - Calon Nyonya Bos
43
Bab 43 - Mendadak Grogi
44
Bab 44 - Apa Kita Bisa Bicara Sebentar?
45
Bab 45 - Hampir Pingsan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!