BB 3

Tepat pukul 4:30. Kedua orang tua Pramudya sudah sampai di rumahnya. Pramudya dan Karina menyambut mereka dengan suka cita.

"Apa kabarmu, Nak.." sapa Sumarni pada putranya. Wanita itu memeluk Pramudya erat. Lalu beralih memeluk Karina.

"Apa kabarmu nduk?"

"Baik Bu.." balas Karina tersenyum menatap wajah Sumarni sesaat.

"Bagaimana perjalanannya Pak? Bu?" tanya Pramudya membuka pembicaraan setelah mereka duduk di ruang tamu. Sementara Karina membuatkan minuman segar dan cemilan.

"Lumayan lancar, tidak biasanya." Wagimo selaku ayah dari Pramudya menjelaskan.

"Syukurlah, kalian tidak terjebak kemacetan." Pramudya menatap Sumarni dan Wagino sesaat, lalu beralih menatap Karina yang baru saja datang membawa nampan berisi minuman segar dan cemilan, lalu di letakkan di atas meja.

"Oh ya? bagaimana program kehamilan kalian? sukses? Ibu dan Bapak sudah tidak sabar menimang cucu." Sumarni menatap Karina yang menundukkan kepala lalu beralih menatap Pramudya.

"Iya Le, saudaramu di kampung sudah punya anak dua. Kau kapan menyusul?" timpal Wagino.

"Kami juga sudah berusaha Pak, tapi Yang Maha Kuasa belum mempercayai kami punya keturunan." Pramudya beralasan yang sama untuk kesekian kalinya setiap di tanya kapan punya momongan.

"Cari alternatif lain, sekarang kalian masih muda. Masih kuat bekerja dan lain sebagainya, tapi bagaimana kalau kalian sudah tua? tidak punya anak itu rugi. Siapa yang akan merawat kalian di masa tua," ungkap Sumarni panjang lebar menasehati mereka berdua. Karina hanya diam, meskipun hatinya sangat ingin membantah kata kata Sumarni. Namun ia memilih diam dari pada nantinya berujung pertengkaran dengan Pramudya.

"Iya Bu, mungkin bulan depan Karina bisa hamil," ucap Pramudya melirik sesaat ke arah Karina yang masih diam menundukkan kepala.

"Amin," sahut mereka berdua serempak mengamini doa yang di ucapkan Pramudya.

"Ibu dan Bapak istirahat saja dulu, aku persiapkan makan malamnya."

"Iya nduk, Ibu lelah sekali." Sumarni melangkahkan kakinya bersama Karina menuju kamar yang sudah di siapkan.

***

"Buat apa punya banyak harta kalau tidak punya anak." Sumarni menatap Pramudya yang tengah asik membaca koran pagi.

"Betul Le, dalam agama juga di perbolehkan menikah lebih dari satu asal kau bisa bersikap adil pada kedua istrimu," ujar Wagimo menimpali.

Pramudya melipat korannya, ia mulai risih dengan tekanan dari ke dua orang tuanya. "Sabar dulu Pak, Bu, siapa tahu Karina bisa hamil." lalu ia letakkan koran di atas meja. Pria itu berdiri lalu masuk ke dalam rumah.

Tak lama ia kembali bersama Karina. "Aku berangkat kerja dulu, nanti siang pulang."

"Ya, hati hati di jalan."

Pramudya menganggukkan kepalanya, lalu melangkahkan kakinya menuju mobil yang terparkir di halaman.

"Apa kamu tidak keberatan Nduk? kalau Pram menikah lagi." Sumarni menoleh ke arah Karian yang tengah menatap mobil Pram yang melaju meninggalkan rumah.

Karina menarik napas dalam dalam, lalu ia hembuskan dengan kasar. "Pak, Bu, bukan maksudku tidak sopan. Tapi, jika posisi aku ada pada Ibu. Bagaimana rasanya?"

Sumarni tertawa lebar menoleh ke arah suaminya sesaat. "Nduk, nduk, Ibu malah senang Nduk."

Karina lagi lagi menarik napas dalam, menggelengkan kepalanya. Lalu balik badan meninggalkan mereka berdua masuk ke dalam rumah.

"Ealah, anak jaman sekarang sukanya ngelawan." Sumarni menggelengkan kepala, merasa sikap Karina itu kurang bagus.

Tak lama Karina kembali menemui Sumarni dan Wagino. "Pak, Bu, aku pergi ke pasar dulu. Ada barang yang harus di beli."

"Iya Nduk, silahkan," sahut Sumarni menatap kesal Karina.

Kemudian Karina beranjak pergi menuju supermarket yang tak jauh dari rumah Ibunya tinggal. Setelah ia selesai membeli beberapa barang. Karina memutuskan untuk menemui Ibunya.

Karina menepikan mobilnya di halaman rumah Ibunya yang berukuran sedang. Ia keluar dari pintu mobil. Sesaat ia tertegun menatap pintu rumah Ibunya yang terbuka.

"Kebetulan, Ibu ada di rumah." Wanita itu tersenyum, lalu melangkahkan kakinya menuju rumah. Langkahnya terhenti di ambang pintu. Menatap ke arah Ibunya yang tengah duduk di kursi, di tangannya memegang botol minuman. Lalu Karina beralih menatap meja yang terlihat kotor dan berantakan, terdapat beberapa botol bekas minuman dan kartu yang berserakan di atas meja. Karina menggelengkan kepala, ia tidak mengerti dengan Ibunya sendiri, sudah berkali kali ia melarang Ibunya untuk tidak minum minuman beralkohol dan berjudi lagi. Tapi rupanya, kebiasaan buruk Ibunya masih di lakukan sampai sekarang.

Semenjak Ayahnya meninggal akibat korban tabrak lari, Ibu Karina menjadi seorang pemabuk dan penjudi.

"Ibu!" seru Karina, berjalan mendekati Ibunya, lalu merebut botol minuman di tangannya. Ia letakkan botol itu di atas meja.

"Karina?" ucapnya pelan.

"Ibu itu apa apan sih? aku sudah melarangmu untuk minum apalagi berjudi. Jadi? uang yang aku berikan tiap bulan habis untuk minum?" Karina duduk di sebelah Ibunya.

"Tidak Nak, uangmu untuk lunasin hutang Ayahmu dulu." Ibunya membela dirinya sendiri.

"Jawaban Ibu selalu itu itu saja, hutang kok tidak lunas lunas." Karina membentak Ibunya karena kesal.

"Nak, Ibu butuh uang lagi."

"Tidak! Karina berdiri menatap Ibunya. " Aku tidak akan memberikan uang kalau untuk membeli minuman."

"Tapi Nak.."

"Ibu, bukankah dua hari yang lalu baru aku kasih? di kemanakan uang itu?" Karina semakin kesal dan sedih. Kedatangannya ke rumah Ibunya untuk melepas rindu dan berbagi cerita. Namun yang ia dapatkan hanya kesedihan melihat kondisi Ibunya yang semakin kurus dan berantakan.

"Sampai kapan, Ibu seperti ini terus..." ucap Karina pelan sembari menyeka air mata di sudut matanya. Kemudian ia balik badan melangkahkan kakinya.

"Karina!"

Karina terus berjalan tanpa memperdulikan panggilan Ibunya, ia cukup bersabar dan sudah lelah denga permasalahan yang ada. Ia berharao, Ibu satu satunya yang menjadi sandarannya, ternyata sama saja.

Terpopuler

Comments

Ida Lailamajenun

Ida Lailamajenun

mertua tau nya nuntut cucu sementara anaknya jukung sana sini berbagi cairan injeksi.dan menantu pun seperti pembantu dirmh sendiri.buat apa Karina lama" sama suami mu la wong perlakuannya bgt.makan cinta gk kenyang karina.lebih baik minta cerai aja mumpung baru setahun nikah nya

2022-10-23

0

Nenas🍍

Nenas🍍

contoh mertua yang mau di racun itu...
pikirannya dangkal sekali...

2022-01-31

0

Yuli Bae

Yuli Bae

lajut ceritany

2021-12-02

0

lihat semua
Episodes
1 BB 1
2 BB 2
3 BB 3
4 BB 4
5 BB 5
6 BB 6
7 BB 7
8 BB 8
9 BB 9
10 BB 10
11 BB 11
12 BB 12
13 BB 13
14 BB 14
15 BB 15
16 BB 16
17 BB 17
18 BB 18
19 BB 19
20 BB 20
21 BB 21
22 BB 22
23 BB 23
24 BB 24
25 BB 25
26 BB 26
27 BB 27
28 BB 28
29 BB 29
30 BB 30
31 BB 31
32 BB 32
33 BB 33
34 BB 34
35 BB 35
36 BB 36
37 BB 37
38 BB 38
39 BB 39
40 BB 40
41 BB 41
42 BB 42
43 BB 43
44 BB 44
45 BB 45
46 BB 46
47 BB 47
48 BB 48
49 BB 49
50 BB 50
51 BB 51
52 BB 52
53 BB 53
54 BB 54
55 BB 55
56 BB 56
57 BB 57
58 BB 58
59 BB 59
60 BB 60
61 BB 61
62 BB 62
63 BB 63
64 BB 64
65 BB 65
66 BB 66
67 BB 67
68 BB 68
69 BB 69
70 BB 70
71 BB 71
72 BB 72
73 BB 73
74 BB 74
75 BB 75
76 BB 76
77 BB 77
78 BB 78
79 BB 79
80 BB 80
81 BB 81
82 BB 82
83 BB 83
84 BB 84
85 BB 85
86 BB 86
87 BB 87
88 BB 88
89 BB 89
90 BB 90
91 BB 91
92 BB 92
93 BB 93
94 BB 94
95 BB 95
96 BB 96
97 POV QUENBY
98 POV AVRAM
99 POV LIVIAN
100 BB 100
101 BB 101
102 BB 102
103 BB 103
104 BB 104
105 BB 105
106 BB 106
107 BB 107
108 BB 108
109 BB 109
110 BB 110
111 BB 111
112 BB 112
113 BB 113
114 BB 114
115 BB 115
116 BB 116
117 BB 117
118 BB 118
119 BB 119
120 BB 120
121 BB 121
122 Promosi Novel lain
123 BB 123
124 BB 124
125 BB 125
126 BB 126
127 BB 127
128 BB 128
129 BB 129
130 BB 130
131 BB 131
132 BB 132
133 BB 133
134 BB 134
135 BB 135
136 BB 136
137 BB 137
138 BB 138
139 BB 139
140 BB 140
141 BB 141
142 BB 142
143 BB 143
144 BB 144
145 BB 145
146 BB 146
147 BB 147
148 BB 148
149 BB 149
150 BB 150
151 BB 151
152 BB 152
153 BB 153
154 BB 154
155 BB 155
156 BB 156
157 BB 157 END
Episodes

Updated 157 Episodes

1
BB 1
2
BB 2
3
BB 3
4
BB 4
5
BB 5
6
BB 6
7
BB 7
8
BB 8
9
BB 9
10
BB 10
11
BB 11
12
BB 12
13
BB 13
14
BB 14
15
BB 15
16
BB 16
17
BB 17
18
BB 18
19
BB 19
20
BB 20
21
BB 21
22
BB 22
23
BB 23
24
BB 24
25
BB 25
26
BB 26
27
BB 27
28
BB 28
29
BB 29
30
BB 30
31
BB 31
32
BB 32
33
BB 33
34
BB 34
35
BB 35
36
BB 36
37
BB 37
38
BB 38
39
BB 39
40
BB 40
41
BB 41
42
BB 42
43
BB 43
44
BB 44
45
BB 45
46
BB 46
47
BB 47
48
BB 48
49
BB 49
50
BB 50
51
BB 51
52
BB 52
53
BB 53
54
BB 54
55
BB 55
56
BB 56
57
BB 57
58
BB 58
59
BB 59
60
BB 60
61
BB 61
62
BB 62
63
BB 63
64
BB 64
65
BB 65
66
BB 66
67
BB 67
68
BB 68
69
BB 69
70
BB 70
71
BB 71
72
BB 72
73
BB 73
74
BB 74
75
BB 75
76
BB 76
77
BB 77
78
BB 78
79
BB 79
80
BB 80
81
BB 81
82
BB 82
83
BB 83
84
BB 84
85
BB 85
86
BB 86
87
BB 87
88
BB 88
89
BB 89
90
BB 90
91
BB 91
92
BB 92
93
BB 93
94
BB 94
95
BB 95
96
BB 96
97
POV QUENBY
98
POV AVRAM
99
POV LIVIAN
100
BB 100
101
BB 101
102
BB 102
103
BB 103
104
BB 104
105
BB 105
106
BB 106
107
BB 107
108
BB 108
109
BB 109
110
BB 110
111
BB 111
112
BB 112
113
BB 113
114
BB 114
115
BB 115
116
BB 116
117
BB 117
118
BB 118
119
BB 119
120
BB 120
121
BB 121
122
Promosi Novel lain
123
BB 123
124
BB 124
125
BB 125
126
BB 126
127
BB 127
128
BB 128
129
BB 129
130
BB 130
131
BB 131
132
BB 132
133
BB 133
134
BB 134
135
BB 135
136
BB 136
137
BB 137
138
BB 138
139
BB 139
140
BB 140
141
BB 141
142
BB 142
143
BB 143
144
BB 144
145
BB 145
146
BB 146
147
BB 147
148
BB 148
149
BB 149
150
BB 150
151
BB 151
152
BB 152
153
BB 153
154
BB 154
155
BB 155
156
BB 156
157
BB 157 END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!