Sentuhan yang berbeda

"Wah? Benarkah itu?" Delvin terkejut, ia masih tersenyum lebar.

"Sudahlah, untuk apa juga kamu disini? Tidak perlu sok akrab denganku." Desis Angkasa sinis. Ia tak begitu dekat dengan Delvin walaupun pria itu tak memusuhinya. Hanya saja, Angkasa memang menjauh dari keluarganya terlebih, ayahnya.

"Aku hanya ...."

Dertt!

Dertt!

Ponsel Delvin berbunyi, ia mengangkat telepon yang masuk. "Ya sayang? Aku sudah membelikanmu es krim. Iya aku akan ke sana segera."

Angkasa memutar bola matanya malas, ia memilih meminum es nya sebelum kembali menatap Delvin yang masih berdiri di sisinya.

"Pergi sana, kehadiranmu sangat mengganggu." Sindir Angkasa tepat mengenai sasaran.

Delvin tersenyum, "Aku pergi dulu kalau gitu. Selamat tinggal anak-anak." Delvin mengusap rambut Arga sebelum beranjak pergi. Apa yang Delvin lakukan, sungguh membuat Arga syok. Seolah ada sengatan listrik yang menyetrum hatinya. Getaran aneh yang ia rasakan saat ini, belum pernah dia rasakan sebelumnya.

Sama halnya dengan Arga, Jingga juga terkejut dengan apa yang Delvin lakukan. Secara tak sadar, Delvin menyentuh darah daging yang dulunya dia rencanakan untuk di gugurkan. Bagaimana seandainya Delvin tahu jika Arga dan Artan adalah putranya?

"Jingga."

Jingga tersentak kaget mendengar suara Angkasa. Ia mengangkat pandangannya, menatap syok pada Angkasa yang entah kapan sudah berdiri di hadapannya. Sejenak, ia menatap kesekeliling, tak ada lagi keberadaan Delvin di sana.

"Kamu gak papa?" Tanya Angkasa khawatir.

"Aku gak Papa Om, terima kasih." Ucap Jingga sembari mengelus d4danya. Jantungnya tadi seolah berhenti berdetak melihat kehadiran Delvin di sana.

"Maaf, tadi Delvin mengira aku lagi kencan buta. Jadi dia pikir si kembar anak dari wanita yang aku kencani."

"Ya anggap saja begitu, tak apa." Jawaban Jingga membuat Angkasa mematung. Padahal, itu hanyalah jawaban asal Jingga saja karena ia tak terlalu menganggap serius apa yang Angkasa katakan padanya.

"Sudah habis es krim kalian? Ayo kita pulang." Jingga menghampiri keduanya anaknya, meninggalkan Angkasa yang masih diam di tempatnya.

Jingga lebih dulu membersihkan mulut dan pipi Arga, baru di susul oleh Artan. Setelah keduanya bersih, tatapan Jingga beralih pada Nara yang mengambil tisu sendiri dan mengusap mulutnya. Seolah, anak itu tengah menirunya dengan cara mandiri.

"Kemari, Biar Tante bantu usapkan." Jingga meraih tisu itu dan membantu Nara mengusap mulut dan pipinya. Sejenak, anak menggemaskan itu menatap Nara dengan binar di matanya yang begitu cerah.

"Nah, sudah. Bandomu sedikit miring, Tante benarkan sebentar." Jingga sangat gemas dengan Nara. Saat tahu dirinya hamil kembar, Jingga sangat berharap salah satu anaknya seorang perempuan. Tapi nyatanya, yang lahir laki-laki semua.

"Sudah, ayo ... kita bersiap pulang."

"Ayo!" Seru Nara dan turun dari kursinya. Namun, hal itu membuat Artan segera mencegahnya.

"Mau ikut? Nda bicaaaa! Jangan cuka ikut jadi olang kata Om Lapaaa, ketindalan itu ayahnya. Kacian itu anak olang!" Protes Artan.

Nara menatap pada ayahnya sembari memilin jari jemarinya. Angkasa yang melihat tatapan nanar putrinya menghela nafas pelan. Mungkin tadi terlena dengan apa yang Jingga lakukan padanya membuatnya tak sadar main ingin ikut saja.

"Ayo sayang, kita pulang." Angkasa mendekati putrinya, ia meraih anak itu dalam gendongannya

"Maaf, Artan tak bermaksud begitu. Ucapannya memang sedikit pedas, tapi ... dia penyayang kok sebenarnya." Jingga merasa tak enak, ia meraih putranya dalam dekapannya.

Angkasa tersenyum, "Aku tahu, anak kecil memang suka berkata jujur. Tak masalah,"

"Bu-bukan begitu, aku ...,"

"Bunda, ayo pulang!" Arga menarik tangan Jingga, ia tak ingin bundanya itu terlalu lama berbincang dengan pria selain keluarganya. Tak hanya pada Angkasa, sebelumnya banyak pria yang mendekati Jingga tapi Arga selalu menjauhkannya.

"Maaf, putraku mengantuk. Soal pemotretan, aku akan datang besok." Jingga buru-buru menggandeng tangan kedua anaknya pergi. Meninggalkan Angkasa dan Nara yang menatap kepergian ketiganya.

Nara menjauhkan kepalanya ke bahu Angkasa, tatapannya terlihat lesu. "Ayah, Nala nda bica punya Bunda yah kayak ci bibil telompet itu?"

Angkasa tersenyum, putrinya menamai Artan dengan sebutan 'Bibir terompet'. Sangat lucu di dengar, tapi tersirat makna yang cukup dalam.

"Sabar yah, nanti Nara akan punya Bunda kok." Bisik Angkasa.

"Haaah, jangan Bunda peli. Bunda peli cuman datang waktu gigi Nala copot. Maca jadi nenek ompong dulu balu Bunda datang? Benel kata Om liki, Ayah duda kalatan."

"Heh?!"

.

.

.

Hari ini Jingga kembali mengantar si kembar sekolah. Sepanjang jalan, dia menasehati Artan agar tak lagi mencari masalah. Artan pun hanya mengangguk saja, dia lebih fokus memakan roti buatan oma nya yang sangat memanjakan lidahnya.

"Dengar semua? Pokoknya Bunda gak mau lagi dengar salah satu dari kalian berkelahi, oke?"

"Iya Bunda." Balas keduanya kompak.

"Kalau macuk telinga kanan tapi kelual telinga kili, bukan calah Altan loh! Calah cuala Bunda yang telaluuuu copan." Celetuk Artan dengan pipi menggembung penuh dengan roti.

Jingga menghelan nafas kasar, ia lalu menghentikan mobilnya saat sampai di sekolah si kembar. Artan lekas menc1um pipi Jingga sebelum turun dari mobil. Tapi Arga, dia seolah menunggu sesuatu.

"Arga gak turun sayang?" Tanya Jingga bingung melihat putranya yang menatapnya dengan lekat.

"Bunda dan Om kemarin itu gak pacaran kan?"

Jingga tentu kaget mendengarnya, "Tentu saja enggak. Kami hanya rekan kerja saja, tak lebih dari itu." Balasnya.

"Baiklah, aku masuk dulu." Arga menc1um pipi Jingga, lalu turun dari mobil masuk ke dalam sekolahnya. Jingga tersenyum melepas kepergian kedua anak kembarnya. Setelah keduanya tak lagi terlihat, Jingga kembali merubah ekspresinya.

"Kenapa Arga mengira aku dan Om Angkasa punya hubungan? Hais, anak itu selalu waspada ketika aku dekat dengan pria manapun. Arga, bagaimana Bunda memberimu pemahaman jika Bunda dan Ayah tidak bisa lagi bersama." Lirih Jingga. Ia tidak tahu, bagaimana kehidupannya kedepan nanti. Apa dia menikah lagi, atau tetap sendiri membesarkan si kembar.

_______

Ayo pemanasan pagi, aku mau u p banyak hari ini, ramaikan komen kawan🤣

Ayo kak Jumi, gemparkan🤣

Terpopuler

Comments

𝙰𝚕𝚒𝚜𝚝𝚊

𝙰𝚕𝚒𝚜𝚝𝚊

Semoga Angkasa garcep melamar Jingga, Takutnya setelah devian tahu kebenaran sikembar dia berubah pikiran jadi mau sikembar lagi.

Arga juga masih berharap Ibunya kembali bersama dengan Ayah kandungnya.
Padahal Arga selama ini tahu gimana perjuangan Ibunya, Dan mungkin yang Arga pikirkan Ibunya akan selalu ada waktu untuk dia kalau mereka bersatu kembali.
Delvin juga sepertinya sudah bahagia bersama Istri barunya. Hmmm apakah Delvin dan istrinya sudah memiliki anak?
Dan sepertinya Arga lebih memilih Ayah kandungnya dibanding Ayah sambungnya nanti.

2025-05-03

28

jumirah slavina

jumirah slavina

"bial aja Alga.. cupaya kamu cama Altan punya Ayah" Jumi dengan gaya centil 'y menasehati Arga

"Thor.. buang Jumi jauh²" kesal Arga

"jangan.. kasian Jumi gak punya teman nanti" Otor mengelus sayang Jumi

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤪🏃🏃🏃

2025-05-03

11

Lanjar Lestari

Lanjar Lestari

ais Arga masih berharap Bunda dan Ayah bersama g bs Arga Ayahnu sdh punya istri baru dan mungkin juga sdh pun6a anak,asal Arga tahu ayahmu tak pernah menginginkan atas kehadiranmu dan juga ingin membunuh mu saat km masih di kandungan bundamu dlm bnmentuk masih janin.eh g th km Dalvin yg km usah kepalanya anak kandungmu ya . apa Dalvin sdh menikah dg Selva Author dan sdh punya anak🤔apa blm.

2025-05-03

8

lihat semua
Episodes
1 Satu tahun yang sia-sia
2 Cinta untuk si kembar
3 Om mantan suami
4 Sentuhan yang berbeda
5 Rasa yang berbeda
6 Kekesalan Arga
7 Suami?!
8 Getaran aneh
9 Boleh lihat foto ayah?
10 Kembalinya cinta yang hilang
11 Kenapa kita tidak menikah saja?
12 Suami Selva?
13 Mari sembuh bersama!
14 Satu hari bersama
15 Ketakutan Delvin
16 Janji yang hilang
17 Kebun binatang
18 Perhatian Angkasa
19 Panas
20 Pertemuan tak terduga
21 Kesepakatan
22 Perjuangan Tuan Duda
23 Jangan panggil om!
24 Fase jatuh cinta
25 Perusahaan Rodriguez terancam
26 Jantung yang semakin berdebar
27 Cinta yang tersesat
28 Putra bungsu Yudha Rodriguez
29 Ketahuan
30 Hambatan cinta
31 Aku mencintai putri Om!
32 Tertekannya Delvin
33 Beri aku waktu
34 Mencuri kesempatan ala Angkasa
35 Sleep Call
36 Lupa jemput
37 Pertengkaran hebat
38 Makan malam bersama calon mertua
39 Kesempatan dalam kesempitan
40 Perlahan bangkit
41 Tumbang
42 Berhasil jadi calon menantu Ferdi Mahendra
43 Misi selesai
44 Makan malam (panas)
45 Titik kehancuran Delvin
46 Bunda boleh menikah lagi?
47 Will you marry me, Jingga?
48 Deep talk (Angkasa dan Arga)
49 Gara-gara durian
50 Ulah Tania
51 Hari pernikahan
52 Resmi menjadi pasangan
53 Abang sayang
54 Kehebohan ketiga bocah
55 Semakin hancur
56 Tamu tak di undang
57 Berita heboh di pagi hari
58 Menjadi keluarga cemara
59 Jatah Angkasa
60 Keberuntungan bocah menggemaskan
61 Hadiah untuk cucu
62 Kegundahan hati seorang ibu
63 Bayi besar Jingga
64 Keanehan Angkasa
65 Hari spesial tiga bocil gemas
66 Harapan kecil Arga
67 Kehamilan Jingga
68 Buka kado
69 Kelakuan Artan dan Nara
70 USG
71 Om Delvin, ayah kami?
72 Pecah~
73 Altan mau gajah!
74 Tetap aku pemenangnya~
75 Gajah Altan?
76 Gara-gara si (Jerapah)
77 Kamu milikku, dan aku milikmu~
78 Rasa rindu yang mendalam
79 Kabar tidak baik?
80 Duka keluarga Rodriguez
81 Mencari tahu
82 Ancaman Angkasa
83 Terbongkar
84 Penyesalan Delvin
85 Keanehan malam di kamar Artan
86 Tap tap layalnya!
87 Obrolan malam
88 Berkuda
89 Ada apa dengan si Bumil?
90 Cemburunya Jingga
91 Menemani Paksu~
92 Tragedi sore hari
93 Panggilan yang di nantikan
94 Cemburu nya mantan Duda
95 Tingkah putri kecil Angkasa
96 Obrolan hangat di meja makan
97 Kekhawatiran Angkasa
98 Ketakutan seorang anak
99 Gara-gara motor
100 Cuman ayah yang bisa
101 Sella-Selatan
102 Kedatangan tamu yang tak di sangka-sangka
103 Mama Nala?
104 Sama-sama seorang ibu
105 Perasaan Eve
106 Obrolan dua ibu
107 Lahiran dadakan?
108 Kelahiran si kembar
109 Beratnya mengurus bayi
110 Kelakuan Artan
111 Berpisah jarak
112 Ada apa dengan Artan?
113 Kakek Erwin
114 Kepulangan Angkasa
115 Konser Artan
116 Suasana baru di desa
117 Kara dan bebeknya
118 Kehangatan cinta
119 Dua bayi menggemaskan
120 Titik hancur Delvin
121 Penolakan Arga
122 Suasana cerah pagi hari
123 Tanggung jawab sebagai abang
124 Obrolan Angkasa dan Arga
125 Arga yakin?
126 Menjenguk
127 Kisah yang manis
128 Bonchap
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Satu tahun yang sia-sia
2
Cinta untuk si kembar
3
Om mantan suami
4
Sentuhan yang berbeda
5
Rasa yang berbeda
6
Kekesalan Arga
7
Suami?!
8
Getaran aneh
9
Boleh lihat foto ayah?
10
Kembalinya cinta yang hilang
11
Kenapa kita tidak menikah saja?
12
Suami Selva?
13
Mari sembuh bersama!
14
Satu hari bersama
15
Ketakutan Delvin
16
Janji yang hilang
17
Kebun binatang
18
Perhatian Angkasa
19
Panas
20
Pertemuan tak terduga
21
Kesepakatan
22
Perjuangan Tuan Duda
23
Jangan panggil om!
24
Fase jatuh cinta
25
Perusahaan Rodriguez terancam
26
Jantung yang semakin berdebar
27
Cinta yang tersesat
28
Putra bungsu Yudha Rodriguez
29
Ketahuan
30
Hambatan cinta
31
Aku mencintai putri Om!
32
Tertekannya Delvin
33
Beri aku waktu
34
Mencuri kesempatan ala Angkasa
35
Sleep Call
36
Lupa jemput
37
Pertengkaran hebat
38
Makan malam bersama calon mertua
39
Kesempatan dalam kesempitan
40
Perlahan bangkit
41
Tumbang
42
Berhasil jadi calon menantu Ferdi Mahendra
43
Misi selesai
44
Makan malam (panas)
45
Titik kehancuran Delvin
46
Bunda boleh menikah lagi?
47
Will you marry me, Jingga?
48
Deep talk (Angkasa dan Arga)
49
Gara-gara durian
50
Ulah Tania
51
Hari pernikahan
52
Resmi menjadi pasangan
53
Abang sayang
54
Kehebohan ketiga bocah
55
Semakin hancur
56
Tamu tak di undang
57
Berita heboh di pagi hari
58
Menjadi keluarga cemara
59
Jatah Angkasa
60
Keberuntungan bocah menggemaskan
61
Hadiah untuk cucu
62
Kegundahan hati seorang ibu
63
Bayi besar Jingga
64
Keanehan Angkasa
65
Hari spesial tiga bocil gemas
66
Harapan kecil Arga
67
Kehamilan Jingga
68
Buka kado
69
Kelakuan Artan dan Nara
70
USG
71
Om Delvin, ayah kami?
72
Pecah~
73
Altan mau gajah!
74
Tetap aku pemenangnya~
75
Gajah Altan?
76
Gara-gara si (Jerapah)
77
Kamu milikku, dan aku milikmu~
78
Rasa rindu yang mendalam
79
Kabar tidak baik?
80
Duka keluarga Rodriguez
81
Mencari tahu
82
Ancaman Angkasa
83
Terbongkar
84
Penyesalan Delvin
85
Keanehan malam di kamar Artan
86
Tap tap layalnya!
87
Obrolan malam
88
Berkuda
89
Ada apa dengan si Bumil?
90
Cemburunya Jingga
91
Menemani Paksu~
92
Tragedi sore hari
93
Panggilan yang di nantikan
94
Cemburu nya mantan Duda
95
Tingkah putri kecil Angkasa
96
Obrolan hangat di meja makan
97
Kekhawatiran Angkasa
98
Ketakutan seorang anak
99
Gara-gara motor
100
Cuman ayah yang bisa
101
Sella-Selatan
102
Kedatangan tamu yang tak di sangka-sangka
103
Mama Nala?
104
Sama-sama seorang ibu
105
Perasaan Eve
106
Obrolan dua ibu
107
Lahiran dadakan?
108
Kelahiran si kembar
109
Beratnya mengurus bayi
110
Kelakuan Artan
111
Berpisah jarak
112
Ada apa dengan Artan?
113
Kakek Erwin
114
Kepulangan Angkasa
115
Konser Artan
116
Suasana baru di desa
117
Kara dan bebeknya
118
Kehangatan cinta
119
Dua bayi menggemaskan
120
Titik hancur Delvin
121
Penolakan Arga
122
Suasana cerah pagi hari
123
Tanggung jawab sebagai abang
124
Obrolan Angkasa dan Arga
125
Arga yakin?
126
Menjenguk
127
Kisah yang manis
128
Bonchap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!