Tentangan Blue

“Kau terima perjodohan itu, Red?” tanya Lila—adiknya yang berbeda ibu.

Red mengangguk dengan pasrah. “Aku tak punya pilihan. Kau tahu itu, kan?”

“Seandainya aku bisa menggantikanmu. Aku muak tinggal di sini. Keluarga kita terlalu kuno dan seharusnya kau bersyukur karena akan dijodohkan dengan pria kaya,” sahut Lia.

“Bagaimana jika pria itu orang yang kasar dan menyiksaku? Aku tak terlalu peduli dengan harta. Keinginanku hanya ingin kuliah, tapi daddy tidak mengizinkan.”

“Ya, karena daddy terlalu gengsi untuk menerima bantuan dari teman kaya rayanya itu. Seandainya dia mau menerima bantuan itu, pasti kita akan tinggal enak di kota. Dia malah memilih tinggal di desa,” jawab Lila sambil melihat Red menjemur pakaian.

“Setidaknya kita tidak miskin, Lila. Kita hanya hidup sederhana dan daddy sudah menjaga kita dengan baik. Setidaknya kita tidak kelaparan dan sudah menyelesaikan pendidikan kita sampai high school.”

“Ck, kalian sama saja. Aku ingin pergi ke kota dan merubah nasibku. Jika kau sudah banyak uang nanti, bawa aku ke kota, ya?”

Red menghela napasnya. “Tidak, itu bukan hakku. Aku bahkan belum mengenal pria itu.”

“Kata mommy, dia pria yang tampan dan kaya raya. Mommy sudah melihat fotonya. Kau belum lihat?”

“Aku tahu, bukan itu maksudku. Aku belum tahu bagaimana karakternya. Bagaimana jika dia tak menyukaiku dan malah menyiksaku?”

“Ya … setidaknya, jika kalian bercerai, kau akan dapat harta banyak. Tak masalah, bukan? Sudahlah, nikmati saja. Semoga setelah kau menikah, kau bisa mengenalkanku pada pria tampan di sana. Jangan lupakan aku, ok?” jawab Lila.

Red tertawa pelan dan menggeleng pelan mendengar ucapan adiknya. Dia kemudian mengacak rambut adiknya yang memang selalu bicara blak-blakan.

*

*

Di sisi lain, Blue juga menerima kabar yang sama dari ayahnya. Ia dipanggil ke rumah keluarga untuk membicarakan persiapan pernikahan.

Blue merasa frustasi. Ia tidak ingin menikah dengan seseorang yang tidak dia kenal, apalagi dengan latar belakang yang begitu berbeda dengannya dan Blue juga sudah memiliki kekasih—seorang dokter.

Namun, dia tahu bahwa ayahnya tidak akan menerima penolakan dan ibunya tak akan banyak membantu.

Ayahnya selalu berkata bahwa kesepakatan itu adalah janji yang harus ditepati, dan Blue tidak punya hak untuk melanggarnya.

Karena jika dia melanggarnya, maka semua harta akan diberikan pada yayasan keluarga mereka dan Blue harus memulai usahanya dari awal lagi.

*

*

Ricco melihat kedantangan putra tunggalnya. Dia menyambutnya dengan senyum. “Akhirnya kau datang, Son.”

“Hmm … aku tak mungkin tak datang. Daddy akan selalu mengancamku,” jawab Blue dengan wajah datar.

Ibunya, Rency, ikut tersenyum melihatnya. “Ayo, kita langsung ke meja makan saja.” Lalu dia menggandeng lengan putranya.

*

“Apakah kita akan membahas pernikahan itu?” tanya Blue ketika mereka semua sudah duduk di meja makan.

“Ya, daddy mempercepatnya. Kau akan menikah minggu depan. Kami sudah mempersiapkan semuanya. Red akan datang dua hari lagi. Kau yang akan menjemputnya di bandara.”

Blue menghela napas. “Apakah ini satu-satunya cara untuk menolongnya, Dad?”

“Kita tidak sedang menolongnya, tapi daddy memang ingin kau menikah dengannya sejak awal. Dia gadis polos, baik, cantik, dan suci tentunya.”

“Jika itu kriteria yang daddy cari, Carol memiliki semua kriteria itu. Dia—“

BRAK!

Ricco menggebrak meja. “Kau masih saja membahasnya di saat kau akan menikah? Kau belum putus darinya? Bukankah sejak awal kau selalu diberitahu bahwa kau sudah memiliki calon istri?” Ricco marah.

Rency mengusap lengan Blue agar tak terpancing emosinya.

“Bagaimana jika kami tak cocok dan akhirnya bercerai?” tanya Blue.

“Kau sudah berpikir seburuk itu padahal belum menjalaninya? Kau tak boleh menceraikannya!!”

“Dad, belum tentu dia juga bahagia menikah denganku. Bagaimana jika dia menderita selama menikah denganku?”

Ricco terdiam sejenak. Lalu membuang napas. “Kalian harus memiliki anak. Setidaknya itu akan menyatukan kalian lebih erat. Dan ada penerusku dan penerusmu nantinya. Kalau pun kemungkinan terburuknya kalian bercerai—anak kalian akan menjadi penerus keluarga kita dan Red akan tetap menjadi putriku.”

Terpopuler

Comments

Niͷg_Nσͷg

Niͷg_Nσͷg

Jalani saja dulu Blue...sekarang kamu boleh berkata tidak mungkin? tapi perlu kamu ketahui, author maha membolak balikkan hati para tokohnya. dan ingat blue? apa yang sekrang kamu cintai, siapa tahu kedepannya dialah yang akan kamu benci dan apa yang kamu benci..malah dialah yang akan membuat hidupmu lebih berwarna...percayalah cinta bisa datang kapan saja. yang penting jalani saja dulu dan terima takdir hidupmu 🤭

2025-05-01

9

d'she wu

d'she wu

ish...belum² dah pesimis sih bro, kelak kau sbg suaminya kudu bisa membuat istrimu bahagia dong

2025-05-01

4

Kar Genjreng

Kar Genjreng

Buatin saja ngapa Blue siapa tau itu yang terbaik tidak ada orang tua... yang bermaksud buruk apa lagi itu gadis sesery bukan yang harus Denga wanita yang berkelas berpendidikan LN coba dulu pasti kedepannya baik semoga saling menyay

2025-05-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!