Aster Veren
Suasana kota hari ini tampak sepi dari biasanya, mungkin karena jam pulang kerja sudah lewat beberapa jam yang lalu. Belum lagi hanya sedikit orang yang menggunakan kendaraan pribadi, sisanya berbondong-bondong menggunakan kendaraan umum seperti bus dan kereta.
Lampu merah yang sempat menghentikan sebuah mobil mewah merek lexus LS pun kembali berubah warna menjadi hijau, membiarkan mobil hitam itu melaju dengan kecepatan penuh bersamaan dengan rintik hujan yang mulai berjatuhan membasahi jalanan beraspal dan seisi kota.
Terlihat beberapa orang yang berlarian mencari tempat teduh untuk menyelamatkan diri dari guyuran hujan yang semakin deras, namun mobil mewah itu tak menurunkan kecepatannya sedikitpun sampai si pengemudi melihat seorang gadis kecil yang berlari menyebrangi jalan tanpa memperhatikan sekitarnya.
Dengan cepat pria itu menginjak rem mobilnya saat melihat gadis itu terjatuh karena merasa terkejut dengan suara klakson mobil yang dibunyikan olehnya.
“Apa aku menabraknya?” Gumam pria itu terlihat panik sambil bergegas turun dari dalam mobilnya untuk memastikan kondisi gadis kecil yang hampir ditabrak olehnya.
Tapi dia sangat jauh dari mobilku ... apa dia pingsan? Batinnya bertanya-tanya sambil berjongkok disamping gadis itu dan memperhatikan raut wajahnya yang terlihat berantakan dengan mata sembab dan beberapa luka lecet di tangan dan kakinya.
“Arrgh... kenapa dia harus pingsan di depan mobilku seperti ini? merepotkan saja,” tuturnya merasa geram sendiri sambil menggendong gadis itu dan memasukannya kedalam mobil dengan membaringkannya dibangku belakang.
Lalu pria itupun bergegas masuk ke dalam mobilnya dan mengemudikannya menuju kediamannya. Pakaiannya sudah basah kuyup akibat guyuran hujan yang membasahinya saat dia memastikan kondisi gadis yang ditolongnya.
“Sekarang aku benar-benar berada dalam masalah, aku tak bisa pulang ke rumah ibu dengan membawanya. Membawanya ke rumah sakit juga harus berputar arah, terpaksa aku bawa dia ke rumahku ....” Gumamnya sambil memperhatikan gadis kecil yang belum sadarkan diri di bangku belakang melalui pantulan kaca spion mobilnya.
Sesampainya di sebuah rumah mewah berlantai dua, diapun langsung memanggil seorang pelayan pria untuk membawa turun gadis yang hampir ditabraknya itu dari dalam mobilnya.
“Tuan muda? Ada apa dengan pakaian anda? Kenapa pakaian anda basah seperti ini?” Tanya seorang pelayan wanita yang sudah menyambut kedatangannya di dalam rumahnya.
“Hana, tolong panggilkan dokter dan siapkan air hangat untuk ku.” Jawab pria itu tak ingin banyak bicara sambil melepaskan jas abu yang dikenakannya dan memberikannya pada pelayan wanita dihadapannya.
“Maaf tuan ....” Suara pelayan pria yang membawa seorang gadis kecil dipangkuannya membuat pria berambut merah itu melirik kearahnya sambil menghela napas lelah.
“Bawa anak itu ke kamar tamu, sekalian ganti pakaiannya dengan pakaian kering.” Jelasnya sambil melanjutkan perjalanannya menuju kamar pribadinya, sedangkan pelayan itu berjalan kearah yang berlawanan dengan pria berambut merah itu.
Tak lama kemudian seorang wanita berjas putih memasuki kediaman pria itu dengan dibimbing oleh Hana yang sudah selesai menyiapkan air hangat untuk tuan rumah. Pelayan itu membawa sang dokter ke kamar tamu dimana gadis kecil itu berada.
***
“Kau sudah datang?” Suara seorang pria berambut merah memasuki kamar tamu setelah selesai membersihkan dirinya dan mengganti pakaiannya dengan pakaian santai yang dikenakannya.
Pria itu tampak mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan, mencari keberadaan kedua pelayannya.
"Aku mengusir mereka." Ucap wanita berjas putih itu mengetahui pikirannya.
"Kenapa harus mengusirnya?" Gumamnya sambil menggaruk tengkuknya dan berjalan kearah sofa di dekat jendela kamar itu.
“Aku hanya meminta mereka untuk menyiapkan makan malam, selain itu siapa anak ini Arsel?” Jelasnya sambil memperhatikan gadis kecil yang sudah selesai diperiksa olehnya.
“Aku menemukannya di jalan.” Jawab pria itu sambil menghempaskan tubuhnya keatas sofa dan menghela napas lelah.
“Kau tidak menabraknya kan?” Tanya wanita itu melirik tajam kearahnya.
“Ti–tidak ... yah–hampir.” Jawabnya tergugup sambil memalingkan wajahnya keluar jendela untuk menghindari kontak mata dengan dokter itu.
“Tapi aku tidak menabraknya, apa lukanya serius?” Lanjutnya terdengar panik dan segera bangkit dari posisi duduknya.
“Tidak, tapi ... ada yang salah dengan paru-parunya.” Jelas wanita itu terlihat khawatir dengan kondisi kesehatan gadis kecil dihadapannya.
“Paru-paru?” Tanya Arsel berjalan mendekati tempat tidur dan memperhatikan sosok anak kecil yang terbaring diatas tempat tidurnya.
“Sepertinya itu penyakit bawaan,” jawabnya sambil mengemasi barang-barangnya, “Ini resepnya, kau bisa membelinya di apotik.” Lanjutnya sambil berjalan kearah pintu setelah memberikan resep itu ke tangan Arsel.
“Aaa!” Teriak Arsel menghentikan langkah wanita berjas putih itu.
“Kau bisa membangunkannya bodoh!” Ucap wanita itu spontan memukul punggung Arsel dengan tas yang dibawanya, membuat pria itu memekik kesakitan.
“Maaf-maaf ....” Sesalnya sambil melipat kedua telapak tangannya dibawah dagunya dan mengulas senyum tipis pada wanita itu.
“Cepat tebus obatnya.” Ucapnya kembali melangkahkan kakinya berniat meninggalkan rumah Arsel. Namun dengan cepat pria itu menarik tangan sang dokter membuat langkah wanita itu kembali terhenti.
“Perhatikan anak itu baik-baik Wanda, tidak kah dia mengingatkanmu dengan seseorang?” Tuturnya segera angkat bicara untuk meredam kekesalan wanita dihadapannya yang sudah terlihat jelas diwajahnya.
Lagipula dia sudah menghentikan langkahnya sebanyak dua kali. Sudah pasti dia merasa kesal pada pria itu.
“Aku tidak perduli, cepat lepaskan tanganmu itu. Aku banyak pekerjaan hari ini.” Ucapnya langsung pergi setelah pria itu melepaskan tangannya, memperhatikan kepergian sang dokter dari hadapannya.
Dasar Wanda, tidak bisakah dia bersikap ramah padaku? Batinnya kembali memperhatikan gadis kecil dihadapannya.
“Hem ... dia benar-benar mengingatkanku dengan seseorang. Apa mungkin dia–“ Gumamnya terhenti saat mendengar erangan halus dari sang anak, dengan cepat pria itu pun duduk disamping tempat tidurnya.
Tak lama kemudian gadis kecil itupun membuka matanya, mengejapkannya beberapa kali dan langsung terbangun dari posisi terbaringnya saat dia melihat seorang pria berambut merah memperhatikannya dengan tatapan serius disampingnya.
Lalu suasana ruangan yang tak dikenalnya membuat gadis itu merasa sedikit ketakutan dan bergegas menarik selimut dihadapannya, menutupi sebagian wajahnya dari pria itu.
Arsel yang terpesona dengan kecantikan gadis itu pun hanya bisa melongo memperhatikan rambut hitam panjangnya, dan beralih pada bola mata ungu yang dimiliki oleh gadis kecil itu.
“Tidak salah lagi, anak ini versi kecilnya Helen. Tapi warna rambutnya ....” Gumamnya sambil mendekatkan wajahnya dengan wajah gadis kecil itu.
Tunggu! Apa kakak pernah bilang memiliki seorang anak dengan wanita itu? Batinnya bertanya-tanya.
“Di–dimana aku?” Suara gadis kecil itu terdengar gemetar, “Pa–paman ini siapa?” Lanjutnya semakin menaikan selimutnya kedekat matanya untuk menutupi rasa takutnya.
“He? Aku?” Tanya pria itu menjauhkan dirinya dari wajah gadis itu, sepertinya dia menyadari rasa takut gadis bermata ungu dihadapannya.
“Aku orang yang menyelamatkanmu di jalan saat kamu pingsan didepan mobilku.” Lanjutnya menjelaskan sambil melipat kedua tangannya diatas dada bidangnya.
Hampir menabrakmu–sebenarnya, tapi aku tak bisa bilang seperti itu. Batinnya membenarkan ucapannya yang tak sejalan dengan hatinya.
“Menyelamatkanku?” Gumamnya sambil menurunkan selimut diwajahnya, “Ah ya, tadi aku dalam perjalanan pulang.” Lanjutnya sambil mengingat dirinya yang berlari di jalan karena tiba-tiba turun hujan.
Wah lihatlah betapa cantiknya gadis ini. Batin Arsel tak mendengarkan ucapan gadis itu dan malah terpaku pada wajah cantiknya, bibir tipis dengan mata bulat dan hidung mancungnya yang mampu menghipnotis seorang pria dewasa sepertinya.
“A–anu ....” Suara gadis itu meruntuhkan lamunannya.
.
.
.
Thanks for reading...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 252 Episodes
Comments
Readers setia
mampir thor
2023-01-23
1
veronicarismaa1
lanjoootttt
2022-08-02
0
Risfa
Hadir ka
2022-08-01
0