Bertemu Lagi

"Aku tidak memikirkan sampai ke sana. A-aku hanya tidak tahu harus berbuat apa." Yuna terduduk lemas di atas kursi rotan.

"Sudah, kamu tidak perlu berpikir yang bukan-bukan, besok datang saja ke perusahaan, ajukan surat cuti hamil, mereka pasti juga akan mengerti." Samuel mencoba menenangkan.

"Kamu pikir semudah itu? Peraturan tetap saja peraturan, jangankan cuti, tidak langsung dipecat saja sangat mustahil

Saat Samuel ingin bicara, tiba-tiba ponselnya bergetar.

"Sebentar, aku angkat telepon dulu."

"Ada apa, Roy?"

"Bos, Zoni dan empat ketua klan lainnya sudah mentransfer uang pada saya, semuanya sudah saya transfer sekaligus ke akun Anda, Anda bisa cek sekarang." Terdengar suara Roy dari seberang telepon.

"Kau tidak ambil bagian?" tanya Samuel.

"Tidak, Bos. Anda simpan saja, mungkin bisa Anda gunakan di saat penting, kami di sini tidak kekurangan" tolak Roy dengan sopan.

"Baiklah."

Setelah memutus sambungan telepon, Samuel melihat satu pesan masuk yang belum sempat ia baca, itu adalah laporan dari transferan Roy padanya.

Samuel kembali menghubungi satu nomor di ponselnya. "Halo, Paman. Aku butuh bantuan Anda lagi."

"Aku ingin membeli saham di Fardin Company, saya minta tolong pada Anda untuk mengurusnya."

"Perusahaan kecil itu, memangnya untuk apa Anda ingin membelinya, Tuan muda?" tanya Jimmy penasaran.

"Saya butuh perusahaan itu sekarang, Paman."

"Baik, Tuan muda. Saya akan beritahu Anda jika sudah selesai bernegosiasi pada pemilik perusahaan itu."

"Terimakasih, Paman."

Samuel kembali menghampiri Yuna setelah urusannya selesai, dengan ia menjadi pemegang saham di perusahaan di mana Yuna bekerja, maka akan lebih mudah baginya untuk mengontrol keadaan perusahaan itu, bagaimana dan seperti apa teman dan atasan memperlakukan Yuna di kantor tersebut.

"Lama sekali, kamu bicara dengan siapa?" Yuna tampak kusut menunggu Samuel kembali.

"Bagaimana? Kamu sudah pikirkan mengenai usulanku tadi?" Samuel balik bertanya tanpa menjawab pertanyaan Yuna.

"Entahlah, sepertinya hanya bisa seperti itu, aku akan mengundurkan diri dari sana," jawab Yuna lesu.

"Baguslah jika kamu sadar bahwa anak itu lebih penting dari pekerjaan, masalah uang, aku akan berusaha mendapatkannya untuk makan kita sekeluarga, kamu tidak perlu pusingkan itu."

"Sekarang Mama sedang marah padaku karena kehamilan ini, dia tidak ingin aku mengandung hingga tidak bisa mencari uang, padahal masih ada Yuni yang juga masih ikut makan di rumah, tapi ia tidak pernah meminta jatah uang bulanan pada Yuni, selalu saja aku yang menutupi keperluan rumah." Tanpa disadari, kini Yuna pun curhat, di mana selama ini ia tidak pernah mengatakan keluhan apa pun terhadap ibunya, mungkin ia benar-benar lelah setiap hari membanting tulang dan otak untuk berpikir keras mendapatkan uang.

"Sudahlah, kita pulang istirahat, jangan pikir yang aneh-aneh. Besok pergi periksakan kehamilanmu di rumah sakit."

Keesokan hari, seperti biasa setelah mengerjakan pekerjaan rumah, Samuel langsung berangkat ke perusahaan di mana Yuna bekerja, pagi itu ia akan menandatangani surat pemindahan saham menjadi miliknya.

Namun, selalu saja, selalu ada orang yang mengganggu kenyamanannya hanya sekedar untuk memuaskan hasrat dendamnya terhadap Samuel. Siapa lagi kalau bukan Rangga, pria ini masih tak terima karena terakhir kali Samuel menertawakannya sebab kehilangan banyak uang untuk mentraktir teman-teman yang lain.

"Untuk apa kau datang ke sini, hah?" Rangga memandangi Samuel penuh hina.

"Untuk menjadi bosmu," jawab Samuel santai, tapi Rangga malah tertawa terbahak-bahak. "Ck, ck, ck. Baru kutahu ternyata kau juga memiliki muka yang begitu tebal, sebagai orang yang mendengar ucapan angkuhmu itu, jujur aku merasa malu, jika aku berada di posisimu, maka aku tidak akan ingin keluar dari rumah, tetap mengendap dengan sapu dan pel, daripada keluar hanya akan mempermalukan diri sendiri di depan banyak orang."

"Tapi sayangnya kau tidak cukup layak untuk berada di posisiku." Samuel tersenyum sinis.

"Apa kau sudah selesai bicara? Kalau sudah, minggirlah." Samuel menyingkirkan tubuh Rangga santai tapi bertenaga, membuat Rangga sendiri mundur dua langkah.

mendapat perlakuan tak baik seperti itu, wajah Rangga seketika memerah menahan amarah yang hampir meledak.

Terpopuler

Comments

Nina Nina

Nina Nina

aku suka karakter samuel, yang tdk tinggal diam bila di tindad

2022-12-26

0

Tha Ardiansyah

Tha Ardiansyah

pecat saja Rangga dari perusahaan

2021-10-31

0

lala

lala

nexs

2021-10-10

2

lihat semua
Episodes
1 Samuel sang Bos Mafia
2 Keberhasilan Tak Terduga
3 Jangan Bermain Dengan Raja Pembantai
4 Kena Batunya
5 Rangga Bangkrut
6 Masih Tak Percaya
7 Samuel Kembali ke Klan
8 Hadiah dari Klan Naga Merah
9 Peperangan Dimulai
10 Samuel Menampakkan Diri
11 Hadiah Pertama Untuk Yuna
12 Pertemuan Keluarga
13 Kalung Bintang Lumut
14 Menutup Identitas
15 Rencana Peluncuran Awal
16 Bertemu Lagi
17 Samuel Jadi Seorang Bos
18 Tuduhan Rangga
19 Cek 100 Juta
20 Makan Malam Sekeluarga
21 Ketemu Marlin
22 Mengikuti Rendra
23 Rendra Ketahuan
24 Samuel Sang Ketua Mafia
25 Buat Dia Tak Bisa Berjalan.
26 Berita Tragis Mengenai Rendra
27 Menjenguk Rendra
28 Membuat Rangga Paham Siapa Dirinya
29 Rendra Mengadu Pada Ayahnya
30 Perubahan Sikap Mertua
31 Kelicikan Tuan Daniel
32 Pertarungan Dimulai
33 Bangkrut Dalam Semalam
34 Tamu Tak Diundang
35 Datang di Waktu Yang Salah
36 Numpang Tenar
37 Perdebatan Mengenai Klan Mafia
38 Pengajuan Kerjasama
39 Mencapai Kesepakatan
40 Menolak Mentah-Mentah
41 Keputusan Terbaik
42 Tak Dilayani
43 Membungkam Dengan Pembuktian
44 Terkagum-kagum
45 Mengatakan yang Sebenarnya
46 Sudah Waktunya
47 Masih Meremehkan
48 Permintaan Sang Ayah
49 Gemetar
50 Semakin Takut
51 Kekuatan Yang Kokoh
52 Wanita Menjijikkan
53 Si Pembantai Lentur Telah Kembali
54 Pelajaran Untuk Mereka
55 Bertengkar
56 Terluka
57 Terkepung
58 Tamat
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Samuel sang Bos Mafia
2
Keberhasilan Tak Terduga
3
Jangan Bermain Dengan Raja Pembantai
4
Kena Batunya
5
Rangga Bangkrut
6
Masih Tak Percaya
7
Samuel Kembali ke Klan
8
Hadiah dari Klan Naga Merah
9
Peperangan Dimulai
10
Samuel Menampakkan Diri
11
Hadiah Pertama Untuk Yuna
12
Pertemuan Keluarga
13
Kalung Bintang Lumut
14
Menutup Identitas
15
Rencana Peluncuran Awal
16
Bertemu Lagi
17
Samuel Jadi Seorang Bos
18
Tuduhan Rangga
19
Cek 100 Juta
20
Makan Malam Sekeluarga
21
Ketemu Marlin
22
Mengikuti Rendra
23
Rendra Ketahuan
24
Samuel Sang Ketua Mafia
25
Buat Dia Tak Bisa Berjalan.
26
Berita Tragis Mengenai Rendra
27
Menjenguk Rendra
28
Membuat Rangga Paham Siapa Dirinya
29
Rendra Mengadu Pada Ayahnya
30
Perubahan Sikap Mertua
31
Kelicikan Tuan Daniel
32
Pertarungan Dimulai
33
Bangkrut Dalam Semalam
34
Tamu Tak Diundang
35
Datang di Waktu Yang Salah
36
Numpang Tenar
37
Perdebatan Mengenai Klan Mafia
38
Pengajuan Kerjasama
39
Mencapai Kesepakatan
40
Menolak Mentah-Mentah
41
Keputusan Terbaik
42
Tak Dilayani
43
Membungkam Dengan Pembuktian
44
Terkagum-kagum
45
Mengatakan yang Sebenarnya
46
Sudah Waktunya
47
Masih Meremehkan
48
Permintaan Sang Ayah
49
Gemetar
50
Semakin Takut
51
Kekuatan Yang Kokoh
52
Wanita Menjijikkan
53
Si Pembantai Lentur Telah Kembali
54
Pelajaran Untuk Mereka
55
Bertengkar
56
Terluka
57
Terkepung
58
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!