Pertemuan Keluarga

"Wih, tak disangka salah satu menantu keluarga Santoso berani melawanku, kudengar kamu sampai sekarang belum memiliki pekerjaan, ya? Dengan kata lain, kamu menganggur, kan? Yuna, aku turut sedih untukmu, sedih karena kamu mendapatkan suami sampah yang tak berguna, kamu tidak bisa seperti kami yang mendapatkan pasangan kaya raya yang bisa memberikan kami apa pun itu." Marlin memasang wajah memelas, meledek Samuel dan Yuna.

"Siapa bilang Samuel tidak memiliki pekerjaan? Kemarin dia tidak pulang ke rumah karena dia pergi bekerja, dia bahkan masih memberikanku uang sebelum berangkat ke sini," protes Bu Rosi.

"Oh ya? Tidak pulang selama satu hari, pekerjaan apa yang ia tekuni hingga tak bisa pulang? Akankah ia menjadi seorang pria panggilan di sebuah club malam?" ledeknya lagi.

"Marlin, tutup mulutmu! Kami memang keluarga yang paling tidak punya apa-apa di keluarga Santoso, tapi bukan berarti kau bebas mengatakan apa pun tentang suamiku, kau boleh menghinaku, tapi jangan pernah kau menyudutkan Samuel apalagi memfitnahnya, paham?" cetus Yuna tak terima dengan ucapan Marlin.

Samuel menoleh menatap Yuna, tak menyangka wanita yang ia pertahankan sampai sekarang juga masih begitu mempertahankannya, sekalipun ia dicetus sebagai seorang sampah di keluarga besarnya.

"Bagaimana jika kukatakan aku tidak paham? Akankah kau mengulangi kata-katamu itu?" Marlin tersenyum miring.

"Yoo, Kakak Marlin yang terhormat, kenapa menunggu di depan pintu? Tidak ingin kami masukkah?" Yuni bersama pacarnya, datang menghampiri.

"Yuni, akhirnya kamu datang juga, Nak. Dari mana saja?" sapa Bu Rosi yang tampak begitu senang.

"Biasalah, Ma. Rendra selalu memanjakanku dengan uangnya, kami cukup bersenang-senang kemarin dengan membeli apa pun yang kumau," jawab Yuni menyombongkan diri. Lalu ia berpindah menatap Marlin.

"Kakak Marlin, ada apa? Apa keluarga kami tidak boleh masuk dan menghadiri pertemuan keluarga ini? Kami kan memiliki marga Santoso sama sepertimu, apa mungkin ada sebuah kriteria yang harus dipenuhi sebelum masuk ke dalam?" tanya Yuni dengan manik mata yang meledek.

Marlin menatap Rendra sejenak, ia tahu betul siapa Rendra, merupakan seorang anak dari pria yang berpengaruh di kota ini, ia tidak bisa menyinggungnya begitu saja, sementara keluarga Santoso masih memiliki sebuah hubungan yang baik dengan keluarga Bastoro. Dan Rendra merupakan cucunya.

"Tidak, Adik Yuni. Tentu saja kalian bisa masuk tanpa ada kriteria apa pun, silahkan bawa keluargamu masuk ke dalam dan bergabung bersama anggota keluarga yang lain," jawab Marlin yang tiba-tiba merubah ekspresinya menjadi sebuah senyuman ramah.

Semua orang yang melihat perubahan sikap Marlin juga ikut terheran, sejak kapan Marlin jadi begitu sungkan pada Yuni, bahkan merupakan anak bungsu yang masih belum memiliki kedudukan di keluarga Santoso. Namun, setelah melihat kehadiran Rendra, mereka baru sadar, Marlin tidak takut pada Yuni, melainkan pada Rendra.

"Terimakasih, Nona Marlin. Karena telah mempersilahkan kami masuk." Rendra tersenyum pada Marlin.

"Tak masalah, Tuan Rendra. Sudah seharusnya seperti itu." Marlin pun tersenyum menggoda.

"Jika ada waktu luang, Anda bisa pergi ke hotel Mekar, kamar nomor 25, ini kuncinya." Marlin menyelipkan satu buah kunci di kantong jas Rendra tanpa sepengetahuan siapa pun.

Rendra menatap Marlin begitu lekat, melihat wanita itu yang terus tersenyum manja padanya, ia hanya membalas dengan senyuman kecil dan berlalu pergi mengikuti keluarga Yuni.

Tak lama setelah semua anggota keluarga hadir, Kakek Santoso beserta istrinya pun keluar dan duduk di kursi kebesarannya.

"Sepertinya pertemuan kali ini, semua anggota keluarga ikut hadir, senang bisa melihat kita semua bisa berkumpul dengan lengkap seperti ini. Rosi, dua tahun berturut-turut setelah Yuna menikah, kau tidak pernah hadir bersama keluargamu dalam acara tahunan keluarga, ada apa?" tanya Kakek Santoso, merupakan ayah kandungnya Bu Rosi.

Bu Rosi berdiri dan membungkukkan badan memberi hormat. "Tidak apa-apa, Ayah. Maafkan aku karena saat itu kami juga sibuk dengan pekerjaan masing-masing, yang memang tidak bisa ditunda begitu saja apalagi dibatalkan, jadi kami pun tidak bisa hadir, kali ini kebetulan kami semua ada waktu luang dan senggang, datang untuk melepas rindu dengan semuanya termasuk Ayah dan Ibu."

"Tapi, Bibi. Walau bagaimana pun keluarga tetaplah yang nomor satu, alasan pekerjaan tidak bisa Anda jadikan alasan untuk tidak menghadiri pertemuan keluarga, jika berbicara soal pekerjaan, kami semua juga sibuk mengurus bisnis masing-masing, bukan hanya Bibi saja," sahut Marlin yang memang sedari tadi selalu ingin menyudutkan mereka.

"Benar apa yang dikatakan Marlin, walau bagaimana pun kamu tidak bisa menomor duakan keluarga dalam kehidupanmu, sesibuk-sibuk apa pun kalian, seharusnya bisa menyempatkan diri satu hari untuk bertemu keluarga, bukan malah mementingkan pekerjaan, mengerti?" timpal Nyonya Santoso.

"Mengerti, Ibu. Maafkan aku, aku janji tidak akan mengulanginya lagi, untuk kedepannya, kami akan datang setiap tahun dalam acara tahunan keluarga." Bu Rosi kembali menunduk memberi hormat.

"Baiklah. Karena kau sudah membuat kesalahan, silahkan duduk dan renungi kesalahanmu, jangan berbicara jika tidak ada yang menyuruhmu berbicara," titah Kakek Santoso dengan tegas.

Bu Rosi mengepalkan tangan menatap tajam ke arah Marlin yang kini tersenyum puas, rasanya ingin sekali ia mencakar wanita itu saking geramnya.

"Sudahlah, Ma. Tidak usah diambil hati, mau bagaimana pun kita memang salah, tidak seharusnya dengan sengaja tak menghadiri pertemuan keluarga," sahut Yuna menenangkan.

"Ini semua gara-gara kamu, Yuna. Jika saja kamu tidak keras kepala dan tidak menikahi pria itu, Mama juga tidak akan membuat kesalahan itu dan dipermalukan di depan anggota keluarga lainnya, semuanya karenamu, apa kau masoh belum paham juga, hah?" bisik Bu Rosi sembari melototi Yuna dengan kesal.

Yuna hanya diam mendengar ucapan ibunya, sementara Samuel yang mengerti perasaan istrinya, segera meraih tangan Yuna dan menggenggamnya. "Tidak apa-apa, aku ada di sini, semuanya akan baik-baik saja," ujarnya mencoba menenangkan.

"Ini tidak hanya berlaku pada keluarga Rosi, tapi pada kalian semua juga. Kedepannya tidak ada di antara kalian yang tak menghadiri pertemuan keluarga, terkecuali jika kalian sakit. Siapa pun yang berani melanggar perintah, akan dikenakan sanksi atau denda sebesar 50 Juta, paham?" pungkas Kakek Santoso.

"Apa? 50 Juta? Besar sekali, ini semua gara-gara kamu Rosi, jika bukan karena kamu, kita semua tidak akan mendapat kesulitan seperti ini." Semuanya protes pada Rosi.

"Kenapa jadi aku? Jelas-jelas Ayah sendiri yang menetapkan peraturan itu," bantah Rosi.

"Kalian semua diam! Duduk di tempat masing-masing dan jangan saling menyudutkan, apa kalian mau aku menambahkan peraturan baru dalam keluarga?" bentak Kakek Santoso. Dan mereka pun terdiam tanpa membentah lagi.

"Baiklah, tujuan pertemuan kali ini, aku ingin memberitahukan sesuatu pada kalian. Ini mengenai sebuah pertambangan batu bara yang baru-baru ini sedang berada di titik atas dan menjadi pertambangan terbesar dan terkaya di negara kita, menurut berita yang sedang beredar dan menurut yang kudengar, pemilik pertambangan itu ingin mendirikan sebuah perusahaan besar yang mengacu pada pekerjaan elektronik dan pembuatan alat-alat canggih. Jadi aku ingin memberi kalian sebuah misi, siapa pun yang berhasil, akan mendapatkan hadiah dariku dan sebuah kedudukan penting di keluarga Santoso. Misi kalian kali ini adalah, siapa pun yang berhasil masuk dan bekerja di perusahaan itu, dialah yang akan mendapatkan hadiahnya." Ya, tentu saja yang dimaksud dengan Kakek Santoso adalah perusahaan elektronik yang ingin didirikan oleh Samuel, tidak menyangka telah menyebar luas dan begitu cepat.

Suasana di ruang pertemuan itu pun menjadi heboh dan ricuh, saling berdiskusi dan bertanya mengenai misi tersebut, jika saja mereka tahu bahwa yang ingin mendirikan perusahaan itu adalah menantu yang mereka anggap sampah, entah akan bagaimanakah reaksi mereka semua?

Terpopuler

Comments

(y06s amar)

(y06s amar)

fiks mirip novel cina, tp ttp semangat Thor🦾🦾🦾🦾🦾🦾🦾🦾🦾🦾🦾🦾🦾🦾🦾🦾🦾👍🏻👍🏻👍🏻

2021-12-29

0

a͒r͒r͒o͒w͒ 🏹

a͒r͒r͒o͒w͒ 🏹

Jika mereka tau yg mereka bicarakan itu usaha milik Samuel, pasti pada muntah darah

2021-12-26

0

Rohilala

Rohilala

Makin seru thor

2021-11-14

0

lihat semua
Episodes
1 Samuel sang Bos Mafia
2 Keberhasilan Tak Terduga
3 Jangan Bermain Dengan Raja Pembantai
4 Kena Batunya
5 Rangga Bangkrut
6 Masih Tak Percaya
7 Samuel Kembali ke Klan
8 Hadiah dari Klan Naga Merah
9 Peperangan Dimulai
10 Samuel Menampakkan Diri
11 Hadiah Pertama Untuk Yuna
12 Pertemuan Keluarga
13 Kalung Bintang Lumut
14 Menutup Identitas
15 Rencana Peluncuran Awal
16 Bertemu Lagi
17 Samuel Jadi Seorang Bos
18 Tuduhan Rangga
19 Cek 100 Juta
20 Makan Malam Sekeluarga
21 Ketemu Marlin
22 Mengikuti Rendra
23 Rendra Ketahuan
24 Samuel Sang Ketua Mafia
25 Buat Dia Tak Bisa Berjalan.
26 Berita Tragis Mengenai Rendra
27 Menjenguk Rendra
28 Membuat Rangga Paham Siapa Dirinya
29 Rendra Mengadu Pada Ayahnya
30 Perubahan Sikap Mertua
31 Kelicikan Tuan Daniel
32 Pertarungan Dimulai
33 Bangkrut Dalam Semalam
34 Tamu Tak Diundang
35 Datang di Waktu Yang Salah
36 Numpang Tenar
37 Perdebatan Mengenai Klan Mafia
38 Pengajuan Kerjasama
39 Mencapai Kesepakatan
40 Menolak Mentah-Mentah
41 Keputusan Terbaik
42 Tak Dilayani
43 Membungkam Dengan Pembuktian
44 Terkagum-kagum
45 Mengatakan yang Sebenarnya
46 Sudah Waktunya
47 Masih Meremehkan
48 Permintaan Sang Ayah
49 Gemetar
50 Semakin Takut
51 Kekuatan Yang Kokoh
52 Wanita Menjijikkan
53 Si Pembantai Lentur Telah Kembali
54 Pelajaran Untuk Mereka
55 Bertengkar
56 Terluka
57 Terkepung
58 Tamat
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Samuel sang Bos Mafia
2
Keberhasilan Tak Terduga
3
Jangan Bermain Dengan Raja Pembantai
4
Kena Batunya
5
Rangga Bangkrut
6
Masih Tak Percaya
7
Samuel Kembali ke Klan
8
Hadiah dari Klan Naga Merah
9
Peperangan Dimulai
10
Samuel Menampakkan Diri
11
Hadiah Pertama Untuk Yuna
12
Pertemuan Keluarga
13
Kalung Bintang Lumut
14
Menutup Identitas
15
Rencana Peluncuran Awal
16
Bertemu Lagi
17
Samuel Jadi Seorang Bos
18
Tuduhan Rangga
19
Cek 100 Juta
20
Makan Malam Sekeluarga
21
Ketemu Marlin
22
Mengikuti Rendra
23
Rendra Ketahuan
24
Samuel Sang Ketua Mafia
25
Buat Dia Tak Bisa Berjalan.
26
Berita Tragis Mengenai Rendra
27
Menjenguk Rendra
28
Membuat Rangga Paham Siapa Dirinya
29
Rendra Mengadu Pada Ayahnya
30
Perubahan Sikap Mertua
31
Kelicikan Tuan Daniel
32
Pertarungan Dimulai
33
Bangkrut Dalam Semalam
34
Tamu Tak Diundang
35
Datang di Waktu Yang Salah
36
Numpang Tenar
37
Perdebatan Mengenai Klan Mafia
38
Pengajuan Kerjasama
39
Mencapai Kesepakatan
40
Menolak Mentah-Mentah
41
Keputusan Terbaik
42
Tak Dilayani
43
Membungkam Dengan Pembuktian
44
Terkagum-kagum
45
Mengatakan yang Sebenarnya
46
Sudah Waktunya
47
Masih Meremehkan
48
Permintaan Sang Ayah
49
Gemetar
50
Semakin Takut
51
Kekuatan Yang Kokoh
52
Wanita Menjijikkan
53
Si Pembantai Lentur Telah Kembali
54
Pelajaran Untuk Mereka
55
Bertengkar
56
Terluka
57
Terkepung
58
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!