Lanjutkan," ujar Samuel memberi titah pada Roy.
"Siap, Bos." Roy segera meraih senjata api yang diberikan Samuel lalu melanjutkan tembakannya.
Samuel mengintip di celah tembok mencari keberadaan Zoni. Dan ... ketemu, Samuel mengarahkan tembakannya dengan akurat hingga mengenai bahu Zoni, tembakan sebagai peringatan pertama bahwa jangan berani macam-macam padanya.
Zoni terkejut, meringis menutupi lukanya yang kini telah terlihat semburat darah yang keluar. "Sial, siapa? Siapa penembak jitu di klan naga merah selain Roy dan Samuel? Sampai bisa melukaiku seperti ini," cibir Zoni tak terima.
"Bos, apa Anda baik-baik saja?" tanya Bara khawatir.
"Lanjutkan saja, jangan pedulikan aku!" bentak Zoni kesal.
"Cih, sayangnya kau masih belum berpengalaman, memangnya kenapa jika berhasil melukaiku? Luka kecil ini tidak akan berhasil membuatku mati," gumam Zoni sembari tersenyum sinis.
"Oh, masih bisa tersenyum rupanya, sepertinya harus kuberi peringatan kedua." Semuel kembali mengangkat senjatanya, peluru kembali melesat cepat mengenai bahu Zoni yang lain.
"Aakh! Sialan, siapa yang berani bermain sembunyi denganku? Bisa-bisanya aku mendapatkan dua luka tanpa bisa kusadari." Zoni mengedarkan pandangannya di tengah-tengah desingan peluru yang membabi buta.
"Akhirnya kau mulai panik." Samuel tersenyum puas melihat reaksi Zoni setelah mendapat tembakan tak terduga darinya.
"Bara, pergi selidiki di antara mereka siapa yang memiliki keahlian menembak yang akurat," titah Zoni.
"Tapi bagaimana caranya bisa tahu, Bos? Sementara mereka semuanya bersembunyi dan menembak siapa pun yang tertangkap mata," jawab Bara kebingungan. Zoni memukul kepalanya menggunakan senjata api. "Bodoh, aku tidak ingin tahu bagaimana caranya, kau harus menenukan orang yang sudah melukaiku, paham?" bentak Zoni dengan suara lantang.
Kalau begitu, biar kubuat bawahanmu tak bisa berjalan." Samuel lagi-lagi melesatkan tembakannya ke arah kaki Bara membuat pria itu bersimpuh di tanah.
Zoni melotot sembari mengedarkan pandangannya ke arah mana peluru itu berasal, tepat sekali, matanya tertuju pada Samuel yang kini berdiri tegak dengan menyunggingkan bibir tersenyum sinis.
Wajah Zoni berubah pucat, ia mengangkat tangan pertanda agar semua rekannya berhenti menembak. Suasana kembali hening.
"Dasar bedebah busuk, setelah melihat Bos Samuel, baru mau menarik pasukan." cibir Roy begitu kesal, ia pun keluar dari tempat persembunyian dan menghampiri Samuel.
"Kemari kau," panggil Samuel dan lalu menyimpan kembali senjata di tangannya.
"B-Bos, bagaimana ini? Bukankah informasi yang kita dapat si pembantai lentur itu sudah tidak dalam klan? Kenapa sekarang dia bisa ada di sini? Lantas berarti benar apa yang dikatakan Roy tadi, hadiah tadi itu dikirim langsung oleh pemimpin mereka." Bara ikut panik.
Zoni tak menjawab perkataan Bara, seluruh wajahnya kini dipenuhi oleh keringat yang bersuhu dingin, perlahan-lahan kakinya melangkah berat menghampiri Samuel. "Ikut aku," titahnya pada Bara dengan suara yang bergetar.
Setelah berjarak sekitar tiga langkah dari Samuel, Zoni berlutut tanpa mengucapkan sepatah kata pun, tak peduli pada luka yang kini masih terbuka dan terus mengeluarkan cairan merah segar.
Samuel beralih menatap Roy di sampingnya dan memberi perintah.
"Baik, Bos." Roy menundukkan kepala mengerti.
Roy maju menghampiri Zoni dan menendangnya. "Perintahkan pada semua pemimpin klan yang kau bawa, suruh mereka menghadap kepada Bos Samuel," ujarnya dengan penuh penekanan.
"B-baik." Zoni tergagap lalu berbalik badan.
"Kalian semua para pemimpin klan masing-masing, kemari kalian semua, Bos memanggil!" teriak Zoni.
Ada empat orang yang maju dan ikut bersimpuh di hadapan Samuel. "K-kami menghadap, Bos," ucap mereka serentak.
"Sekarang kalian baru takut, hah? Di mana keberanian kalian barusan? Bukankah tadi berani menghina klan naga merah? Sekarang kenapa malah diam semua? Ayo, ungkapkan semua yang kalian inginkan, mau apa tadi? Mau melenyapkan klan naga merah dan mengambil alih para pasukan klan naga merah, kan?" ledek Roy dengan nada yang membentak.
Tidak ada satu pun dari mereka yang berani menjawab, apalagi membantah. Samuel menatap mereka semua bergantian. "Katakan padaku siapa di antara kalian yang memiliki rencana ingin melenyapkan klan naga merah?" Suara khas Samuel yang berat berhasil membuat mereka bergidik, setelah dua tahun lamanya mereka terbebas dari perasaan tertekan saat mendengar suara Samuel, kini mereka kembali mendengarnya dan mendapatkan penekanan yang lebih, lebih dan lebih parah lagi.
"D-Dia, Bos." Semua menunjuk ke arah Zoni.
Zoni menatap tajam mereka semua. "Sial, benar-benar tidak ada yang bisa dipercaya, dalam keadaan sulit seperti ini mereka semua melupakan dan membuangku begitu saja, awas kalian jika aku berhasil keluar dari genggaman si pembantai lentur ini, kalian semua tidak akan selamat dari incaranku," batin Zoni sembari menggertakkan gigi begitu geram. Ia sungguh tak ingin melepaskan semua yang berani menghianatinya, meskipun tidak ada kemungkinan bahwa ia bisa lepas dari Samuel.
"Zoni ... Zoni, aku baru tahu ternyata kau begitu berani padaku. Kenapa kau bisa berpikir bahwa kau mampu mengambil alih klan naga merah ini? Sudah bosan hidup rupanya." Samuel berjongkok di samping Zoni sembari menepuk pundak si pria kekar itu.
"t-tidak, Bos. Aku sungguh tidak bermaksud begitu, aku tidak berniat untuk mengambil alih klanmu, sungguh, Anda bisa tanyakan pada Roy, aku tidak mengatakan seperti itu." Zoni mencoba untuk menyangkalnya. Karena memang ia tidak pernah mengatakan bahwa dirinya ingin mengambil alih klan naga merah.
"Benar, dia memang tidak ingin mengambil alih klan naga merah, Bos. Namun, ia ingin merekrutku dan pasukan naga merah untuk bergabung dengannya, dia juga bisa memberikan kami kehidupan yang layak, Bos." Roy tersenyum meledek.
"Coba katakan padaku di mana letak perbedaannya? Apakah mengambil alih dan merekrut semua pasukanku bisa dikatakan berbeda? Sepertinya aku kurang paham soal ini, apa kau tahu perbedaannya, Roy?" tanya Samuel.
"Sayangnya aku juga tidak tahu, Bos."
"Kalau begitu jelaskan sekarang padaku dan juga Roy, jika kau bisa menjelaskannya dengan masuk akal, hukumanmu mungkin tidak akan terlalu berat," tukas Samuel sembari tersenyum datar, tapi Zoni masih tak berani bicara.
"Ayo, jelaskan sekarang," desaknya sembari menepuk-nepuk luka Zoni di bagian bahu, membuat Zoni sendiri meringis kesakitan.
"Dia tidak akan bisa jawab, Bos," sahut Roy.
"Karena kau tidak ingin berbicara biar kubuat saja sekalian tubuhmu agar tidak bisa bergerak, pasti menyenangkan bukan?" Samuel menusukkan sebuah jarum yang dari tadi ia pegang ke pundak Zoni, membuat pria berbadan besar itu seketika tak bisa bergerak, napasnya pun ikut terpompa dengan cepat karena panik.
"Bagaimana rasanya? Menyenangkan bukan?" ledek Roy.
Samuel bangkit dari tempatnya dan menendang tubuh Zoni hingga terbaring di tanah, tubuh pria kekar itu kini terlihat begitu kaku seperti mayat.
"Siapa lagi di antara kalian yang ingin merasakannya? Tapi tidak akan, jarumku ini terbatas, orang-orang rendahan seperti kalian tidak memiliki porsi untuk merasakannya, itu artinya Zoni merupakan orang yang beruntung bisa merasakannya. Bagaimana denganmu Roy? Mau merasakannya tidak?" Samuel berpindah menatap Roy.
"Hehe, Anda bercanda, Bos. Daripada berikan ke saya, mending ke dia." Roy menunjuk ke arah Bara.
Kini giliran wajah Bara yang berubah pucat, kenapa dirinya ikut menjadi sasaran?
Samuel menyunggingkan bibir menatap Bara, lalu ia berjongkok di hadapan pria itu. "kamu sungguh ingin merasakan jarumku?" tanyanya dengan tersenyum miring.
"T-tidak, Bos. Tolong ampuni saya, jangan bunuh saya, Bos." Seluruh tubuh Bara gemetar, ditambah keringat dingin yang terus bercucuran, ia sendiri tidak tahu bagaimana efek samping yang akan ia terima di kemudian hari setelah mendapat tusukan dari jarum Samuel, bagaimana jika ternyata ia akan mati setelahnya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Gcheol/Gyoo
novel ini punya magnet nya tersendiri,
biasanya aku gak akan like di chapter pertama
Tapi pas aku baca novel ini,
jempol aku langsung ngasih like.
Dan cuman 2 novel yg buat aku kek gitu.
Novel ini dengan novel NIGHT KING: THE GOD OF THE DEATH
2021-10-28
3
lala
lanjut thor
2021-10-03
1