"Em ... Tuan muda, mengenai hal itu, apa Anda sudah memikirkannya baik-baik? Walau bagaimana pun juga, membangun sebuah perusahaan membutuhkan waktu yang tidak sebentar, belum lagi komponen-komponen utama yang harus kita miliki seperti beberapa chip dan yang lainnya, itu tidak semudah yang dibayangkan," ucap Jimmy ragu.
"Iya, kamu masih begitu muda, kamu tidak tahu betul dan masih kurang pengalaman mengenai pembangunan suatu perusahaan, sebaiknya pikirkan terlebih dahulu, uang yang kamu dapat dari penambangan ini, tidak mungkin langsung kamu habiskan untuk membuat suatu perusahaan yang belum tahu apakah akan berhasil atau tidak, kamu tidak ingat mengenai pertambangan ini? Kamu menghabiskan semua harta keluarga. Dan apa yang terjadi? Pada akhirnya selama dua tahun kamu menjalani hari sebagai pria miskin, meskipun sekarang nama pertambangan ini sudah mulai merambat ke mana-mana, tapi kita tidak tahu bagaimana nasib perusahaan yang ingin kamu bangun itu, bagaimana jika kamu mengalami kebangkrutan lebih lama dari sekarang? Kamu bahkan masih belum memiliki anak, lebih baik pikirkan tentang keturunanmu terlebih dahulu," timpal Jovi menasihati.
"Aku mengerti maksud Papa dan Paman Jimmy, tapi ini sudah menjadi targetku berikutnya, aku akan tetap menjalankan rencanaku, aku akan menyewa sebuah gedung untuk sementara waktu, sementara itu aku akan mempekerjakan beberapa orang untuk membuat sebuah gedung besar dan setelahnya pindah ke sana, aku butuh bantuan Paman Jimmy."
Jimmy menoleh menatap Jovi, mereka benar-benar khawatir mengenai rencana Samuel ini. "Tapi untuk beberapa pekerja saja tidak cukup, Tuan muda. Semakin sedikit pekerjanya maka makin lambat pula proses pembuatannya, setidaknya 2 sampai 3 tahun."
"Paman tenang saja, kita hanya butuh beberapa arsitek untuk saling bekerja sama mengenai pembangunan ini, sementara pekerjanya, aku sudah menyiapkan seribu orang untuk membantu, setidaknya kita hanya akan menghabiskan waktu menjadi 3 bulan saja, bagaimana menurut Anda?" Samuel. terus mencoba agar mereka setuju, seribu pasukannya jika ia memberi perintah untuk membuat sebuah bangunan, pastilah mereka juga tidak akan menolak.
"S-seribu? Anda dapat pekerja sebanyak itu dari mana? Dan juga gajinya tidak main-main, Tuan muda." Jimmy terus menggeleng tak setuju.
"Mereka tidak dibayar." Samuel langsung menjawab.
"Hah? Tidak dibayar? Bagaimana bisa?" Jimmy pun semakin tercengang, tidak tahu lagi ke arah mana dia harus berpikir.
"Sudah, Paman jangan pikirkan lagi, biarkan aku yang bertanggung jawab soal ini, nanti akan kukabari setelah aku berhasil."
Jimmy menoleh menatap Jovi, meminta jawaban apakah mereka akan menyetujui rencana Samuel.
"Baiklah, kali ini Papa akan berikan kamu kesempatan untuk menunjukkan kemampuanmu di bidang elektronik, tapi pesan Papa, jangan gegabah, selesaikan dengan pikiran yang cerdas, paham kan?" sahut Jovi.
"Terimakasih, Pa. Aku akan melakukan yang terbaik. Kalau begitu aku permisi dulu, kalian jaga diri baik-baik, sampaikan salamku pada Mama." Samuel beranjak dari tempatnya dan keluar setelah berpamitan.
Langit gelap pun kini menyapa, Samuel mengendarai motor listriknya ke suatu tempat, yang sedikit jauh dan asing dari perkotaan.
Setelah dua jam dalam perjalanan, kini Samuel tiba ke tempat tujuan, melihat kedatangan samuel, para pasukan yang sedang berjaga-jaga seketika menghadap dan berlutut di hadapan Samuel.
"Ketua, Anda kembali?" ucap salah satu pasukannya.
"Hm, di mana Roy?" tanya Samuel. Aura ketua mafianya, kembali terpancarkan, ia seakan kembali pada ingatan sebagai pemimpin klan naga merah melakukan banyak hal. Klan yang ia pimpin sebenarnya adalah Klan untuk membasmi kejahatan, klan mafia mana pun yang berbuat kotor dan jahat pada seseorang, akan mereka hakimi dengan cara mereka sendiri. Pembantaian tiada henti sampai nyawa mereka tidak lagi bersatu dengan raga. Sang pembantai lentur, julukan untuk Samuel, tak heran jika semua bawahannya takut pada pemimpinnya ini, tapi juga sangat mengharapkan kehadiran pemimpin seperti Samuel, karena adanya dia, mereka akan tetap merasa aman.
"Tuan Roy ada di dalam, Ketua. Mari saya antar." Dua orang bawahan pun mengantar Samuel pergi menemui Roy.
Di ruang bawah tanah, kini terlihat Roy sedang menghakimi seseorang, Samuel menyeringai, tersenyum melihat aksi Roy yang benar-benar tiada ampun.
"Pecundang mana lagi yang kau hakimi?" sahut Samuel tiba-tiba. Roy seketika menoleh ke belakang dan melihat Samuel tersenyum padanya.
"B-Bos? Anda benar-benar kembali?" Roy berjalan cepat dan berlutut begitu kegirangan.
"Berdiri, untuk apa kau berlutut, hm? Kau sudah jadi pemimpin sekarang," tukas Samuel.
"T-tidak, Bos. Aku tidak berani, Andalah pemimpin sebenarnya, kami semua mengharapkan Anda." Roy masih tak berani mendongakkan kepala, jika diluaran sana ia berani meledek bosnya, tapi tidak di dalam markas, kehadiran Samuel saat di markas, memiliki aura yang berbeda, dia seperti induk dari segala binatang buas, satu kata untuk sifatnya. Kejam.
"Samuel mengacuhkan Roy dan duduk di sebuah bangku tepat di hadapan tahanan yang disiksa oleh Roy.
Samuel meraih balok kayu dan mengarahkannya ke dagu tahanan tersebut, membuat sang tahanan mendongak menatapnya. "Siapa dia? Kesalahan apa yang dia perbuat hingga kau menyiksanya begitu kejam?"
Seketika tahanan tersebut nampak gemetar setelah melihat pria di hadapannya. Dibandingkan dengan Roy, tentu saja ia lebih takut pada Samuel.
"Dialah penghianatnya, Bos. Apa yang Anda katakan memang benar, ternyata memang ada yang berhianat dan membocorkan informasi di dalam markas dan memberitahukannya pada pihak lain, aku tidak tahan dengan apa yang dia lakukan, rasanya ingin sekali meremukkan semua tulangnya hingga hancur," geram Roy sambil terus meremas tangannya kesal menatap pria yang wajahnya kini tak dapat dikenali lagi.
"Oh, kamu ternyata, Kukira semua pasukan naga merah itu setia, ternyata masih ada satu cacing yang berhasil menggeliat keluar," cibir Samuel dengan tersenyum sinis.
"K-Ketua, ampuni aku, aku melakukan ini karena aku tidak suka Anda keluar dari klan, aku ingin Anda tetap di sini, dengan kepergian Anda, klan naga merah seperti tidak ada gunanya," ucap sang tahanan dengan terbata, sangat sulit mengumpulkan nyawanya untuk berbicara.
"Dengan alasan itu kau berani menghianati klan? Kau sungguh meragukan kekuatan Roy? Dengan adanya dia sebagai penggantiku sementara, klan akan baik-baik saja, kau masih berani meminta pengampunan dariku setelah kau berhianat?" Samuel terkekeh, tapi terdengar begitu mengerikan.
"Bos, kuserahkan dia pada Anda, sudah lama kan Anda tidak menggerakkan tangan dengan senjata-senjata itu?" sahut Roy sambil tersenyum puas.
Samuel menyunggingkan bibir merasa lucu, baru saja kembali sudah disuguhi dengan tawanan, ia menatap beberapa senjata yang berbeda di dekatnya, lalu kembali menatap tahanan di depannya.
"Aku tidak akan membunuhnya," ujar Samuel tiba-tiba.
"Tapi kenapa, Bos?"
"Aku memiliki rencanaku sendiri." Ia tersenyum licik penuh maksud.
"Katakan padaku apakah kau bekerjasama dengan klan banteng hitam?" tanya Samuel.
"M-maafkan aku, Ketua." Tahanan itu benar-benar tak berani untuk berbohong, jika tidak, ia tidak bisa membayangkan bagaimana seorang Samuel akan menghukumnya.
Roy memukul kepala pria itu dengan keras. "Beraninya masih mengharapkan maaf dari Bos Samuel, kau kira siapa dirimu, hah?" Roy semakin geram.
"Roy, ikat dia. masukkan ke dalam peti, bungkus dengan seindah mungkin." Samuel kembali tersenyum puas.
Tahanan tersebut semakin ketakutan, apakah dia akan dikubur hidup-hidup? Atau ia akan dibakar seperti mayat yang dikremasi?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Selvan
mantap
2022-03-10
0
(y06s amar)
up up up
2021-12-29
0
nnanat
lanjut thor
2021-09-15
0