The Greatest Mafia Lord
"Dasar pria tak berguna, bangun kau!" Seorang wanita paruh baya masuk ke kamar Samuel dan menyiramnya dengan segelas air, membuat Samuel terkejut hingga terbangun mendadak.
"Ma, ada apa?" tanya Samuel masih setengah mengantuk.
"Kau tanya ada apa? Sudah jam berapa sekarang? Dan kau masih malas-malasan di kasur. Mimpi apa aku semalam mendapat menantu sampah sepertimu?" Sang mertua melotot tajam pada Samuel, begitu geram karena anaknya malah menikah dengan pria miskin yang tak sesuai dengan harapannya.
"Kau lihat Yuna, dia bangun sepagi mungkin untuk berangkat bekerja demi bisa menghidupi keluarga, yang seharusnya mengemban tanggung jawab ini adalah kau, lalu apa yang kau lakukan sekarang, hm? Tidak ada, kau pria malas yang tak bisa diandalkan, aku penasaran apa yang kau gunakan untuk memelet anakku, kenapa bisa dia mau menikah denganmu?" lanjutnya sambil berkacak pinggang.
"Ma, aku sedang tidak enak badan, izinkan aku istirahat sebentar, boleh? Aku akan kembali bekerja setelah merasa sehat," ucap Samuel dengan nada rendah dan lemah.
"Istirahat? Kau bilang mau istirahat? Aku tidak salah dengar? Aku tidak peduli kau mau sakit atau apalah itu, kau harus melakukan pekerjaan rumah, di dunia ini tidak ada yang gratis, jika kau ingin menumpang makan, ya kau juga harus kerja, jika kau tidak bekerja, maka jatah makan hari ini jangan harap bisa kau dapatkan."
Sebut saja Bu Rosi, beliau adalah mertua yang galak dalam pandangan Samuel, yang membuatnya bertahan tinggal di rumah itu hanya karena Yuna, istrinya. Mereka saling mencintai sejak kuliah, cintanya pada Yuna, membuatnya meninggalkan segala-galanya, termasuk sebuah klan mafia yang ia dirikan beberapa tahun terakhir.
"Ada apa, sih, ribut-ribut? Masih pagi, lho. Tidak baik jika didengar oleh tetangga." Pak Fandi yang tanpa sengaja melintasi kamar Samuel, langsung menegur mereka.
"Maaf, Pa. Ini salah Sam. Ma, Mama jangan-marah lagi, Samuel akan bekerja sekarang." Samuel pun bersusah payah bangkit dari tempat tidur, dengan langkah yang terhuyung-huyung berjalan keluar.
"Kau kenapa, Sam? Wajahmu tampak lelah, kau sakit?" Sembari menepuk pundak Samuel.
"Suhu tubuhmu panas, kau sungguh sakit? Ma, kamu ini bagaimana sih, anak sedang sakit kok disuruh kerja? Biarkan saja dia istirahat," tegur Pak Fandi pada istrinya.
"Anak? Cih, aku tidak sudi menganggapnya sebagai anak, dia itu cuma seorang sampah yang bisanya menyusahkan, pria seperti dia itu jangan terlalu dimanjakan, ngelunjak nantinya," protes Bu Rosi.
"Sudahlah, Pa. Aku tidak apa-apa, hanya demam ringan, setelah minum obat pasti akan baik-baik saja," sahut Samuel dengan tersenyum ringan.
"Yuna tahu kamu sedang sakit?" Pak Fandi kembali bertanya. Dan Samuel menggeleng pelan.
"Sebaiknya dia jangan sampai tahu, nanti dia tidak fokus bekerja. Aku ke belakang dulu ya, Pa." Samuel pun melangkah pergi meninggalkan kedua mertuanya di sana.
Sebelum memulai pekerjaan, Samuel mencuci wajahnya dengan air agar terasa lebih fresh. Selama dua tahun ini, dia selalu menutup telinganya mengabaikan cibiran dan makian dari ibu mertuanya, tak jarang ia merasa kesal dengan ibu mertuanya itu, tapi karena Yuna dan ayah mertuanya tidak pernah mempermasalahkan kemiskinannya, ia pun juga tidak ingin terlalu mengambil pusing mengenai Bu Rosi.
Saat Samuel sedang menjemur pakaian, tiba-tiba sebuah mobil mewah terparkir di depan rumah, sang pemilik mobil lalu mendekati pagar dan tersenyum pada Samuel.
"Sstt, Bos," panggilnya dengan sedikit berbisik.
Samuel menoleh dan mengeryitkan alisnya. Lalu menoleh ke kanan dan ke kiri, takut ada yang melihat kedatangan pria itu.
"Mau apa kau ke sini, hah? Sudah berapa kali kukatakan, jangan pernah datang ke sini apalagi memanggilku dengan sebutan seperti itu, kau ingin kuhajar, hm?" Samuel menatap tajam pada pria yang bernama Roy tersebut.
"Haih, kalau tidak mau, cepatlah ke mari, aku ingin bicara," ujar Roy.
Roy merupakan anak buahnya di dalam klan, saat ini juga sedang mewakilkannya menjadi ketua klan sekaligus pemimpin, mereka memiliki seribu tentara mafia yang dikenal sebagai klan pembantai berdarah biru yang paling ditakuti di seluruh kota.
"Pergi sana, aku tidak akan bicara padamu, jangan membuatku bicara untuk yang kedua kalinya," desak Samuel dengan tersulut.
"Bos, jika Anda tidak mau, aku akan teriak sekarang dan membongkar identitasmu," ancam Roy.
"Kau berani, hm?"
"Tentu saja, biar mereka tahu bahwa pria yang mereka suruh menjemur pakaian ini sebenarnya adalah ketua klan mafia yang sangat lentur dalam membantai, tidakkah mereka akan takut setelahnya?" Roy pun semakin menantang.
"Bedebah satu ini, lihat bagaimana aku memberimu pelajaran nanti." Samuel pun meninggalkan pekerjaannya dan menghampiri Roy, sambil terus mengawasi di sekelilingnya.
Samuel masuk ke dalam mobil. "Ada apa?" tanya Samuel langsung.
"Aku tidak menyangka seorang pembantai bengis seperti Anda sekarang malah menjadi asisten rumah tangga di rumah istri Anda sendiri." Roy terkekeh.
"Aku tidak tertarik mendengarkan ocehanmu, katakan apa maumu sekarang!" sungutnya.
"Baiklah, Anda ini semakin galak saja setelah beristri." Roy menyalakan sebatang rokok dan menghisapnya. kepulan asap seketika memenuhi seisi ruangan mobil.
"Bos, Klan Naga Merah sedang membutuhkanmu sekarang," ucap Roy dengan air muka yang serius.
"Sudah kukatakan aku tidak akan kembali ke klan, sampai kapan kau akan mengerti dengan kalimatku ini? Aku tidak akan kembali, titik." Untuk yang ke sekian kalinya Roy selalu datang hanya untuk memintanya kembali ke klan.
"Tapi ini sangat genting, Bos. Klan Banteng Hitam sedang gila-gilanya ingin merebut kekuasaan kita, mereka bahkan merencanakan penyerbuan ke markas utama kita, tanpa kehadiran Anda di dalam klan, kami ini bukan apa-apa, sangat mudah bagi mereka jika ingin melenyapkan klan yang sudah Anda dirikan dengan susah payah, Anda benar-benar ingin melihat tentara setia Anda terkapar mati di tangan musuh? Berita kepergian Anda dari klan, telah tersebar ke klan lain, mereka sangat senang dan mencoba untuk menguasai tentara kita, bahkan yang lebih parahnya, mereka berniat bersekutu dengan klan lain untuk menghancurkan kita, aku benar-benar kehabisan akal, aku tidak bisa memecahkan masalah ini sendiri, kami butuh Anda, Bos. Kembalilah, setidaknya membuat mereka tahu bahwa Anda tidak pernah meninggalkan klan, agar kami semua bisa selamat dari incaran mereka, please." Roy tampak benar-benar tertekan dengan masalah itu membuat Samuel juga mengepalkan tangan begitu kesal.
"Banteng hitam, mereka benar-benar tidak bisa dipercaya, sebelum melihat tentara mereka habis, sepertinya tidak akan pernah menyerah untuk memberontak. Bagaimana dua tahun ini kau menjalankan tugasmu? Bagaimana bisa semua perkumpulan klan jadi tahu mengenai kepergianku? Sudah kukatakan, selama kau masih belum memiliki kekuatan yang mampu menyaingiku, jangan sampai mereka tahu tentang masalah ini, sekarang sudah terlambat, mau kalian melawan pun, belum pasti bisa mengalahkan mereka yang bersekutu dengan semua klan," bentak Samuel semakin geram.
"Maafkan aku, Bos. Aku sudah berusaha keras menutupinya sambil berlatih, tetapi aku tidak menyangka berita ini malah lolos keluar dan diketahui oleh mereka." Roy mengusap wajahnya menyesal.
"Sekarang tugasmu adalah menangkap penghianat di dalam klan, jika kau tidak berhasil, jangan berharap aku akan kembali."
"Apa? P-penghianat? Memangnya ada?" Roy terbelalak kaget.
Samuel seketika memukul bahu Roy dengan keras. "Bodoh, hal kecil seperti ini saja kau masih harus disuapi. Jangan katakan padaku bahwa kau juga tidak tahu bagaimana cara menangkapnya."
"M-maaf, Bos. Anda dan aku memang sangat berbeda, kecerdasan Anda tidak perlu diragukan lagi, aku akan berusaha sebisa mungkin." Roy tertunduk takut.
"Batasmu hanya sampai malam ini, jika kau tidak berhasil, jangan harap aku akan membantumu lagi ke depannya." Samuel pun keluar dari mobil meninggalkan Roy, tapi saat ia keluar, ternyata ibu mertuanya sedang menunggu di gerbang rumah, membuat Samuel panik seketika. Apa yang harus dia katakan? Tidak mungkin bilang bahwa mobil itu milik anak buahnya, ibu mertuanya itu tentu saja tidak akan percaya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
✨-Queenzy` 🌠🔥
mampir nih
2023-09-07
0
Nhaa
Wahhhh mama mertua kejam 🤣 gk tau aja klo mantumu itu mafia
2022-11-01
0
Vita Zhao
Hadir kak😘😘😘
2022-11-01
0