HAPPY HAPPY AJA~~~
Di kediaman Kenan, mereka di hebohkan dengan keadaan Aiden yang tiba-tiba demam tinggi, hal tersebut membuat kedua pasutri itu segera membawanya ke rumah sakit.
"Bunda, kakak kenapa?" Tanya Raiden menarik narik baju Caca yang sedang menggendongnya.
"Gakpapa sayang." Jelas Caca.
Saat mereka buru-buru tiba-tiba seorang wanita yang sedang mengendong anak kecil yang kejang-kejang menabraknya hingga Caca hampir terjatuh jika tidak menyeimbangkan tubuhnya.
"Maaf ya Bu!" Ujar wanita itu dan segera berlari menuju ruang ICU.
"Bunda itu kenapa?" Tanya Raiden.
"Anaknya lagi sakit, makanya mamahnya khawatir." Jelas Caca berjalan menuju ruang rawat Aiden.
Sesampainya di dalam ruangan Aiden, bisa dilihat oleh ibu dan anak itu bahwa Aiden sudah merengek minta pulang, padahal ia masih demam tinggi.
"Bunda bawa Aiden pulang, aku itu anak yang kuat! Buat apa sih harus bawa Aiden kesini? Ai itu udah besar!" Kesal Aiden.
"Ai kan masih sakit, di rawat dulu ya nak, kalau Ai bisa sembuh bunda belikan apapun yang Ai mau." bujuk Caca dan dianggukki begitu antusias oleh Aiden.
"Rai juga mau bunda!" Seru Rai antusias.
"Iya nanti kita belikan apa saja untuk kalian berdua." Ujar Kenan tersenyum melihat kedua putranya yang sangat aktif.
❄️❄️❄️
Di ruang ICU wanita yang menabrak Caca tadi, tak lain dan tak bukan adalah ibu dari Key. Beliau tampak begitu cemas saat di dalam sana masih ada dokter yang menangani putrinya.
Key mempunyai penyakit nyctophobia, Key mempunyai masa lalu yang buruk, dimana ia di tinggalkan oleh ayahnya di tempat yang sepi dan gelap sewaktu usianya 4 tahun, tidak hanya itu saja ayahnya juga sangat suka memukul Key di tempat yang gelap bersama dengan ibunya dan dari situ Key selalu terbayang hal hal aneh dan menyeramkan, jika ia ada di tempat yang gelap ia akan pingsan ataupun kejang.
Kemarin malam Key tidak bisa tertidur di dalam mobil dengan keadaan mobil yang redup dengan suara guntur yang kuat. Key berusaha menutup matanya agar segera tertidur, tetapi bayangan dan siksaan ayahnya terekam jelas di pikirannya. Dan saat itu lah ia kejang hampir tidak bernafas jika ibunya tidak memberikan nafas buatan.
.
.
.
Vania Keyla Clarissta, anak dari Emma Clarissta dan Jacksen Clarissta. Ayah dan ibu Key menikah bukan kerana cinta melainkan karena ke salah pahaman yang membuat kedua remaja itu terpaksa menikah di usia muda.
Padahal posisi Jacksen di sana sudah memiliki seorang kekasih yang sangat ia cintai, pacarnya sangat sakit hati dan benci setelah mengetahui bahwa Jacksen tega menduakannya.
Sedangkan Emma adalah seorang gadis yang sangat lugu ia bahkan tidak menyangka bahwa ia harus berhubungan dengan seorang Jacksen.
Waktu jaman sekolah mereka, Emma tidak pernah mengenal seorang Jacksen, tetapi suatu ketika dimana hari pesta ulang tahun teman Emma ia terpaksa kehilangan kesuciannya.
Dua Minggu setalah kejadian tersebut Emma mulai merasakan mual dan mulai sakit badan, ia mengeceknya ke dokter dan dinyatakan hamil. Rasa hancur kembali ia rasakan setelah mendengar berita tersebut.
Ia memberi tahukannya kepada Jacksen, tetapi jawabnya membuat hati Emma sakit.
"Ngapain Lo minta pertanggung jawaban dari gue? Itu pasti bukan anak gue! Lo itu perempuan gak benar!" Tekan Jacksen.
Emma emosi mendengar ucapan Jacksen, "brengsek kamu! Ingat yah Jacksen kalau kamu gak bertanggung jawab aku akan sebar kesemua media, bahwa seorang Jacksen Clarissta anak satu-satunya dan pewaris satu satunya telah melakukan hal yang menjijikan dengan banyak wanita!"
"APA?!!" Suara teriakan dan derap langkah kaki mendekat kearah mereka.
PLAK...
Satu tamparan mendarat mulus di pipi Emma, pelakunya adalah Floren, kekasih Jacksen.
"Murahan! Gue benci sama Lo perempuan gak benar!" Bentaknya kepada Emma.
Emma tertawa dengan hati yang tersayat. "Iya aku murahan! Tapi yang buat aku seperti itu adalah pacar kamu Flo!"
Floren menatap penuh kebencian kepada Jacksen, "kita putus! Jangan pernah sekalipun Lo nyari gue! Tanggung jawab sama Emma atau gue juga akan ikut membantu Emma." Ucap Floren beranjak pergi dengan air mata yang menetes deras.
Jacksen menatap kebencian kearah Emma dan berusaha mengejar Floren, "Flo, aku bisa jelasin! Ini semua gak seperti yang kamu pikirkan!" Ucap Jacksen meraih pergelangan tangan Floren.
"Bacot Lo! Tanggung jawab atau gue bunuh Lo." Bentak Floren menghempaskan tangan Jacksen dan pergi dari sana.
Setelah kejadian itu Jacksen akhirnya mau bertanggung jawab terhadap Emma, tetapi selama dalam pernikahan tidak pernah sedikitpun ia memberi apa yang Emma inginkan, semua perlengkapan Emma dan bayinya di berikan oleh keluarganya secara cuma-cuma. Selain itu juga Jacksen sering sekali memukuli Emma tanpa alasan yang jelas.
Setalah kelahiran Key, Jacksen sama sekali tidak datang sewaktu persalinannya, ia asyik bermain dengan teman temannya tanpa mau mengurusi urusan Emma, seakan akan ia hanya sebagai simbol. Apa itu termasuk bertanggung jawab?!
Dari lahir, Key selalu mendapat kekerasan dari ayahnya bahkan tidak pernah sedikitpun Jacksen menyayangi seperti seorang ayah pada umumnya.
Setiap hari Emma dan Jacksen selalu bertengkar akibat Jacksen yang selalu melakukan hal semena-mena pada Key.
"Kamu itu kenapa sih? Kalau kamu kesal jangan pernah pukul atau bentak putri aku!"
"Dia anak gue juga! Terserah gue lah mau gue apain juga urusan gue."
"Apa? Anak kamu? Apa pantas kamu disebut sosok ayah oleh putriku? Ingat apa yang kamu perlakukan kepada key, apa itu layak disebut sosok ayah?"
Jacksen menarik kuat rambut Emma dan memukulnya ke arah tembok. "Diam lo!" Bentaknya terus memukul kepala Emma ke dinding hingga Emma lemah hampir tak sadarkan diri.
Jacksen melepaskan Jambakkanya dari rambut Emma setelah Emma terbaring lemah di atas lantai. "Lo jangan macam-macam sama gue!" Ucapnya kalau pergi.
Emma tidak sanggup berbuat apa-apa, ingin sekali ia mengakhiri rumah tangga ini, tetapi sayangnya putrinya malah sangat menyayangi ayahnya walaupun ayahnya sudah melakukan hal sekeji itu padanya.
"Ibu tidak apa-apakan? Hiks dalah ibu banyak kelual." Tanya Key menangis melihat darah yang mengalir dari kening sang ibu.
Perkataan Key mampu membuat air mata Emma menetes. Sakit rasanya melihat putrinya yang pura-pura kuat disaat ia juga sedang terluka, "it's okey sayang, kamu tidak apa-apa kan?"
Key menggeleng dan menunjukkan lengannya yang mengeluarkan darah. "Tangan key mengelualkan dalah ibu hiks Key tidak akan meninggalkan kan?" Tanya Key.
Emma memeluk tubuh Putrinya dan menangis di pelukannya. "Ibu minta maaf nak, ibu tidak bisa melindungi kamu."
Key mengangguk dan menghapus air mata ibunya yang sudah bercampur dengan darah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Hamdi
Jacksen dan Emma sama-sama salah, jadi nggak ada yang gua bela
2025-05-10
2
Sleepyhead
Kenapa nama Flo selalu menjadi hama yah 🤭
2025-05-05
1
hana
nah kan harus gitu dong
2025-05-01
3