BAB 5. PERTENGKARAN

Dengusan kesal mengalun dari bibir ranum Aruna, beberapa helai rambutnya rontok. Namun, kondisi gadis berparas ayu itu tentunya tidak separah kondisi adik sepupu Jakson. Ini cukup gila, rumah milik pilot gagah itu benar-benar kacau. Tidak cukup dengan pertengkaran hebat antara Viera—adik sepupunya dan Aruna yang sekarang merupakan istrinya, mereka baru 1 jam sampai di Jakarta. Malah diserbu oleh keluarga Jakson, sementara sang ayah hanya bersandar di sofa ruang tamu memijat pangkal hidungnya.

Nikah mendadak, apalagi yang dinikahi adalah adik ipar dari mantan menantunya. Istrinya tidak pernah mengatakan tentang keinginan sang putra untuk turun ranjang, tahu-tahu Jakson telah menikah di kampung halaman Kinanti.

"Mas, sakit," kata Viera dengan intonasi nada manja, "kenapa Mas mau nikahin cewek kek preman itu! Dia nggak cocok sama Mas Jakson."

"Eh, eh, eh, enak banget itu mulut ngomong ya. Kamu duluan ya, Vi! Kamu jual ya, aku beli," sela Aruna membantah perkataan Viera.

"Lihat, mulutnya. Aduh, Tuhan! Kenapa hidup putraku harus hancur dua kali. Aku nggak sanggup liat putraku digerogoti sama parasit lagi."

"Tante yang parasit, enak saj—"

"Aruna!" Jakson memotong laju perkataan kasar Aruna, ia melotot dan sorot mata dinginnya membuat Aruna terperanjat.

Kedua telapak tangan Aruna mengepal, ia membuang muka. Viera mencibir, Aruna sangat tidak suka dengan keluarga Jakson. Setiap ada kesempatan mereka selalu saja mengkritik keluarga Aruna, bahkan terus membuat kakanya nyaris stres.

"Nah, kamu lihat. Dia bukan sosok wanita yang pantas kamu jadiin istri, Jakson," protes Miranda mengomentari Aruna, tatapan mata Miranda terlihat jelas sekali ia tidak suka dengan Aruna.

Dari sekian banyak wanita berkelas yang pas untuk putranya, lagi-lagi Jakson memilih wanita yang tidak sekufu dengan mereka. Sudah cukup rasanya putranya harus hidup bersama Kinanti, malah datang pula adiknya.

Jakson mendesah lelah, ia mengemudi dari kampung ke Jakarta. Tubuhnya sangat lelah, apalagi harus menghadapi keluarganya. Beruntung putrinya terlelap di kamar, keributan yang terjadi tidak mengusik tidurnya.

"Ini bisa kita bicarakan besok, Ma? Aku akan ke rumah besok. Hari ini aku capek, Aruna pun capek. Apalagi putriku tengah tidur siang, aku nggak mau dia sampai ngedengar keribuan ini," sahut Jakson, ia melirik ke arah ibunya dengan ekspresi wajah lelah.

Bibir Miranda terbuka, suara sang suami lebih dahulu menyahut.

"Kita pulang sekarang, biarkan Jakson ke rumah besok," ujar Riko menengahi, "kamu jelaskan semuanya besok ke keluarga, tentang keputusan gilamu ini."

Riko bangkit dari posisi duduknya, melangkah menuju pintu ke luar. Viera menggeleng kecil, dan berdecak sebelum ikut melangkah meninggalkan ruangan tamu. Miranda menatap tajam ke arah Aruna, ia melangkah mendekati Aruna.

"Jangan pikir kamu diterima di keluarga Mahendra, gadis ingusan kayak kamu ini nggak ada apa-apanya. Keluarga miskin kayak keluargamu emang selalu punya cara agar putraku yang berduit nggak lepas dari genggaman tangan kalian," tutur Miranda dengan intonasi nada pelan namun, menusuk.

Mata Aruna melotot, Miranda melewatinya begitu saja. Kedua kelopak mata Aruna tertutup perlahan, ia mencoba menekan emosi yang bergejolak. Siapa yang bilang Aruna menginginkan pernikahan gila ini, kakak iparnya mendadak menjadi suaminya.

Apakah mereka pikir Aruna bahagia menikahi mantan kakak iparnya ini, sedikit pun tidak ada kebahagiaan. Aruna yang berkorban di sini, ia yang menelan pahitnya kenyataan menikahi pria yang tidak ia cintai. Dipaksa untuk mencampakkan impiannya untuk dinikahi oleh Saka—kekasihnya, kelopak mata Aruna terbuka perlahan.

"Dosa apa aku, harus berada di posisi sialan ini," monolog Aruna nyaris berisik.

Jakson membawa atensinya ke arah Aruna, ia dapat mendengar apa yang digumamkan oleh Aruna.

"Kamarmu yang akan kamu tempati ada di samping kamar Mentari, istirahatlah." Jakson bangkit dari posisi duduknya tidak ambil pusing dengan kekesalan Aruna, wajahnya datar dan intonasi nadanya terdengar begitu dingin.

Kepala Aruna mengeleng tak percaya, belum apa-apa Aruna sudah merasa tercekik. Dua hari, dalam waktu sedemikian singkatnya Aruna ingin sekali berteriak dalam hatinya ingin bercerai dengan Jakson.

'Ya Tuhan! Tolong sabarkan aku, dan jaga kewarasanku. Ingatkan aku jika ini demi Mentari, demi Mbak Kinanti. Agar pengorbananku nggak sia-sia.'

Aruna menyisir surainya ke belakang, mendengus kesal. Kedua sisi pipinya mengembung, dihentak-hentakkanya kedua telapak kakinya dilantai. Sebelum mengayunkan langkah kaki lebarnya menuju kamar yang akan ia tempati, menyesal pun tiada guna. Karena sekarang Aruna sudah menjadi istri sah Jakson secara agama maupun hukum.

...***...

"Aruna!" seruan keras di lorong kampus membuat Aruna menoleh ke arah asal suara.

Hana melambaikan tangannya ke arah Aruna, Aruna menyongsong kedatangan Hana. Wajahnya terlihat kusut, tepukan di bahunya terasa.

"Lancar 'kan?" Hana mengulas senyum tipis.

"Entahlah." Aruna menjawab setengah hati.

Keduanya melangkah menuju kantin kampus, selesai dengan jadwal kelas masing-masing. Keduanya akan fokus menyusun skripsi, mengejar-ngejar dosen pembimbing. Entah dosen pembimbing seperti apa yang akan dihadapi oleh keduanya, Aruna berharap tidak mendapatkan dosen pembimbing killer.

Kehidupan Aruna sudah terlanjur kacau, ia harus fokus pada skripsinya. Menyelesaikan skripsi dengan mulus, dan wisuda. Target Aruna mendapatkan pekerjaan yang stabil, agar ia bisa berpijak pada kakinya sendiri. Tanpa mengemis uang dari siapa pun, termasuk dari Jakson—suaminya.

"Loh, kok gitu?"

Aruna mendesah kasar, "Ibu dan Adik sepupunya mengamuk kayak banteng kemarin, asalkan kamu tau. Dan Mas Jakson malah nggak ngebelain aku sama sekali di depan keluarga songongnya itu, malah ngebentak aku. Hanya karena aku ngelawan omongan Mak Lampir."

Hana terkekeh geli, ia memperhatikan ekspresi wajah Aruna dari ekor matanya. Ketika mereka memasuki area kantin yang terlihat begitu ramai, mata keduanya mengedar. Beruntung ada meja kosong yang berada di pojokan, Hana menepuk pundak Aruna.

"Kamu jagain tempat duduk kita, sementara aku yang pesan makanannya."

Aruna mengangguk, ia mengayunkannya langkah kakinya menuju meja pojok. Baru saja Aruna meletakkan bokongnya di kursi, alis matanya sebelah ditarik naik ke atas mendapati eksistensi gadis paling menyebalkan seantero kampus yang memasuki area kantin kampus.

"Wah, apakah nggak ada hari damai untukku. Satu hari aja," monolog Aruna kesal.

Viera bersama dua temannya terlihat mengedarkan pandangan matanya, ia berhenti tepat di kursi yang dihuni oleh Aruna. Ia terlihat berbincang dengan kedua temannya, mereka berpisah. Viera melangkah mendekati Aruna, ia duduk tanpa diminta.

"Oho, siapa yang ada di depanku ini," celetuk Viera, "adik yang sadis. Ngerebut laki kakaknya, setelah kakanya mati."

Aruna melotot, "Jaga mulutmu, ya."

Viera menutup bibirnya dengan telapak tangannya, membuat ekspresi berpura-pura takut. "Aduh, aku takut sekali," ujar Viera bersandiwara, "tapi benerkan. Mana ada Adik ipar yang mau nikah sama Kakak iparnya sendiri. Dengan dalih cuma mau jagain keponakannya, hanya kamu yang mau. Eh, tentu aja dong ya. Secara Mas Jakson ganteng, kaya, kurang apa lagi coba?"

Gigi geraham Aruna bergemeretak, suara ramai di kantin menyadarkan Aruna untuk tidak melakukan hal gila. Ia tidak ingin jadi selebriti dadakan di kampus, Viera terkekeh bahagia.

"Gimana ya, tanggapan Saka. Pacarnya udah dinikahin sama mantan Kakak ipar kekasihnya sendiri. Wih, seru nih, liat gimana Saka yang selalu belain kamu jadi balik jijik liat kamu," lanjut Viera meledek.

Mata Aruna memerah, Viera bangkit dari posisi duduknya. Terkekeh bahagia, siapa sangka ada juga hari kejatuhan untuk seorang Aruna Mayswara.

^^^Bersambung...^^^

Episodes
1 BAB 1. DUKA
2 BAB 2. PERMINTAAN MERTUA
3 BAB 3. BUAH SIMALAKAMA
4 BAB 4. TERPAKSA MENIKAH
5 BAB 5. PERTENGKARAN
6 BAB 6. PENOLAK JAKSON
7 BAB 7. IMPOSSIBLE
8 BAB 8. PEREMPUAN LAIN
9 BAB 9. MERAMPAS LEBIH DAHULU
10 BAB 10. PERASAAN TERPENDAM
11 BAB 11. BAD LIAR
12 BAB 12. PEMBANGKANG
13 BAB 13. JEBAKAN HANA
14 BAB 14. PENGAKUAN MENYAKITKAN
15 BAB 15. AKU TIDAK BERSALAH
16 BAB 16. KEBIMBANGAN JAKSON
17 BAB 17. TERLANJUR KACAU
18 BAB 18. PERDEBATAN ARUNA DAN JAKSON
19 BAB 19. TIDAK SUKA
20 BAB 20. BUKAN ANAKNYA?
21 BAB 21. HAMIL
22 BAB 22. GUGURKAN SAJA
23 BAB 23. KABUT MASA LALU
24 BAB 24. JEBAKAN SANG KAKAK
25 BAB 25. TAMPARAN
26 BAB 26. BUKAN ANAKMU?
27 BAB 27. MUNDUR SELANGKAH
28 BAB 28. RASA HAMPA
29 BAB 29. ANCAMAN
30 BAB 30. HASUTAN HANA PADA RAKA
31 BAB 31. PLOT TWIST
32 BAB 32. KILAS BALIK
33 BAB 33. KEPUTUSAN JAKSON
34 BAB 34. MENCARI TAHU KEBENARAN
35 BAB 35. PERASAAN YANG BERUBAH
36 BAB 36. PARASIT
37 BAB 37. SAKIT HATI
38 BAB 38. BUKAN ADIK KANDUNG
39 BAB 39. BERUBAH-UBAH
40 BAB 40. PESAN MISTERIUS
41 BAB 41. BUKTI?
42 BAB 42. PENOLAKAN
43 BAB 43. PERDEBATAN JAKSON DAN RAKA
44 BAB 44. PERJANJIAN VIERA DAN JAKSON
45 BAB 45. BUKAN ARUNA PELAKUNYA
46 BAB 46. HASIL TES DNA
47 BAB 47. FLASHBACK VERSI JAKSON (18+)
48 BAB 48. BERBICARA EMPAT MATA
49 BAB 49. TOLONG BAHAGIAKAN ARUNA
50 BAB 50. TIDUR BERSAMA
51 BAB 51. TIDUR SERANJANG
52 BAB 52. PERUBAHAN JAKSON
53 BAB 53. DIA MENCINTAIMU
54 BAB 54. MELANCARKAN AKSI
Episodes

Updated 54 Episodes

1
BAB 1. DUKA
2
BAB 2. PERMINTAAN MERTUA
3
BAB 3. BUAH SIMALAKAMA
4
BAB 4. TERPAKSA MENIKAH
5
BAB 5. PERTENGKARAN
6
BAB 6. PENOLAK JAKSON
7
BAB 7. IMPOSSIBLE
8
BAB 8. PEREMPUAN LAIN
9
BAB 9. MERAMPAS LEBIH DAHULU
10
BAB 10. PERASAAN TERPENDAM
11
BAB 11. BAD LIAR
12
BAB 12. PEMBANGKANG
13
BAB 13. JEBAKAN HANA
14
BAB 14. PENGAKUAN MENYAKITKAN
15
BAB 15. AKU TIDAK BERSALAH
16
BAB 16. KEBIMBANGAN JAKSON
17
BAB 17. TERLANJUR KACAU
18
BAB 18. PERDEBATAN ARUNA DAN JAKSON
19
BAB 19. TIDAK SUKA
20
BAB 20. BUKAN ANAKNYA?
21
BAB 21. HAMIL
22
BAB 22. GUGURKAN SAJA
23
BAB 23. KABUT MASA LALU
24
BAB 24. JEBAKAN SANG KAKAK
25
BAB 25. TAMPARAN
26
BAB 26. BUKAN ANAKMU?
27
BAB 27. MUNDUR SELANGKAH
28
BAB 28. RASA HAMPA
29
BAB 29. ANCAMAN
30
BAB 30. HASUTAN HANA PADA RAKA
31
BAB 31. PLOT TWIST
32
BAB 32. KILAS BALIK
33
BAB 33. KEPUTUSAN JAKSON
34
BAB 34. MENCARI TAHU KEBENARAN
35
BAB 35. PERASAAN YANG BERUBAH
36
BAB 36. PARASIT
37
BAB 37. SAKIT HATI
38
BAB 38. BUKAN ADIK KANDUNG
39
BAB 39. BERUBAH-UBAH
40
BAB 40. PESAN MISTERIUS
41
BAB 41. BUKTI?
42
BAB 42. PENOLAKAN
43
BAB 43. PERDEBATAN JAKSON DAN RAKA
44
BAB 44. PERJANJIAN VIERA DAN JAKSON
45
BAB 45. BUKAN ARUNA PELAKUNYA
46
BAB 46. HASIL TES DNA
47
BAB 47. FLASHBACK VERSI JAKSON (18+)
48
BAB 48. BERBICARA EMPAT MATA
49
BAB 49. TOLONG BAHAGIAKAN ARUNA
50
BAB 50. TIDUR BERSAMA
51
BAB 51. TIDUR SERANJANG
52
BAB 52. PERUBAHAN JAKSON
53
BAB 53. DIA MENCINTAIMU
54
BAB 54. MELANCARKAN AKSI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!