Bab 3 Seira Mengulur Waktu

     Sakala benar-benar mempersiapkan persyaratan untuk pengajuan nikah baik di tempat tinggalnya maupun di kedinasan. Perlahan-lahan tapi pasti, satu per satu mulai terpenuhi.

     Baik Syafana maupun Dallas, merasa senang melihat antusias Sakala dalam mempersiapkan pernikahan dengan calon kekasihnya. Semua keperluan pernikahan, mulai dari gedung atas permintaan Seira dan segala tetek bengeknya, Sakala sanggupi.

     Sebagai orang tua, Dallas dan Syafana tidak tinggal diam, mereka ikut andil baik materil maupun immateril. Syafana dan Dallas setuju dengan Sakala, keluarga perempuan tidak perlu menyiapkan apa-apa, mereka hanya ditunggu kehadirannya disaat perhelatan besar itu dilaksanakan.

     "Lalu kapan calon istrimu mau diajak kemari, kami juga ingin kenalan? Bukankah sebelum kami mendatanginya untuk melamar, minimal kami bertemu dengan kekasihmu itu, Ka?" ungkap Syafana.

     Sebulan lagi waktu menuju hari pernikahan akan digelar. Tapi, kekasih Saka masih belum dipertemukan dengan Syafana dan Dallas. Sementara persyaratan untuk menikah termasuk semua administrasi, sudah lengkap dan disetujui.

     "Tentu saja Saka akan memperkenalkan Seira setelah ini. Besok Saka akan bawa calon istri Saka ke rumah," ucap Sakala berbunga-bunga.

     "Kenapa tidak hari ini saja, Ka? Mumpung hari ini Sabtu, Kaka juga kebetulan libur kerja. Papa juga ada di rumah," sela Syafana memberi ide.

     "Tidak, Ma. Hari ini Saka ingin melihat rumah dulu, berapa persen lagi kira-kira rumah itu selesai. Saka ingin memastikan rumah itu seminggu sebelum pernikahan sudah beres dan langsung bisa ditempati," sanggah Sakala.

     "Oh iya, ya. Tapi, mama rasa dalam waktu beberapa hari lagi rumah itu akan selesai, saat ini saja sudah mulai finishing, kan, Pah?" Syafana menoleh ke arah Dallas.

     "Iya betul, Ka. Hari ini sudah mulai finishing, jadi tiga minggu sebelum kalian menikah, rumah itu sudah beres, dan kalian bisa langsung tempati setelah menikah. Sementara waktu tiga minggu itu, bisa kamu gunakan untuk melengkapi perabotan rumah," timpal Dallas.

     Sakala terlihat senang saat mendengar penjelasan sang papa tentang rumahnya yang dibangun beberapa bulan sebelum ia pulang dari satgas di Papua, sudah pada tahap finishing.

     "Sudah finishing? Saka sudah tidak sabar ingin segera melihatnya," balas Saka girang. Betapa tidak, jerih payahnya selama ini rupanya membuahkan hasil. Sakala bisa membangun rumah dan memiliki mobil. Tentu saja itu suatu kebanggaan, menikah lalu membawa istrinya tinggal langsung di rumahnya sendiri.

     "Baiklah, setelah melihat rumah, besok Saka harus bawa dia kemari. Kalau bisa, Mama juga ingin antar dia fitting baju pengantin. Sekalian bisa kenalan dengan orang tua kekasihmu, Ka."

     "Tentu saja, Ma. Saka senang Mama sudah mau menerima Seira dengan senang hati, padahal Mama belum pernah bertemu," ujar Sakala.

     "Pastinya. Masa iya mama tidak senang dengan calon istri pilihan kamu. Mama yakin perempuan yang Saka pilih adalah perempuan yang sangat istimewa, jadi mama tidak akan ragukan lagi untuk menyambutnya dengan senang hati," ungkap Syafana penuh senyum. Sakala lega, sebab dengan begitu ia meyakini, mamanya dengan Seira akan cocok.

***

     "Sei, mama dan papaku besok mengundang kamu ke rumah. Mereka ingin berkenalan denganmu. Kamu bisa, kan?" Sakala mengirimkan pesan WA pada Seira. Sakala berdebar-debar saat menunggu balasan WA dari Seira.

     Namun, sampai satu jam lamanya, Seira masih belum membalas pesan WA darinya, membuat Sakala gelisah.

     "Kenapa Seira belum membalas WA aku? Apakah dia sedang sibuk?" Sakala bertanya-tanya tentang Seira yang sejak tadi belum membalas pesannya.

     "Atau jangan-jangan hari ini ia tiba-tiba masuk kerja?" tanyanya lagi, padahal setahunya hari Sabtu poli yang ditangani Seira libur. Kebetulan Seira berdinas di salah satu Puskesmas di kotanya. "Baiklah, aku akan sabar menunggu balasan WA dari Seira." Akhirnya Saka memutuskan menunggu pesan balasan dari Seira dengan sabar.

     Dua jam kemudian, balasan WA dari Seira baru muncul. Saka sangat gembira.

     "Aku minta maaf, Kak. Besok aku ada penyuluhan di kampung sebelah bersama ibu-ibu hamil. Mungkin minggu depan aku bisa. Sebab minggu depan, aku baru bisa santai dari tugas," balasnya. Sakala tertegun, ia sedikit kecewa dengan balasan Seira.

     "Baiklah tidak apa-apa. Aku tunggu minggu depan." Akhirnya Sakala menerima keputusan Seira yang dinilai waktunya begitu berdekatan dengan hari pernikahan.

***

     "Gimana, Ka? Tiga minggu lagi pernikahan kalian akan digelar. Kalau dia tidak datang kemari dan belum kamu kenalkan, terpaksa kita harus mendatangi rumahnya dan menyerahkan seserahan lamaran ini." Syafana merasa gelisah karena Seira masih belum diperkenalkan dengan dirinya dan Dallas.

     "Mama sabar dulu, Seira bilang dia hari ini mendadak ada tugas ke luar kota dari Puskesmas tempat dia berdinas." Saka memberikan alasan.

     "Baiklah, besok kami tunggu kedatangannya. Tapi, jika besok dia tidak datang, lebih baik kita yang datang untuk menyerahkan seserahan lamaran sekalian melamar Seira," pungkas Syafana yang diangguki Sakala.

Sakala segera menghubungi Seira setelah tadi mendengar keputusan sang mama. Sakala ingin memberitahukan Seira, jika Seira memang sibuk dan belum bisa datang dalam minggu ini, maka pihaknya yang akan mendatangi rumah Seira untuk menyerahkan seserahan dan melamar Seira.

"***Tidak perlu, Kak. Besok aku bisa datang ke rumah orang tua Kak Saka. Besok malam, Kak Saka bisa jemput aku setelah Isya***," balas Seira meyakinkan. Sakala lega dan dia mengabarkan hal ini pada sang mama dan papa.

"Baiklah. Besok kita persiapkan untuk menyambut calon mantu mama dan papa," ujar Syafana gembira.

***

Sementara itu besoknya di kediaman orang tua Seira. Seira sudah berdandan cantik di depan cermin.

"Sei, mau ke mana? Sudah cantik?" Seorang wanita paruh baya menghampiri Seira yang masih duduk di depan meja rias.

"Seira mau bertemu seseorang, Ma," jawab Seira sembari berdiri.

"Bertemu siapa, Sandi?" kerut sang mama merasa heran.

"Iya dong, Ma. Siapa lagi?" jawab Seira berbohong.

"Baiklah. Hati-hati, ya. Kenapa tidak dia saja yang datang ke rumah, ini sudah jam tujuh malam? Tidak biasanya kamu bertemu di jam segini, biasanya Sandi yang ke rumah?" heran sang mama mengerutkan kening dalam.

"Salah satu tantenya Mas Sandi yang datang dari luar kota, ingin bertemu dan kenalan dengan Seira. Seira terpaksa menemuinya. Mas Sandi sebentar lagi juga menjemput. Sudah dulu, ya, Ma. Seira juga mau memanaskan mobil." Seira segera berpamitan pada sang mama, lalu buru-buru keluar dari kamar.

Perempuan paruh baya itu menatap kepergian sang anak bungsu dengan sedikit tidak biasa.

Di luar rumah, perempuan cantik berambut panjang hitam tergerai itu, segera memanaskan mobil, ia segera keluar gerbang. Mobilnya melaju menuju sebuah rumah.

"Untung saja Sakala belum tiba di sini," gumam Seira lega, di depan sebuah rumah, seraya mengawasi mobil Sakala yang masih belum kelihatan.

Sambungannya kalau tidak dini hari, besok pagi, ya. Soalnya bab selanjutnya masih baru akan ditulis. 🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

seira seorang dokter. sakala bucin akut. agak aneh juga sudah mempersiapkan segala printilan pernikahan tapi pacarnya belum dikenalkan ke keluarga sama sekali.

2025-04-30

4

Deeva Satrya

Deeva Satrya

trnyata seira udah punyak cdngn lgi,ksian sakala udah setia setngh mati tp mlh di khianati

2025-04-30

2

Ais

Ais

ya Allah ngak nyangka kelakuan seira binal banget udah ada calon sndr msh aja ngasih harapan sm pria lain yaitu sakala kasihan kamu saka polos banget kamu jalin hubungan sm perempuan yg kamu sndr ngak cr tau lbh detil latar belakang kehidupan dan orangtunya juga keluarganya

2025-04-30

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kembali Ke Tanah Kelahiran
2 Bab 2 Niat Sakala Disambut
3 Bab 3 Seira Mengulur Waktu
4 Bab 4 Mengingatkan Pada Dista
5 Bab 5 Lamaran
6 Bab 6 Merasa Janggal
7 Bab 7 Bertemu Guru Les
8 Bab 8 Fitting Gaun Pengantin
9 Bab 9 Gelisah Menunggu
10 Bab 10 Keluarga Mempelai Perempuan Tidak Datang
11 Bab 11 Alamat Palsu
12 Bab 12 Titik Terang Seira
13 Bab 13 Sedih Berjamaah
14 Bab 14 Mendatangi Disti
15 Bab 15 Negosiasi
16 Bab 16 Tidak Ada Negosiasi
17 Bab 17 Pelaminan Impian Yang Musnah
18 Bab 18 Derita Sakala, Kebahagiaan Seira
19 Bab 19 Dista Bingung
20 Bab 20 Bertemu Lavanya
21 Bab 21 Hutang Minuman
22 Bab 22 Saling Menyalahkan
23 Bab 23 Sudah Jatuh, Tertimpa Tangga Pula
24 Bab 24 Kartu Undangan Arka
25 Bab 25 Lala dan Lavanya
26 Bab 26 Ulang Tahun Lavanya
27 Bab 27 Bunga Yang Unik
28 Bab 28 Bertemu Seira
29 Bab 29 Undangan Elektronik
30 Bab 30 Senada Bak Couple
31 Bab 31 Pernikahan Arka Amara
32 Bab 32 Candaan Maut
33 Bab 33 Permintaan Maaf
34 Bab 34 Lavanya Cuti, Sakala Hampa
35 Bab 35 Kontak Batin
36 Bab 36 Mengantar Amira Berobat
37 Bab 37 Penemuan Sakala
38 Bab 38 Telpon Dari Nomer Asing
39 Bab 39 Postingan WA
40 Bab 40 Antara Dua Gejolak Rasa
41 Bab 41 Pengawal Lala
42 Bab 42 Pertemuan Yang Tidak Diduga
43 Bab 43 Ada Yang Kesal
44 Bab 44 Sepupu Atau Pacar?
45 Bab 45 Jalan Ke Hatimu
46 Bab 46 Cemburu Tapi Bukan Pacaran
47 Bab 47 Ngakunya Kekasih, Padahal Belum Jadian
48 Bab 48 Ngopi Bareng
49 Bab 49 Kehadiran Sakala di Hari Wisuda
50 Bab 50 Iya, Saya Mau A!
51 Bab 51 Kejutan
52 Bab 52 Kepergok
53 Bab 53 Bertemu Seira
54 Bab 54 Oang Tua Sakala Suka Lavanya
55 Bab 55 Akal Bulus Seira
56 Bab 56 Seira Mengarang Cerita
57 Bab 57 Dallas Murka
58 Bab 58 Mendatangi Rumaha Disti
59 Bab 59 Gertak Disti Untuk Dista
60 Bab 60 Permintaan Jadi Pengawal Lagi
61 Bab 61 Sebuah Ungkapan
62 Bab 62 Saya Mau Sih A, Asal ...
63 Bab 63 Panggilan Baru
64 Bab 64 Menjalin Hubungan Baru
65 Bab 65 Sakala Bergerak Lebih Cepat
66 Bab 66 Lupa Pakai Kerudung
67 Bab 67 Pernyataan Serius Sakala
68 Bab 68 Diterima
69 Bab 69 Kata Cinta Pertama Sakala
70 Bab 70 Perkara Cat Yang Membuat Trauma
71 Bab 71 Penentuan Tanggal Pernikahan
72 Bab 72 Dua Lelaki Dengan Nasib Sama Versi Berbeda
73 Bab 73 Menjodohkan Pak Lutfi
74 Bab 74 Seblak Katineung
75 Bab 75 Cetakan Burung Gagak
76 Bab 76 Fitting Baju Pengantin
77 Bab 77 Insiden Saat Tergesa-gesa
78 Bab 78 Maukah Kamu Menikah Denganku?
79 Bab 79 Meminta Bantuan Tante Lila
80 Ban 80 Gemuruh Yang Reda
81 Bab 81 Sah
82 Bab 82 Kebahagiaan Setelah Pernikahan
83 Bab 83 Menjelang Botol Bertemu Tutup
84 Bab 83 Gagal Total
85 Bab 85 Nasi Goreng Cinta
86 Bab 86 Ninu-ninu
87 Bab 87 Ngopi Di Rumah Ayah Lutfi
88 Bab 88 Akhirnya Madu Itu
89 Bab 89 Pagi, Gas Lagi
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Bab 1 Kembali Ke Tanah Kelahiran
2
Bab 2 Niat Sakala Disambut
3
Bab 3 Seira Mengulur Waktu
4
Bab 4 Mengingatkan Pada Dista
5
Bab 5 Lamaran
6
Bab 6 Merasa Janggal
7
Bab 7 Bertemu Guru Les
8
Bab 8 Fitting Gaun Pengantin
9
Bab 9 Gelisah Menunggu
10
Bab 10 Keluarga Mempelai Perempuan Tidak Datang
11
Bab 11 Alamat Palsu
12
Bab 12 Titik Terang Seira
13
Bab 13 Sedih Berjamaah
14
Bab 14 Mendatangi Disti
15
Bab 15 Negosiasi
16
Bab 16 Tidak Ada Negosiasi
17
Bab 17 Pelaminan Impian Yang Musnah
18
Bab 18 Derita Sakala, Kebahagiaan Seira
19
Bab 19 Dista Bingung
20
Bab 20 Bertemu Lavanya
21
Bab 21 Hutang Minuman
22
Bab 22 Saling Menyalahkan
23
Bab 23 Sudah Jatuh, Tertimpa Tangga Pula
24
Bab 24 Kartu Undangan Arka
25
Bab 25 Lala dan Lavanya
26
Bab 26 Ulang Tahun Lavanya
27
Bab 27 Bunga Yang Unik
28
Bab 28 Bertemu Seira
29
Bab 29 Undangan Elektronik
30
Bab 30 Senada Bak Couple
31
Bab 31 Pernikahan Arka Amara
32
Bab 32 Candaan Maut
33
Bab 33 Permintaan Maaf
34
Bab 34 Lavanya Cuti, Sakala Hampa
35
Bab 35 Kontak Batin
36
Bab 36 Mengantar Amira Berobat
37
Bab 37 Penemuan Sakala
38
Bab 38 Telpon Dari Nomer Asing
39
Bab 39 Postingan WA
40
Bab 40 Antara Dua Gejolak Rasa
41
Bab 41 Pengawal Lala
42
Bab 42 Pertemuan Yang Tidak Diduga
43
Bab 43 Ada Yang Kesal
44
Bab 44 Sepupu Atau Pacar?
45
Bab 45 Jalan Ke Hatimu
46
Bab 46 Cemburu Tapi Bukan Pacaran
47
Bab 47 Ngakunya Kekasih, Padahal Belum Jadian
48
Bab 48 Ngopi Bareng
49
Bab 49 Kehadiran Sakala di Hari Wisuda
50
Bab 50 Iya, Saya Mau A!
51
Bab 51 Kejutan
52
Bab 52 Kepergok
53
Bab 53 Bertemu Seira
54
Bab 54 Oang Tua Sakala Suka Lavanya
55
Bab 55 Akal Bulus Seira
56
Bab 56 Seira Mengarang Cerita
57
Bab 57 Dallas Murka
58
Bab 58 Mendatangi Rumaha Disti
59
Bab 59 Gertak Disti Untuk Dista
60
Bab 60 Permintaan Jadi Pengawal Lagi
61
Bab 61 Sebuah Ungkapan
62
Bab 62 Saya Mau Sih A, Asal ...
63
Bab 63 Panggilan Baru
64
Bab 64 Menjalin Hubungan Baru
65
Bab 65 Sakala Bergerak Lebih Cepat
66
Bab 66 Lupa Pakai Kerudung
67
Bab 67 Pernyataan Serius Sakala
68
Bab 68 Diterima
69
Bab 69 Kata Cinta Pertama Sakala
70
Bab 70 Perkara Cat Yang Membuat Trauma
71
Bab 71 Penentuan Tanggal Pernikahan
72
Bab 72 Dua Lelaki Dengan Nasib Sama Versi Berbeda
73
Bab 73 Menjodohkan Pak Lutfi
74
Bab 74 Seblak Katineung
75
Bab 75 Cetakan Burung Gagak
76
Bab 76 Fitting Baju Pengantin
77
Bab 77 Insiden Saat Tergesa-gesa
78
Bab 78 Maukah Kamu Menikah Denganku?
79
Bab 79 Meminta Bantuan Tante Lila
80
Ban 80 Gemuruh Yang Reda
81
Bab 81 Sah
82
Bab 82 Kebahagiaan Setelah Pernikahan
83
Bab 83 Menjelang Botol Bertemu Tutup
84
Bab 83 Gagal Total
85
Bab 85 Nasi Goreng Cinta
86
Bab 86 Ninu-ninu
87
Bab 87 Ngopi Di Rumah Ayah Lutfi
88
Bab 88 Akhirnya Madu Itu
89
Bab 89 Pagi, Gas Lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!