NAYYARA-5.

Seorang wanita nampak sedang gelisah begitu mendengar kabar jika Ratu sudah di temukan, bahkan Ravin sedang menyelidiki masalah ini.

Pengasuh yang bekerja sama dengannya pun sedang dalam pencarian, meskipun pengasuh itu sudah kabur setelah meninggalkan Ratu di jalan sepi tadi.

Wanita itu bernama Tari, adik ipar dari Ravin alias bibinya Ratu, tapi Tari bukan adik kandung dari Mawar Ibu kandung Ratu alias istri Ravin yang sudah meninggal saat Ratu masih berusia 6 bulan.

Mawar meninggal karena sakit, Ayahnya Mawar menikah dengan Ibunya Tari, jadi Tari itu adik tirinya Mawar.

"Bu gimana ini? Ravin sekarang udah ngejar pengasuh itu, gimana kalo kita ketahuan? Nanti yang ada Ravin makin benci sama aku!" Tari mengacak rambut nya frustasi sambil berjalan mondar-mandir.

"Kamu tenang aja dong, kan gak ada bukti kalo kita yang nyuruh pengasuh itu buat buang Ratu di tengah jalan." jawab Ibunya Tari yang bernama Asih.

"Ibu bilang aku harus tenang?! Ibu lupa siapa Ravin, dia pasti bisa selidikin informasi ini sampai ke akar-akar nya! Kalo sampe ketauan kesempatan aku buat jadi istrinya Ravin bisa gagal bu!" Tari berteriak marah, padahal dia sudah yakin dengan rencananya kali ini.

Dari awal Ravin menikah dengan Mawar, Tari memang tidak menyukai hal itu, penyebabnya karena Tari menyukai Ravin, tapi sayang pria dingin itu malah jatuh cinta pada Mawar, bahkan sampai saat ini Ravin belum bisa melupakannya.

"Terus sekarang Ibu juga harus gimana Tari? Kan kamu sendiri yang punya ide buat ninggalin Ratu di jalan sepi itu." Asih jadi ikut kesal, dia hanya mengikuti rencana Tari.

Sejak Mawar meninggal, Tari semakin gencar mendekati Ravin dan berharap bisa menjadi nyonya Ravindra.

Tapi sayang setelah hampir 3 tahun lamanya, Tari tetap tidak bisa menembus hati Ravin.

Ditambah Ravin mengatakan jika dia ingin fokus merawat Ratu, dan jika suatu saat Ravin memiliki istri lagi maka wanita itu adalah wanita yang bisa menyayangi Ratu, tidak seperti Tari yang hanya menginginkan Ravin saja.

Tari bahkan menganggap jika Ratu adalah penghalang dari rencananya, makanya itu dia membenci Ratu di tambah wajah Ratu itu mirip dengan Mawar yang selama ini selalu lebih unggul dibanding Tari.

Intinya Tari menyimpan iri dan dengki pada Mawar, makanya dia ingin merebut apapun yang Mawar miliki.

"Bu, kita harus pikirin cara supaya Ravin gak nemuin bukti itu, atau kalo perlu kita jadiin pengasuh itu kambing hitam." Tari mulai memikirkan cara licik untuk keluar dari masalah ini.

"Kamu bener, sebelum pengasuh itu ngaku kita harus rekayasa buktinya, sekarang kita harus cari simpati Ravin, siapa tau dia jadi tertarik sama kamu." Asih tertawa jahat, dia begitu percaya diri.

Saat ini Ayahnya Mawar sedang bekerja, jadi dia tidak melihat bagaimana sifat asli dari istri dan juga anak tirinya itu.

Ya Asih dan Tari selalu bersikap baik di depan Ayahnya Mawar, namun di belakang jelas berbeda cerita.

"Liat aja Bu, kemarin aku bisa lolos dari laporan orang miskin itu, sekarang bukan hal sulit buat aku bikin pengasuh itu yang jadi pelakunya." ucap Tari penuh percaya diri, Asih ikut angkuh mendengar ucapan anaknya itu.

"Bagus, kalo Ravin udah luluh sama kamu, kalian harus nikah secepatnya dan anak menyebalkan itu harus kita singkirkan juga!" Asih menggebu sekali, dia bahkan tidak peduli pada Ratu seorang anak kecil yang menggemaskan.

"Aku bakal nyingkirin dia untuk pertama kalinya!" Tari tersenyum licik, Ibu dan anak itu tertawa angkuh tidak tau saja mereka jika Ravin bukan orang yang mudah di melalui.

****

Pagi harinya, Leo sudah datang pagi-pagi untuk memberi laporan pada Ravin.

Pria arogan itu tidak akan pergi bekerja karena ingin menemani Ratu putrinya yang masih belum bangun dari tidurnya.

"Pagi Bos." Leo menghampiri Ravin yang sedang duduk di ruang tengah.

"Ada laporan terbaru?" tanya Ravin dingin, Leo duduk di hadapan Ravin.

"Tentu Bos, sesuai dugaan Bos wanita itu mulai merencanakan sesuatu supaya bukti yang asli segera di rekayasa..."

"Pelakunya nanti akan mengarah ke pengasuh itu, padahal jelas pengasuh itu hanya dibayar." Leo menunjukkan rekaman semalam antara Tari dan Asih.

Ya, tanpa keduanya sadari Ravin sudah berada satu langkah di depan mereka.

"Apa mereka menganggap aku bodoh Leo?" suara Ravin terdengar tenang, tapi sebenarnya Leo tau jika Ravin sedang menahan emosinya.

"Saya tidak tau Bos, tapi sepertinya begitu saya pikir Bos terlalu lama mendiamkan mereka jadi mereka berpikir Bos bisa mudah di kelabui." jelas Leo mengutarakan pendapatnya.

Ravin tersenyum miring, dia tau betul niat Tari mendekatinya.

"Kalo begitu kita biarkan mereka bersenang-senang, baru setelah itu mereka akan hancur!" ucap Ravin dingin, ancaman itu bukan hanya gertakan saja.

"Saya mengerti Bos." baru saja Leo menjawab, tiba-tiba terdengar suara tangisan Ratu yang menggema di seluruh mansion.

Ravin tentu saja terkejut, tanpa menunggu lama Ravin langsung menghampiri putri kesayangannya itu di ikuti Leo.

Begitu sampai di kamar Ratu, terlihat wajah gadis kecil itu sembab karena habis menangis.

Ravin mendekat kearah Ratu yang masih menangis, suaranya terdengar serak.

"Ratu sayang..." Ratu menatap Ravin dengan  tatapan galaknya, gadis itu nampak marah.

"Kenapa Latu ada di cini Papa?! Dimana Kakak Nayya? Kemalin Latu di temenin bobonya cama Kakak Nayya!" Ratu marah tapi suaranya terdengar merengek.

"Ini kan rumah Ratu, kata Bu Dokter Ratu harus istirahat di rumah makanya Papa bawa Ratu pulang supaya bisa istirahat." jelas Ravin berbohong, Dokter tidak mengatakan itu justru Ravin sendiri yang membawa Ratu pulang.

"Telus Kakak Nayya nya mana? Kemalin Kakak Nayya cudah janji mau main cama Latu, telus Kakak Nayya juga mau cuapin Latu lagi, kalo ndak ada Kakak Nayya, Latu ndak mau makan." cerocos Ratu merajuk.

Gadis itu sesekali masih menangis karena kepalanya masih sedikit pusing, tapi dia juga ingin bertemu Nayya.

Ravin yang mendengar itu tentu saja menahan emosinya, dia tidak pernah berpikir jika Ratu akan bertanya tentang Nayya.

"Ratu sayang, Kakak Nayya gak bisa datang soalnya dia juga punya urusan sendiri, Kak Nayya harus kerja." Ravin kembali mencari alasan, mata Ratu berkaca-kaca menatap Ravin.

"Papa bohong! Papa pacti malahin Kakak Nayya, jadi Kakak Nayya ndak mau lagi ketemu Latu!"

"HUAAAAAA! PAPA JAHAT, LATU NDAK MAU MAKAN CAMA MINUM OBAT! LATU MAU KETEMU KAKAK NAYYA!"

"Ratu-"

"APA-APAAN INI RAVIN! KENAPA KAMU MEMBUAT CUCU MAMI MENANGIS HAH?!"

"Omaaaa!"

"Aduh Mi, sakit jangan di jewer dong!"

'Ini semua gara-gara wanita itu! Dia pasti sengaja bikin Ratu pengen ketemu lagi sama dia!'

Bersambung........

Terpopuler

Comments

Nurul Chasanah

Nurul Chasanah

kelabui kak bukan melalui/Smile/

2025-05-14

0

Ivii

Ivii

etdah pak duda 1 ini masih nyalahin nayya aja. sabar ya ratu, bapak kamu org nya suudzon melulu. nangis aja lg ratu biar kelimpungan bapak kamu nyariin kakak nayya🤣😅😂

2025-05-14

0

Nurul Chasanah

Nurul Chasanah

masih aja nayya yng di salahkn..awas ja kalau nanti jdi bucin tak ketawain/Joyful//Joyful//Joyful/

2025-05-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!